Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan suatu proyek konstruksi yang dikerjakan oleh
kontraktor sering kali tidak sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan
lain yang tertuang pada dokumen kontrak. Kecenderungan adanya
gejala dimana pencapaian mutu hasil pembangunan baik berupa gedung,
konstruksi jalan dan jembatan, serta bangunan irigasi, tidak konsisten
dengan perencanaan teknis, dimana terlihat dari hasil pembangunan
yang ternyata rentan mengalami kerusakan dan usia ekonomisnya lebih
pendek dari perkiraan rencana semula. .Jika hal ini terjadi tentu yang
dirugikan adalah pemilik modal/owner. Untuk meminimalkan terjadinya
penyalahgunaan, maka dibutuhkan peran seorang pengendali mutu
(QC).
Quality Control (pengendalian mutu) adalah semua usaha
untuk menjamin agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan dan memuaskan konsumen. Tujuan quality control agar
tidak terjadi barang yang tidak sesuai dengan standar mutu yang
diinginkan (second quality) terus-menerus dan bisa mengendalikan,
menyeleksi, menilai kualitas, sehingga konsumen merasa puas dan
perusahaan tidak rugi.
Pengguna jasa konstruksi selalu menuntut adanya Quality
Assurance (QA) dari penyedia jasa konstruksi. QA merupakan kegiatan
yang sistematis dan terencana yang diperlukan untuk memberikan
keyakinan bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan memenuhi
standar mutu. Dengan adanya QA, penyedia jasa konstruksi dituntut
untuk melakukan Quality Control (QC) agar ada kepastian secara
legal/bukti otentik mengenai produk yang dihasilkan sehingga bangunan
yang dipakai aman.
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diproyek
juga harus diperhatikan, khususnya dalam penyelenggaraan proyek
konstruksi terutama bagi pekerja konstruksi masih perlu ditingkatkan
karena sampai saat ini dalam suatu proyek konstruksi pelaksanaan K3
pada pekerja masih belum optimal, selain disebabkan oleh human error
1
2

seperti tersebut diatas, kurang optimalnya pelaksanaan K3 juga


dipengaruhi oleh faktor ketersediaan alat dan penerapan asas tepat guna
alat K3 untuk pekerja konstruksi.
Berkaitan dengan pentingnya QC dan K3 disuatu proyek,
penulis akan memaparkan laporan dengan judul “PENGAMATAN
PELAKSANAAN QUALITY CONTROL dan K3 PEKERJAAN
PONDASI TIANG PANCANG PADA BANGUNAN SATORIA
TOWER SURABAYA”.

B. Tujuan
a) Tujuan Umum
Tujuan umum dari magang kerja ini adalah:
1. Memperkuat keterampilan kerja mahasiswa sekaligus
mempraktekkan langsung ilmu yang telah didapatkan di bangku
kuliah ke dunia kerja apabila ada perbedaan-perbedaan atau
penyesuaian.
2. Mempersiapkan mahasiswa memasuki dunia kerja lebih cepat
dan profesional dalam kondisi kerja yang tentunya tidak terlalu
jauh dengan situasi dunia kerja nantinya.

b) Tujuan Khusus
Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa
program studi S1 Teknik Sipil adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apa saja peranan Quality Control di proyek.
2. Mengetahui perbedaan pelaksanaan pengendalian mutu
pemancangan diproyek dengan pembelajaran diperkuliahan.
3. Mengetahui Implementasi K3 pada pekerjaan pemancangan.

C. Manfaat
Manfaat dari PKL yaitu sebagai berikut :
1. Memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa terutama pada
bidang Quality Control suatu proyek.
2. Memberikan gambaran kepada mahasiswa terhadap profesi yang
akan digeluti nantinya dan Mengetahui penerapan teori-teori
yang selama ini dipelajari kedalam praktek kerja lapangan.
3

3. Menambah pemahaman mahasiswa dalam hal pelaksanaan K3


diproyek terutama penerapannya pada bidang pemancangan.
4

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Anda mungkin juga menyukai