KAJIAN PUSTAKA
A. Proyek
Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks,
sifatnya tidak rutin,memiliki keterbatasan derhadap waktu,
anggaran dan sumber daya serta memiliki spesifikasi sendiri
atas produk yang akan di hasilkan. Dengan adanya
keterbatasan keterbatasan dalam mengerjakan suatu
proyek, maka organisasi proyek sangat di butuhkan untuk
mengatur sumberdaya yang dimiliki agar dapat melakukan
aktivitas aktivitas yang singkronsehingga tujuan proyek
dapat teercapai.
Pengertian proyek menurut beberapa ahli sebagai
berikut:
1. Heizer dan Render (1006:81) menjelaskan bahwa
proyek dapat didefinisikan sebagai sederetan
tugas yang di arahkan pada suatu hasil utama.
2. Nurhayati (2010:4) menjelaskan sebuah proyek
dapat di artikan sebagai upaca atau aktifitas yang
di organisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran,
dan harapan harapan penting dengan
menggunakan anggaran dana serta sumber daya
yang tersedia, yang harus di selsaikan dalam
jangka waktu tertentu.
B. Pengertian Pondasi
Pondasi merupakan struktur bawah dari suatu bangunan
diatas tanah yang bertugas untuk memikul bangunan
diatasnya.Seluruh muatan (beban) dari bangunan,termasuk
beban beban yang bekerja pada bangunan dan berat pondasi
sendiri,harus dipindahkan atau diteruskan oleh pondasi ke
tanah dasar dengan sebaik-baiknya .(Ali Asroni,2010).
5
6
C. Pondasi Dalam
Kategori pondasi dalam yaitu :
1. Penggunaan pondasi dalam sebagai pondasi bangunan
apabila tanah yang berada dibawah dasar bangunan
tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang
cukup untuk memikul berat bangunan beban yang
bekerja padanya (Sardjono HS, 1988).
2. Apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang
cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban
yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari
permukaan tanah kedalaman > 8 m. (Bowles, 1991).
D. Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari
struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer
(menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang
yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang
bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke
tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu,
baja (steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari
bahan ini adalah dipukul, dibor atau di dongkrak ke dalam
tanah dan dihubungkan dengan pile cap (poer). Tergantung
7
a) Pekerjaan persiapan
1. Backhoe ( Ekskavator)
2. Dump Truck
3. Crawler Crane / CC
Hampir semua proyek gedung bertingkat tinggi
menggunakan alat ini, termasuk proyek yang menggunakan
perpindahan barang-barang pada bagian pekerjaan lantai
dasar termasuk pekerjaan pondasi dari PT. Indonesia Pondasi
Raya. Tbk fungsi utamanya adalah sebagai alat lalu lintas
material dari bawah menuju atas atau sebaliknya, misalnya
digunakan saat melakukan pekerjaan pengecoran beton
dengan cara mengangkat beton dengan bucket dari truck mixer
menuju area pengecoran, fungsi lainnya misalnya untuk
mobilisasi besi tulangan ke area pekerjaan. Selain itu, Crawler
Crane juga digunakan untuk mengangkat pipa tremi dan
chasing pada saat pengeboran. Pada proyek ini di gunakan 2
jenis Crowler Crane yaitu CC 01 dan CC 02. Jenis alat berat ini
bersifat mobile atau bisa berpindah tempat sehingga tidak
memerlukan pondasi khusus, seperti terlihat pada gambar 2.4.
25
4. Mesin Bor,
Pada proyek hundred residence ini menggunakan dua jenis
mesin bor, yaitu Mesin Bor Bauer BG 20 H dan Mesin Bor
Zoom Lion ;
5. Total Station
Total Station dipakai untuk mengukur sekaligus
menentukan letak posisi pengeboran bored pile, primary pile
dan seconday pile. Alat ini di gunakan untuk penetuan titik
dari elevasi lapangan sesuai gambar rencana proyek, seperti
terlihat pada gambar 2.7.
6. GeneratorSet
Generator set adalah suatu mesin (motor) diesel yang
berfungsi sebagai penggerak motor listrik (dinamo) sehingga
dapat menghasilkan tenaga listrik. Energi listrik yang berasal
dari generator di sini digunakan untuk power supply yang
melayani berbagai keperluan seperti: kebutuhan listrik alat
concrete vibrator, travo las listrik, bar bender, bar cutter,
penerangan proyek, kebutuhan listrik kantor, dan sebagainya.
Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran dalam atau
disebut dengan motor bakar, ditinjau dari cara memperoleh
energi termalnya (energi panas).
7. Hydraulic Jacking
Hydraulic Jacking adalah suatu sistem pemancangan
pondasi tiang yang pelaksanaannya ditekan masuk ke dalam
tanah dengan menggunakan dongkrak hidraulis yang diberi
beban counterweight sehingga tidak menimbulkan getaran dan
gaya tekan dongkrak lansung dan dapat dibaca melalui
manometer sehingga gaya tekan tiang dapat diketahui tiap
menacpai kedalaman tertentu. Sebelum dilakukan
pemancangan dengan jack-in terlebih dahulu dilakukan
tes sondir dan boring. Dari hasil tes sondir tersebut, rata-rata
kedalaman tanah kerasnya akan diketahui yang kemudian
dibandingkan dengan perencanaan panjang dan kedalaman
tiang. Selain memiliki keunggulan yang disebutkan diatas, alat
ini juga mampu memancang pondasi dengan berbagai ukuran
mulai dari 200200 mm sampai dengan 500500 mm atau juga
dapat untuk spun pile dengan diameter 300 sampai dengan 600
mm. Mobilisasi alat ini cukup mudah dan pada jack in pile
tidak mungkin terjadi keretakan pada kepala tiang seperti
pada sistem pemancangan dan juga tidak mudah terjadi
necking seperi pada sistem bore-pile
29
2. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjan yang berhubungan : Kontraktor bertanggung jawab
atasfasilitas-fasilitas yang berkepentingan untuk pekerjaan ini
seperti jalan- jalan di proyek, tempat penumpukan tiang, galian
pada setiap titik,perlindungan terhadap fasilitas-fasilitas
yang telah ada seperti pipa air,kabel telepon, kabel listrik,
pipa gas, saluran-saluran umum dan fasilitas-fasilitas lainnya
baik yang berada di lokasi proyek maupun di lokasi
yangbersebelahan dengan proyek.
b. Pekerjaan yang termasuk:
c. Pekerjaan tiang pancang harus tersiri dari hal hal berikut:
1) Penyediaan tiang pondasi dari beton precast.
2) Pengadaan perlengkapan termasuk tenaga kerja
3) Pemancangan tiang pondasi
4) Percobaan test pembebanan tiang ( PDA Test)
5) Penyerahan semua data seperti ditentukan dalam
spesifikasi dan seperti yang diminta oleh Engineer
6) Pemotongan kelebihan panjang dari tiang
3. Jaminan Mutu
a. Standard standard semua bahan dan pengerjaan
harus sesuai dengan standard berikut:
1) PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
2) 2 SK SNI 03-2847-2002 : Tata Cara Penghitungan
Struktur Beton UntukBangunan Gedung
3) SNI 0192-83 : Mutu dan Cara Uji Elektroda Las
Terbungkus BajaKarbon Rendah.
4) ASTM A-416 : Standard Specification for Uncoated
Seven Wire StressRelieved Steel Strand For
Prestressed Concrete.
5) ASTM A-82 : Standard Specification for Cold Drawn
Steel Wire For Concrete Reinforcement.
31
b. Jaminan Pabrik
Produksi harus secara teratur dan terus menerus serta
pengiriman bahan-bahan harus dari jenis yang sesuai
seperti disyaratkan.
c. Jaminan Pekerja
d. Pesyaratan Lapangan
6. Kondisi Kerja
7. Bahan
8) panjang tiang
9) Jenis alat pukul ( Hammer type )
10) Sambungan yang dipakai, jumlah dan jenisnya (
kalau ada sambungan )
11) Waktu / saat mulai dan waktu selesai pemancangan
12) Jumlah pukulan dan rata-rata set tiap 0.5 meter
13) Tinggi jatuh yang sebenarnya ( actual ram stroke )
14) Semua informasi lain seperti yang disyaratkan
Engineer.
15) Metoda pengukuran set dan rebound harus disetujui
oleh Engineer
g. Kepala Tiang
1) Setelah pemancangan selesai dilaksanakan,
Kontraktor wajib untuk memotong kelebihan
panjang tiang pancang sedemikian sehinggapanjang
stek tulangan setelah pemotongan kepala tiang
minimum 40 diameter tulangan tiang pancang
terbesar, sebagai pengikat ke poor ( pile cap ).Setelah
pemancangan selesai, Kontraktor harus segera
melanjutkandengan memeriksa level dan mencatat
posisi-posisi tiang secara detaildan akurat serta
membandingkannya dengan posisi yang
dicantumkanpada gambar denah tiang. Kontraktor
harus menyediakan surveyor dilapangan untuk
pekerjaan tersebut
2) Stek tulangan tiang setelah permotongan kepala tiang
( panjangminimum 40 diameter ) harus dalam
keadaan bersih, lurus dan baik.
3) Kepala tiang setelah dipotong harus dibersihkan
dengan sikat kawat.4 Batas pemotongan kepala tiang
harus tepat sesuai dengan petunjuk/gambar.
h. Sambungan dan Pengelasan
39
d. Beton
Sesuai dengan SNI 03-1974-1990
41
e. Baja
1) Baja tulangan untuk sambungan tiang pancang beton
pracetak harus mempunyai tegangan leleh minimum
410 MPa (BJ 55), bebas dari korosi dan kotoran yang
menempel pada baja.
2) Selubung untuk sambungan tiang dibuat dari baja
yang mempunyai tegangan leleh minimum 210 MPa
(BJ 34).
42
f. Las
Bahan Bahan las yang digunakan harus sesuai dengan
bahan dasar elemen struktur baja yang akan disambung
(seperti BJ 32, BJ 51 atau BJ 52) untuk memastikan bahwa
sambungan dapat dipertanggungjawabkan dan
merupakan kawat las berselaput hidrogen rendah. Bahan
las (kawat las) harus disimpan dalam keadaan kering di
dalam tempat yang tertutup. Jika kaleng atau tempat telah
dibuka, maka kawat las harus segera digunakan. Pada
penyambungan tiang pancang dibutuhkan kawat las yang
sesuai agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Elektroda E 60XX digunakan untuk mengelas baja karbon
yang mengandung unsur karbon hingga 0,3% (yang
termasuk baja ini adalah baja-baja struktur seperti baja-baja
profil, baja batangan dan baja pelat). Elektroda E 70XX
aplikasinya lebih luas dari seri E 60XX.