Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS JEMBER KODE

FAKULTAS TEKNIK DOKUMEN


PRODI S1 TEKNIK LINGKUNGAN
F1.03.07
LEMBAR KERJA MAHASISWA 1
Dosen Pengampu Mata kuliah : Paksitya Purnama Putra, ST., MT.;
Luthfi Amri Wicaksono, ST., MT
Pokok Bahasan : Tahapan Pendirian Bangunan
Model Pembelajaran : Individual Learning

IDENTITAS MAHASISWA
Nama Nor Kholifah Widyantari
NIM 221910601069
Pertemuan Ke 1
Hari/Tanggal Senin/27-Februari-2023

BAHAN DISKUSI

Baca modul Tahapan Pembangunan Gedung yang telah diupload pada MMP, dan jawablah
beberapa pertanyaan dibawah ini.
1. Gambarkan dan Jelaskan secara detail tahapan pembangunan Bangunan Gedung
Negara.
2. Bagaimanakah tahapan pada proses Perencanaan Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung, Jelaskan!
3. Pelaksanaan konstruksi pembangunan Bangunan Gedung, dapat dikelompokkan dalam
2(dua) tahapan proses. Sebutkan, dan menurut anda, tahap mana yang paling
menentukan hasil pelaksanaan konstruksi.
4. Jelaskan perbedaan pengawasan teknis pembangunan Bangunan Gedung yang
dilakukan oleh penyedia jasa pengawas dan oleh penyedia jasa manajemen konstruksi,
serta apa kriteria pembangunan Bangunan Gedung pengawasan teknisnya harus
dilakukan menggunakan manajemen konstruksi.
5. Setelah pelaksanaan konstruksi pembangunan, akan dilaksanakan Pelaksanaan
Pemeliharaan. Apa maksud pemeliharaan ini? Siapa yang melakukan pemeliharaan?
Dan mengapa pemeliharaan dilaksanakan oleh pihak tersebut?

HASIL DISKUSI
1. Tahapan pembangunan bangunan Gedung negara merupakan urutan proses yang
sangat penting dan saling berhubungan dengan pemenuhan persyaratan administrasi
dan teknis Bangunan Gedung Negara, agar bangunan gedung negara memiliki fungsi
fungsional, memenuhi keselamatan bangunan, dan proses penyelenggaraan
pembangunan dilaksanakan secara tertib, efektif, efisien, hemat, tidak berlebihan, dan
ramah lingkungan.
Tahapan Pembangunan Bangunan Gedung Negara sendiri terdiri dari beberapa tahapan
antara lain:
A. Persiapan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Persiapan pembangunan gedung negara merupakan tahap penyusunan rencana
kegiatan pembangunan oleh instansi pengguna anggaran, baik
kementerian/lembaga pemerintah pusat maupun satuan kerja pemerintah daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota. Pada tahap persiapan ini, bantuan teknisnya diberikan
oleh instansi teknis (belum ada pengelola teknis yang ditunjuk). Dan harus
memiliki status lahan/ mendapatkan izin lokasi. Pada persiapan pembangunan
bangunan Gedung negara memiliki beberapa tahapan yang harus dilakukan
diantaranya yaitu:
1. Penyusunan Rencana Kebutuhan
2. Penyusunan Rencana Pendanaan
3. Penyusunan Rencana Penyediaan Dana
4. Penyiapan Kegiatan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
B. Perencanaan Teknis Bangunan Gedung Negara
Perencanaan teknis Bangunan Gedung Negara merupakan tahap awal kegiatan
Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Perencanaan Teknis Bangunan Gedung
Negara, perlu memperhatikan proses perencanaan yang menjamin pelaksanaan
konstruksi fisik yang diharapkan; tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya serta
terhindar dari resiko kegagalan bangunan. Pada tahapan ini kita harus memiliki
surat izin mendirikan suatu bangunan. Dalam proses perencanaan teknis Bangunan
Gedung Negara, melalui tahapan diantaranya seperti:
1. Konsepsi perancangan
2. Pra-rancangan
3. Pengembangan rancangan
4. Rancangan detail.
C. Pelaksanaan Kontruksi Bangunan Gedung Negara
Pelaksanaan Konstruksi bangunan gedung negara dilakukan oleh penyedia jasa
Pelaksana Konstruksi, sesuai ketentuan peraturan dan per-Undang-undangan.
Pelaksanaan konstruksi merupakan tahap perwujudan dokumen perencanaan
menjadi bangunan gedung yang siap digunakan/dimanfaatkan. Pada pelaksanaan
kontruksi bangunan Gedung negara memiliki beberapa jenis diantara:
1. Pelaksanaan konstruksi sampai dengan serah terima pertama/provisional hand
over (PHO) pekerjaan
2. Pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan konstruksi sampai dengan serah terima
kedua/final hand over (FHO) pekerjaan.
D. Pengawasan Teknis Bangunan Gedung Negara
Pengawasan teknis pembangunan bangunan gedung negara merupakan kegiatan
pengawasan teknis terhadap pelaksanaan pembangunan Bangunan Gedung Negara.
Pengawasan teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara dilakukan dalam
bentuk kegiatan pengawasan, atau manajemen konstruksi. Pada tahapan ini
terdapar beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh pengawas teknis bangunan
Gedung negara diantaranya yaitu:
1. Pengawasan teknis pelaksanaan konstruksi
2. Manajemen konstruksi pembangunan.
E. Pendaftaran Bangunan Gedung Negara
Setelah bangunan tersebut dibangun dan bangunan tersebut dalam kondisi yang
baik maka harus segera didaftarkan agar memiliki sertifikat layak fungsi dari
pemerintaha. Sesuai dengan ayat (8) pasal 5 Peraturan Pemerintah No. 36 tahun
2005 tentang penjelasan Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang No. 28 tahun
2002 tentang Bangunan Gedung dan pasal 13 Peraturan Pemerintah No. 40 tahun
1994 tentang Rumah Negara, bahwa Bangunan Gedung dan Rumah Negara yang
sudah selesai dibangun harus didaftarkan oleh Kepala Satuan Kerja
Kementerian/lembaga kepada Menteri Pekerjaan Umum c.q. Direktur Penataan
Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan
Umum. Sebelum memulai mendaftarkan pastinya melalui beberapa tahapan
terlebih dahulu yaitu:
1. Tujuan Pendaftaran Bangunan Gedung Negara
2. Sasaran dan Metode Pendaftaran Bangunan Gedung Negara
3. Pelaksanaan Pendaftaran Bangunan Gedung Negara
4. Produk Pendaftaran Bangunan Gedung Negara

2. Perencanaan teknis Bangunan Gedung Negara merupakan tahap awal kegiatan


Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Perencanaan Teknis Bangunan Gedung
Negara dilaksanakan setelah DIPA Pembangunan Bangunan Gedung Negara diterima
oleh masing masing instansi K/L/SKPD selaku pengguana anggaran. Perancanaan
teknis bangunan Gedung negara harus melalui beberapa tahapan diantaranya:
a. Konsepsi Perencanaan Teknis
Pada tahapan ini terdapat beberapa kegiatan yang harus dilakukan yaitu
1. Persiapan perancangan, pada tahap ini memuat kegiatan pemeriksaan
seluruh data dan informasi, membuat analisi, serta mengolah data.
2. Penyusunan program perancangan, pada tahap ini memuat konsep
organisasi, jumlah dan kualifikasi rim perencana, metode pelaksanaan
perencanaan, dan tanggung jawab, serta waktu perencanaan.
3. Penyusunan konsepsi rancangan, pada tahap ini memuat dasar pemikiran
dan pertimbangan perancangan, program ruang, organisasi hubungan ruang
dan skematik rencana teknis
Dari tahapan-tahapan tersebut menghasilkan hasil yang dapat digunakan
untuk membantu penggunaan jasa dalam memperoleh gambaran atas
konsepsi rancangan dan mendapatkan gambaran pertimbangan yang
digunakan untuk melakukan perancangan.
b. Pra-Rancangan
Manfaat dari penyusunan pra-rancangan, dapat digunakan untuk pertama
membantu pengguna jasa dalam memperoleh pengertian yang tepat atas
program dan konsep rancangan yang telah dirumuskan konsultan perencana;
kedua mendapatkan pola dan gubahan bentuk rancangan yang tepat, waktu
pembangunan yang paling singkat, serta biaya yang paling ekonomis; ketiga
memperoleh kesesuaian pengertian yang lebih tepa tatas konsepsi perencanaan
dan perancangan serta pengaruhnya terhadap kelayakan lingkungan; keempat
menunjukkan keselarasan dan keterpaduan konsep perencanaan dan
perancangan terhadap ketentuan rencana tata kota dalam rangka perizinan
sampai mendapatkan keterangan rencana kota/kabupaten, keterangan
persyaratan bangunan dan lingkungan, dan penyiapan kelengkapan permohonan
IMB sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah daerah setempat.
Pada tahapan pra-rancangan, penyedia jasa perencana teknis harus
menghasilkan:
1. Pola, gubahan, dan bentuk arsitektur yang diwujudkan dalam gambar
(massa, denah, tampak, potongan, dan perspektif/visualisasi trimatra)
2. Nilai fungsional dalam bentuk diagram
3. Aspek kualitatif serta aspek kuantitatif yang disajikan, baik dalam bentuk
laporan tertulis maupun gambar-gambar seperti: perkiraan luas lantai,
informasi penggunaan bahan, system kontruksi dan biaya dan waktu
pelaksanaan pembangunan.
c. Pengembangan Rancangan
Dalam tahap ini penyedia jasa perencana teknis harus melakukan kegiatan yang
menghasilkan produk sesuai dengan tahapannya serta harus
mempertimbangkan beberapa aspek diantaranya:
1. Pengembangan arsitektur bangunan Gedung
2. sistem konstruksi/struktur bangunan dan sistem utilitas dengan
mempertimbangkan kelayakan dan kelaikan, baik terpisah maupun secara
terpadu
3. penggunaan bahan bangunan secara garis besar dengan mempertimbangkan
nilai manfaat, ketersediaan bahan, konstruksi, nilai ekonomi, dan rantai
pasok;
4. perkiraan biaya konstruksi berdasarkan sistem bangunan yang disajikan
dalam bentuk gambar, diagram sistem, dan laporan tertulis.
Manfaat dari pengembangan rancangan hasil tersebut dapat digunakan sebagai
pertama kepastian dan kejelasan ukuran serta wujud karakter bangunan secara
menyeluruh, pasti dan terpadu; kedua mematangkan konsepsi rancangan secara
keseluruhan, terutama ditinjau dari keselarasan system yang terkandung
didalamnya baik dari segi kelayakan dan fungsi, estetika, waktu dan ekonomi
bangunan; yang ketiga sebagai penyusunan rencana/rancangan detail
d. Penyusunan Rancangan Detail
Penyedia jasa penyedia perencana teknis harus menghasilkan rancangan detail
yang meliputi:
1. gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas dan lanskap yang
sesuai dengan gambar rencana yang telah disetujui
2. Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
3. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan
konstruksi/Engineering Estimate (EE)
4. Laporan akhir perencanaan.
Manfaat hasil Rancangan detail dapat digunakan sebagai dokumen teknis pada
dokumen lelang konstruksi fisik.
e. Penyusunan laporan akhir perencana teknis dan hal lain yang berkaitan dengan
perencanaan teknik bangunan gedung negara
Penyedia jasa perencana teknis Bangunan Gedung Negara, juga diwajibkan
untuk menyusun laporan akhir pekerjaannya, yang terdiri atas:
1. dokumen perencanaan
2. laporan hasil pelelangan
3. laporan penyelenggaraan paket lokakarya value engineering, dalam hal
terdapat kegiatan value engineering
4. surat penjaminan atas kegagalan bangunan dari penyedia jasa perencanaan
konstruksi
5. laporan akhir pengawasan berkala termasuk perubahan perancangan.

3. Pelaksanaan konstruksi pembangunan Bangunan Gedung terbagi menjadi 2 tahapan


dalam proses nya yaitu:
- Pelaksanaan Konstruksi sampai dengan serah terima pertama/provisional hand
over (PHO) pekerjaan
Pelaksanaan konstruksi merupakan perwujudan hasil perencanaan teknis dalam
bentuk wujud fisik bangunan gedung negara di lapangan.
- Pelaksanaan Pemeliharaan pekerjaan konstruksi sampai dengan serah terima
kedua/final hand over (FHO) pekerjaan.
Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan atas hasil
pelaksanaan konstruksi fisik dalam rangka pemanfaatan bangunan gedung. Dalam
pemeliharaan konstruksi, penyedia jasa pelaksanaan konstruksi berkewajiban
memperbaiki segala cacat atau kerusakan dan kekurangan yang terjadi selama masa
konstruksi.
Menurut saya tahapan yang menentukan hasil pelaksanaan konstruksi yaitu pada
Pelaksanaan Pemeliharaan pekerjaan konstruksi sampai dengan serah terima
kedua/final hand over (FHO) pekerjaan, karena pada tahap itulah yang menentukan
kondisi bangunan tersebut apakah benar benar bagus sesuai rencana awal tanpa ada
cacat sedikit pun sehingga tidak perlu melakukan tahap perbaikan atau tidak
sehingga bangunan yang telah dibangun benar benar layak untuk digunakan oleh
sang owner.
4. perbedaan pengawasan teknis pembangunan Bangunan Gedung yang dilakukan oleh
penyedia jasa pengawas dan oleh penyedia jasa manajemen konstruksi antara lain
- Pengawasan teknis pembangunan bangunan Gedung negara yang dilakukan oleh
penyedia jasa pengawas teknis melakukan beberapa kegiatan seperti:
a. memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan
dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan
b. mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi serta pemeriksaan
kelaikan fungsi bangunan
c. pemeriksaaan kelaikan fungsi bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf b meliputi pemeriksaan kesesuaian fungsi, persyaratan tata bangunan,
keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan, terhadap izin
mendirikan bangunan gedung yang telah diberikan dan kesesuaian terhadap
pelaksanaan konstruksi di lapangan
d. mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan
laju pencapaian volume/realisasi fisik
e. mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan
yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi
f. menyelenggarakan rapat lapangan secara berkala, membuat laporan mingguan
dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasil rapat lapangan,
laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh
pelaksana konstruksi
g. meneliti gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang diajukan oleh
pelaksana konstruksi
h. meneliti gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (As Built
Drawings) sebelum serah terima I (PHO)
i. menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima I (PHO), mengawasi
perbaikannya pada masa pemeliharaan, dan menyusun laporan akhir pekerjaan
pengawasan
j. menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, berita acara
pemeliharaan pekerjaan, dan serah terima I (PHO) dan II (FHO) pelaksanaan
konstruksi sebagai kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan
konstruksi
k. bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan menyusun petunjuk
pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung
l. membantu pengelola kegiatan dalam menyusun Dokumen Pendaftaran,
penyiapan kelengkapan dokumen Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah
Kabupaten/Kota setempat
- Sedangkan Pengawasan teknis pembangunan bangunan Gedung negara yang
dilakukan oleh penyedia jasa manajemen konstruksi melakukan beberapa kegiatan
seperti:
a. memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan
dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan
b. mengawasi pemakaian bahan, peralatan, metode pelaksanaan, ketepatan waktu,
dan biaya pekerjaan konstruksi
c. mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan
laju pencapaian volume/realisasi fisik
d. mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan
yang terjadi selama pekerjaan konstruksi
e. menyelenggarakan rapat lapangan secara berkala, membuat laporan mingguan
dan bulanan pekerjaan manajemen konstruksi, dengan masukan hasil rapat
lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi fisik
yang dibuat oleh pelaksana konstruksi
f. menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan
pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan konstruksi
g. meneliti gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang diajukan oleh
pelaksana konstruksi
h. meneliti gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (As Built
Drawings) sebelum serah terima I
i. menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima I, dan mengawasi
perbaikannya pada masa pemeliharaan
j. bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan menyusun petunjuk
pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung
k. menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah terima pertama,
berita acara pemeliharaan pekerjaan dan serah terima kedua pekerjaan
konstruksi, sebagai kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan
konstruksi
l. membantu pengelola kegiatan dalam menyusun Dokumen Pendaftaran
m. membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan dokumen
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Kabupaten/Kota setempat
kriteria pembangunan Bangunan Gedung pengawasan teknisnya harus
dilakukan menggunakan manajemen konstruksi antara lain:
a. klasifikasi tidak sederhana dengan ketentuan jumlah lantai di atas 4 (empat)
lantai dan dengan luas bangunan minimal 5.000 m2
b. klasifikasi khusus
c. melibatkan lebih dari satu penyedia jasa, baik perencanaan maupun
pelaksana konstruksi
d. dilaksanakan lebih dari satu tahun anggaran (multiyears contract).

5. Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan atas hasil pelaksanaan
konstruksi fisik dalam rangka pemanfaatan bangunan gedung.
Dalam pemeliharaan konstruksi,pihak penyedia jasa pelaksanaan konstruksilah yang
berkewajiban memperbaiki segala cacat atau kerusakan dan kekurangan yang terjadi
selama masa konstruksi. Apabila tidak ditentukan lain dalam kontrak kerja pelaksanaan
konstruksi Bangunan Gedung Negara, masa pemeliharaan konstruksi paling sedikit 6
(enam) bulan terhitung sejak serah terima pertama/provisional hand over (PHO)
pekerjaan konstruksi.
Masa pemeliharaan konstruksi diakhiri dengan serah terima kedua/final hand over
(FHO) pekerjaan konstruksi yang dilampiri dengan berita acara pelaksanaan
pemeliharaan.
Masa pemeliharaan konstruksi dilakukan oleh pihak penyedia jasa pelaksana
konstruksi supaya dana yang digunakan selama konstruksi cair sepenuhnya karena
dana tersebut sebagai jaminan untuk kedepannya jikalau terdapat kerusakan pada
Gedung yang dibangun pihak penyedia jasa pelaksanaan konstruksi dapat
memperbaiki, bila masa pemeliharaan berakhir maka owner dari bangunan tersebut
dapat membayar dari sisa dana yang belum dicairkan ke pada penyedia jasa pelaksana
konstruksi

RUBRIK PENILAIAN

Nama Matakuliah/Kode :
Nama Mahasiswa :
NIM :

Kriteria Pers Nilai


Aspek 0-49 50-59 60-69 70-79 80-100 entas
e
(1) (2) (3) (4) = (2)*(3)
Ketepatan Terlambat Terlambat 5 Terlambat 4
Terlambat 3 Terlambat 2 30%
Waktu 6-10 menit dari menit dari menit dari
menit dari menit hingga
Pengumpulan waktu yang waktu yang waktu yang
waktu sesuai waktu
Tugas ditentukan ditentukan ditentukan
yang yang
ditentukan ditentukan
Analisa Semua 1 persoalan 2 persoalan 3 persoalan Semua 70%
persoalan dan persoalan tidak dianalisa dianalisa dianalisa persoalan
ketepatan hasil dianalisa dengan baik dengan baik dengan baik dianalisa
dengan baik dengan dengan dengan dengan baik
dengan jawaban yang jawaban yang jawaban yang dengan
jawaban yang tepat. tepat. tepat. jawaban yang
tidak tepat. tepat.
Jumlah Nilai

Anda mungkin juga menyukai