Anda di halaman 1dari 17

UJI KOMPETENSI

FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /


KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA

Skema Sertifikasi : Perancang Lanskap Madya


Kualifikasi : Ahli – Jenjang 8
Nama Asesi :
NIK Asesi :
Tgl. Asesmen :
TUK :
Nama Asesor :
PETUNJUK / INSTRUKSI
• Buatlah presentasi berdasarkan pengalaman anda dalam
melaksanakan pekerjaan di Proyek Konstruksi sebagai Perancang
Lanskap Madya
• Materi yang disampaikan singkat dan padat
• Lampirkan foto/dokumen/gambar dalam slide presentasi ini sebagai
pendukung dalam presentasi anda
• Waktu untuk presentasi di hadapan Asesor ± 15 Menit
• Asesor akan menggali Kompetensi Asesi melalui pertanyaan untuk
Mendukung Tugas Praktik Demonstrasi
SUBSTANSI PRESENTASI
1. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (SMK3L)
2. Menerapkan Komunikasi di Tempat Kerja
3. Melaksanakan Pekerjaan Persiapan
4. Mengumpulkan Data
5. Melakukan Analisis
6. Membuat Rancangan Lanskap
7. Membuat Dokumen Teknis
8. Membuat Laporan Perancangan
9. Melakukan Pengawasan Implementasi Rancangan Secara Berkala
• Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)

o Penerapan SMK3 merupakan salah satu cara untuk menjamin konsistensi dan efektifitas perusahaan dalam
mengendalikan sumber bahaya, dapat meminimalkan resiko, mengurangi dan mencegah kecelakaan dan penyakit
akibat kerja serta memaksimalkan efisiensi perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas
perusahaan, untuk memacu peningkatan daya saing barang dan jasa.
o Tujuan dari SMK3 adalah untuk menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja degan
melibatkan usur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi, dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan, dan penyakit kerja, serta tercipta tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.
o Komunikasi meliputi komunikasi internal antar bagian maupun sesama bagian dalam struktur organisasi
perusahaan maupun komunikasi eksternal dengan pihak lain seperti kontraktor, pemasok, pengunjung, tamu dan
masyarakat luas maupun pihak ketiga yang bekerja sama dengan perusahaan berkaitan dengan K3.
• Menerapkan Komunikasi di Tempat Kerja
Guna menjamin penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja atau sistem manajemen keselamatan
konstruksi, maka perusahaan wajib Menyusun sistem komunikasi untuk mendukung palaksanaan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang baik di tempat kerja. Komunikasi keselamatan dan kesehatan kerja meliputi komunikasi
internal antar bagian maupun sesame bagian dalam struktur organisasi perusahaan, maupun komunikasi eksternal dengan pihak
lain seperti kontraktor, pemasok, pengunjung, tamu dan masyarakat luas maupun pihak ketiga yang bekerjasama dengan
perusahaan.
Dalam melaksanakan komunikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang termasuk dalam komunikasi internal adalah sebagai
berikut:
1. Komitmen Perusahaan terhadap penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Program-program yang berkaitan dengan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.
4. Prosedur kerja, instruksi kerja, diagram alur proses kerja serta material/bahan/alat/mesin yang digunakan dalam proses
kerja.
5. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan aktivitas peningkatan berkelanjutan lainnya.
6. Hasil-hasil investigasi terhadap kecelakaan kerja.
7. Perkembangan aktivitas pengendalian bahaya di tempat kerja 8
8. Perubahan-perubahan manajemen perusahaan yang mempengaruhi penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Prosedur komunikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu persyaratan dalam membangun
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang menyatakan bahwa organisasi harus
membangun, menerapkan dan memelihara prosedur untuk:
1. Komunikasi internal antar bergbagai tingkatan dan fungsi dalam organisasi.
2. Komunikasi dengan kontraktor dan pengunjung lain yang berada di lokasi tempat kerja.
3. Menerima, mendokumentasikan dan menanggapi komunikasi terkait dengan pihak luar.
Secara umum Prosedur Komunikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja mengatur beberapa hal sebagai berikut:
4. Jenis Komunikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Umum/Khusus)
5. Jenis Informasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Internal/eksternal)
6. Media komunikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
7. Pelaksanaan Komunikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
8. Umpan balik dan tanggapan
Media Komunikasi K3 di tempat Kerja
• Melaksanakan Pekerjaan Persiapan

Menurut Ilham (2009) proses perencanaan (planning) dan perancangan


(design) dapat dijelaskan melalui tahapan berikut:
• Persiapan
Dilakukan perumusan tujuan, program, informasi mengenai keinginan
dan pembuatan kesepakatan (kontrak). Penyiapan sumber daya, bahan dan alat
untuk keperluan lapang (field) maupun di ruang kerja atau studio (desk).
Kegiatan yang dilakukan dalam proses persiapan antara lain jadwal kerja
kegiatan perencanaan, rencana biaya pelaksanaan kegiatan perencanaan dan
produk perencanaan yang akan dihasilkan.
• Tahap Pengumpulan Data

1) Kondisi Fisik Area yang Direncanakan Sebelum merencanakan perancangan lansekap jalan di
suatu area, perlu diadakan survei lapangan untuk mengumpulkan data-data fisik area tersebut,
antara lain situasi lapangan dan kondisi fisik yang ada saat itu, seperti :
(1) Pengukuran topografi terbatas yang mencakup data ketinggian, lereng dan luas area yang akan dihijaukan.
(2) Pengamatan terhadap :
a). Keadaan Tanah, mencakup tekstur, struktur, kesuburan, pH dan jenis tanah.
b). Kesesuaian vegetasi, berdasarkan bentuk, fungsi dan habitat. Data lapangan ini sangat berguna sebagai bahan pertimbangan
untuk membuat perencanaan lansekap terutama dalam menentukan elemen-elemen lansekap yang akan digunakan dan cara
pemeliharaan yang akan diterapkan.
2) Kondisi Lingkungan di Sekitar Area. Kondisi lingkungan di sekitar area penting untuk diamati agar
dapat direncanakan suatu lansekap yang serasi, indah dan sesuai dengan lingkungan disekitarnya.
Hal ini dimaksudkan agar suasana yang ditimbulkan setelah direncanakan dan dibangunnya
lansekap di area tersebut menjadi segar, sejuk dan dapat memenuhi fungsi estetika, keamanan
dan kenyamanan. Data Instansi, mencakup :
(1) Peta penggunaan lahan di wilayah studi yang akan direncanakan.
(2) Peta/data sumberdaya alam (tanah, air dan vegetasi).
(3) Data iklim (temperatur, curah hujan, dan kelembaban udara)
• Tahap Analisis
Pekerjaan analisis lapangan mencakup pekerjaan di studio (gambar) dan atau di
laboratorium bila diperlukan, yang terdiri atas :
1. Analisis keadaan fisik "site", permasalahan yang ada dan cara penyelesaian dengan konsep
disain lansekap.
2. Analisis keadaan tanah, terdiri dari :
a. Penelitian sifat kimia tanah untuk mengetahui kandungan unsur hara tanah dan pH tanah yang merupakan
unsur penting untuk pertumbuhan tanaman.
b. Penelitian sifat fisik tanah untuk mengetahui struktur, tekstur, konsistensi, porositas, dan bobot isi tanah.
Penelitian ini sangat penting untuk mengetahui jenis tanaman yang cocok dengan habitat dan jenis
tanahnya, cara perlakuan terhadap kondisi tanah dan cara pemupukan bagi tanaman yang akan ditanam.
3. Analisis Tanaman Penelitian tanaman ini dimaksudkan untuk mendapatkan data/informasi
tentang habitat tanaman dan perlakuan terhadap tanaman, serta mencari jenis tanaman yang
cocok dengan daerah yang diteliti. Pemilihan jenis tanaman bergantung pada :
- Fungsi tanaman, disesuaikan dengan tujuan perancangan.
- Peletakan tanaman, disesuaikan dengan tujuan dan fungsi tanaman.
4. Pembuatan "denah" disain, yang menggambarkan spot-spot potensi dan daerah yang perlu
penyelesaian lansekap.
• Membuat Rancangan Lanskap
Perencanaan lanskap di awali dengan perancangan lanskap yang dilakukan oleh
seorang Lanskap Planer yang bertujuan untuk menyesuaikan dengan keinginan-
keinginan manusia, mengkreasikan suatu lingkungan yang baik untuk kehidupan
manusia, sedangkan Perencana dak hanya bekerja dengan areal lahan, ruang dan
material saja, tetapi dengan insng dan perasaan menyusun konsep dan ide untuk
memenuhi harapan pengguna.
Proses awal dalam perencanaan lanskap adalah pemilihan tapak sampai dengan
pelaksanaan pekerjaan proyek pembentukan lanskap tersebut selesai atau diserah
terimakan kepada Pengguna Jasa, hal ini berhubungan dengan pengetahuan dan
penghayatan terhadap:
1. Forms Forcee, Features of natural and man made landscape.
2. Site selecon, site analysis, site planning
3. Use areas
4. Creaon of meaningful spaces (use, form, materials and color)
5. Opmum site structure results
6. Traffic
7. Composion of structures
8. Dll
• Perancangan lanskap merupakan kegiatan dalam merancang, mendesain,
mempola melalui pengorganisasian dari berbagai elemen unsur, dirancang
dengan menggunakan metodemetode atau prinsip desain sehingga tercipta hasil
karya arsitektur lanskap tertentu. Dalam perancangan lanskap prinsip desain
terdiri dari Tema, Gradasi, Kontras, Kontrol dll sedangkan unsur dari desain adalah
garis, bentuk, ukuran, warna, arah, aroma, bunyi, dll. Produk Perancangan
Lanskap merupakan:
• Presentasi gambar detail dalam skala tapak:
o Denah
o Desain penanaman (planing design)
o Tampak depan
o Tampak Samping,
o Tampak burung
o Perspekif
o Gambar potongan
• Presentasi Maket
• Membuat Dokumen Teknis

Tujuan dari dokumentasi konstruksi tampak sederhana: memberi tahu kontraktor lanskap apa
yang harus dipasang, di mana, dan bagaimana. Terdiri dari dua jenis konten, gambar visual dan
spesifikasi verbal, keduanya merupakan dokumen teknis—tidak berkaitan (seperti Desain Awal)
yang membangkitkan emosi, namun lebih pada penyampaian informasi.

Sebagai realisasi dari semua penelitian dan pemikiran desain yang telah dicapai sejauh ini, dan
produk nyata yang memungkinkan terjadinya instalasi, fase Dokumentasi Konstruksi adalah
rajanya proses tersebut. “CD” juga dapat disebut dokumen kontrak , karena menjadi dasar
penawaran dan kontrak pemasang dengan pemiliknya. Aturan-aturan ini mendefinisikan apa yang
harus (“harus”) disediakan oleh kontraktor sebagai imbalan atas harga yang mereka berikan, tidak
lebih dan tidak kurang. Oleh karena itu, dokumen-dokumen tersebut harus dibuat sekomprehensif
dan sejelas mungkin. Kesalahpahaman, kekeliruan, atau kesalahpahaman apa pun dapat
menyebabkan penundaan yang membuat frustrasi, pesanan perubahan yang mahal, atau bahkan
Pengawasan Berkala disusun berdasarkan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
Penyedia Jasa. Perencanaan Konstruksi selama masa Pengawasan Berkala, mulai
dari tahapan Tender Konstruksi sampai dengan masa pelaksanaan konstruksi
berakhir dengan diterbitkannya Berita. Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan
Pertama Pelaksanaan
Konstruksi (PHO). Laporan Akhir Pengawasan Berkala berisi
kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan rencana secara
berkala, gambar penyesuaian dan spesifikasi teknis
pelaksanaan bila ada perubahan, penjelasan terhadap
persoalan-persoalan yang timbul selama masa konstruksi dan
memberikan rekomendasi tentang penggunaan bahan serta
melampirkan berita acara rapat koordinasi pelaksanaan
konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai