Anda di halaman 1dari 2

PRAKTIKUM 6

KONSEP ARSITEKTUR EKOLOGIS

Maksud : Memahami konsep arsitektur ekologis

Tujuan : Maksud dari kegiatan praktikum ini adalah :


1. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa untuk mampu
mendeskripsikan arsitektur ekologis.
2. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa untuk
mendeskripsikan konsep arsitektur ekologis.

Latar Belakang :
Arsitektur Ekologis adalah suatu solusi desain arsitektur dengan orientasi
ekologi yang ramah lingkungan dimana setiap aspek dipikirkan secara
keseluruhan dan terintegrasi (holistik). Konsep ini memberikan beberapa ciri
diantaranya: (1) bangunan yang didesain dapat mengakomodasikan fungsi dengan
baik memperhatikan kekhasan aktivitas pengguna serta potensi lingkungan sekitar
dalam membentuk citra bangunan, (2) memanfaatkan sumberdaya alam terbaru
yang terdapat di sekitar kawasan perencanaan untuk system bangunan, baik yang
berkaitan dengan material bangunan maupun untuk utilitas bangunan, (3) system
bentuk bangunan yang mudah sehingga dapat dikerjakan dan dipelihara dengan
baik oleh tenaga kerja setempat, (4) bangunan yang sehat, artinya tidak
memberikan dampak negatif bagi kesehatan manusia dalam proses,
pengoperasian/purna huni, maupun saat pembongkaran dimana di dalamnya
termasuk lokasi yang sehat, bahan yang sehat, bentuk yang sehat, dan suasana
yang sehat.
Arsitektur ekologis penting memperhatikan kondisi biofisik tapak dimana
didahului dengan pengolahan kondisi biofisik tapak. Daya tamping dan beban
lingkungan berbeda-beda di setiap tapak yang diakibatkan oleh kegiatan
pembangunan. Berkenaan dengan tapak yang didirikan bangunan, ketepatan
peletakan bangunan tidak mengakibatkan kerusakan lingkungan dan ekosistemnya
serta tetap menjaga keutuhan sumberdaya guna memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, dan papan. Perlu dilakukan evaluasi terhadap kesesuaian dan kemampuan
lahan dimana bangunan dan infrastrukturnya akan dibangun.
Kondisi biofisik tapak menghendaki tatanan massa bangunan yang tidak
mengakibatkan kerusakan lahan. Beberapa tatanan massa bangunan yang
sebaiknya dilakukan berkaitan dengan kondisi biofisik tapak, yakni (1) bentuk
tatanan massa bangunan terpusat; (2) bentuk tatanan massa bangunan linier, (3)
bentuk tatanan massa bangunan radial, (4) bentuk tatanan massa bangunan
cluster, (5) bentuk tatanan massa bangunan grid. Tatanan massa bangunan tidak
hanya memperhatikan peletakan bangunan tetapi juga memperhatikan ruang
luarnya untuk mendapatkan keselarasan dan kelestarian dengan lingkungannya.
Berkaitan dengan kondisi biofisik tapak dalam menata massa bangunan,
kondisi topografi dan kemiringan lereng menjadi perhatian yang penting.
Keragaman morfologi lahan dan kemiringan lerengnya mengakibatkan berbagai
tindakan yang perlu dilakukan untuk menghindari kerusakan lingkungan
diantaranya adalah: (1) menghindari upaya galian dan timbunan, (2) pelandaian
dilakukan dengan memperhatikan kondisi biofisik tapak, (3) pemilihan struktur
dan pondasi yang tepat guna, (4) mengatur bentuk bangunan yang tidak
mengakibatkan kerusakan lingkungan dan kondisi biofisik tapak, (5) mengatur
tata letak bangunan yang dipengaruhi oleh faktor iklim, (6) mengatur bentuk
fasad, dinding, dan bukaan pada bangunan serta penggunaan material bangunan
yang memberikan dan meningkatkan nilai visual kesatuan antara tapak dan
bangunan,

Lokasi Praktikum : Kampus UNINDRA di Gedong


Alat dan Bahan :
Praktikum menggunakan beberapa alat yakni kamera, alat tulis, alat ukur,
computer dengan kelengkapan MS Office dan software lainnya yang dianggap
perlu digunakan. Bahan-bahan yang digunakan adalah data, peta, literatur yang
berkaitan dengan lokasi praktikum.

Pelaporan :
Praktikum dilaporkan dalam bentuk dokumen laporan dalam kertas A4,
yang berisi :
1. BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Pemasalahan
c. Tujuan
d. Manfaat
2. BAB II METODE PRAKTIKUM
a. Lokasi dan Waktu Praktikum
b. Bahan dan Alat
c. Metode Praktikum
3. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Identifikasi dan deskripsikan konsep arsitektur
b. Identifikasi dan deskripsikan konsep tatanan massa bangunan.
c. Identifikasi dan deskripsikan konsep perlindungan kondisi biofisik tapak.
d. Identifikasi dan deskripsikan konsep fasad, dinding, bukaan dan material
bangunan.
e. Analisis konsep perlindungan kondisi tatanan massa bangunan, bentuk
bangunan, dan perlindungan terhadap kondisi biofisik tapak.
f. Analisis konsep fasad, dinding, bukaan dan material bangunan terhadap
kondisi biofisik tapak
g. Deskripsikan konsep arsitektur ekologis baik bangunan dan ruang luarnya
yang baik dan berkelanjutan.
4. BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
a. Simpulan
b. Saran
5. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai