Anda di halaman 1dari 13

PermenLHK Nomor

P.13/MENLHK/SETJEN/KUM.1/5/2020
Tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Wisata Alam
Di Kawasan Hutan

PUSAT KETEKNIKAN KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN


28 Juni 2021
A. Latar Belakang
 Keberhasilan pengembangan pariwisata di kawasan hutan, sangat
bergantung pada 4 (empat) komponen sistem pariwisata, yaitu attraction,
accessibility, amenity, ancillary.
 Penyediaan sarana dan prasarana wisata alam yang berkualitas sesuai
dengan tipe lanskap alami hutan merupakan suatu keniscayaan agar
tekanan terhadap SDAH dan ekosistemnya terkendali dan lanskap alami
hutan tetap terpelihara dengan baik.
 Pertimbangan-pertimbangan ekologi, sosial-budaya serta ekonomi harus
dilakukan sebelum sarana dan prasarana dibangun, sehingga misi
pengelolaan kawasan hutan secara optimal dan lestari dapat dilaksanakan

(Foto: Sea Soldier Banyuwangi) Dok. Masyarakat Fotografi Indonesia2


B. MAKSUD dan TUJUAN

MAKSUD
memandu para pihak dalam melaksanakan kegiatan teknis
perencanaan dan pembangunan sarana dan prasarana wisata
alam di kawasan hutan

TUJUAN
Panduan/acuan para pengelola dan para pihak terkait
pengembangan wisata alam di kawasan hutan untuk
memastikan bahwa pembangunan sarana dan prasarana
wisata alam di kawasan hutan memberikan dampak positif
secara ekologi, sosial-budaya, dan ekonomi kepada kawasan
maupun masyarakat.
3
C. RUANG LINGKUP (Pasal 2)

1. Prinsip Pembangunan Sarana dan Prasarana Wisata


Alam di Kawasan Hutan
2. Persayaratan dan Tahapan Pembangunan Sarana
dan Prasarana Wisata Alam di Kawasan Hutan
3. Pelaksanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana
Wisata Alam di Kawasan Hutan

4
1. PRINSIP PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA
WISATA ALAM (Pasal 3)
 KONSERVASI: pembangunan sarana dan prasarana harus tetap
melestarikan lanskap kawasan
 PARTISIPASI: proses pembangunan sarana dan prasarana harus
selaras dengan rencana-rencana yang disyaratkan dan melibatkan
masyarakat
 EDUKASI DAN REKREASI: sarana dan prasarana harus layak pasar
dan mendukung program wisata yang bermuatan edukasi dan
rekreasi tentang nilai-nilai alam dan budaya kawasan
 EKONOMI: pembangunan sarana dan prasarana harus
memberikan sumbangan kepada ekonomi daerah
 KENDALI: sarana dan prasarana harus berfungsi pula untuk
mengendalikan dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan
wisata alam pada kawasan hutan
5
2. PERSYARATAN dan TAHAPAN
(Pasal 4)
A. PERSYARATAN DASAR
 Dokumen perencanaan (Pembagian
Blok/Zonasi , RP, Studi Kelayakan, Master plan,
Desain Tapak, Rencana Tapak, DED).
 Izin Pengusahaan Pariwisata Alam – untuk
yang akan mengusahakan. Pengaturan
mengenai proses perizinannya hutan telah
diatur oleh:
1. P.8/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2019 untuk
di Hutan Konservasi
2. P.22/Menhut-II/2012 untuk di Hutan
Lindung
3. P.31/MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2016
 Izin Usaha Sarana Akomodasi – untuk yang
akan mengusahakan dan membangun
akomodasi
 Izin lingkungan.
B. PERSYARATAN TEKNIS OPERASIONAL
 Persyaratan teknis operasional merupakan
persyaratan yang terkait dengan pembentukan kualitas
produk wisata alam dan meliputi unsur atau komponen
lanskap, pengelolaan dan pelayanan.
 Sarpras yang dibangun dalam kawasan untuk
mendukung keberhasilan program wisata alam dan
dikembangkan setelah memahami dan menemukenali
karakter lanskap kawasan.
 Pembangunan sarpras harus tetap dalam kerangka
melestarikan lanskap Kawasan
 Sarpras yang dibangun memenuhi standar keamanan,
keselamatan, kenyamanan, dan kebersihan.

7
TAHAPAN PEMBANGUNAN (Pasal 5)

Tema, Strategi,
RP, FS & RIPPAKH Peruntukan
Ruang
PERENCANAAN

PENGAWASAN dan PENGENDALIAN


DESAIN TAPAK

Umpan Balik Sepanjang Proses


Ruang Publik
Ruang Usaha

RENCANA TAPAK

Tema & Program Wisata


Jenis, Jumlah, Tata Letak
Detail Engineering Design
KONSTRUKSI

(DED)
PRA-

Desain,
Bahan, Harga

Rencana Anggaran Biaya


(RAB)

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

PASCA PEMBANGUNAN &


SERAH TERIMA
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 Peta2 : batas kawasan, zona / blok. Tutupan lahan, geologi,
rawan bencana, perairan, obyek dan daya tarik wisata, sarpras
yangsudah ada, jaringan utilitas
 Daftar harga satuan
 Daftar dan peta sebaran flora dan fauna
PRA PELAKSANAAN KONSTRUKSI
 Survei lokasi sarpras yang akan dibangun
 Menentukan lokasi penyimpanan sementara sampah / limbah
konstruksi
 Komunikasi dengan pemangku kepentingan
 Diseminasi ke masyarakat tentang desain yang akan dibangun
 Perhatian khusus kepada : pemilihan perencana konstruksi,
pengangkatan dan penempatan bahan bangunan dan
pemilihan bahan dan alat kerja.
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
 Sesuai rencana desain yang telah ditetapkan
 Menyepakati metode kerja
 Pengawasan
 Pelaksana selama bekerja di kawsan mematuhi semua
peraturan yang berlaku dalam kawasan
PASCA PELAKSANAAN KONSTRUKSI
 Uji kelayakan sebelum serah terima : kelaikan listrik, alat
pemadam kebakaran, sehat dan pemeriksaan kualitas air
 Apabila ada ketidaksesuaian antara rencana dan konstruksi
harus diperbaiki melalui mekanisme peraturan
perundangan yang berlaku
PASCA SERAH TERIMA
 Pengelolaan, perawatan, pemeliharaan secara periodik.
3a. PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA WISATA
ALAM SESUAI TIPE LANSKAP (Pasal 6)

1. perairan laut termasuk pesisir dan pulau-pulau kecil;


2. dataran rendah dan lahan basah termasuk rawa atau
gambut;
3. perairan sungai dan danau;
4. dataran tinggi termasuk pegunungan dan gunung
berapi; dan
5. lanskap khusus berupa karst.

11
3b. PERUNTUKAN DAN ARAHAN PERANCANGAN
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA WISATA ALAM
(Pasal 8)

A. Akses Pencapaian
B. Tapak Peruntukan
C. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
D. Jumlah Lantai dan Tinggi Bangunan
E. Densitas Bangunan dan Polusi visual
F. Kondisi dan Karakteristik Lahan
G. Arsitektur Bangunan
H. Sistem Utilitas
I. Penataan
12
Terima Kasih

SS - Senin, 28 Juni
IdeA 2021

Anda mungkin juga menyukai