Anda di halaman 1dari 59

JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR

DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

TEKNIS
PENDEKATAN, METODOLOGI DAN
PROGRAM KERJA

E.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan

Perencanaan sebuah Sarana Pengelolaan dan Penyimpanan Arsip harus


memperhatikan keberadaan arsip, pengelola maupun pengguna arsip. Untuk
hal tersebut perlu ditetapkan lebih awal bentuk dasar dari block plan yang
akan digunakan, yang dapat menjelaskan tingkat keamanan serta kemudahan
aksesibilitas. Selain itu dapat pula menjelaskan faktor apa saja yang ada di
lingkungan sekitar lahan yang dapat mempengaruhi keberadaan bangunan
pada lahan (site).

Untuk memberikan hasil yang optimal bagi Perencanaan, maka diperlukan


adanya Perencanaan maupun Perancangan yang utuh dalam satu kesatuan,
yang mewadahi semua aspek, yang dapat disederhanakan menjadi aspek
Fungsi, aspek Teknis maupun aspek Estetika.

Untuk mewujudkan suatu Perencanaan yang baik, perlu dilakukan berbagai


analisis pada beberapa hal yang terkait dalam upaya perencanaan, antara lain
:

- Analisis Tapak

- Analisis kebutuhan

- Analisis Ruang

- Analisis Struktur dan Konstruksi Bangunan

PT. PURI DIMENSI


5- 1
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

- Analisis Keamanan dan Pengamanan

- Analisis Iklim

- Analisis aksesibilitas

- Dst.

Adapun secara umum konsep perancangan bangunan Sarana Pengelolaan dan


Penyimpanan Arsip dapat diketengahkan dengan memperhatikan beberapa
hal, antara lain :

 Bangunan Sarana Pengelolaan dan Penyimpanan Arsip yang merupakan


bangunan negara mempunyai karakter formal fungsional, tertib, kokoh
dan berwibawa sebagai cerminan dari aktifitas pengelolaan dan
pelayanan umum. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui pola-pola
simetrikal-geometris, terutama pada bagian bukaan (jendela) maupun
bentuk bangunan keseluruhan.

 Adanya kejelasan sosok dan bentuk bangunan dengan pemisahan


kepala, badan dan kaki pada rancangan bangunan, melalui pemakaian
atap untuk kepala, pemakaian dinding penahan untuk badan, dan
adanya peninggian lantai untuk kesan kaki, sebagai perwujudan
arsitektur Tropis di negara Timur.

 Mampu menampung seluruh kebutuhan pengelolaan yang berkaitan


dengan kegiatan pengelolaan dan penyimpanan arsip.

 Terjaminnya kontinuitas fungsi bangunan, yang meliputi sistem


pengkondisian, pemadam kebakaran, sistem keamanan, sistem
penyediaan air bersih, serta fasilitas lainnya.

 Keseluruhan bangunan harus cukup efektif dan efesien terhadap


konsumsi energi dan perawatan rutin (maintenance).

 Kontekstual dengan lingkungan sekitar, sebagai upaya menunjang


keharmonisan lingkungan.

Masalah Perencanaan dan Perancangan merupakan masalah utama yang harus


dicarikan jalan keluarnya. Adapun dari kedua Masalah tersebut dapat kita

PT. PURI DIMENSI


5- 2
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

rinci, hal apa saja yang menjadi masalah utama bagi perencanaan dan
perancangan suatu bangunan Sarana Pengelolaan dan Penyimpanan Arsip,
serta di usulkan kemungkinan pemecahannya.

E.2 Aspek Perencanaan Lahan

Kondisi Eksisting

Lahan Perencanaan Sarana Pengelolaan dan Penyimpanan Arsip merupakan


lahan kebun pembibitan yang berada di dalam Komplek Kantor Pemerintah
Daerah Kabupaten bekasi di Sukamahi. Kondisi eksisting di dalam maupun di
luar lahan ini dapat menjelaskan aspek-aspek yang perlu dipikirkan atau
menjadi pertimbangan-pertimbangan pada proses perencanaan dan
perancangan.

Adanya upaya merencanakan, menata dan mengatur lahan dengan


memperhatikan kondisi topografi lahan, orientasi matahari, arah angin,
bentuk lahan maupun aksesibilitas.

Pengolahan fungsi ruang, antara lain diperuntukan untuk pembangunan kantor


pengelola arsip, depo arsip serta sarana penunjang lainnya. Juga harus
memperhatikan pendaerahan (Zonasi) yang mempertimbangkan eksesibilitas,
Teritory maupun keamanan, disamping persyaratan fungsional masing-masing
pendaerahan.

Adapun Block plan yang tercipta diperhitungkan terhadap persyaratan Teknis


masing-masing massa bangunan, seperti ketinggian massa bangunan, jarak
antara massa bangunan, lebar sirkulasi kendaraan atau manusia, penempatan
drainase, rabat keliling bangunan dan lain-lain.

Pendekatan konsep perencanaan dengan mengolah konsep perencanaan Lahan


(Site Planning), Konsep Sirkulasi (aksesibilitasi), konsep orientasi, konsep
keamanan, maupun konsep landscape ruang luar.

Penyelidikan tapak dialokasikan peruntukan gedung arsip yang dilakukan


bersamaan dengan formulasi saran-saran program dapat menjamin
fleksibilitas pemanfaatan potensi tapak serta pemaduan bentuk-bentuk alam
ataupun buatan pada rancangan. Agar dapat mengembangkan tapak sebaik

PT. PURI DIMENSI


5- 3
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

mungkin, sehingga saran-saran proyek dapat tertampung seoptimal mungkin,


maka program harus dipersiapkan dengan sungguh-sungguh. Karena suatu
program pada dasarnya berkembang dari kebutuhan-kebutuhan khusus,
dimana kebutuhan-kebutuhan tersebut akan menentukan sasaran secara
menyeluruh.

Penyusun program didasarkan pada studi tentang berbagai faktor seperti


persyaratan serta ukuran tapak, tipe-tipe bangunan serta konstruksi tapak,
dan penggunaan bahan. Program itu sendiri merupakan suatu proses perbaikan
yang terus menerus secara tetap selama faktor-faktor tersebut diteliti. Suatu
program yang telah selesai dikembangkan secara lengkap akan mencakup
suatu daftar fasilitas yang dibutuhkan, jangka waktu penyelesaian pekerjaan,
serta prioritas pelaksanaannya.

Analisa tapak beserta lingkungan disekitar pada lokasi peruntukan gedung


arsip harus diteliti mencakup semua faktor-faktor alam, kultural, dan
estetika, yang mempengaruhinya. Hal-hal tersebut mempengaruhi dan mampu
memberi petunjuk tentang karakter tapak yang akan sangat membantu dalam
menetapkan pedoman konsep perencanaan lahan.

Pada gambar grafis hasil analisa tapak akan terlihat faktor-faktor penting yang
dinyatakan secara abstrak, atau dipisahkan tersendiri serta diberi penekanan,
dengan tujuan untuk membuat landasan yang kuat sedemikian rupa sehingga
semua elemen yang telah diketahui dapat dikaitkan satu sama lain, yang
meliputi faktor-faktor alam, kultural, dan estetika. Keleluasaan studi
pengolahan detail, sehubungan dengan faktor-faktor yang akan diselidiki serta
urutan-urutannya, bergantung pada kompleks tidaknya proyek dan
penggunaan faktor-faktor tadi pada pemilihan atau analisa tapak.

Adapun beberapa faktor alam dilokasi tapak dan lingkungan sekitar yang harus
diketahui adalah :

 Topografi – peta topografi dan analisa slope.

 Saluran-saluran air hujan.

 Tanah – klasifikasi jenis.

PT. PURI DIMENSI


5- 4
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

 Faktor-faktor iklim - orientasi matahari, arah dan kecepatan angin,


curah hujan, dan kelembaban.

E.2.1 Topografi

Analisa tapak beserta lingkungan sekitarnya dapat dilakukan dengan bantuan


peta topografi. Peta-peta tersebut menunjukan berbagai kondisi lokasi serta
ketinggian berbagai bentuk penampilan baik yang alami maupun yang buatan
manusia.

Data yang diperlukan pada peta topografi.

 Skala yang benar, serta arah utara magnet bumi.

 Batas pemilikan, dan garis sempadan bangunan.

 Fasilitas-fasilitas/kemudahan, daerah jalah (ROW) baik pada tapak


maupun pada tapak tetangga.

 Lokasi berbagai struktur pada tapak, batu tepi jalan (curb), tangga,
jalan masuk.

 Letak serta ukuran sistem saluran pembuangan saluran air hujan, air
kotor, bak kontrol.

 Batas tepi lokasi ketinggian (pada permukaan tanah).

 Unsur-unsur hidrografis, selokan.

 Lokasi tiang-tiang listrik, tiang-tiang telepon.

 Interval garis kontur – 25 cm, 50 cm, atau 1 m.

Disamping kondisi topografi, maka perlu juga diadakan dualisasi slope yang
dapat membantu untuk mengetahui daerah-daerah yang penting pada tapak
untuk lokasi bangunan, jalan, tempat parkir. Analisis slope dapat juga
menunjukan apakah suatu konstruksi baik untuk dilaksanakan. Tempat parkir
misalnya harus mempunyai kemiringan kurang dari 5%. Apakah tidak terdapat
lahan yang memenuhi persyaratan tersebut apabila tidak ada maka
pengolahan kembali bentuk lahan perlu dilakukan.

PT. PURI DIMENSI


5- 5
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

E.2.2 Hidrografi

Pola drainase pada tapak dapat berpengaruh besar pada perancangan tapak,
semua badan air, seperti anak sungai, kolam, serta saluran-saluran drainase
lainnya harus ditelusuri dan digambarkan secara diagramatis sedemikian,
sehingga dapat diukur dan dimanfaatkan kegunaannya. Unsur-unsur
hodrografis mempunyai sifat menunjang pada kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan lahan, dan mempunyai peran utama dalam pembuatan
sistem drainase tapak dengan memanfaatkan pola drainase daerah aliran air
yang ada. Saluran-saluran air yang ada dan garis baras bagian tapak, misalnya,
sebaiknya diletakkan secara berdampingan satu sama lain dalam suatu bagian
tapak.

E.2.3 Tanah

Klasifikasi kemampuan lahan jenis tanah yang ada pada tapak (ditinjau dari
segi penggunaannya yang paling cocok, disamping untuk menahan erosi), perlu
diketahui untuk dapat sistem dan jenis pondasi bangunan nantinya.

Mempertimbangkan sifat-sifat tapak juga perlu, baik yang ada pada


permukaan maupun yang dibawah permukaan tanah. Misalnya kedalaman
permukaan air tanah. Tes galian dapat dilakukan untuk mengetahui kekuatan
infiltrasi atau penembusan air kedalam permukaan tanah. Adapun aliran air
diatas permukaan tanah terjadi bila curah hujan melebihi kapasitas infiltrasi
air kedalam tanah, dengan demikian, maka pola aliran air yang ada pada
tapak perlu ditelusuri sebaik-baiknya pada waktu hujan turun.

E.2.4 Zonasi

Sebelum kita melakukan penentuan blok massa bangunan, sebaiknya dilakukan


zonasi yang dapat membagi beberapa daerah akibat kebutuhan dan
persyaratan fungsi. Pendaerahan (zonasi) tersebut secara sederhana dapat
dibagi menjadi beberapa Zona , yaitu :

- Zona Publik, yang mewadahi kegiatan pelayanan umum, seperti area


Parkir Pengunjung, Kantor, Area Pengunjung, dsb.

- Zona Arsip, yang diperuntukan untuk tempat pengelolaan dan

PT. PURI DIMENSI


5- 6
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

penyimpanan arsip yang sifatnya privat untuk diakses.

E.3 Aspek Perencanaan Arsitektur

Setelah mempelajari kondisi eksisting serta data yang ada dan melakukan
analisa awal, dapat diketengahkan beberapa arahan-arahan yang menyangkut
perencanaan sarana pengelolaan dan penyimpanan arsip ini.

Kebutuhan ruang pada sarana pengelolaan dan penyimpanan arsip dengan luas
bangunan 1.500 m2 adalah sebagai berikut :

I. Gedung Pengelola
 Lobby
 Ruang Kepala / Pimpinan
 Ruang Staff : - Seksi Pelayanan
- Seksi Pengumpulan & Pengelolaan
- Seksi Program & Pengembangan
- Sub Tata Usaha
 Ruang Operator
 Ruang Rapat
 Servis: - Musholla
- Toilet
- Gudang
- Pantry

II. Depo Arsip


 Lobby
 Ruang Penerima Arsip
 Ruang Pemeriksa Arsip / Sortir
 Ruang Pengelola
 Ruang Penyimpanan Arsip
 Ruang Pemeliharaan (Fumigasi)
 Ruang Restorasi
 Ruang Reproduksi
 Ruang Pemusnahan
 Lab Mikrofilm
 Loket
 Ruang Baca
 Servis: -Tangga
- Gudang
- Toilet

5.3.1 Flow of Activity Sarana Pengelolaan dan Penyimpanan Arsip

PT. PURI DIMENSI


5- 7
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

PT. PURI DIMENSI


5- 8
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

E.3.4 Konsep Bentuk dan Perletakan Massa

Konsep bentuk bangunan sarana pengelolaan dan penyimpanan arsip pada


dasarnya tidak terlepas dari pola aktifitas dan pola sirkulasi/pergerakan yang
terjadi, serta fungsi dari arsip itu sendiri yang sangat dijaga keberadaannya,
hal tersebut membawa pengaruh yang kuat dalam pembentukan karakter/
tipologi bangunan.

Usulan Denah Lantai 1(kantor dan depo arsip)

Penempatan ruang yang berdasarkan penzoningan, program ruang, aktifitas dan organisasi
ruang

PT. PURI DIMENSI


5- 9
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Usulan Denah Lantai 2 (depo arsip)

Ruang simpan arsip yang diletakkan pada lantai2 merupakan solusi terhadap keamanan arsip
agar lantai penyimpanan arsip tidak langsung bersentuhan dengan tanah.
Ruang baca dengan ruang arsip tidak dihubungkan dengan akses langsung sebagai pengawasan
dan pengamanan terhadap pengunjung yang membutuhkan arsip, untuk itu sirkulasi arsip
diberikan sirkulasi khusus dengan tangga/lift yang berhubungan dengan ruang-ruang perawatan
arsip (lantai 1)

Fungsi depo arsip yang merupakan suatu tempat untuk melakukan pengelolaan
dan penyimpanan arsip tentunya memerlukan suatu bentuk pengawasan
pengamanan yang maksimal, sehingga diperlukan pola pengaturan perletakan
massa yang dapat memudahkan pengawasan tersebut.

Kejelasan pola sirkulasi di dalam area sarana pengelolaan dan penyimpanan


arsip menjadi salah satu hal penting bagi penentuan bentuk dan pola
perletakan massa, sedangkan upaya pendekatan terhadap iklim tropis dimana
bangunan tersebut berada, merupakan salah satu pertimbangan didalam
mendisain bentuk bangunan sarana pengelolaan dan penyimpanan arsip.

E.3.2. Konsep Fasade Bangunan

PT. PURI DIMENSI


5 - 10
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Karakter fasade bangunan sarana pengelolaan dan penyimpanan arsip


mempunyai karakter sebagai bangunan formal, yang bersifat kokoh, kuat dan
terkesan agak tertutup. Karakter kuat dan kokoh dapat dicerminkan oleh
unsur vertikal pada kolom yang ditonjolkan, sedangkan kesan tertutup
disebabkan karena fungsi kegiatan / aktifitas yang ada didalamnya yaitu
sebagai tempat pengelolaan dan penyimpanan arsip yang membutuhkan
pengawasan yang tinggi.

Adanya kejelasan sosok dan bentuk bangunan dapat tercermin dengan


pemisahan kepala, badan dan kaki pada rancangan bangunan, melalui
pemakaian atap untuk kepala, pemakaian dinding penahan untuk badan, dan
adanya peninggian lantai sebagai kesan kaki.

Pada bangunan depo arsip, permainan bidang masif lebih dominan


dibandingkan dengan bidang transparan mengingat kebutuhan suhu udara dan
tingkat kelembaban yang dibutuhkan ruangan-ruangannya dengan
pengkondisian buatan, akan tetapi pada bangunan kantor harus tetap
diperhatikan aspek pencahayaan alami serta sirkulasi udara melalui ventilasi
atau bukaan-bukaan lainnya.

Adanya kejelasan sosok dan bentuk bangunan dapat tercermin dengan pemisahan kepala,
badan dan kaki pada rancangan bangunan, melalui pemakaian atap untuk kepala, pemakaian
dinding penahan untuk badan, dan adanya peninggian lantai sebagai kesan kaki. Selain
memenuhi estetika, bentuk atap didesain dengan mengambil bentuk atap tradisional
sekaligus kontekstual terhadap bentuk atap yang telah ada di komplek Pemda Kabupaten
Bandung tanpa menghilangkan fungsi atap yang sebenarnya.

PT. PURI DIMENSI


5 - 11
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Bentuk masif pada gedung depo arsip denganmaterial batu tempel yang berfungsi sebagai
salah satu solusi dalam menjaga kelembaban ruangan sekaligus estetika bangunan.

PT. PURI DIMENSI


5 - 12
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Inovasi Perancangan

Pemakaian grid sistem dalam pengolahan lahan (site), dengan keuntungan


adanya kesatuan terukur unit blok massa (unity) adanya keteraturan repetif
massa, kemudahan penerapan sistem-sistem ataupun jaringan-jaringan
lainnya (misalnyapenempatan jaringan air kotor/bersih, sistem landscape,
sistem / pola parkir dan seterusnya).

Adanya kemudahan dalam pengembangan blok massa bangunan lainnya

Penerapan positif space dalam penerapan dan pengolahan blok massa


bangunan.

Dengan adanya sistem positif space diharapkan adanya pengikatan antar


massa bangunan, ruang menjadi stategis dan mampu menjadi ruang orientasi.

Penerapan sistem modular dalam rancangan struktur dan ruang, untuk


memberikan kejelasan pemakaian bahan (efesiensi) maupun kejelasan pola
ruang.

E.4 Aspek Perencanaan Struktur

Lingkup Perencanaan Struktur yang nantinya akan terkait dengan perwujudan


bangunan, sehingga sejak awal sudah harus ditentukan sistem struktur serta
material yang akan dipakai.

Perencanaan struktur juga akan terkait dengan ide/keinginan arsitektur


bangunan, sehingga antara pemikiran arsitektur dan pemikiran struktur
bangunan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dan akan berjalan bersama-
sama dalam proses perancangan bangunan.

Mengingat bangunan yang akan di rencanakan adalah bangunan kantor dan

PT. PURI DIMENSI


5 - 13
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

bangunan depo arsip, dengan lebar bangunan cukup besar, serta biaya yang
tersedia terbatas, maka disarankan untuk memakai sistem perencanaan
sebagai berikut :

Sistem struktur atas dari bangunan, memakai struktur rangka yang terdiri
beton Sloof, Kolom beton, Ring balok beton. Adapun untuk kuda-kuda
memakai sistem struktur rangka dengan material dari Baja maupun Kayu.

Sistem Struktur Pondasi, akan sangat tergantung dari hasil penyelidikan tanah,
terutama kondisi dan jenis tanah maupun kedalaman tanah keras yang ada.

a. Struktur dan Konstruksi Bangunan

Untuk memberikan kekokohan terhadap bangunan gedung kantor dan depo


arsip perlu diadakan beberapa pendekatan struktur. Adapun secara umum,
terdapat dua materi dasar yang harus ditinjau sebagai persiapan untuk
merancang sebuah struktur bangunan, yaitu tinjauan dari segi material
konstruksi yang akan yang akan dipergunakan dan dari segi konsep serta
metode perhitungan strukturnya.

Struktur suatu bangunan gedung umumnya memakai jenis-jenis material


konstruksi seperti beton, baja atau komposit. Pemilihan jenis material
konstruksi tersebut biasanya didasarkan atas ketersediaan biaya konstruksi,
bentuk dan fungsi bangunan dari struktur tersebut, serta lokasi dimana
bangunan itu berdiri.

Sedangkan dari segi konsep dan metode perhitungan struktur secara umum
harus memenuhi 3 (tiga) kriteria utama yaitu :

 Struktur harus cukup stabil

 Struktur harus cukup kuat terhadap lentur dan geser, dan

 Struktur harus cukup kaku

Dengan mengacu kepada kepada peraturan dan standar yang berlaku.

Sistem Konstruksi dalam hal ini juga mengandung artikan sebagai gabungan
dan kerjasama dari semua unsur Konstruksi, sehingga membentuk satu

PT. PURI DIMENSI


5 - 14
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

kesatuan yang kompak dan terpadu menjadi suatu bangunan untuk suatu
manfaat tertentu.

Berikut dibawah ini dapat dilihat uraian secara lengkap sistem konstruksi
gedung bertingkat menurut hirarkinya sebagai berikut :

PENILAIAN TERHADAP SISTEM

Suatu sistem dapat kita katakan optimum apabila semua unsur-unsur yang
mendukung sistem tersebut juga mencapai nilai optimum, di atas telah kita
bahas beberapa unsur yang mendukung terwujudnya suatu sistem yang
optimum yaitu:

1. Teknologi Konstruksi

2. Keakhlian Konstruksi

3. Kelembagaan Konstruksi

4. Jasa Konstruksi

Selain keempat unsur utama tersebut di atas, maka ada beberapa unsur
lainnya yang tidak kalah pentingnya untuk turut pula menjadi pertimbangan
secara tersendiri disini, meskipun bahasan dari beberapa unsur tersebut dapat
pula kita bahas secara implisit di dalam masing-masing unsur tersebut. Unsur-
unsur penting lainnya tersebut adalah sebagai berikut:

1. Efektif-Efisien

2. Ekonomis

3. Financial-viable

4. Durability, kesesuaian dengan umur rencana

5. Azas-Manfaat, keberpihakan kepada Publik

6. Sistem Integrasi, terhadap sistem-sistem lain di lingkungannya

7. Dan lainnya (Lingkungan hidup, dlsb).

PT. PURI DIMENSI


5 - 15
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Keseluruhan unsur-unsur di atas haruslah menjadi pertimbangan untuk


melakukan penilaian terhadap suatu sistem konstruksi, apakah sistem tersebut
optimum atau tidak, yang menjadi masalah lebih lanjut adalah, pemberian
bobot terhadap masing–masing unsur. Apakah akan kita beri bobot yang sama
ataukah dengan bobot yang berbeda, menurut common–sense seharusnya
bobot untuk masing-masing unsur tersebut harusnya tidak sama, tergantung
kepada tingkat kepentingan dari masing-masing unsur yang ditinjau, jadi
sangat tergantung kepada tingkat Intervention–Policy yang kita tetapkan.
Pada kondisi normal dapat kita katakan bahwa pemberian bobot tersebut
dapat diambil sama, jadi untuk menentukan besarnya bobot penilaian dari
masing-masing unsur tersebut sebaiknya diambil berdasarkan konsensus
kebijakan yang kita tetapkan bersama.

Pemberian besaran masing-masing bobot tersebut biasanya mengikuti


kesepakatan yang biasa berlaku yaitu menggunakan 5 level yaitu Sangat
Penting, Penting, Biasa, Kurang Penting, Tidak Penting, atau menggunakan
Sistem 3 level, yaitu Penting, Biasa, Tidak Penting. Dalam bentuk rating
biasanya nilai-nilai tersebut di atas biasanya dinyatakan dalam bentuk angka
nominal yaitu untuk sistem 5 level, dalam bentuk 5,4,3,2,1, sedangkan untuk
sistem 3 level, dalam bentuk 5,3,1. Selanjutnya untuk lebih mudah dan jelas
sebaiknya kita lakukan simulasi penilaian ini langsung dalam bentuk nominal
secara kuantitatif.

Dapat kita simpulkan disini bahwa ternyata gedung bertingkat beton lebih
unggul kalau kita bandingkan dengan gedung bertingkat baja. Kalau kita
uraikan lebih jauh atas dasar apa kita menetapkan nilai-nilai rating tersebut
di atas, berikut ini dijelaskan secara rinci.

TEKNOLOGI KONSTRUKSI

Pengertian Teknologi sebenarnya berasal dari kata Bahasa Perancis yaitu “La
Teknique“ yang dapat diartikan dengan ”Semua proses yang dilaksanakan
dalam upaya untuk mewujudkan sesuatu secara rasional”. Dalam hal ini yang
dimaksudkan dengan sesuatu tersebut dapat saja berupa benda atau konsep,

PT. PURI DIMENSI


5 - 16
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

pembatasan cara yaitu secara rasional adalah penting sekali dipahami disini
sedemikian pembuatan atau pewujudan sesuatu tersebut dapat dilaksanakan
secara berulang (repetisi).

Berbeda kalau kita membahas tentang suatu produk-seni yang mana proses
pembuatannya dilaksanakan secara intuitif jadi tidak secara rasional,
sedemikian sehingga karya seni tersebut tidaklah dapat dikatagorikan sebagai
suatu produk teknologi. Kalau bahasan wacana ini dikembangkan secara lebih
jauh maka kata Teknologi ini biasanya mempunyai pasangan kata yang populer
yaitu Science, jadi pasangan kata Science dan Teknologi. Sesungguhnya kata
Science ini lebih dekat dengan jawaban kata “WHY”, selanjutnya kata
Teknologi dilain pihak sangat dekat dengan pengertian kata jawaban dari
“HOW”.

Kalau kita bandingkan penguasaan Teknologi Konstruksi Baja dengan


Konstruksi Beton secara umum dapat kita ketahui, bahwa berdasarkan
pengalaman selama ini bahwa teknologi pembuatan konstruksi beton lebih
banyak dikuasai oleh bangsa kita, apabila dibandingkan dengan teknologi
baja, hal ini dikarenakan bahwa semua unsur material pembuat beton banyak
tersedia di Pulau Jawa, karena itu maka nilai rating konstruksi beton kita
tetapkan dengan nilai 5, sedangkan untuk konstruksi baja kita tetapkan
dengan nilai 3.

Penguasaan Teknologi Konstruksi Baja dengan Konstruksi Beton

Unsur Material Unsur Material


Pembentuk Pembentuk
Konstruksi Baja Konstruksi Beton

Nilai Rating 3 5

Selanjutnya kalau kita berikan penilaian terhadap keahlian konstruksi, maka


dapat kita ketahui dengan jelas bahwa banyaknya tenaga terampil dan tenaga
ahli yang bergerak dibidang pembuatan konstruksi beton lebih banyak dan
lebih mudah ditemukan bila dibandingkan dengan, tenaga terampil dan tenaga

PT. PURI DIMENSI


5 - 17
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

ahli dibidang konstruksi baja, jadi dapat kita simpulkan disini bahwa nilai
rating untuk konstruksi beton pasti lebih tinggi bila dibandingkan dengan
konstruksi baja, karena itu kita putuskan nilai untuk beton kita ambil 5 dan
untuk konstruksi baja kita ambil nilai 3.

Perbandingan Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil Konstruksi Baja dengan Konstruksi
Beton

Unsur Tenaga Unsur Tenaga


ahli dan Tenaga Ahli dan Tenaga
Terampil Terampil
Pembentuk Pembentuk
Konstruksi Baja Konstruksi Beton

Nilai Rating 3 5

KELEMBAGAAN USAHA

Dalam hal perbandingan Sistem Konstruksi Baja apabila kita bandingkan


dengan Sistem Konstruksi Beton akan dapat ditarik kesimpulan berdasarkan
kenyataan yang ada maka pelaksanaan konstruksi beton akan lebih mudah dan
lebih disukai dibandingkan dengan pelaksanaan Konstruksi Baja, kerena itu
penetapan besarnya nilai rating yang diambil adalah paralel dengan hal
tersebut diatas yaitu nilai 5 untuk konstruksi beton dan nilai 3 untuk
konstruksi baja.

Perbandingan Kelembagaan Usaha Konstruksi Baja dengan Konstruksi Beton

Unsur Unsur
Pelaksanaan Pelaksanaan
Pembentuk Pembentuk
Konstruksi Baja Konstruksi Beton

Nilai Rating 3 5

Penilaian selanjutnya akan ditujukan kepada nilai-nilai Eksternal yaitu efektif,


ekonomis, durability, manfaat, integrasi terhadap sistem lain dan tingkat
gangguannya terhadap lingkungan hidup.

PT. PURI DIMENSI


5 - 18
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

EFEKTIVITAS

Kalau kita melihat sejauh mana suatu konstruksi itu akan mempunyai tingkat
nilai yang efektif, tentu saja harus diketahui proses pembuatannya dan
pemasangan bahan tersebut sampai menjadi suatu bangunan, apakah pada
setiap tahapan proses tersebut telah diterapkan syarat-syarat efektivitas
tersebut dan apakah pada setiap proses tersebut telah pula diterapkan
prinsip-prinsip kontrol kualitas secara ketat, untuk itu kalau kita bandingkan
proses pembuatan dan pelaksanaan Konstruksi Baja apabila kita bandingkan
dengan proses pembuatan dan pelaksanaan Konstrusi Beton maka dengan
mudah dapat diketahui bahwa jaminan tingkat efektivitas dari konstruksi baja
akan lebih unggul bila dibandingkan dengan konstruksi beton karena itu
penetapan besarnya nilai rating dapat diambil sebagai berikut yaitu untuk
baja diambil nilai 5 sedangkan untuk beton dtetapkan nilai 3.

Perbandingan Efektivitas Konstruksi Baja dengan Konstruksi Beton

Unsur Efektivitas Unsur Efektivitas


Konstruksi Baja Konstruksi Beton

Nilai Rating 5 3

EKONOMIS

Penilaian tentang ekonomis atau tidaknya suatu proyek haruslah


dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pertimbangan ekonomis suatu
proyek antara lain prinsip Benefit-Cost Ratio yaitu suatu prinsip yang
dikembangkan berdasarkan penghitungan besarnya biaya yang akan
dikeluarkan oleh proyek tersebut. Selanjutnya kita bandingkan dengan
besarnya manfaat yang akan diperoleh apabila proyek tersebut sudah
berfungsi. Selain prinsip tersebut ada lagi metode lainnya yaitu berdasarkan
prinsip Internal-Rate of Return yang dikembangkan atas dasar prinsip
diskonto terhadap pengembalian dari investasi yang ditanamkan, kadang-
kadang prinsip ini sering juga disebut dengan prinsip Net Present Value. Ada
lagi cara lainnya yaitu dengan prinsip pengembalian Investasi yaitu dengan

PT. PURI DIMENSI


5 - 19
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

prinsip W.A.C.C. Dengan menggunakan prinsip-prinsip di atas dapat kita lihat


atau diukur berapa tingkat ekonomisnya suatu proyek tersebut.

Dalam hal membandingkan tingkat ekonomis konstruksi baja bila dibandingkan


dengan konstruksi beton maka secara umum konstruksi Beton sedikit lebih
hemat dibandingkan dengan konstruksi Baja, untuk daerah tertentu misalnya
di Pulau Jawa. Sedangkan untuk daerah lainnya misalnya di Pulau Kalimantan
maka Konstruksi baja bisa sedikit lebih murah bila dibandingkan dengan
Konstruksi Beton, karena itu untuk penilaian ratingnya dapat diambil sama.

Perbandingan Tingkat Ekonomis Konstruksi Baja dengan Konstruksi Beton

Tingkat Ekonomis Tingkat Ekonomis


Konstruksi Baja Konstruksi Beton

Nilai Rating 3 3

UMUR RENCANA

Penilaian terhadap besarnya umur rencana suatu proyek umumnya telah


ditetapkan pada waktu proses perencanaannya, jadi biasanya setiap proyek
tersebut telah dihitung terlebih dahulu berapa prediksi umur yang akan
dicapai apabila proyek tersebut dibangun, kemudian dimensi proyek tersebut
baru dihitung sesuai dengan umur yang telah ditetapkan tersebut selanjutnya
besar nilai proyek tersebut lalu dihitung berdasarkan dimensi tersebut bila
kita kalikan dengan harga satuan dari masing-masing unit-price pekerjaan
yang akan dilakukan tersebut. Umur rencana ini tentu saja perlu dikaitkan
pula dengan pemeliharaan dari proyek tersebut, mengingat bertahannya suatu
proyek tidak terlepas dari biaya pemeliharaan yang kita anggarkan. Semua
biaya yang dikeluarkan mulai dari biaya perencanaan sampai dengan biaya
pemeliharaan itu umumnya disebut dengan Life-Cycle Cost. Jadi yang penting
ditekankan disini adalah apakah Performance Indicator yaitu umur rencana
itu dapat dicapai atau tidak, namun menurut pengalaman yang ada banyak
proyek yang tidak mencapai umur rencana yang ditetapkan. Dalam hal
pengambilan contoh rating ini dapat diambil untuk Beton yaitu sebesar 5

PT. PURI DIMENSI


5 - 20
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

sedangkan untuk baja diambil nilai 3, mengingat biaya pemeliharaan beton


lebih murah dibandingkan dengan beton.

Perbandingan Umur Rencana Konstruksi Baja dengan Konstruksi Beton

Umur Rencana Umur Rencana


Konstruksi Baja Konstruksi Beton

Nilai Rating 3 5

MANFAAT

Pemberian penilaian terhadap manfaat yang akan diperoleh masyarakat akibat


adanya suatu proyek dapat kita bedakan dengan perolehan manfaat langsung
dan manfaat tidak langsung, dalam hal manfaat langsung sesungguhnya telah
ditetapkan lebih dahulu pada awal pembuatan Studi-Kelayakan Proyek
tersebut. Kita ambil misal untuk proyek gedung bertingkat, sebelum proyek
tersebut dibuat tentu terlebih dahulu telah dilakukan kajian ekonomis apakah
proyek tersebut cukup ekonomis atau tidak, salah satu tolok ukur tersebut
adalah melakukan prediksi, berapa jumlah pemakai dan beban yang akan
menempati gedung tersebut untuk suatu periode tertentu sampai tercapai
suatu umur rencana atau selama masa pelayanan dari konstruksi tersebut.
Dalam hal ini apabila kita bandingkan manfaat langsung dari kedua macam
konstruksi tersebut, tentu saja akan menghasilkan nilai yang sama. Lain lagi
kalau penilaian tersebut dilanjutkan kepada penilaian terhadap manfaat tidak
langsung misalnya kemungkinan kesempatan kerja, tentu saja akan
menghasilkan nilai yang berbeda. Tapi dalam kesempatan ini sebaiknya
pembahasan ini dibatasi saja terlebih dahulu dengan penilaian terhadap
manfaat langsung.

Melakukan penilaian yang lengkap terhadap kajian manfaat dari suatu proyek
konstruksi sebenarnya tidaklah terlalu mudah dikarenakan harus melibatkan
banyak fihak antara lain publik. Kalau sudah berhadapan dengan publik dalam
jumlah yang cukup mewakili maka haruslah diadopsi suatu sistem penelitian

PT. PURI DIMENSI


5 - 21
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

yang dikembangkan berdasarkan suatu sistem angket atau beberapa cara lain
yang dilaksanakan berdasar prinsip-prinsip statistik melalui proses jajak
pendapat yang lengkap, kita akan memperoleh hasil penelitian yang lengkap.

Perbandingan Manfaat Konstruksi Baja dengan Konstruksi Beton

Manfaat Thd Manfaat Thd


Masyarakat Masyarakat
Dalam Sistem Dalam Sistem
Konstruksi Baja Konstruksi Beton

Nilai Rating 3 3

INTEGRASI SISTEM

Pembahasan mengenai terintegrasinya suatu sistem konstruksi yang ditinjau


haruslah dilihat secara keseluruhan apakah ada terdapat banyak konstruksi
yang sejenis yang telah dibangun disekitar daerah sistem konstruksi yang kita
tinjau kemudian haruslah diteliti sejauh mana keterkaitan dari masing-masing
sistem konstruksi yang telah ada dan harus juga dilihat sejauh mana potensi
keterkaitan sistem konstruksi tersebut dimasa depan. Atas dasar kesemuanya
itu dapatlah disimpulkan seberapa jauh tingkat ketergantungan sistem
tersebut satu sama lain dan atas dasar hal tersebut di atas dapatlah diperoleh
tingkat efisiensi tertentu yang dapat dicapai bila dibandingkan dengan hanya
sebuah single sistem saja yang kita terapkan, hal ini dapat dengan mudah kita
pahami yaitu pembelian suatu barang secara Grossir tentu akan lebih hemat
bila dibandingkan membeli secara eceran.

Dalam hal ini secara umum maka konstruksi beton akan lebih mudah
terintegrasi dengan sistem konstruksi lainnya yang menggunakan bahan beton
apabila dibandingkan dengan sistem konstruksi baja karena itu adalah wajar
kalau rating untuk beton diambil lebih besar yaitu sebesar 5, bila
dibandingkan dengan konstruksi baja yaitu 3.

Perbandingan Integrasi dengan Sistem Konstruksi Lainnya Antara Sistem Konstruksi


Baja dengan Sistem Konstruksi Beton

PT. PURI DIMENSI


5 - 22
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Integrasi dengan Integrasi dengan


Sistem Konstruksi Sistem Konstruksi
lainnya dengan lainnya dengan
Sistem Konstruksi Sistem Konstruksi
Baja Beton

Nilai Rating 3 5

MASALAH LINGKUNGAN

Dalam hal penilaian terhadap masalah lingkungan ini, maka akan dapat
dikembangkan secara lebih luas dan lengkap bila dalam kesempatan ini
dibahas pula masalah dampak kerusakan lingkungan yang dapat terjadi pada
suatu lingkungan proyek, namun mengingat dalam kesempatan ini hanya akan
dilihat secara garis besarnya saja, maka dapat dengan mudah kita tentukan
bahwa tingkat kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh Sistem konstruksi
beton akan lebih mencemari lingkungan mengingat umumnya jenis konstruksi
ini akan memanfaatkan sebesar-besarnya penggunaan material setempat
semisal batu, pasir, dan air yang digunakan sebagai bahan pembuat beton,
karena itu penetapan besarnya nilai rating yaitu sebesar 5, untuk konstruksi
baja adalah wajar bila dibandingkan dengan nilai 1.

Perbandingan Dampak Yang Ditimbulkan Terhadap Lingkungan dari Sistem Konstruksi


Baja dengan Sistem Konstruksi Beton

Dampak Terhadap Dampak Terhadap


Lingkungan dari Lingkungan Sistem
Sistem Konstruksi Konstruksi Beton
Baja

Nilai Rating 5 1

Dari uraian di atas dapatlah diperoleh semua faktor penentu penilaian


terhadap suatu sistem yang ditinjau dimana semua faktor-faktor penentu tadi
dapat disebut dengan sebutan lain yaitu dikenal sebagai “Performance
Indicator” yaitu faktor-faktor yang kita tetapkan untuk menilai sejauh mana
performance suatu sistem yang ditinjau itu bekerja dengan benar, jadi suatu
kebijakan yang baik itu tentulah suatu kebijakan yang diambil berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu yang disepakati bersama. Disamping ini ada pula

PT. PURI DIMENSI


5 - 23
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

suatu penilaian yang dikembangkan untuk menilai suatu Policy yang telah
dilaksanakan sebelumnya tentu saja penilaian yang dilakukan disini adalah
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya apakah Performance
yang dicapai telah sesuai atau tidak bila dibandingkan dengan kriteria yang
telah ditetapkan semula, apabila ternyata tidak tercapai maka haruslah
ditelusuri kira-kira faktor-faktor yang menjadi penyebab utama dari
penyimpangan-penyimpangan tersebut, untuk kemudian dapat dihindari
dikemudian hari, selanjutnya kalau kita masukkan kriteria-kriteria baru
sebagai Performance Indicator yang baru hal ini dimungkinkan sebagai
bentuk penajaman penilaian dimasa datang.

Lebih jauh lagi akan lebih mudah melakukan penilaian terhadap kebijakan
suatu Sistem Konstruksi ini haruslah dikembangkan kumpulan-kumpulan
database dari masing-masing Indikator Penilaian yaitu database tentang
Sistem Konstruksi, Teknologi Konstruksi, Keahlian Konstruksi, database
tentang Harga Satuan, selanjutnya juga database tentang Sistem Konstruksi di
suatu lokasi dan lain sebagainya. Atas dasar database tersebut, maka akses
untuk melakukan penilaian terhadap suatu sistem konstruksi akan dapat
dengan mudah dilakukan, sedemikian dasar-dasar pengambilan kebijakan yang
baik dapat diambil dan ditetapkan, dan pada langkah lebih lanjutnya tentulah
hasil kebijakan tersebut akan bernilai optimum dan akan bermanfaat yang
sebesar-besarnya bagi masyarakat banyak

b. Perencanaan Pondasi

Didalam perencanaan struktur pondasi bangunan gedung, baik gedung kantor


dan depo arsip harus mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :

 Besarnya beban yang akan didukung,

 Kondisi dan jenis tanah dasar,

 Biaya pembuatan pondasi yang dibandingkan terhadap biaya struktur


atasnya.

Adapun prosedur perencanaan pondasi secara umum dapat diketengahkan

PT. PURI DIMENSI


5 - 24
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

sebagai berikut :

 Menyiapkan denah dasar bangunan yang memperlihatkan letak-letak


kolom, dinding, selain itu harus diketahui pula besarnya beban mati,
beban hidup dan momen lentur pada tiap-tiap kolom dan dinding.

 Menghitung daya dukung tanah yang didasarkan pada karakteristik


tanah dasar yang diperoleh dari hasil penyelidikan tanah. Selanjutnya
dihitung kemungkinan nilai daya dukung tanah yang diijinkan pada
berbagai kedalaman, dengan memperhatikan faktor aman terhadap
keruntuhan daya dukung tanah yang sesuai dengan penurunan yang
terjadi tidak boleh berlebihan.

 Menentukan kedalaman, tipe dan dimensi pondasinya. Hal ini dilakukan


dengan cara memilih kedalaman minimum memenuhi syarat keamanan
terhadap daya dukung tanah yang telah dihitung , tapi kedalaman
minimum tersebut harus dipertimbangkan terhadap kemungkinan
terjadinya erosi permukaan tanah, pengaruh perubahan iklim dan
perubahan kadar air.

 Bila tanah yang lebih besar daya dukungnya berada dekat dengan
kedalaman minimum yang dibutuhkan tersebut, maka perlu
dipertimbangkan untuk meletakkan dasar pondasi pada lokasi yang
lebih dalam, dimana daya dukung tanahnya lebih besar. Karena dengan
meletakkan pondasi sedikit lebih dalam akan mengurangi dimensi
pondasi, dengan demikian dapat menghemat biaya pembuatan pelat
betonnya. Namun hal tersebut tidak berlaku bila tanah lebih bawah
berupa pasir yang terendam air.

Besarnya daya dukung yang diijinkan tergantung tergantung sifat-sifat teknis


tanah, kedalaman dan dimensi pondasi, serta penurunan yang ditoleransikan.

Perhitungan daya dukung tanah dapat dilakukan berdasarkan karateristik kuat


geser tanah yang diperoleh dari pengujian tanah dilaboratorium atau dengan
cara emfiris yang didasarkan pada alat pengujian lapangan tertentu, seperti
pengujian SPT dan pengujian kerucut sondir dan lain-lain.

PT. PURI DIMENSI


5 - 25
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Bila hitungan daya dukung tanah didasarkan pada karakteristik tanah dasar
yang diperoleh dari pengujian laboratorium, maka besarnya daya dukung
tanah ultimit untuk dimensi pondasi dan kedalaman tertentu dapat dihitung,
kemudian besarnya daya dukung tanah yang diijinkan dapat dihitung dengan
membagi daya dukung ultimit dengan faktor keamanan tertentu yang sesuai.
Tapi nilai yang diperoleh tersebut masih harus dikontrol terhadap penurunan
yang terjadi yang dihitung berdasarkan nilai daya dukung tanah yang
diperoleh. Jika penurunan yang ditoleransikan, maka nilai daya dukung
tanahnya harus dikurangi sampai syarat besarnya penurunan dipenuhi.

Bila perhitungan daya dukung tanah didasarkan pada hasil pengujian


dilapangan atau dari hasil pengalaman yang berhubungan dengan besarnya
daya dukung untuk jenis tanah yang sama, maka nilai daya dukung tanahnya
dapat ditentukan dengan memakai rumus-rumus empiris hasil pengujian
dilapangan atau dari hasil penentuan daya dukung tanah yang diperoleh dari
pengalaman yang pernah dialami untuk jenis tanah yang sama.

Untuk menentukan syarat keamanan, besarnya faktor aman terhadap


keruntuhan daya dukung tanah akibat beban maksimum dapat diambil sebesar
3” dengan maksud untuk menanggulangi ketidaktentuan variasi kondisi tanah
dasar. Bila pembebanan berupa kombinasi beban-beban permanen dan beban-
beban sementara serta strukturnya kurang begitu penting, maka faktor aman
lebih kecil dari 3” diperbolehkan.

PT. PURI DIMENSI


5 - 26
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

PT. PURI DIMENSI


27 5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

E.4.1 Material komponen Struktur

Material yang digunakan untuk komponen struktur bangunan gedung yang


umum digunakan adalah sebagai berikut :

Material Beton

Pada umumnya, ditinjau dari cara pembuatannya material konstruksi beton


dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu beton Precast dan beton Cast in
Situ. Keuntungan dari beton Precast adalah dapat mengefesienkan biaya
pekerjaan maupun waktu pelaksanaan pekerjaan. Produk beton precast
dipabrik tersedia dalam beberapa ukuran dengan menggunakan modul-modul
struktur ukuran. Dari segi berat struktur itu sendiri, beton precast lebih ringan
bila dibandingkan dengan beton kontroversial (cast in situ).

Material konstruksi beton diperoleh dari percampuran bahan-bahan agregat


halus dan kasar, yaitu pasir dan kerikil atau bahan semacam lainnya yang
menambahkan secukupnya bahan perekat semen dan air sebagai bahan
pembantu untuk keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan
perawatan berlangsung. Agregat halus dan kasar tersebut sebagai bahan
bahan susun kasar campuran, merupakan komponen utama beton. Nilai
kekuatan serta daya tahan (durability) beton merupakan fungsi dari banyak
faktor, diantaranya adalah nilai banding campuran dan mutu bahan susun,
metode pelaksanaan, pengecoran, pelaksanaan finishing, temperatur dan
kondisi perawatan pengerasannya.

Nilai kuat tekan beton relatif tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya dan
beton merupakan bahan yang bersifat getas. Pada penggunaan sebagai
komponen struktural bangunan, umumnya beton diperkuat dengan memasang
tulangan baja sebagai bahan yang dapat bekerjasama dan dapat membantu
kelemahannya, terutama pada bagian yang menahan gaya tarik. Dengan
demikian tersusun pembagian tugas, dimana batang tulangan baja bertugas
memperkuat dan menahan gaya tarik, sedangkan beton hanya diperhitungkan
untuk menahan gaya tekan.

PT. PURI DIMENSI


28
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Material Baja

Baja adalah bahan bangunan yang terbentuk dari bahan campuran besi dan
karbon serta logam lainnya yang ditambahkan untuk meningkatkan kekuatan
dan keawetannya. Penggunaan bahan baja sebagai komponen struktur
bangunan, mempunyai keuntungan dan kerugian. Beberapa keuntungan serta
kerugian dari pemasangan baja sebagai komponen struktur bangunan, antara
lain adalah :

Keuntungan :

 Efesien untuk bentangan yang lebar.

 Untuk beban yang sama, akan diperoleh dimensi dan berat baja yang
relatif lebih ringan, dibandingkan bila dipakai beton sebagai komponen
strukturnya.

 Mudah perawatan

 Cepat pelaksanaan pengerjaan.

Kerugian :

Memiliki titik lebur yang relatif rendah, sehingga tidak tahan api.

Material Komposit

Pada dasarnya beton komposit sama dengan beton biasa, yaitu memakai
bahan-bahan dasar biasa seperti pasir, kerikil, semen dan air. Hanya disini
bahan utamanya adalah baja, dimana baja tersebut dilindungi oleh beton agar
ketahanan terhadap api dapat meningkat.

Dalam penggunaan sebagai komponen struktur bangunan, umumnya jenis


material ini dipakai untuk struktur kolom.

E.4.2 Pendekatan Pemilihan Struktur

Pemilihan struktur ini didasari oleh beberapa hal yang harus diperhatikan
sehingga tujuan dan sasaran proyek dapat tercapai, adapun pertimbangan-
pertimbangan tersebut adalah :

PT. PURI DIMENSI


29
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

 Efesiensi kerja, waktu dan biaya.

 Keberadaan bangunan dan fungsinya.

 Kekuatan bangunan yang dipersyaratkan.

Pada prakteknya semua kriteria diatas saling berhubungan erat satu sama
lain, sehingga apabila terjadi kesalahan baik dari cara kerja atau keteledoran
maka akan mengakibatkan kerugian baik dari segi biaya maupun rusaknya
bangunan tersebut.

E.4.3 Alternatif Struktur Rangka Baja pada Atap

Konstruksi yang disusun dari batang-batang, yang disambung menjadi sudut


tiga dan sudut banyak yang saling menutup disebut pekerjaan vak, yaitu kalau
konstruksi itu mempunyai bentuk yang tetap dimana dalam konstruksi baja
sambungan-sambungannya kita ganti dengan engsel-engsel, yang tidak
bergeser. Pada sistem konstruksi rangka baja tersebut beban yang menangkap
dititik sambung dan titik-titik buhul, terjadilah didalam batang-batang
semata-mata gaya tarik atau gaya tekan.

Adapun dalam perhitungan kekuatan atau konstruksi yang dikeling, tegangan


lengkung ini diabaikan, pada suatu konstruksi yang dilas sambungan lebih kaku
dan karena itu dianjurkan, terutama pada konstruksi yang berat, supaya
tegangan tambahan ini diperhatikan.

Konstruksi baja yang sambungannya kaku guna mewujudkan ketetapan bentuk


dari konstruksi itu, disebut pekerjaan bingkai. Kalau pekerjaan bingkai itu
dibebani terjadilah kondisi lengkung yang sangat besar dibatang, sehingga
dalam menghitung kekuatan, ketentuan tegangan-tegangan lengkung menjadi
penting.

Jika jumlah batang sebuah pekerjaan vak cukup untuk memberi kekuatan
terhadap ketetapan bentuk konstruksi, dimana titik buhul yang dianggap
berengsel, maka ini disebut pekerjaan vak yang ditentukan statis didalam.,
kalau jumlah batang itu lebih besar daripada yang diperlukan untuk ketetapan

PT. PURI DIMENSI


30
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

bentuk, maka ini disebut pekerjaan vak yang statis tidak ditentukan didalam.

Sebuah pekerjaan vak yang dipipih dinamakan ditentukan statis diluar, kalau
jumlah reaksi perletakan ialah tiga dan tidak ditentukan statis kalau jumlah
itu lebih banyak daripada tiga.

Pada sebuah gelagar pekerjaan vak dibedakan bentang pinggir, yaitu bentang
yang merupakan pinggir atas dan pinggir bawah dan batang dinding atau
batang sisi, yang masih dapat dibagi dalam batang diagonal dan batak tegak.
Satu bagian pinggir yang dibebani, yang terletak antara dua buah titik buhul
yang berturut-turut, dinamakan medan.

Untuk menentukan gaya batang yang terjadi dalam sebuah pekerjaan vak
pipih yang ditentukan statis diluar dan didalam, semata-mata diperlukan
peninjauan kesetimbangan. Biasanya ketentuan ini dilakukan secara grafis
dengan menggunakan apa yang dinamakan diagram ceremona.

Variasi Gelagar

Pekerjaan vak didalam bangunan baja boleh dikatakan semata-mata dibuat


sebagai gelagar sejajar, yaitu gelagar dengan pinggir bawah dan pinggir atas
yang sejajar dan berfungsi sebagai rasuk kap. Ada beberapa variasi kap
konstruksi baja yang dapat dipakai dalam membentuk atap bangunan gedung.

PT. PURI DIMENSI


31
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Arahan Perancangan Rangka Atap Struktur Bangunan

PT. PURI DIMENSI


32
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Pada gambar bagan dari rasuk kap setangkup dengan dua buah titik tunjang
akhir. Pendakian atap, mengingat penghematan bahan, berhubung dengan
penutupan.

PT. PURI DIMENSI


33
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Atap yang dipilih, diambil sedikit mungkin. Gording terletak pada titik buhul
dari pinggir atas, jadi pembagian pinggir atas itu dalam sejumlah bagian-
bagian yang sama ditentukan oleh perangai atap, jarak gording berkisar
antara 1,5 dan 3 m.

Pinggir bawah dibuat mendatar atau ditengah-tengahnya diberi lengkung


keatas yang kecil, sebab beban yang diam akan mengakibatkan penurunan.

Batang diagonal diletakan begitu rupa, sehingga pada suatu beban tegak yang
terbagi merata, pada batang diagonal tersebut terjadi gaya tarik (batang
tarik).

Pada suatu pendakian atap yang lebih curam (seperti yang diperlukan
didaerah-daerah yang panas) dapat digunakan rasuk yang terdiri dari 2 buah
gelagar yang dapat dibedakan dengan jelas ; gelagar itu disambung dengan
sebuah batang tarik.

Pendakian atap bentuk rasuk ini hendaknya diambil 1:4, sebab kalau tidak
pertemuan yang tajam dari pinggir atas dan pinggir bawah dititik akhir
memberi keberatan dalam konstruksi.

Pada rasuk Mansarde, bidang atap yang miring dan curam itu ditutup dengan
cara ataupun dengan bahan fiberglass. Yang sedikit miring dengan dinding,
diatas dinding itu terdapat penutup atap yang rapat terhadap air.

Dari masing-masing tipe rasuk kap tersebut perlu diperhatikan juga


kemungkinan pemakaian bahan penutupnya yaitu dapat memekai genteng,
kaca, fiberglass ataupun lainnya, disesuaikan tuntutan keperluan dari
bangunan tersebut.

Jenis rangka atap yang tersedia di pasaran saat ini mengalami peningkatan
dalam hal kualitas juga kuantitasnya. Hal tersebut di karenakan semakin
berkembangnya teknologi dan resources yang cukup memadai. Berikut di
bawah ini jenis rangka atap baja yang tersedia di pasaran :

Rangka atap ini terdiri atas tiga macam yaitu rangka atap baja
ringan (SMARTRUSS, CAHAYA TRUSS), rangka atap baja berat
(konvensional) dan PEB (pre-Enginered Building).  

PT. PURI DIMENSI


34
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Rangka Baja Ringan

Rangka atap baja ringan ini merupakan


rangka pengganti kayu yang memiliki
keunggulan sebagai berikut :

- Bebas perawatan.

- Anti rayap dan korosi.

- Tidak melendut.

- Harga ekonomis.

- Instalasi mudah dan cepat.

- Tidak puntir dan menyusut.

- Ringan dan kuat 

PEB

PEB adalah salah satu dari sekian banyak rangka baja yang
digunakan, dengan system knock-down melalui proses teknologi dan
kualitas tinggi. Spesifikasi Bahan sbb:

PT. PURI DIMENSI


35
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

- Plat baja yang digunakan untuk rangka primer, seperti


kolom dan balok adalah high grade dengan kekuatan
tekanannya adalah fy =3450kg/cm2.

- Rangka sekundernya, seperti rangka atap dan dinding,


adalah baja cold-formed galvanized dengan bentuk ‘Z’ yang
tingginya adalah 200 mm. Rangka ini menggunakan baja high
grade dengan kekuatan tekanannya adalah fy = 3450
kg/cm2.

- Baut yang digunakan baut high strength fy= 3450 kg/cm2

Penggunaan Atap Ringan

Produk atap ringan yang tersedia di pasaran cukup banyak ragamnya , salah
satunya adalah Onduline. Atap ini mempunyai tekstur bergelombang dan
material penutup dinding yang atraktif, ringan dan sangat kuat. Kualitas
ketahanan terhadap cuaca-nya cukup kuat, ditambah kemudahan serta
keamanan-nya dalam penanganan dan pemasangan, sehingga dapat digunakan
secara ekstensif di berbagai jenis bangunan, dalam segala kondisi iklim.

PT. PURI DIMENSI


36
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Aplikasi Atap Ringan (Onduline) pada Gedung dan Bangunan Bertingkat

PT. PURI DIMENSI


37
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Aplikasi Atap Ringan Onduline

Sistem Atap Onduline

Memberikan solusi sistem atap ringan terbaik untuk berbagai


aplikasi atap, baik atap berlapis maupun atap satu lapis.

PT. PURI DIMENSI


38
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Sistem Atap Melengkung / Kubah

Fleksibilitas lembaran Onduline dapat digunakan untuk proyek


atap kubah / melengkung.

Sistem Oversheeting

Lembaran ringan Onduline dapat digunakan untuk menutupi /


melapisi (oversheeting) atap yang merosot.

Sistem Underlay Ondutile

Onduline berfungsi juga sebagai pelapis bawah atap


(undersheeting), dibawah genteng dan papan, sehingga dapat
digunakan dibawah ketentuan minimum yang
direkomendasikan perusahaan.

Sistem Penutup Vertikal (Wallcladding)

Kualitas ketahanan cuaca lembaran Onduline ditambah


kekuatan tegaknya, dapat digunakan sebagai penutup dinding
vertikal (wallcladding). Onduline dapat diinstalasikan pada
bangunan yang menggunakan frame kayu maupun baja.

Spesifikasi produk

Bahan pembuat lembaran Onduline menggunakan dasar lembaran serat


selulosa homogen 3mm, yang kemudian dipigmentasi awal menggunakan resin
serta diwarnai sebelum diberi kandungan bitumen asphalt dibawah tekanan
bersuhu tinggi. Dengan cara ini dibuat lembaran dengan stabilitas dimensional
tinggi yang tidak akan terpecah belah.

PT. PURI DIMENSI


39
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Spesifikasi [nominal]
Panjang: 2000mm

Lebar: 950mm
Ketebalan: 3mm

Lebar gelombang: 95mm


Tinggi glombang: 38mm

Gelombang per lembar: 10


Berat per lembar: 6.4kg (3.3kg per m²)

Variasi Warna: Merah bata, Hijau


lumut, Cokelat, Hitam  
   

PT. PURI DIMENSI


40
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

selain dari atap ringan Onduline, pilihan lain yang dapat digunakan
adalah Zincalume metal coated steel. Zincalume ini memiliki
kombinasi baja dan daya tahan hingga emapat kali lebih kuat
terhadap korosi dengan lapisan pellindung seng/aluminiumnya

PT. PURI DIMENSI


41
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

dibandingkan dengan baja lapis seng. Zincalume memiliki kombinasi


55% Aluminium, 43,5% Zinc dan 1,5 % silicon. Zincalume metal
coated steel sangat sesuai untuk atap, dinding dan cladding
bangunan ; mudah dibentuk, dilas dan dapat dicat biasa atau cat
oven.

COLORBOND

Colorbond prepainted coated steel adalah ZINCALUME metal coated


steel yang dilapisi dengan bahan primer dan cat oven bermutu
tinggi. Lembaran baja berwarna ini memiliki kombinasi kekuatan
baja, daya tahan korosi seng/aluminium, lapisan primer dan cat
bermutu tinggi. BHP mengembangkan tiga jenis Colorbond prepainted
coated Steel yaitu : colorbond XSE, XPD dan XRW masing-masing
untuk pemakaian di kondisi lingkungan yang parah (XSE), sedangkan
(XPD) dan umum (XRW). 

ABADI
Abadi adalah baja lapisan yang mengandung logam campuran 55%
Aluminium dan 45% seng yang diproses dengan teknologi tinggi
sehingga memiliki keunggulan sebagai berikut:

- Empat kali lebih tahan terhadap karat.


- Lebih sejuk.
- Memantulkan panas lebih baik.
- Kilapnya tahan lama.
- Tampak lebih indah.

PT. PURI DIMENSI


42
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Abadi cocok digunakan sebagai bahan atap, talang, pagar dan


kebutuhan lainnya untuk rumah atau bangunan.  

GEMILANG
Gemilang adalah baja lapis cat yang menggunakan bahan dasar baja
lapis Abadi Steel yang mengandung logam campuran 55% dan 45%
Zinc. Pilihan tepat dan ekonomis untuk bahan dan kebutuhan outdoor
lainnya termasuk rumah atau bangunan.  

Material Bangunan

Terwujudnya suatu bangunan tidak akan lepas dari adanya pemakaian


material bangunan. Pemilihan material bangunan akan sangat tergantung
kepada beberapa faktor, antara lain :

 Faktor kekuatan material terhadap kemungkinan adanya beban yang


terjadi.

 Faktor Keawetan material terhadap kemungkinan pengaruh perusakan


yang terjadi.

 Faktor Karakter ataupun kesan yang ingin ditampilkan, apabila material


bangunan tersebut menjadi perlu untuk ditampilkan (ekspose).

 Harga material bangunan, hal ini terkait dengan biaya yang tersedia.

E.4.4 Arahan Perencanaan Struktur Rangka Gedung Arsip

Tebal Lantai

Dilihat dari beban lantai rencana pada perencanaan gedung arsip yaitu
sebesar 2400 kg/m2 maka arahan tebal lantai perlu adalah 15 cm dengan
Mutu Beton 30 Mpa (K-300), Mutu Baja Tulangan U-39 (390 Mpa). Penulangan
plat lantai untuk arah x dan y dalam kondisi momen tumpuan dan lapangan
adalah : Momen Tumpuan dipakai Ø 10 mm jarak 75 mm, Momen Lapangan

PT. PURI DIMENSI


43
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

dipakai Ø 10 mm jarak 150 mm.

Rangka Struktur

Dalam perencanaan rangka struktur data-data yang diperlukan selain beban


rencana adalah beban atap atau reaksi dari atap. Dilihat dari jenis atap dan
struktur rangka atap pada arahan fasade gedung arsip ini reaksi yang terjadi
pada kolom-kolom struktur adalah sebesar kl. 2 ton. Adapun struktur rangka
atapnya dengan atap genteng glassur adalah kurang lebih sebagai berikut :

Rencana arahan rangka struktur gedung arsip adalah sebagai berikut :

PT. PURI DIMENSI


44
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Data-data struktur :

f’c = 30 Mpa
fy = 390 Mpa (tulangan)
fy = 240 Mpa (sengkang)
BJ Beton = 2400 kg/ m3
E = 2. x 104 Mpa

Untuk mendapatkan struktur rangka yang efisien dan ekonomis diperlukan


kajian dan analisis struktur yang lebih mendalam dengan tetap
mempertimbangkan beban-beban yang mungkin timbul sesuai dengan
Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2000
Tentang Standar Minimal Gedung dan Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif.

E.5 Aspek Perencanaan Utilitas

Perencanaan utilitas merupakan faktor yang sangat penting dalam


perencanaan secara keseluruhan bangunan, karena perhitungan terhadap
dakting atau instalasi dibawah bangunan diharapkan dapat selaras dengan

PT. PURI DIMENSI


45
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

perencanaan lainnya. Perencanaan utilitas pada sarana pengelolaan dan


penyimpanan arsip meliputi:

1. Instalasi Listrik

Instalasi tenaga listrik yang terdapat di dalam gedung menggunakan 1


phasa maupun 3 phasa yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Instalasi tenaga listrik ditangani dengan memperhitungkan beban –


beban dan sumber tenaga listriknya, baik dari PLN maupun sistem
genset

Untuk menangani instalasi sistem kontrol dapat dibangun instalasi


sistem dengan menggunakan sistem relay maupun PLC ( Programable
Logic Control) maupun PID (Proportional Integral Differential Control)

PT. PURI DIMENSI


46
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

2. Instalasi Sistem Plumbing

Sistem plumbing merupakan satu kesatuan sistem dalam suatu gedung yang
tidak dapat dipisahkan dari sistem lainnya. Oleh karena itu, perencanaan
sistem ini dilakukan bersama - sama dengan perencanaan sistem lainnya.

Penataan instalasi sistem plumbing yang baik akan menghasilkan suatu gedung
dengan higienis yang baik. Hal ini mengakibatkan peralatan untuk sistem
plambing harus mempunyai sisi higienis yang baik

Jenis sistem plumbing tersebut, meliputi :

1. Sistem penyediaan air bersih

2. Sistem penyediaan air panas

3. Sistem pembuangan dan ventilasi

3. Instalasi Pengkondisian Udara

Ruangan-ruangan pada bangunan sarana pengelolaan dan penyimpanan


arsip terutama pada gedung depo arsip sangat membutuhkan
pengkondisian udara yang menyangkut tingkat kebutuhan suhu dan
kelembaban udara sesuai dengan yang telah disyaratkan dalam Standar
Minimal Gedung dan Ruang Penyimpanan Arsip.

PT. PURI DIMENSI


47
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Dukungan pemilihan material dan peralatan yang dibutuhkan


disesuaikan dengan tingkat kebutuhan pengkondisian udara yang dapat
disuplai dari dalam dan luar negeri.

4. Transportasi Vertikal (Elevator)

Kriteria kualitas pelayanan elevator adalah :


1. Waktu menunggu (Interval, Waiting time)
2. Daya angkut (Handling capacity)
3. Waktu perjalanan bolak-balik lift (Round trip time)

KINERJA ELEVATOR
• Mudah dicapai dan mudah dioperasikan.
• Yang mempunyai waktu tunggal (waiting time, interval) minimum
ditiap lantai.
• Mempunyai kapasitas cukup dan dapat dengan cepat memindahkan
penumpang dari suatu lantai kelantai lain.

PT. PURI DIMENSI


48
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

• Serba otomatis, dan mempunyai interior yang menarik.


• Bergerak lembut, tidak terguncang pada saat mulai bergerak atau akan
berhenti dan juga tidak berisik.
• Aman dan mudah pada saat keluar masuk kabin.

PERALATAN ELEVATOR

PT. PURI DIMENSI


49
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Denah dan potongan skematik shaft elevator

KABIN (CAR) DAN REL


• Merupakan bagian yang paling dilihat oleh para pemakai, karenanya
harus aman, nyaman dan didesain sedemikian agar indah dan sesuai
dengan ‘prestige’ bangunan, tahan lama dan mudah dalam
perawatannya . Bagian ini merupakan bagian yang paling bebas
didesain oleh arsitek.

PT. PURI DIMENSI


50
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

• Keamanan kabin, dicerminkan dengan adanya perlengkapan pintu


otomatis, alarm kebakaran dan kelebihan beban, interchome, bahan-
bahan yang tahan api, dan lubang escape.
• Kenyamanan, dinyatakan dengan adanya pengkondisian udara,
ventilasi, peralatan pengendali otomatis, gerakan kabin yang halus,
tidak terguncang pada saat akan bergerak maupun berhenti, tidak
berisik, indicator tingkat lantai, pencahayaan yang lembut bahkan
kadang-kadang dilengkapi dengan musik.

BEBERAPA SISTEM ELEVATOR DENGAN BANDUL

PINTU ELEVATOR
Untuk keamanan maka pintu elevator dimasa kini menggunakan pintu-pintu
otomatik elektris yang sinkron dengan leveling control. Dengan demikian
maka secara otomatis pintu akan terbuka penuh pada saat berhenti ditiap
lantai, kecepatan pintu membuka dan menutup tergantung pada tipe pintu
dan lebar bukaan pintu. Namun apapun tipe pintunya semuanya disyaratkan
hanya boleh menggunakan daya gerak maksimum 7 ft.lbs (9,5 joule)[1].
[1] 1 ft. lb = 1,365 joule

PT. PURI DIMENSI


51
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

SISTEM KONTROL ELEVATOR


Sistem operasi elevator adalah sistem otomat yang mengontrol semua gerak
satu atau lebih elevator agar efisien dan nyaman bagi pemakainya, misalnya
bila ada sinyal panggilan dari suatu lantai maka otak kontrol merespon,
mendeteksi dan mencari elevator yang terdekat untuk berhenti dilantai yang
memanggil. Contoh lain ialah bila suatu elevator bebas dari panggilan dari
semua lantai yang dilayaninya, maka ia otomatis akan ‘stand by’ di lobby
dengan pintu selalu terbuka penuh.
Dengan demikian kontrol elevator ini berfungsi mengolah sinyal panggilan,
mendeteksi posisi semua elevator, merespon, menggerakkan kabin naik atau
turun, memberi perintah berhenti, mengubah modus operasi gerak motor, dan
lain-lain.

Lokasi dan ukuran ruang


Idealnya elevator ditempatkan pada lobby sebuah bangunan karena lobby
merupakan ruang penerima pertama yang didatangi oleh pengunjung suatu
bangunan, akan tetapi mengingat elevator pada gedung depo arsip ini hanya
digunakan untuk transportasi barang, maka peletakan elevator sebaiknya
ditempatkan di lokasi yang bukan merupakan area publik dengan tetap
memperhatikan akses yang cukup efisien terhadap sirkulasi transportasi
barang/arsip.

E.6 Inovasi Waktu Perencanaan

Dalam pekerjaan produk perencanaan perlu adanya strategi pengerjaan


pekerjaan perencanaan, yang melibatkan personal tenaga, tahap dan jenis
pengerjaan.

Untuk hal tersebut perlu dirancang keterlibatan masing-masing tenaga ahli/


assisten kedalam tahapan pekerjaan seefektif mungkin, yaitu dengan
cara/metode sebagai berikut :

Adanya pemahaman jenis dan tahapan pekerjaan bagi semua personel (tenga
ahli/assisten/tenaga pendukung) secara menyeluruh dan benar.

PT. PURI DIMENSI


52
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Adanya delegasi pertanggung jawaban kerja dan “job description” yang jelas
tiap masing masing tahapan kerja.

Diupayakan cara kerja simultan bagi tahapan pekerjaan yang dapat dikerjakan
bersamaan, untuk memperkecil waktu kerja.

Kesiapan segenap unsur kerja maupun unit-unit pendukungnya, baik alat


maupun fasilitas lainnya.

Adanya target kerja (Produk), waktu kerja dalam masing-masing tahapan


kerja yaitu : tahapan persiapan, tahapan survey dan tahapan pengumpulan
data, tahap konsep perencanaan, tahapan pra rencana teknis, tahapan
pengembangan rencana, tahapan rencana detail, tahapan penyiapan
dokumen, tahapan pengandaan maupun tahapan penyerahan dokumen.

E.7 Arahan Digitalisasi

Selama kegiatan terus berjalan maka pertumbuhan arsip semakin meningkat,


dengan bentuk arsip yang membutuhkan rak-rak yang cukup besar maka
kebutuhan akan tempat penyimpanan arsip juga akan memerlukan space
(ruang) yang semakin luas. Maka dari itu mengefisiensikan arsip menjadi
sangat perlu sebagai penyelesaian masalah tersebut diatas mengingat
perkembangan teknologi yang ada sekarang ini.

Salah satu cara untuk membuat bentuk arsip lebih efisien adalah dengan
sistem digitalisasi yang membuat arsip menjadi sebuah file yang dapat
dilihat/dibaca melalui media komputer dan memungkinkan untuk diakses
melalui internet dan gedung arsip dapat menjadi sebuah data centre yang
tidak membutuhkan space yang besar, meskipun semua itu dilakukan secara
bertahap namun harus dimulai sedini mungkin.

Seperti halnya bangunan arsip, bangunan data centre harus memperhatikan


masalah sirkulasi udara karena hal ini terkait dengan suhu, ventilasi udara
yang cukup, penggunaan AC yang direncanakan dengan baik. Karena biasanya
bangunan data center dibuat dengan sedikit/bahkan tidak ada jendela dan
tertutup. Bahan bangunan yang dipakai harus tidak mudah terbakar serta

PT. PURI DIMENSI


53
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

kontruksi bangunan yang tahan gempa. Adanya ruangan terpisah antara


ruangan administratif dengan ruangan server dan data. Standar pendingin
ruangan yang digunakan seperti TIA-942 dan dengan tetap memperhatikan
pengaturan kabel yang melalui bawah lantai. Menyiapkan kabel standar untuk
instalasi listrik yang dibutuhkan dan konstruksi bangunan harus
memperhatikan hal tersebut. Pintu masuk dirancang sangat terbatas. Pintu
kebakaran dirancang untuk keluar saja. Segala aspek keamanan dalam
bangunan sebuah data center harus direncanakan dengan baik. Kontruksi dan
arsitektur bangunan harus dapat mengakomodasi semua hal berkaitan dengan
keamanan fisik. Layout berikut ini menggambarkan contoh ruangan yang ada
dalam Data Center.

Kebutuhan listrik merupakan hal yang penting pada sebuah data center.
Karena semua peralatan komputer, peralatan komunikasi dan jaringan serta
pendingin membutuhkan energi. Selain itu juga penggunaan listrik cadangan
seperti Genset dan UPS harus dilakukan. UPS yang digunakan harus memenuhi
kebutuhan listrik dari semua peralatan yang ada. Batere UPS diharapkan dapat
bertahan cukup lama sebelum digantikan dengan listrik cadangan dari Genset.

PT. PURI DIMENSI


54
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

Banyak metoda yang dapat diterapkan untuk menghitung kebutuhan tenaga


pada data center. Berikut ini contoh penghitungan tenaga listrik yang
dibutuhkan.

E.8 RENCANA KERJA

7.1 Kegiatan Survey

7.1.1 Persiapan Survey

Pokok pekerjaan yang dilakukan adalah berupa:

a. Persiapan materi survey yang dilakukan adalah berupa :

 Studi literatur dan pemahaman KAK guna menajamkan konsep awal


perencanaan Gedung Arsip Kabupaten Bandung.

 Survey pendahuluan untuk menentukan orientasi awal peletakan massa


bangunan.

 Koordinasi dengan pihak lain berkaitan dengan pekerjaan perencanaan


Gedung Arsip seperti tim sondir, tim pengukuran dan lain-lain.

 Penyiapan alat-alat yang diperlukan dalam tahap survey lapangan.

b. Penentuan strategi survey

PT. PURI DIMENSI


55
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

7.1.2 Tahap Survey Dan Penelitian

a. Pengukuran lokasi lahan, dimaksudkan untuk lebih memastikan ukuran


lahan yang sebenarnya dengan dilakukan pengukuran detail dengan
menggunakan alat ukur yang cukup memadai.

b. Dokumentasi lahan dan lingkungan, yaitu proses penyimpanan dan


pencatatan data-data hasil survey lapangan. Data-data ini dapat berupa
data ukuran lahan, kondisi fisik lahan, dan keadaan lingkungan
sekitarnya. Selain itu, dilakukan pula penggunaan kamera guna merekam
keadaan lahan dan sekitarnya secara visual.

c. Investigasi harga material, dimaksudkan untuk mengetahui harga


material yang sekiranya akan dipakai dalam pekerjaan pelaksanaan
pembangunan Gedung Arsip. Investigasi harga material ini dilakukan
dengan membandingkan harga antara satu penyedia material dengan
penyedia material lainnya.

d. Kompilasi Data, yaitu tahapan melakukan pengelompokan data survey


yang telah dilakukan berkaitan dengan data fisik lahan dan data-data
penunjang lainnya.

e. Penyelidikan tanah, dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik lapisan


tanah di lahan yang akan direncanakan berkaitan dengan rencana
struktur bangunan Gedung Arsip.

7.2 Tahap Konsep Rencana Dan Pra Rencana

7.2.1 Analisis Awal Berdasarkan Data Hasil Survey

a. Melakukan pembuatan konsep skematik perencanaan Gedung Arsip


dimulai dari konsep peletakan bangunan, bentuk bangunan, fasade
dengan memperhitungkan bentuk lahan perencanaan.

b. Penentuan konsep program ruang berdasarkan kebutuhan Gedung Arsip


dimana konsep ini menjelaskan hirarki ruang berdasarkan fungsi masing-
masing ruang sehingga terdapat pembagian ruang sesuai dengan
kebutuhan.

PT. PURI DIMENSI


56
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

c. Organisasi ruang bagi pengelola gedung arsip, dimana penentuan konsep


ini didasarkan pada struktur organisasi kantor eksisting.

d. Berdasarkan data fisik lahan, akan ditentukan pula beberapa alternatif


pemilihan sistem struktur, utilitas gedung, aksesibilitas internal dan
eksternal. Selain itu, akan dirancang pula konsep awal blokplan yang
berkaitan dengan tata ruang luar gedung.

7.2.2 Pengolahan Perencanaan dan Perancangan

Berdasarkan tahapan sebelumnya, akan dikembangkan perencanaan berupa:

a. Pembuatan gambar rencana tapak, dimana konsep tapak yang ada


dikembangkan dan dimatangkan berdasarkan aspek yang berpengaruh
pada rencana tapak seperti bukaan lahan, faktor cahaya alam, tata
letak dengan bangunan sekitarnya, dan lain sebagainya sehingga
dihasilkan rencana tapak yang sesuai dengan kondisi sekitarnya.

b. Membuat gambar pra-rencana bangunan dimana pada tahap ini telah


tersaji gambar-gambar berupa denah tampak dan potongan Gedung
Arsip.

c. Setelah gambar pra-rencana bangunan ada, kemudian disusun dengan


penyusunan komponen-komponen rencana biaya secara umum
berdasarkan gambar pra-rencana.

d. Melakukan penyusunan daftar material yang sekiranya akan dipakai


dalam pelaksanaan pembangunan Gedung Arsip berdasarkan gambar
pra-rencana.

e. Membuat gambar-gambar perspektif sesuai dengan konsep yang telah


dimatangkan sehingga akan tergambar rencana Gedung Arsip yang
secara visual dapat lebih mendekati dengan Gedung Arsip hasil
perencanaan.

f. Melakukan diskusi dengan pengelola teknis mengenai rencana Gedung


Arsip berdasarkan kemajuan kerja yang telah dicapai, antara lain

PT. PURI DIMENSI


57
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

gambar denah, tampak, potongan dilengkapi dengan gambar-gambar


perspektif.

7.3 Tahap Pengembangan Rencana

Tahap ini merupakan tahap pengembangan dari tahap pra-rencana serta


masukan dari pihak pemberi tugas melalui pengelola teknis sehingga akan
didapat suatu hasil perencanaan gedung yang sesuai dengan keinginan
pemberi tugas. Selain itu, akan dilakukan perhitungan struktur berdasarkan
data penyelidikan tanah. Setelah tahapan tersebut dilakukan, maka akan
dimulai tahap perencanaan secara arsitektural bangunan, struktur, utilitas
maupun perencanaan lahan.

Setelah semua gambar kerja diselesaikan, maka akan dilakukan perhitungan


volume bahan bangunan dan estimasi biaya pembangunan.

Tahap akhir dari pengembangan rencana adalah penyusunan Rencana Kerja


dan Syarat (RKS) yang akan digunakan sebagai acuan untuk melakukan tahap
pelelangan konstruksi pembangunan Gedung Arsip.

7.4 Tahap Rencana Detail

Merupakan tahap pendetailan dan pemantapan gambar kerja dan detail,


perhitungan struktur, volume dan Rencana Anggaran Biaya serta Bill Of
Quantity (BQ). Seluruh rangkaian pekerjaan ini diharuskan selesai sesuai
dengan jadual rencana kerja yang telah disusun sebelumnya.

7.5 Tahap Finalisasi Perencanaan

Tahap finalisasi perencanaan merupakan tahap akhir dari seluruh rangkaian


pekerjaan perencanaan Gedung Arsip, dimana dalam tahap ini akan dilakukan
penyusunan dan penggandaan dokumen perencanaan Gedung Arsip serta
menyelesaikan penyusunan dan penggandaan dokumen pelelangan
pembangunan Gedung Arsip. Selain itu, konsultan perencana akan membantu
pengguna jasa dalam penyusunan dokumen pelelangan serta membantu
panitia lelang memberikan penjelasan teknis dan administrasi pada proses
penjelasan pekerjaan (aanwijzing) konstruksi.

PT. PURI DIMENSI


58
5-
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN/DESAIN (DED) INTEGRASI INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BEKASI

USULAN TEKNIS

E.8. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN PERSONIL

Struktur organisasi pelaksanaan Masing-masing komponen yang terlibat,

saling mendukung dalam upaya menghasilkan produk yang dapat

dimanfaatkan bersama.

Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan satu dan lainnya antara pelaksana

dan pemberi pekerjaan, dapat dilihat dalam Struktur Organisasi Pelaksana

Pekerjaan pada Gambar E.6. berikut:

PT. PURI DIMENSI


59
5-

Anda mungkin juga menyukai