Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MATA KULIAH INFRASTRUKTUR DAN LINGKUNGAN

ANALISIS SITE LAYOUT PADA INFRASTRUKTUR GEDUNG


MAJELIS DESA ADAT (MDA) PROVINSI BALI DARI ASPEK
ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI

OLEH :
I GEDE RUSTIAWAN
NIM 2061123028

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER REKAYASA INFRASTRUKTUR DAN LINGKUNGAN
UNIVERSITAS WARMADEWA

i
ii
KATA PENGANTAR

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
INTISARI.................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3. Tujuan dan Manfaat...................................................................................2
1.3.1. Tujuan................................................................................................2
1.3.2. Manfaat..............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1. Infrastruktur...............................................................................................3
2.2. Tata Letak.....................................................................................................3
2.2.1. Tujuan Perencanaan Tata Letak.............................................................3
2.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Tata Letak.................................................4
2.2.3. Jenis Tata Letak.....................................................................................5
2.2.4. Pertimbangan Tata Letak Site Layout....................................................5
2.2.5. Equal Site Layout...................................................................................6
2.3. Fasilitas.........................................................................................................7
2.2.1. Tujuan Perencanaan Fasilitas.................................................................7
2.2.2. Tipe dan Jenis Fasilitas..........................................................................7
2.4. Activity Relationship Chart (ARC)...............................................................8
BAB III METODELOGI PENELITIAN...............................................................12
3.1. Cara Mengumpulkan Data.......................................................................12
3.2. Cara Menyajikan Data.............................................................................13
3.3. Cara Menganalisis Data...........................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iv
INTISARI

v
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keberlangsungan proyek konstruksi selalu berkaitan dengan sebuah
perencanaan. Perencanaan pada proyek konstruksi sangat di butuhkan untuk
menunjang segala rangkaian pekerjaan, maka setiap proyek konstruksi akan selalu
memiliki site layout. Berdasarkan site layout ini kita dapat mengetahui informasi
tentang luas lahan, mobilisasi alat dan kendaraan yang di gunakan pada proyek
serta perencanaan tata letak fasilitas proyek. Site layout yang optimal harus
memperhatikan bagian tata letak fasilitas proyek (site facilities). Site layout
fasilitas pada setiap proyek tidak akan sama karena setiap proyek konstruksi
mempunyai metode pekerjaan, urutan pekerjaan, medan (keadaan) dan cuaca yang
berbeda-beda. Contoh fasilitas proyek seperti : gudang, genset, direksikeet, barak
kerja, dan sebagainya. Site layout merupakan salah satu faktor yang berperan
penting dalam mempengaruhi efisiensi waktu pengerjaan proyek dan juga biaya
proyek. Baik itu proyek berskala besar maupun proyek berskala kecil. Namun
kenyataan di lapangan perencanaan site layout kurang mendapatkan perhatian
penting, hal demikian terjadi pada proyek pembangunan Gedung SKB Kota
Denpasar.
Gedung SKB Kota Denpasar terletak daerah timur Kota Denpasar yakni
pada Jalan Trengguli, Penatih, Kecamatan Denpasar Timur, Denpasar, Bali.
Tujuan dari pembangunan Gedung ini untuk meningkatkan pelayanan pendidikan
non formal bagi masyarakat kota Denpasar dalam menaikkan taraf hidup. Oleh
sebab itu untuk merealisasikan tujuan tersebut tepat biaya, mutu, dan waktu,
diperlukannya perencanaan site layout yang tepat. Site layout berkaitan dengan
penetapan sejumlah fasilitas yang telah ditentukan ke sejumlah tempat yang telah
ditentukan sebelumnya. Apabila setiap tempat yang telah ditentukan dapat
mengakomodasi setiap fasilitas, maka tata letak fasilitas dapat dimodelkan sebagai
equal site layout. Apabila setiap tempat yang telah ditentukan hanya dapat
mengakomodasi beberapa fasilitas saja, maka tata letak fasilitas dimodelkan

1
2

sebagai unequal site layout, dimana tempat yang telah ditentukan memiliki luasan
yang berbeda. Pada proyek Gedung SKB Kota Denpasar menggunakan equal site
layout, dikarenakan belum diketahui site layout yang paling optimum, maka
penelitian ini akan menganalisis site layout menggunakan activity relationship
chart.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah yang akan
dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana skenario dari analisis site layout
pada infrastruktur Gedung SKB Kota Denpasar dengan activity relationship
chart ?

1.3. Tujuan dan Manfaat


1.3.1. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat scenario
dengan menganalisis site layout Gedung SKB Kota Denpasar dengan activity
relationship chart
1.3.2. Manfaat
Manfaat dari penulisan untuk mendapatkan scenario site layout yang
optimal pada infrastruktur Gedung SKB Kota Denpasar sehingga tujuan dari
pembangunan dapat tercapat tepat waktu, biaya dan mutu.

2
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Infrastruktur
Infrastruktur adalah berbagai macam fasilitas fisik yang diperlukan dan
dikembangkan oleh beberapa agen publik yang memiliki tujuan untuk bisa
memenuhi tujuan ekonomi dan sosial serta fungsi pemerintahan dalam hal tenaga
listrik, penyediaan air, transportasi, pembuangan limbah dan pelayanan-pelayanan
lainnya yang sama (Stone, 1974 yang dikutip oleh Fendy Hananto, 2018). Dalam
penelitian ini infrastruktur yang dimaksud yakni Gedung SKB Kota Denpasar
berfungsi sebagai pelayanan pendidikan dalam melakukan pemerataan di
masyarakat untuk membantu menaikkan taraf hidupnya khususnya masyarakat
Kota Denpasar.

2.2. Tata Letak


Tata letak adalah bagaimana mengubah sumber daya yang transformasinya
diposisikan satu dengan yang lain dan bagaimana berbagai tugasnya dialokasikan
ke sumber daya transformasinya tersebut (Slack, Jones, & Johnston, 2013). Selain
itu, perencanaan tata letak didefinisikan sebagai tempat pengaturan sumber daya
fisik yang digunakan untuk membuat produk (Herjanto, 2008).
Definisi tata letak menurut Birchfield (2008), adalah pengaturan peralatan
untuk menciptakan area kerja yang efisien, aman, dan ergonomis. Area kerja
dengan tata letak yang memiliki prinsip desain yang baik akan menciptakan
menghasilkan tingkat efisiensi dan produktivitas karyawan yang tinggi.k yang
digunakan untuk membuat produk (Herjanto, 2008).

2.2.1. Tujuan Perencanaan Tata Letak


Tujuan utama dari perancangan tata letak adalah mengatur area kerja
beserta seluruh fasilitas produksi di dalamnya untuk membentuk proses produksi
yang paling ekonomis, aman, nyaman, efektif, dan efisien. Selain itu, perancangan
tata letak juga bertujuan untuk mengembangkan material handling yang baik,
4

penggunaan lahan yang efisien, mempermudah perawatan, dan meningkatkan


kemudahan dan kenyamanan lingkungan kerja.
Terdapat beberapa keuntungan tata letak fasilitas yang baik, yaitu:
1. Menaikkan output produksi
2. Mengurangi delay
3. Mengurangi jarak perpindahan barang
4. Penghematan pemanfaatan area
5. Pemaksimalan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau fasilitas produksi
lainnya.
6. Proses manufaktur yang lebih singkat
7. Mengurangi resiko kecelakaan kerja
8. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman
9. Mempermudah aktivitas supervisor

2.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Tata Letak


Merujuk pada buku Manajemen Proyek Konstruksi yang disusun oleh
Wulfram I. Ervianto (2005) disebutkan bahwa ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam penempatan fasilitas pada proyek yaitu :
1. Pertimbangan jalan masuk
Jalur jalan dalam lokasi proyek harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
peralatan/material dari luar dapat ditempatkan dalam lokasi yang efisien
sehingga tidak banyak waktu yang terbuang untuk menggunakannya.
2. Pertimbangan penyimpanan bahan
Hal ini untuk menghindari dua/beberapa kali pemindahan sebelum material
tersebut digunakan untuk mendapatkan sistem dan tata letak yang efisien
3. Pertimbangan fasilitas sementara
Hal ini untuk pemenuhan fasilitas sementara, dilakukan terlebih dahulu jenis
kegiatan yang memebutuhkan, kapan fasilitas tersebut digunakan dan dimana
dibutuhkannya.
4. Pertimbangan peralatan
5

Identifikasi jenis peralatan, kapan akan digunakan dan dimana


dibutuhkannya.
5. Pertimbangan kantor proyek
Penentuan lokasi kantor proyek yang bukan hanya memeberikan kemudahan
dan kecepatan bagi pengunjung proyek, tetapi juga sudut pandang yang luas
dari lokasi proyek.

2.2.3. Jenis Tata Letak


Menurut Heizer, Render, & Munson (2017) tata letak dibagi menjadi
beberapa tipe antara lain:
1. Office Layout, menentukan posisi pekerja, peralatan bekerja, dan ruang kerja
yang disediakan untuk pergerakan informasi.
2. Retail Layout, mengalokasikan ruang display dan tanggapan untuk kebiasaan
pelanggan.
3. Warehouse Layout, menentukan ruang penyimpanan dan pertukaran antar
material handling.
4. Fixed-Position Layout, menentukan persyaratan tata letak untuk proyek besar
seperti kapal dan bangunan.
5. Process-oriented Layout, berurusan dengan produksi yang bervolume rendah
dan bervariasi tinggi.
6. Work-cell Layout, mengatur mesin dan peralatan untuk fokus pada produksi
dari produk tunggal atau produk yang berkelompok.
7. Product-oriented Layout, mencari penggunaan tenaga dan mesin terbaik
dalam produksi berulang atau berkelanjutan.

2.2.4. Pertimbangan Tata Letak Site Layout


Merujuk pada buku Manajemen Proyek Konstruksi yang disusun oleh
Wulfram I. Ervianto (2005) disebutkan bahwa ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam penempatan fasilitas pada proyek yaitu :
1. Pertimbangan jalan masuk
6

Jalur jalan dalam lokasi proyek harus direncanakan sedemikian rupa


sehingga peralatan/material dari luar dapat ditempatkan dalam lokasi yang
efisien sehingga tidak banyak waktu yang terbuang untuk menggunakannya.
2. Pertimbangan penyimpanan bahan
Hal ini untuk menghindari dua/beberapa kali pemindahan sebelum material
tersebut digunakan untuk mendapatkan system dan tata letak yang efisien.
3. Pertimbangan fasilitas sementara
Hal ini untuk pemenuhan fasilitas sementara, dilakukan terlebih dahulu jenis
kegiatan yang memebutuhkan, kapan fasilitas tersebut digunakan dan
dimana dibutuhkannya.
4. Pertimbangan peralatan
Identifikasi jenis peralatan, kapan akan digunakan dan dimana
dibutuhkannya.
5. Pertimbangan kantor proyek
Penentuan lokasi kantor proyek yang bukan hanya memeberikan
kemudahan dan kecepatan bagi pengunjung proyek, tetapi juga sudut
pandang yang luas dari lokasi proyek.

2.2.5. Equal Site Layout


Perencanaan site layout dibagi menjadi dua jenis, yaitu unequal site layout
dan equal site layout. Unequal site layout adalah kondisi dimana jumlah lokasi
yang tersedia pada area proyek lebih banyak dari jumlah lokasi yang dibutuhkan
untuk penempatan fasilitas yang ada diproyek. Dalam kata lain lokasi proyek luas
sehingga fasilitas proyek dapat dipindah ke lokasi lain dengan
mempertimbangkan beberapa hal.
Selanjutnya dalam arti yang sebenarnya, equal memiliki arti yaitu sama.
Jika dalam suatu proyek konstruksi jumlah fasilitas sama dengan jumlah lahan
yang tersedia pada proyek konstruksi maka site layout tersebut dinamakan Equal
Site Layout. Dalam equal site layout, tidak digunakan dummy untuk proses
optimasinya hal ini karena tempat yang tersedia di dalam proyek sangat terbatas.
7

Sehingga pada proses optimasi equal site layout hanya bisa memindahkan fasilitas
yang ada ke lokasi yang tepat.

2.3. Fasilitas
Menurut Prof. Dr. Hj Zakiah Daradjat, fasilitas merupakan semua hal yang
dapat mempermudah upaya serta memperlancar kerja dalam rangka mencapai
suatu tujuan tertentu. Pendapat ini menekankan pada adanya tujuan yang akan
dicapai dengan memanfaatkan fasilitas. Dalam hal ini yang dimaksud adalah
fasilitas yang diperlukan dalam menunjang pembangunan infrastruktur.

2.2.1. Tujuan Perencanaan Fasilitas


Tahap perencanaan fasilitas merupakan sesuatu yang sangat penting. Saat
melakukan perancangan fasilitas fisik pertimbangan harus ditujukan pada
keseluruhan proses dan prosedur yang digunakan, kualitas dan kuantitas yang
diperlukan. Semua segi tersebut digabungkan dalam suatu kerangka kerja menuju
suatu desain yang efisien dan efektif, untuk memenuhi tujuan site layout atau tata
letak yang baik tersebut perlu digunakan suatu kriteria untuk menilai apakah site
layout atau tata letak tersebut sudah baik atau masih perlu disempurnakan lagi.
Berikut ini adalah beberapa tujuan site layout atau tata letak secara umum antara
lain (Hari Purnomo, 2003) :
1. Mempermudah jalannya proses
2. Meminimukan pemindahan material
3. Memelihara fleksibilitas
4. Menghemat pemakaian ruang bangunan
5. Memberikan kemudahan, keselmatan, dan kenyaman bagi pekerja dalam
melakukan pekerjaannya
6. Mendukung tujuan dari pembangunan infrastruktur tersebut
8

2.2.2. Tipe dan Jenis Fasilitas


Identifikasi dilakukan untuk mengetahui tipe fasilitas yang ditinjau. Tipe
fasilitas yang akan dipindahkan menjadi bahan pertimbangan dalam optimasi site
layout. Hegazy dan Elbeltagi (1999) mengelompokkan dalam tiga jenis yaitu:
1. Fasilitas Sementara (Temporary Facilities): dapat diletakkan di tempat
kosong mana saja yang terdapat di lahan proyek konstruksi.
2. Fasilitas Tetap (Fixed Facilities/Constraint) : memiliki tempat yang tetap di
lahan proyek konstruksi dan berhubungan dengan fasilitas lainnya.
3. Obstacle : Non allocatable area di lahan proyek konstruksi
Identifikasi fasilitas juga dilakukan untuk mengetahui fasilitas-fasilitas
yang terdapat di lokasi proyek serta mengetahui lokasi persebarannya. Elbeltagi
dan Hegazy (2001) mengelompokkan Temporary Facilities menjadi 22 jenis
seperti pada Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2. 1 Jenis-jenis Temporary Facilities
No. Nama Fasilitas No. Nama Fasilitas
1 Offices 12 Batch plant
2 First aid 13 Sampling/testing lab
3 Information and guard 14 Piping yard
4 Toilet on site 15 Parking lot
5 Engineer’ 16 Tank
6 Labor’s dormitory 17 Long-term lay-down yard
7 Labor’s rest area 18 Machine room
8 Maintenance shop 19 Shops
9 Rebar fabrication/storage yard 20 Scaffold storage yard
10 Carpentry shop 21 Material warehouse
11 Cement warehouse 22 Welding shop

2.4. Activity Relationship Chart (ARC)


Activity Relationship Chart (ARC) adalah digram yang digunakan untuk
mendapatkan hubungan dari aktivitas-aktivitas tertentu, sehingga dapat ditentukan
aktivitas yang harus berdekatan dan aktivitas yang harus berjauhan dalam suatu
perancangan tata letak fasilitas (Ghaleeb Mumtaz, 2015).
ARC dapat dibagi dalam tiga kolom atau bagian. Kolom pertama berisi
pengelompokan aktivitas. Secara umum aktivitas-aktivitas dalam perancangan tata
letak pabrik dikelompokan kedalam dua kelompok yaitu:
1. Kelompok aktivitas produksi.
9

2. Kelompok aktivitas pelayanan (service), yaitu:


3. Production service (pelayanan produksi)
4. General service (pelayanan umum)
5. Personal service (pelayanan pegawai)
6. Physical plant service (pelayanan bangunan pabrik)
Dalam menggambarkan derajat kedekatan hubungan antar seluruh
kegiatan Activity Relationship Chart menggunakan simbol-simbol A, E, I, O, U
dan X yaitu:
A : Absolutely necessary yaitu hubungan bersifat mutlak
E : Especially important yaitu hubungan bersifat sangat penting
I : Important yaitu hubungan bersifat cukup penting
O : Ordinary yaitu bersifat biasa-biasa saja
U : Undersireble yaitu hubungan yang tidak diinginkan
X : Hubungan yang sangat tidak diinginkan
Dalam mendukung hubungan derajat kedekatan antar aktivitas dalam
perancangan tata letak pabrik, dibutuhkan alasan-alasan baik itu alasan yang
mendekatkan maupun alasan yang menjauhkan. Adapaun alasan-alasan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Untuk simbol A, E, dan I
2. Hubungan produksi:
3. Urutan aliran kerja
4. Menggunakan peralatan yang sama
5. Menggunakan catatan yang sama
a. Menggunakan ruangan yang sama
b. Memuddahkan pemimdahan barang
c. Hubungan kedekatan
d. Menggunakan personil yang sama
e. Pentingnya berhubungan
6. Derajat hubungan kepegawaiaan
a. Kemudahan pengawasan
b. Melaksanakan pekerjaan serupa
10

c. Perpindahan personil
d. Aliran Informasi
e. Menggunakan catatan yang sama
f. Derajat hubungan kertas kerja
7. Menggunakan alat komunikasi yang sama
a. Untuk simbol U dan X
b. Kotor
c. Bising
d. Asap
e. Debu
f. Bau
g. Getaran
h. Resiko kecelakaan kerja
i. Gangguan kesehatan dan keselamatan kerja
j. Gangguan lain
Dibawah ini adalah contoh dari bagan activity relationship chart (ARC)
sebagai berikut pada gambar 2.1. :

Gambar 2. 1 Bagan Activity Relationship Chart (ARC)


Sumber : Ghaleeb Mumtaz, 2015
11

Adapun tahapan-tahapan dalam pembuatan ARC adalah sebagai berikut :


1. Tetapkan semua kegiatan yang diperlukan baik kegiatan pada bagian
produksi maupun kegiatan pada bagian servis.
2. Semua kegiatan ditetapkan/dikelompokan dalam bagian-bagian yaitu
kegiatan servis (servis produksi, servis personalia dan lainya) dan kegiatan
produksi.
3. Kumpulkan data-data tentang aliran bahan, data personalia dan data
informasi lainnya mengenai seluruh kegiatan yang ditabulasi diatas.
4. Tetapkan faktor atau sub faktor yang perlu diperhitungkan dalam
mempertimbangkan hubungan yang ada. Misalnya aliran bahan,
peralataan, aliran informasi dan lain-lain.
5. Membuat peta aktivitas yang sesuai jumlah barisnya dengan kegiatan yang
ditetapkan.
6. Masukan semua kegiatan yang telah ditetapkan ke dalam peta aktivitas.
7. Susun berdasarkan kelompok sifat aktivitasnya untuk memudahkan
analisis.
8. Memulai menganalisa tingkat hubungan dan alasan-alasan terhadap
aktivitas lainya yang dimulai dari aktivitas nomor 1.
9. Tuliskan kode hasil analisa tingkat hubungan pada perpotongan baris
aktivitas. Pada bagian atas ditulis tingkat hubungan aktivitas dan pada
bagian bawah dituliskan alasan mengapa tingkat hubungan tersebut
diberikan.
Dalam melakukan ARC yang perlu diperhatikan adalah proses, urutan
proses, sifat. Pengisian kode tingkat hubungan dalam satu bagian kelompok
aktivitas didahulukan setelah pengisian tingkat hubungan terkait proses, untuk
merating yang diperlukan faktor kebutuhan dalam melakukan aktivitas, yang
terjadi akibat adanya aktivitas tersebut, dan yang dihindari untuk melakukan
aktivitas tersebut.
12

BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1. Cara Mengumpulkan Data


Jenis data dan sumber data yang dipergunakan dalam analisis site layout
atau tata letak fasilitas menggunakan activity relationship chart pada penelitian
ini antara lain sebagai berikut :
1. Data Primer
Data yang diperoleh dari sumber data dengan mengadakan pengamatan
langsung dilapangan (observasi), seperti data lokasi site dan kondisi medan
lokasi proyek yang diperoleh dari pengamatan di lokasi proyek, dan juga hasil
wawancara kepada narasumber terkait objek penelitian ini.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari instansi terkait atau pihak yang berkaitan dengan
obyek penelitian yang diangkat sebagai topik pembahasan. Data sekunder
dalam perencanaan pelaksanaan proyek ini diperoleh dari kontraktor CV.
Adhi Guna Karya antara lain:
a. Gambar Kerja atau Shop Drawing
b. RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat)
c. Metode Pelaksanaan
d. Hubungan Kedekatan antar fasilitas
e. Tingkat bahaya kecelakaan kerja yang diterapkan di proyek
Dalam mengumpukan data, metode yang digunakan dalam perencanaan
pelaksanaan proyek ini adalah:
1. Metode Kepustakaan
Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan jalan mengutip buku/ literatur
yang berkaitan dengan penelitian ini, dan tidak lupa memberikan sitasi atas
kalimat atau acuan yang dikutip.
13

2. Metode Survei/ Observasi


Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara melihat langsung ke
lokasi penelitian seperti data medan/lokasi proyek serta melakukan
wawancara langsung dengan narasumber terkait.
3. Metode Dokumentasi
Yaitu suatu metode dengan mengumpulkan data-data dari instansi-instansi
yang terkait dengan penelitian analisis site layout atau tata letak fasilitas pada
infrastruktur Gedung SKB Kota Denpasar, seperti data yang diperoleh dari
kontraktor CV. Adhi Guna Karya.

3.2. Cara Menyajikan Data


Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif,
karena disesuaikan dengan tujuan penelitian yang ingin diperoleh dan bukan
menguji sebuah hipotesis, tetapi untuk menemukan bagaimana skenario untuk
proyek infrastruktur Gedung SKB Kota Denpasar dengan activity relationship
chart (ARC).

3.3. Cara Menganalisis Data


Adapun tahapan analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Survei lokasi penelitian untuk mengetahui gambaran lokasi proyek yang akan
diteliti
2. Pengumpulan data tentang fasilitas yang berada di proyek
3. Pemasukan data yang diperlukan untuk membuat skenario site layout atau
tata letak fasilitas menggunakan Activity Relationship Chart (ARC) dengan
cara melakukan wawancara kepada pihak kontraktor tentang bagaimana
hubungan kedekatan antar fasilitas proyek, dan selanjutnya menganalisis serta
menyajikan data hasil wawancara ke dalam Activity Relationship Chart sesuai
dengan teori yang ada.
4. Membuat site layout dari hasil skenario dari analisis ARC.
14

5. Agar penelitian ini lebih terarah dengan baik dibuatlah alur penelitian dalam
mengerjakan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Mulai

Survei Lokasi

Identifikasi Masalah

Pengambilan Data

Data Primer :
Data Sekunder :
1. Dokumentasi
1. Data Teknis terkait
2. Survei secara
proyek infrastruktur
langsung meliputi
2. Internet atau
observasi lapangan
literatur lain.
dan wawancara

Analisis Activity Relatioship Chart (ARC)

Hasil Analisis Data berupa Skenariona Site


Layout atau Tata Letak Fasilitas Proyek

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3. 1 Bagan Alir Penelitian


DAFTAR PUSTAKA

Purnomo, Hari. 2003. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta : Graha Ilmu.

15
Heizer, J., Render, B., & Munson, C. (2017). Operations
management: sustainability and supply chain management,
12/e. Harlow: Pearson Education.
https://bbs.binus.ac.id/management/2019/11/desain-tata-letak-layout-design/
pukul 7.51 am
https://baixardoc.com/documents/tata-letak-proyek-5dc8738c208ac pukul 7.53 am
https://www.amesbostonhotel.com/pengertian-fasilitas/ pukul 7.55 am

Anda mungkin juga menyukai