KATA PENGANTAR
Kami sebagai pihak yang menyusun Laporan Pendahuluan ini memohon agar pihak Tim
Teknis dapat mengkaji dengan baik laporan ini dan memberi arahan apabila ada
kekurangan/kesalahan. Pihak konsultan menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna, namun demikian mudah-mudahan agar dapat memberikan manfaat. Terima kasih
kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan
Perencanaan Rekayasa dan Rancang Bangun Perumahan Kabupaten Cirebon Tahun
Anggaran 2024.
Cirebon, 2024
PT. AZTEC PRATAMA DESIGN
Laporan Pendahuluan
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan DED Peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh Sumber Dana: Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan |
PT. AZTEC PRATAMA DESIGN
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i - i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii - ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1 - 1
1.2. Maksud dan Tujuan...................................................................................1 - 2
1.3. Sasaran Pekerjaan......................................................................................2 - 2
1.4. Ruang Lingkup Pekerjaan.........................................................................2 - 3
1.5. Lokasi........................................................................................................3 - 5
1.6. Pelaporan...................................................................................................5 - 6
1.7. Tenaga Ahli...............................................................................................6 - 6
BAB V PENUTUP...........................................................................................................30 - 30
BAB I
PENDAHULUAN
Kebijaksanaan ini didasarkan atas optimasi dan keuntungan ekonomis pada sektor angkutan
jalan raya karena adanya kendala terbatasnya sumber-sumber dana dan luasnya jaringan jalan
dan banyaknya jembatan yang sebagian besar belum dalam kondisi yang baik dan tingkat
kerusakan tinggi akibat beban lalu lintas yang berkembang sangat pesat selaras dengan
perkembangan kemajuan pembangunan serta iklim yang kurang menguntungkan.
Manajemen proyek dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang diawali dengan
perencanaan, penjadwalan, pelaksanaan dan pengendalian untuk semua tahapan dalam
proyek, dan diakhiri dengan selesainya sebuah proyek. Perencanaan proyek yang menyangkut
seluruh faktor yang terkandung di dalam sebuah proyek seperti : waktu, biaya, pengalokasian
tenaga kerja dan juga aktivitas-aktivitas. Dalam melakukan pembangunan suatu proyek,
perencanaan proyek mutlak dilakukan. Apabila perencanaan proyek ini kurang matang atau
kurang baik maka proyek akan mulur atau penyelesaiannya tidak tepat waktu.
Akibat lain yang ditimbulkan adalah biaya yang dikeluarkan lebih besar dan pengalokasian
tenaga kerja yang diperlukan tidak optimal penggunaannya.
Namun dengan banyaknya kerusakan jalan dan jembatan hampir pada sebagian besar
daerah di Indonesia menjadi acuan dalam proses pembangunan jalan dan jembatan.
Kerusakan struktural jalan dipengaruhi tiga faktor penting, yaitu: Pertama, kendaraan berat
dengan muatan lebih (overloading); Kedua, kondisi drainase permukaan jalan; dan Ketiga,
mutu pelaksanaan konstruksi jalan. Faktor lain yang
Metode yang digunakan di Indonesia sampai saat ini adalah metode yang merujuk kepada
metode pendekatan empirik yang dikembangkan pertama kali oleh Association of State
Higway Officials (AASHO), dimana AASHO berdiri November 1914 dan karena
perkembangan yang terjadi pada dunia transportasi, maka pada tahun 1973 AASHO
berubah menjadi AASHTO (American Association of State Higway and Transportation
Officials)
Tujuan
a. Menyusun Perencanaan Teknis yang dapat dijadikan dasar pekerjaan Pekerjaan
Konstruksi dan Pengawasan.
1.6. PELAPORAN
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) laporan yang harus dibuat dan diserahkan
oleh konsultan adalah :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisikan, uraian ringkas mengenai kerangka pikir, rencana
kerja, pemahaman terhadap KAK, metodologi serta pendekatan teknis pelaksanaan
pekerjaan, mobilisasi tenaga ahli dan jadwal penyelesaian pekerjaan.Laporan
Pendahuluan ini dibahas bersama Tim Teknis dan hasilnya digandakan dalam 5
(Lima) eksemplar.
Laporan pendahuluan ini harus diserahkan paling lama 5 (Lima) hari setelah Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani.
2. Laporan Antara
Laporan antara, berisi mengenai hasil penetapan tipologi, dan Draf perancangan awal
prasarana, sarana dan utilitas berupa, jalan lingkungan, jalan setapak, drainase, air
bersih, sanitasi/air kotor, (sesuai dengan kebutuhan dan tupoksi). Laporan antara ini
dibahas bersama Tim Teknis dan hasilnya digandakan dalam 5 (Lima) eksemplar.
Laporan diserahkan paling lama 10 (sepuluh) hari sejak Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) ditandatangani.
3. Laporan Akhir
- Kemajuan pelaksanaan perencanaan dari hasil analisa data yang telah didapatkan
dari hasil survey pada kawasan perencanaan yang disesuaikan dengan tujuan dan
sasaran pekerjaan.
- Membuat Dokumen Perencanaan Site Plan yang terdiri dari :
a. Gambar rencana.
4. Album Gambar
BAB II
GAMBARAN UMUM
Kabupaten Cirebon, merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak di
bagian timur dan merupakan batas, sekaligus sebagai pintu gerbang Provinsi Jawa
Tengah. Dalam sektor pertanian Kabupaten Cirebon merupakan salah satu daerah
produsen beras yang terletak di jalur pantura.
Gambar 2.1
Peta Administrasi Kabupaten Cirebon.
Kabupaten Cirebon terdiri atas 40 kecamatan, yang dibagi lagi atas 412 desa dan
12 kelurahan. Pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon di Kecamatan Sumber, yang
berada di sebelah selatan Kota Cirebon. Tiga kecamatan yang baru terbentuk pada tahun
2007 adalah Kecamatan Jamblang (Pemekaran Kecamatan Klangenan sebelah timur),
Kecamatan Suranenggala (Pemekaran Kecamatan Kapetakan sebelah selatan), dan
Kecamatan Greged (Pemekaran Kecamatan Beber sebelah timur).
Kabupaten Cirebon berada di daerah pesisir Laut Jawa. Berdasarkan letak geografisnya,
wilayah Kabupaten Cirebon berada pada posisi 6°30’–7°00’ Lintang Selatan dan
108°40’-108°48’ Bujur Timur. Bagian utara merupakan dataran rendah, sedang bagian
barat daya berupa pegunungan, yakni Lereng Gunung Ciremai. Letak daratannya
memanjang dari barat laut ke tenggara.
Kabupaten Cirebon berada di daerah pesisir Laut Jawa. Kabupaten Cirebon merupakan
bagian dari wilayah Propinsi Jawa Barat yang terletak dibagian timur dan merupakan
batas, sekaligus sebagai pintu gerbang Propinsi Jawa Tengah.
Letak daratannya memanjang dari Barat Laut ke Tenggara. Dilihat dari permukaan
tanah/daratannya dapat dibedakan menjadi dua bagian, pertama daerah dataran rendah
umumnya terletak disepanjang pantai utara Pulau Jawa, yaitu Kecamatan Gegesik,
Kaliwedi, Kapetakan, Mundu, Panguragan, Klangenan, Cirebon Utara, Cirebon Barat,
Weru, Astanajapura, Pangenan, Karangsembung, Waled, Ciledug, Losari, Babakan,
Gebang, Palimanan, Plumbon, Depok dan Kecamatan Pabedilan. Sedangkan sebagian
lagi termasuk pada daerah dataran tinggi.
Wilayah Kecamatan yang terletak sepanjang jalur pantura termasuk pada dataran
rendah yang memiliki letak ketinggian antara 0 – 10 m dari permukaan air laut,
sedangkan wilayah kecamatan yang terletak di bagian selatan memiliki letak
ketinggian antara 11 – 130 m dari permukaan laut. Wilayah Kabupaten Cirebon
dibagian Utara memiliki ketinggian antara 0-
25 meter diatas permukaan air laut (dpl) dengan luas 64.636 Ha. Sedangkan
dibagian Selatan mempunyai ketinggian antara 25-200 meter dpl dengan luas
wilayah 82.871,6 Ha.
Sedangkan berdasarkan kemiringannya wilayah Kabupaten Cirebon
dikelompokkan menjadi enam kelompok, yaitu :
1) Daerah datar. Daerah ini memiliki kemiringan tanah antara 0% - 3%
dengan luas 77.670 Ha atau 78,43% dari luas wilayah kabupaten.
2) Daerah gelati I. Daerah ini memiliki kemiringan antara 3% - 8% dengan luas
5.500 Ha atau 5,55% dari luas wilayah kabupaten.
3) Daerah Landai II. Daerah ini memiliki kemiringan antara 8% -
15%dengan luas 4.000 Ha atau 4,04% dari luas wilayah kabupaten.
4) Daerah Miring I. Daerah ini memiliki kemiringan antara 15% - 25%
dengan luas 5.800 Ha atau 5,86% dari luas wilayah kabupaten.
5) Daerah Miring II. Daerah ini memiliki kemiringan antara 25% - 40%
dengan luas 4.200 Ha atau 4,24 % dari luas wilayah kabupaten.
6) Daerah Terjal. Daerah ini memiliki kemiringan diatas 40% dengan luas 1.866
Ha atau 1,88% dari luas wilayah kabupaten.
Faktor iklim dan curah hujan di Kabupaten Cirebon diipengaruhi oleh keadaan
alamnya yang sebagian besar terdiri dari daerah pantai dan perbukitan terutama
daerah bagian utara, timur, dan barat, sedangkan daerah bagian selatan
merupakan daerah perbukitan.
Kabupaten Cirebon dilalui oleh 18 aliran sungai yang berhulu di bagian selatan.
Sungai – sungai yang ada di Kabupaten Cirebon yang tergolong besar antara lain
Cisanggarung, Ciwaringin, Cimanis, Cipager, Pekik, dan Kalijaga. Pada
umumnya, sungai – sungai besar tersebut dipergunakan untuk pengairan
pesawahan di samping untuk keperluan mandi, cuci, dan sebagai kakus umum.
2.3.3. Geologi
2.4. PEREKONOMIAN
Kabupaten Cirebon yang secara geografis terletak dilintasan Jawa Barat dan Jawa
Tengah, menempati titik strategis yang memiliki keunggulan tersendiri. Selain sebagai
sebagai kota transit yang di imbangi dengan pertumbuhan pembangunan fasilitas hotel-
hotel berbintang, juga menjadi tujuan wisata dan bisnis. Bahkan, kegiatan perdagangan
dan jasa memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap PAD Kabupaten Cirebon.
Investasi di Kabupaten Cirebon meningkat dari Rp 392,77 Miliar pada tahun 2008
menjadi sebesar Rp 585,21 Miliar pada tahun 2010. Investasi di Kabupaten Cirebon
terbesar di sektor jasa dan industri pengolahan. Investasi di sektor lainnya yang
berkembang adalah sektor listrik, gas, dan air bersih. Jumlah investor di Kabupaten
Cirebon meningkat dari 160 pada tahun 2008 menjadi 249 pada tahun 2010. Jumlah
tenaga kerja di Kabupaten Cirebon sebanyak 2023 orang pada tahun 2010.
Tabel 2.1
Perkembangan Investasi di Kabupaten Cirebon (Rp Juta)
Tahun
Sektor
2008 2009 2010
Pertanian 620 225 234
Pertambangan/Penggalian 13.164 1.500 1.465
Industri Pengolahan 105.087 105.918 337.631
Listrik, gas, dan air bersih 315.660 138.184
Bangunan/konstruksi 18.599 47.581 56.818
Perdagangan, hotel dan 10.282 25.180 33.747
restoran
Pengangkutan dan komunikasi 50.000 1.348 400
Keuangan, persewaan dan 14.813 6.311 5.476
jasa perusahaan
Jasa-jasa 180.201 16.534 11.254
Realisasi 392.766 520.257 585.209
Jumlah Investor 160 285 249
Tenaga Kerja 2.115 2.137 2.023
Sumber : Cirebon dalam angka 2011
Dilihat dari struktur ekonomi Kabupaten Cirebon, sektor pertanian masih merupakan
penggerak utama roda perekonomian 31,1% diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan
restoran 21% dan industri pengolahan 13,6%.
Tabel 2.2
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Cirebon
Lapangan Tahun
Usaha 2006 2007 2008 2009 2010* (%)*
Pertanian 3.634.340 3.899.123 4.762.763 5.330.751 6.120.487 31,1%
Pertambangan 43.350 51.419 58.525 63.854 72.614 0,4%
Industri 1.864.387 2.001.123 2.306.475 2.408.511 2.666.494 13,6%
Pengolahan
Listrik, Gas 305.854 327.578 347.794 375.639 409.587 2,1%
dan Air Bersih
Bangunan / 699.479 788.941 975.183 1.086.993 1.256.245 6,4%
Konstruksi
Perdagangan, 2.355.126 2.651.338 3.225.926 3.559.237 4.124.665 21,0%
Hotel dan
Restoran
Pengangkutan 924.444 1.037.191 1.161.768 1.200.022 1.329.175 6,8%
dan
Komunikasi
Keuangan, 458.857 506.581 623.056 693.314 797.365 4,1%
Sewa Bangunan
dan Jasa
Perusahaan
Perkembangan Upah Minimum Kabupaten Cirebon selama lima tahun terakhir dapat
digambarkan sebagai berikut :
TAHUN
UPAH MINIMUM REGIONAL KAB CIREBON
(RUPIAH)
Sebagai kabupaten yang berada di lintasan jalur perekonomian bagian barat dan Tengah
Pulau Jawa, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Cirebon sangat pesat. Pertumbuhan
ekonomi dikabupaten Cirebon tidak dapat dipisahkan dengan
2.5. PENDUDUK
Kabupaten Cirebon merupakan salah satu kabupaten terpadat di Jawa Barat. Penduduk
Kabupaten Cirebon terus bertambah, meski demikian dari sensus ke sensus, tren rata-rata
laju pertumbuhan penduduk dari sensus ke sensus semakin melambat. Pada Tahun 1980
jumlah penduduk Kabupaten Cirebon baru berjumlah 1.331.690 jiwa dan pada tahun
1990 tercatat 1.648.021 jiwa. Sepuluh tahun kemudian pada tahun 2000 penduduk
Kabupaten Cirebon menjadi
1.931.068 jiwa. Jumlah penduduk Kabupaten Cirebon tahun 2010 adalah
2.044.180 jiwa dan pada tahun 2017 penduduk Kabupaten Cirebon terdapat
2.159.577 jiwa. Kecamatan Sumber merupakan wilayah dengan jumlah
penduduknya paling banyak yaitu sebesar 91.204 jiwa dan berikutnya adalah Kecamatan
Gunungjati yaitu sebanyak 78.508 jiwa. Sedangkan wilayah dengan jumlah penduduk
paling sedikit di Kabupaten Cirebon adalah Kecamatan Pasaleman yaitu sebanyak 26.954
jiwa dan Kecamatan Karangwareng sebanyak
28.341 jiwa.
Tabel 2.3
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Cirebon Tahun 2010 – 2017
BAB III
PENDEKATAN, METODOLOGI
PELAKSANAAN KERJA
3.1. PENDEKATAN
Pola pikir pelaksanaan studi ini dikembangkan atas dasar latar belakang, maksud dan
tujuan, dan lingkup studi yang disampaikan pada KAK. Untuk dapat menyusun suatu
studi yang komprehensif maka perlu dipahami konteks studi secara holistik yang
menyangkut semua issue, aspek normatif, lingkungan strategis, dan semua elemen sistem
yang terkait dengan Infrastruktur Lingkungan Kota Cirebon.
Sistem pendekatan yang dipakai adalah system pendekatan administrasi dan teknis.
Dengan melaksanakan tugasnya nanti Konsultan harus mencari informasi yang
dibutuhkan selain informasi yang telah disampaikan melalui KAK. Informasi yang
dimiliki harus juga termasuk dari Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan DED
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Sumber Dana: Pajak Bumi dan Bangunan
Pedesaan dan Perkotaan (Perencanaan I) ini. Keabsahan data dan informasi dari berbagai
sumber digunakan dalam proses diskripsi, analisa dan penuangan konsep serta
penyusunan berbagai program pada kegiatan
3.2. KRETERIA
a.Kreteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud
pada KAK harus memperhatikan kriteria umum jalan lingkungan disesuaikan
berdasarkan fungsi dan kompleksitas jalan lingkungan, yaitu:
b. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat -syarat yang khusus, spesifik
berkaitan dengan jalan lingkungan yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi jalan,
segi teknis lainnya, misalnya:
Berikut ini adalah uraian prosedur pelaksanaan tahapan kegiatan, metode pelaksanaan,
pelibatan tenaga dan alat bantu serta target keluaran atau outputnya. Secara umum uraian
berangkat dari pemahaman konsultan tentang lingkup pekerjaan, kegiatan, keluaran serta
indikasi kebutuhan tenaga dan jadwal yang dipersyaratkan dalam KAK.
Konsultan akan segera memobilisasi segenap personil yang terlibat untuk segera
melaksanakan pekerjaan, didahului dengan pembuatan suatu rencana kerja.
Penyusunan rencana kerja akan menjadi tanggung jawab Team Leader dengan
dibantu oleh para tenaga ahli lainnya.Pada prinsipnya, rencana kerja yang akan
disusun mengacu pada uraian pendekatan dan metodologi dalam usulan teknis ini.
Secara khusus uraian kerja ini akan lebih terkonsentrasi pada pematangan
mekanisme pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-masing personil yang
terlibat, serta pemantapan jadwal pelaksanaan tahapan kegiatan dalam kaitannya
dengan pelaksanaan tahapan kegiatan dalam
Pemahaman KAK serta draf rencana kerja sebagai output tahap persiapan ini akan
menjadi substansi utama dalam laporan pendahuluan yang akan dibahas dalam
rapat pembahasan laporan pendahuluan.
Selain data primer sejumlah data sekunder juga akan dikumpulkan dalam tahapan
kegiatan ini. Data sekunder utama yang perlu dikumpulkan adalah
secara internal di antara tenaga ahli yang terlibat. Metode yang akan diterapkan
adalah metode desain argumentatif dengan mekanisme “image- present-test”
ataupun mekanisme “pengembangan varietas-reduksi varietas”. Mekanisme
yang dimaksud akan dilakukan secara berulang- ulang, dimana semakin intensif
perulangannya akan berasosiasi dengan meningkatnya kualitas konsep rancangan
yang dihasilkan. Konstrain utama yang menentukan adalah seberapa efisiennya
sumberdaya waktu yang tersedia dapat diberdayakan untuk melaksanakan
mekanisme ini dengan efektif.
Sesuai dengan durasi waktu yang tersedia, konsep final akan bermuara pada
penyusunan suatu dokumen Pra Rancangan, yang muatannya akan meliputi :
Gambar-Gambar Pra Rancangan (Site Development Plan / Rencana Tapak, Tampak / Potongan
Uraian Garis Besar Persyaratan Teknis (Specification Outline);
Perkiraan Awal Biaya Pembangunan (Preliminary Cost Estimate). Tahap konseptualisasi dan
Output tahapan kegiatan konseptualisasi dan penyusudan pra desain ini,
adalah penjabaran yang lebih detail dari dokumen pra desain melalui beragam
medium, yang secara lengkap keluarannya akan meliputi :
a. Gambar-Gambar Rancangan Final, meliputi :
❖ Site Development Plan / Rencana Tapak
❖ Tampak / Potongan Tapak
❖ Lay Out Rencana Jaringan Infrastruktur / Utilitas Lingkungan / Jaringan
Mekanikal
❖ Lay Out Rencana Penataan Komponen Bangunan
❖ Denah Tampak Potongan Komponen Bangunan Bukan Gedung
❖ Detail Contruction Drawings / Gambar Detail Konstruksi, Detail M/E
Drawings (beserta konsep dan perhitungannya) .
BAB IV
MANAJEMEN PROYEK
TEAM LEADER
Java Oriza Alfandi, ST
TA. JALAN
Riffan Jaya Hidayat, ST Yogi Sutrisno, ST
TA. IRIGASI
Sudirman, ST Abdul Manaf, ST
Tenaga Administrasi :
1. Uyibno
Driver
b. Operator Komputer
Tugas dan tanggung jawabnya antara lain :
a) Membantu penyusunan laporan Perencanaan.
b) Membantu Team Leader dalam menjalankan tugas administrasi.
c) Bekerjasama dengan bagian pelaksana (supervisor).
d) Memfasilitasi berita acara kemajuan pekerjaan.
e) Mengurus kerja tambah kontrak.
f) Mengikuti pelaksanaan mutu pekerjaan.
c. Driver / Sopir
a) Memeriksa kelengkapan kendaraan seperti rem, accu, oli,lampu, air
radiator, bandan bahan bakar supaya dalam kondisi siap pakai.
BAB VI
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan semoga pemahaman dan interpestasi terhadap Kerangka
Acuan Kerja dan Rencana Operasional Pekerjaan telah tepat sasaran. Agar menjadi pertimbangan
pihak-pihak yang terkait dalam p e k e r j a a n Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan DED
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Sumber Dana: Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan
dan Perkotaan (Perencanaan I). Terhadap apa- apa yang kami sajikan dalam Laporan
Pendahuluan, kami berharap dapat memuaskan pihak panitia yang menilai agar dalam
pelaksanaannya nanti tidak merasa ragu lagi akan kinerja kami dalam melaksanakan pekerjaan
ini.