DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019/2020
A.LOKASIPROYEK
2
Kelurahan Untia dengan luas lahan 256 ha memiliki banyak potensi untuk
dikembangkan.
Hutan mangrove dengan luas 10 ha
Empang dengan luas mencapai 105 ha
Permukiman dengan luas 12 ha
Luas dari ketinggian dari permukaan Laut 1.00 km2
Jarak Kantor Lurah ke Ibu kota kecamatan <1.00 km2
B.PEMBAHASAN
Permasalahan dilokasi :
3
b. Air bersih berasal dari PDAM, namun terkadang tidak
mengalir, sehingga masyarakat membeli air
c. Masih ada beberapa rumah yang semi permanen.
d. Rumah yang berada di pinggir kanal tidak
memperhatikan GSB kanal.
e. Drainasenya menggunakan drainase tertutup dan
terbuka.
Tradisi dan kearifan lokal yang ada, sekarang sudah tidak kental lagi
dipatuhi seluruhnya. Namun pengaruhnya telah menimbulkan rasa kesadaran
tinggi di kalangan masyarakat terhadap perlunya menjaga kelestarian
sumberdaya perikanan khususnya terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya
sebagai tumpuan matapencaharian mereka. Semua kondisi tersebut di atas
4
diharapkan dapat mendukung program kerja COREMAP dalam upaya
pelestarian terumbu karang di daerah ini.
Standar-Standar Permukiman
5
1 RT : terdiri dari 100– 250 jiwa
penduduk
1 RW : (2.000 jiwa penduduk) terdiri dari
8 – 10
RT
1 kelurahan (≈ lingkungan): (30.000 jiwa penduduk)
terdiri dari 10 –
12 RW
1 kecamatan : (120.000 jiwa penduduk) terdiri
dari 4 – 6
kelurahan / lingkungan
1 kota : terdiri dari sekurang-kurangnya 1
kecamatan
Penentuan asumsi dasar satuan unit lingkungan
dapat dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kondisi
konteks lokal yang telah dimiliki. Contoh kasus di
daerah Bali, satuan unit lingkungan RW ≈ banjar dinas,
satuan unit lingkungan kelurahan ≈ lingkungan ≈ desa
dinas. Sedangkan kasus di daerah Padang, satuan unit
lingkungan kelurahan ≈ nagari yang terdiri dari > 10
RW.
Asumsi dasar lingkungan perumahan, yaitu
Jumlah penghuni rumah rata-rata : 5 jiwa
Kecepatan rata-rata pejalan kaki : 4.000 m / jam
Jarak ideal jangkauan pejalan kaki : 400 m
b. Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Lingkungan
1. Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum
Dasar penyediaan sarana pemerintahan dan
pelayanan umum untuk melayani setiap unit
administrasi pemerintahan baik yang informal (RT
dan RW) maupun yang formal (Kelurahan dan
6
Kecamatan), dan bukan didasarkan semata-mata
pada jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana
tersebut. Tentunya hal ini dapat terkait dengan
bentukan grup bangunan/blok yang nantinya
terbentuk sesuai konteks lingkungannya. Sedangkan
penempatan penyediaan sarana mempertimbangkan
jangkauan radius area layanan terkait dengan
kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk
melayani pada area tertentu.
7
Sumber : SNI 03-1733-2004
8
Dasar penyediaan sarana pendidikan adalah
untuk melayani setiap unit administrasi
pemerintahan baik yang informal (RT, RW) maupun
yang formal (Kelurahan, Kecamatan), dan bukan
didasarkan semata-mata pada jumlah penduduk
yang akan dilayani oleh sarana tersebut. Tentunya
hal ini dapat terkait dengan bentukan grup
bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai
konteks lingkungannya. Sedangkan penempatan
penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan
jangkauan radius area layanan terkait dengan
kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk
melayani pada area tertentu.
Tabel 2 Kebutuhan sarana pendidikan dan
pembelajaran
3. Sarana Kesehatan
Dasar penyediaan sarana ini adalah didasarkan
jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana tersebut.
Dasar penyediaan ini juga akan mempertimbangkan
pendekatan desain keruangan unit-unit atau
kelompok lingkungan yang ada. Tentunya hal ini
9
dapat terkait dengan bentukan grup bangunan/blok
yang nantinya terbentuk sesuai konteks
lingkungannya. Sedangkan penempatan penyediaan
fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan
radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar
sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada
area tertentu.
Tabel 3 Kebutuhan sarana kesehatan
4. Sarana Peribadatan
Dasar penyediaan ini juga akan
mempertimbangkan pendekatan desain keruangan
unit-unitatau kelompok lingkungan yang ada. Hal ini
dapat terkait dengan bentukan grup bangunan /
blok yang nantinya lahir sesuai konteks
lingkungannya. Penempatan penyediaan fasilitas ini
akan mempertimbangkan jangkauan radius area
layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang
harus dipenuhi untuk melayani area tertentu
10
Tabel 4 kebutuhan sarana peribatan
Sumber : SNI-03-1733-2004
5. Sarana Perdagangan dan Niaga
Sarana perdagangan dan niaga ini tidak selalu
berdiri sendiri dan terpisah dengan bangunan sarana
yang lain. Dasar penyediaan selain berdasarkan
jumlah penduduk yang akan dilayaninya, juga
mempertimbangkan pendekatan desain keruangan
unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada.
Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup
bangunan / blok yang nantinya terbentuk sesuai
konteks lingkungannya. Sedangkan penempatan
penyediaan
fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan
radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar
sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada
area tertentu.
11
Tabel 5 Jenis sarana perdagangan dan niaga
12
Sumber : SNI 03-1773-2004
13
8. Prasarana/Utilias – Jaringan Jalan
Lingkungan perumahan harus disediakan
jaringan jalan untuk pergerakan manusia dan
kendaraan, dan berfungsi sebagai akses untuk
penyelamatan dalam keadaan darurat. Dalam
merencanakan jaringan jalan, harus mengacu pada
ketentuan teknis tentang pembangunan prasarana
jalan perumahan, jaringan jalan dan geometri jalan
yang berlaku, terutama mengenai tata cara
perencanaan umum jaringan jalan pergerakan
kendaraan dan manusia, dan akses penyelamatan
dalam keadaan darurat drainase pada lingkungan
perumahan di perkotaan. Salah satu pedoman teknis
jaringan jalan diatur dalam Pedoman Teknis
Prasarana Jalan Perumahan (Sistem Jaringan dan
Geometri Jalan), Dirjen Cipta
Karya, 1998.
Tabel 8 Klasifikasi jalan di lingkungan perumahan
14
Lingkungan perumahan harus dilengkapi
jaringan drainase sesuai ketentuan dan persyaratan
teknis yang diatur dalam peraturan/ perundangan
yang telah berlaku, terutama mengenai tata cara
perencanaan umum jaringan drainase lingkungan
perumahan di perkotaan. Salah satu ketentuan yang
berlaku adalah SNI 02-2406-1991 tentang Tata cara
perencanaan umum drainase perkotaan.
Tabel 9 Kebutuhan prasarana persampahan
15
tersebut. Lingkungan perumahan harus dilengkapi
jaringan transportasi sesuai ketentuan dan
persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan /
perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai
tata cara perencanaan umum jaringan transportasi
lingkungan perumahan di perkotaan.
Tabel 10 Fasilitas pendukung, perlengkapan jalan
dan angkutan umum
2. Green arsitektur
Arsitektur hijau atau yang dikenal secara global dengan sebutan green architecture
merupakan salah satu aliran arsitektur yang berfokus pada arsitektur yang ramah
lingkungan. Beberapa poin pentingnya seperti meminimalisasi konsumsi sumber
daya alam, efisiensi energi, penggunaan air yang bijak dan berkelanjutan, dan
material non polusi serta daur ulang.
16
Dalam istilah arsitektur hijau kemudian berkembang berbagai istilah penting
seperti pembangunan yang berkelanjutan atau yang dikenal dengan sustainable
development. Istilah ini dipopulerkan pada tahun 1987 sebagai pembangunan
yang dapat memenuhi kebutuhan orang-orang masa kini tanpa harus
mengorbankan sumber daya alam yang harus diwariskan kepada generasi
mendatang. Hal ini diucapkan oleh Perdana Menteri Norwegia Bruntland.
Pada tahun 1994 the one arsitektur hijau Amerika atau U.S. Green building
Council mengeluarkan sebuah standar yang bernama Leadership in Energy and
Environmental Design (LEED) standards. Adapun Dasar kualifikasinya adalah
sebagai berikut :
2. Pelestarian air
Material terbaik untuk arsitektur hijau adalah usahakan menggunakan bahan daur
ulang atau bisa juga dengan menggunakan bahan terbarukan sehingga
17
membutuhkan sedikit energi untuk diproduksi. Bahan bangunan ini idealnya
adalah bahan bangunan lokal dan bebas dari bahan kimia berbahaya. Sifat bahan
bangunan yang baik dalam arsitektur hijau adalah bahan mentah tanpa polusi yang
dapat bertahan lama dan juga bisa didaur ulang kembali.
Pasal 101
Pasal 1 Ayat 2
Pasal 1 Ayat 6
18
Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman adalah kegiatan
perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di
dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem
pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.
Pasal 1 Ayat 22
19
Gambar 3 Bentuk Rumah penduduk Untia
Kondisi
Sosial Budaya
20
merekadikomunitas lama dan komunitas baru masih tetap berjalan, termasuk
dukungan terhadapaktivitas ekonomi profesi sebagai nelayan.
21
apalagi pendidikan agama. Data penelitan yang diperoleh tentang
pendidikan masyarakat
Gambar 4 Playgroup
22
Gambar 5 Sekolah Dasar di Untia
23
Gambar 7 Masjid di Untia
24
Warung-warung kecil Nelayan
a) Survey/wawancara,
atau lengkapnya self-administered survey adalah metode
pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
kepada responden individu. Jadi bisa disimpulkan survei adalah metode
untuk mengumpulkan informasi dari kelompok yang mewakili sebuah
populasi: Sejumlah besar responden.
b) Studi Literatur
25
peradaban Pesisir (peradaban daerah pantai) merupakan gambaran adanya
aneka ragam budaya yang memiliki prinsip interaksi dinamis atau
pergerakan dan kreasi aktif heterogenitas dengan adanya kemiripan
kultural tentang gambaran mata rantai perdagangan, pergaulan sosial,
hubungan politik serta interaksi kesusasteraan dan kesenian (Vickers,
2009).
Teori strukturalisme mengkaitkan antara realitas dengan struktur
dalam yang terkandung pada seluruh aspek kehidupan manusia.
Pandangan dalam teori ini terdiri dari dua sisi, yakni : struktur dan sistem.
Pemikir seperti Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders Peirce telah
mengangkat strukturalisme ke dalam tataran epistemologis dan
metodologis melalui konsep yang dikembangkan dengan struktur ‘diadic’
(langue-parole dan signifier –signified) dan ‘triadic’ (sign-object-
interpretant).
Teori Strukturalisme(Levis Strauss, 1958) merupakan teori yang
dapat mengungkap suatu sistem atau pola yang terjadi dalam satu
komunitas fisik maupun non fisik. Teori ini menjelaskan bagaimana
kebudayaan melalui kajian tentang perilaku, dan perilaku tersebut
diungkap untuk mendapatkan konsep yang melatar-belakanginya. Konsep
inilah yang diharapkan dapat terwujud melalui kajian secara komprehensif
pengamatan perilaku termasuk adanya mitos yang berupa cerita yang
kompleks yang mengungkapkan eksistensi manusia.
26
tergenang air yang masih dipengaruhi oleh proses proses laut seperti
pasang surut, angina laut instrusi air laut, sedangkan batas dilaut
daerah daerah yang dipengaruhi oleh proses alami di daratan
seperti sedimen dan mengalir air tawar kelaut serta benda‐benda yang
dibawa air kelaut.Dari aspek pembangunan, batas wilayah pesisir kearah
laut ditetapkan 12Mill laut dan kearah darat sampai batas kecamatan
yang yang memiliki desa‐desa pesisir.
=2.340 : 5
27
= 468 rumah.
BC : 40 % : 60 %
28
= Kelurahan Untia
29
Gambar 9 Peta Kelurahan Untia
30
pada tahun 2000 dan menjadi kelurahan ke-143, serta menjadi kelurahan terakhir
yang terbentuk di Kota Makassar. Permukimanini diharapkan dapat menjadi
permukiman nelayan percontohan nasional dengan mengadopsi bentuk
permukiman nelayan di Cina.
1) Keadaan Topografi
2) Keadaan Geologi
Jenis tanah yang terdapat di Kelurahan Untia yaitu Marine atau endapan liat
dan Alluvial kelabu.
3) Keadaan Hidrologi
Sumber air bersih di Kelurahan Untia dapat diperoleh dari air sumur dengan
kedalaman permukaan air 3 sampai 7 meter.
Kelurahan Untia memiliki iklim dan curah hujan dengan suhu berkisar antara
200C – 350 C serta dngan curah hujan rata-rata 2000mm/tahun.
5) Jenis Vegetasi
1) Pola Grid
31
Gambar 10. Ilustrasi pola grid permukiman nelayan Untia
2) Pola Linear
32
Gambar 12. Ilustrasi Pola permukiman grid
33
Masalah sirkulasi kota diperlukan pemikiran yang mendasar; antara
prasarana jalan yang tersedia, bentuk struktur kota, fasilitas pelayanan
umum dan jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat.
Persayaratan parkir:
1) Sirkulasi manusia
2) Sirkulasi barang
34
berjalan kaki dengan menggunakan jalur kendaraan yang dampaknya akan
sangat berbahaya. Lebar pedestrian pada tapak yaitu 2 meter, dan untuk
jalan utama lebarnya sekitar 3 meter.
e. Signage (Penanda)
2) Jarak dan ukuran harus harus memadahi dan diatur sedemikian rupa
agar menjamin jarak penglihatan dan menghindari kepadatan
35
yang rencananya akan dimaksimalkan sebagaimana fungsinya, serta
mengolahnya untuk mensejahterakan kehidupan penduduk setempat.
Potensi tapak
Kelurahan Untia dengan luas lahan 256 ha memiliki banyak potensi
untuk dikembangkan diantaranya:
Hutan mangrove dengan luas lahan mencapai 10 ha bisa digunakan
sebagai sarana ekowisata mangrove.
Empang dengan luas lahan mencapai 105 ha bisa digunakan sebagain
tempat pemancingan.
Permukiman dengan luas lahan 12 ha bisa sebagian difungsikan sebagai
tempat penginapan bagi pengunjung dan sebagai sarana wisata jalan-jalan.
REKOMENDASI
Perlu pembinaan dan pelestarian kearifan local
Pemerintah diharapkan membuat tanda batas wilayah
penangkapan agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang
menimbulkan keresahan masyarakat
Diharapkan Dinas Kelautan Perikanan dan Pertanian (DKP2) Kota
Batam berupaya memberikan bantuan usaha kepada kelompok
nelayan dalam rangka peningkatan taraf hidupnya.
36