ABSTRACT
Earthquake performance of Reinforced Concrete construction has been well documented. Damage
patterns in reinforced concrete during the 1971 San Fernando (California) earthquake have been
extensively studied. More recently, several destructive earthquakes of the last decade.
These earthquakes have revealed the following patterns of damages and failures in Reinforced
Concrete construction. Shear failure and concrete crushing failure in concrete columns, partial
ductile design and detailing, conceptual design deficiencies, inappropriate column/beam relative
strengths, inadequate detailing, soft-story effects and short-column effects.
melakukan kesalahan-kesalahan yang sama. gempa maka dilakukan evaluasi untuk menentukan
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penyebab-penyebab terjadinya kerusakan pada
bangunan bertingkat banyak.
kerusakan-kerusakan bangunan yang terjadi - Melakukan evaluasi untuk menentukan penyebab
akibat gempa yang besar. terjadinya kerusakan. Hasil evaluasi digolongkan
ke dalam beberapa tipe kerusakan yang spesifik
Tujuan dari penelitian ini adalah pada elemen-elemen struktur utama seperti kolom,
menginventarisasi kerusakan yang terjadi pada balok, dinding geser dan sambungan balok dan
kolom (beam-column joint). Kerusakan ini pada
bangunan sipil pada saat terjadi gempa besar dasarnya dapat disebabkan oleh kesalahan disain,
berdasarkan laporan yang ada di jurnal-jurnal peraturan yang kurang memadai ataupun kesalahan
maupun sumber lainnya dan mengevaluasi pelaksanaan (konstruksi).
kerusakan bangunan akibat gempa secara
ilmiah. HASIL DAN PEMBAHASAN
Manfaat tulisan ini adalah mengenali elemen- Berikut akan dibahas beberapa tipe kerusakan
elemen struktur yang menjadi titik lemah bila yang sering terjadi pada gedung bertingkat
terjadi gempa besar dan bagaimana cara tinggi maupun perumahan akibat gempa.
penanggulangannya dan memberi pengetahuan
bagaimana struktur harus dilaksanakan secara Disain Tahan gempa
benar agar mampu menahan gempa yang
besar. Adapun manfaat khususnya bagi para 1. Soft Story
perencana yaitu menambah pengetahuan dan Pemanfaatan ruang pada bangunan
pengalaman mengenai penyebab-penyebab bertingkat banyak khususnya pada lantai
terjadinya kerusakan pada bangunan akibat pertama biasanya membutuhkan ruang
gempa yang besar. Dengan demikian dapat (space) yang luas (tanpa sekat dinding)
menghindari kesalahan-kesalahan yang sama dan langit-langit yang cukup tinggi, seperti
di masa yang akan datang. ruang rapat, hall atau aula, lobi, tempat
parkir, dan lain-lain. Tanpa disadari hal ini
dapat menyebabkan terjadinya perlemahan
METODOLOGI pada struktur secara keseluruhan karena
adanya perbedaan kekakuan dan massa
Penelitian ini merupakan penelitian pada lantai pertama dan lantai yang lain.
kepustakaan. Penelitian ini memanfaatkan Fenomena ini biasa disebut Soft Story.
perpustakaan fakultas teknik dan mengakses
berbagai laporan atau jurnal-jurnal dari Soft story merupakan fenomena dimana
berbagai negara mengenai kerusakan kekakuan lateral suatu tingkat tertentu
bangunan bertingkat akibat gempa lewat bangunan menjadi lebih kecil
internet. dibandingkan dengan tingkat lainnya.
Pada umumnya kondisi ini sering terjadi
Adapun tahapan-tahapan penelitian secara pada tingkat pertama, dimana karena
garis besar adalah sebagai berikut: kebutuhan arsitektural dan komersial, tidak
dipasang dinding yang kaku (dinding bata)
- Mempelajari beberapa buku standar mengenai melainkan dipasang dinding kaca. Di
gempa. samping itu tingkat tersebut biasanya
- Mengakses internet untuk memperoleh laporan
maupun jurnal yang terbaru mengenai kerusakan-
dibuat lebih tinggi dari tingkat yang
kerusakan bangunan bertingkat akibat gempa. Pada diatasnya.
tahap ini diperlukan perangkat komputer yang Dinding bata pada suatu tingkat bangunan
dibuhungkan dengan jaringan internet. Laporan- akan menambah kekakuan lateral tingkat
laporan maupun jurnal mengenai kerusakan- tersebut. Dalam tahap disain, kemampuan
kerusakan akibat gempa dapat diperoleh pada
beberapa website.
dinding bata menahan gaya lateral tidak
- Berdasarkan pengetahuan dari buku-buku ikut diperhitungkan. Jika suatu tingkat
mengenai gempa dan kerusakan-kerusakan akibat tertentu tidak dipasang dinding bata, maka
2
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 1. Maret 2011 ISSN 2087-9334 (1-9)
kekakuan lateral tingkat tersebut akan jauh kemiringan. Jika gempa masih berlanjut
lebih kecil dibandingkan dengan tingkat maka kemiringan akan semakin besar dan
lainnya yang dipasang dinding bata. akan berakibat terjadinya keruntuhan pada
Apabila terjadi gempa kuat maka tingkat tingkat tersebut. Kondisi ini akan memicu
tersebut akan terlebih dahulu mengalami keruntuhan di atasnya yang pada akhirnya
kerusakan, karena kedua ujung kolomnya akan terjadi keruntuhna total. Keruntuhan
akan berperilaku sendi plastis (plastic kolom merupakan sesuatu yang fatal dan
joints). Dengan adanya sendi plastis, maka seharusnya tidak boleh terjadi.
ujung kolom dapat berputar relatif, sehinga
pada kolom akan terjadi sedikit
Foto 1. Soft first story Foto 2. Soft Middle Story Foto 3.Multiple-Story
Gambar 1a. memperlihatkan bangunan yang pada lantai pertama (first soft story). Hal ini
memiliki model simpangan yang normal. dapat dicegah dengan cara memperbesar
Gambar 1b. memperlihatkan efek soft story kekakuan lateral total, antara lain dengan
3
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 1. Maret 2011 ISSN 2087-9334 (1-9)
memperbesar dimensi kolom atau menempat- panjangnya jauh lebih kecil dari panjang
kan dinding geser pada tempat-tempat tertentu kolom lainnya pada suatu tingkat
tanpa mengganggu segi arsitektural dan bangunan (Gambar 3). Hal ini tidak dibuat
komersial. Gambar 1c memperlihatkan efek dengan sengaja oleh perencana pada tahap
soft story yang terjadi pada lantai yang lebih disain akan tetapi dapat terjadi pada tahap
tinggi. Hal ini dapat dicegah dengan pelaksanaan. Hal ini terjadi jika pelaksana
menambah atau memasang dinding yang lebih atau arsitektur tidak menyadari hal ini.
kaku (dinding bata). Kondisi kolom pendek dapat terjadi ketika
kedua sisi yang berseberangan kolom
dipasang dinding kaku sampai suatu batas
2. Kolom Pendek (Short Column) ketinggian tertentu, hal ini akan
Kolom pendek merupakan kondisi dimana menyebabkan seakan-akan panjang kolom
kolom atau beberapa kolom yang ukuran akan berkurang (Gambar 2).
h*
4
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 1. Maret 2011 ISSN 2087-9334 (1-9)
3. Confinement
Kolom merupakan elemen struktur yang
sangat penting pada sebuah bangunan
bertingkat. Kerusakan pada sebuah kolom
akan menyebabkan keruntuhan bangunan
secara menyeluruh. Fungsi utama elemen
ini adalah sebagai elemen struktur penahan
gaya vertikal. Makin tinggi suatu
bangunan, atau makin banyak jumlah
lantai maka beban yang dipikul oleh
sebuah kolom akan makin besar, terutama
kolom-kolom yang berada di lantai bawah. Foto 6 dan Foto 7. Efek confinement pada
kolom
Apabila terjadi gempa, kolom-kolom
bagian tepi akan menerima beban ekstra.
4. Sambungan balok-kolom
Oleh karena itu diperlukan supaya agar
beban ekstra tersebut masih mampu Sambungan balok kolom adalah suatu
dipikul oleh kolom. Salah satu cara yang elemen struktur yang merupakan daerah
dapat dilakukan adalah dengan dimana kolom bertemu dengan balok, dan
memberikan efek pengekangan pada inti berbentuk segiempat, selebar kolom dan
kolom (confinement effect). Akibat beban setinggi balok. Apabila terjadi gempa pada
vertikal, beton akan mengalami tekanan bangunan bertingkat maka elemen ini akan
yang besar sehingga akan mengalami menerima gaya geser yang sangat besar, di
perpendekan dalam arah sumbu kolom. samping itu juga menerima gaya tekan yang
Hal ini akan menyebabkan beton besar karena masih merupakan bagian dari
mengalami perpanjangan dalam arah tegak kolom.
lurus atau arah radial. Hal ini dapat
dicegah dengan memasang tulangan
confinement (Gambar 4), berupa sengkang
ekstra. Kegagalan memasang tulangan
confinement pada gedung bertingkat
banyak akan menyebabkan kegagalan
kolom yang akan menyebabkan
keruntuhan bangunan pada saat terjadinya
gempa.
5
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 1. Maret 2011 ISSN 2087-9334 (1-9)
6
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 1. Maret 2011 ISSN 2087-9334 (1-9)
karena panjang tekuk akan menjadi lebih kolom sesuai kebutuhan (peraturan).
besar. Dalam pelaksanaannnya sering kali hanya
tulangan bagian atas saja yang dibeng-
kokkan sedangkan tulangan bagian bawah
di pasang lurus saja.
b. Kolom tengah
Pada bagian tengah kolom, balok memiliki
tulangan pada kedua sisi kolom. Akibat
Beban gempa, dalam daerah beam-column
joint, tulangan atas akan menerima gaya
tarik pada bagian kiri dan bagian kanan
akan menerima gaya tekan. Kedua gaya ini
relatif sama besar. Gambar 11b. Demikian
halnya tulangan bagian bawah memiliki
model yang sama. Tegangan geser yang
terjadi antara tulangan dan beton mencapai
dua kali normalnya, oleh sebab itu tulang-
an balok jangan disambung pada daerah
Foto 15. Kegagalan confinement
beam-column joint.
SARAN
cukup terutama pada pemasangan tulangan 10. Yakut Ahmet. Reinforced Concrete
baja beton. Bangunan traditional harus diberi Frame Construction. Middle East
perkuatan tertentu, misalnya kolom praktis Technical University, Turkey
untuk dinding bata, dan bracing untuk rangka
dinding papan atau dinding gabah.
DAFTAR PUSTAKA