Anda di halaman 1dari 19

ANALISA DINAMIKA SETRUKTUR BANGUNAN GEDUNG

KONSTRUKSI BANGUNAN RUMAH TAHAN GEMPA

Guna untuk memenuhi tugas Ulangan Akhir Semester Genap (UAS VI)

Disusun Oleh :

Nama : Fahri Khusen


Nim : B.5.4.19.0012
Prodi : Teknik Sipil
Mata kuliah : Analisa dinamika struktur
Dosen Pengampu : Eka septina noor,S.Pd.,MT

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS SULATAN FATAH DEMAK

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


A. Pendahuluan

Berdasarkan berbagai catatan tentang peristiwa gempa bumi ini, dapat disimpulkan bahwa
hampir tidak ada wilayah di seantero Indonesia ini yang aman atau bebas dari gempa,
kecuali Pulau Kalimantan yang relatif tidak memiliki patahanpatahan sebagai penyebab
terbesarnya. Potensi gempa itu semakin menjadi tinggi untuk Daerah Indonesia Timur.
Sedang Pulau Sumatera sendiri sesungguhnya punya potensi yang besar juga, bahkan
khusus untuk bagian barat Pulau Sumatera, mulai dari Patahan Semangka sepanjang
Pulau Sumatera dan di Samudera Hindia yakni di lepas pantainya terdapat patahan
raksasa yang selalu bergerak saling menjauh lebih kurang 4 cm per tahun. Kondisi seperti
ini terjadi karena Negara Indonesia berada pada area sekeliling gunung api, yang disebut
Ring of Fire (lihat Gambar 1).

Gambar 1. Posisi Indonesia dalam Area Ring of Fire

Sumber: Puslit Geoteknologi

*) Disampaikan pada Diklat Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Gempa


Bumi, Konseling Trauma, Konseling Konstruksi Sebagai Upaya Mitigasi Bencana
Alam (MBA) Gempa Bumi di Kabupaten Padang Pariaman 8 Juni 2007.
Menurut catatan sejarah (1894 – sekarang), di Sumatera telah terjadi sedikitnya 9 kali
gempa besar (di atas 6,0 Skala Richter), lihat Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Kejadian Gempa di Sumatera


Sumber: Puslit Geoteknologi

Sebahagian besar dari gempa itu disebabkan oleh pergeseran tanah (gempa tektonik)
dan beberapa kejadian terpusat pada titik yang sama. Menurut catatan para ahli gempa
internasional, daerah sepanjang Patahan Semangka itulah yang menyebabkan gempa-gempa
itu. Hal ini juga menyebabkan Danau Singkarak bertambah panjang (lihat Gambar 3)
Gambar 3. Pergeseran Patahan Semangka
Sumber: Puslit Geoteknologi

Oleh karena kita, sebagai masyarakat, hidup dan tinggal pada area yang rawan gempa,
sementara kita tidak punya pilihan lain untuk tempat pindah, maka yang dapat dilakukan
adalah bagaimana menyikapi semasalah gempa dengan segala dampak yang mungkin
ditimbulkannya secara arif. Diantara kearifan itu adalah bahwa jika membangun rumah,
masyarakat harus selalu memperhatikan bagaimana persyaratan bangunan, baik untuk
rumah tinggal atau bangunan umum lainnya, yang aman dari pengaruh gempa.

Dengan menggunakan prinsip dan teknik yang benar, konstruksi yang baik serta praktis,
kerugian harta benda, dan jiwa manusia, jika terjadi gempa, dapat dikurangi.

B. Pengaruh Gempa pada Struktur Bangunan

Gempa dapat menimbulkan kerusakan pada bangunan, berupa kerusakan ringan, sedang
atau berat. Kerusakan ringan adalah rusaknya bagian-bagian bangunan yang bersifat non
struktural, seperti dinding. Kerusakan sedang adalah rusaknya bagian konstruksi
struktural, tetapi dalam taraf masih bisa dimanfaatkan dengan perbaikan cukup berat.
Sedangkan kerusakan berat adalah apabila kerusakan tidak dapat diperbaiki, artinya
bangunan sudah tidak dapat digunakan sama sekali.
Menurut arsitek dari Kalayman Architect, Doddy H Subagya, dalam Anonim (2007),
gempa menyebabkan tanah bergeser. Oleh karena itu, rumah yang tidak mempunyai
pondasi yang kuat sangat rawan terkena dampak langsung dari gempa. Dalam hal ini
mungkin ada baiknya masyarakat tidak membangun rumah di lokasi yang tanahnya rawan
bergeser (lihat Gambar 4). Misalkan di tanah lereng dan pinggir pantai. Selain itu,
masyarakat atau pengembang juga perlu menghindari membangun rumah di tanah
berpasir dengan kedalaman lebih dari satu meter untuk menghindari likuifaksi (bangunan
terangkat atas).

Gambar 4. Jangan Membangun di Daerah Geseran Tanah


Sumber: Puslit Geoteknologi

Umumnya pada peristiwa gempa dalam skala yang cukup tinggi, pada Skala Richter,
dapat membuat bangunan menjadi hancur berantakan atau tidak dapat difungsikan lagi
karena telah mengalami kerusakan parah (lihat Gambar 5 dan 6)
GempaKobe Jepang, Jan 1995

Gambar 5 Kerusakan Bangunan Karena Gempa

Sumber: Raimon Kopa 2007

Gambar 6. Kerusakan Bangunan Karena Tidak Kuatnya Ikatan Konstruksi

Sumber: Raimon Kopa 2007


Berbagai analisis terhadap kejadian gempa besar, para ahli menemukan bahwa
kebanyakan bangunan akan hancur jika pondasinya tidak kokoh. Dengan struktur pondasi
yang baik, kokoh dan tidak kaku, tentu akan bisa menopang bangunan setiap kali terjadi
gempa bumi. Karena biasanya sebuah bangunan yang fleksibel akan menerima beban
gempa yang lebih kecil dibandingkan bangunan yang lebih kaku. Ini yang harus disadari
masyarakat dalam membangun rumah.

Ditambahkan lagi, bahwa bangunan yang lebih ringan juga akan menerima beban gempa
yang lebih kecil daripada bangun yang berat. Bukan hanya itu, bangunan yang kenyal
akan menyerap beban gempa yang lebih kecil daripada bangunan yang getas. Bangunan
ini, dalam keadaan pengaruh gempa, akan tetap elastis atau runtuh secara mendadak.

Penggunaan kayu sebagai bahan bangunan rumah masih disarankan sejumlah arsitek saat
membangun rumah. Penggunaan bahan-bahan bangunan yang berkualitas tinggi, teknik
pengerjaan yang memenuhi standar keamanan harus menjadi pertimbangan utama bagi
setiap orang yang inginkan terlindungi dari akibat buruk bencana gempa. Karena hanya
dengan cara itulah, masyarakat tidak perlu khawatir rumah yang ditempatinya akan
ambruk. Kalaupun mengalami kerusakan, hanya terlihat retakan kecil pada desain
bangunan rumah.

Jika dihitung secara cermat, konstruksi bangunan rumah tahan gempa tidaklah semahal
yang diperkirakan banyak orang. Desain bangunan rumah tahan gempa bisa tetap
mengikuti trend yang sedang in. Jadi yang menjadi perhatian adalah konstruksi
bangunannya. Kalau desainnya bisa berupa apa saja..

Dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT UI) Teguh Utomo Atmoko
menambahkan, membangun rumah di daerah gempa harus mempergunakan cara yang
berbeda dibandingkan dengan membangun rumah di daerah yang bukan wilayah gempa.
Seperti memperhatikan struktur tanah dan konstruksi bangunannya sendiri. Kedua hal itu
sangat penting diperhatikan untuk meminimalisasi hilangnya nyawa akibat terkena
reruntuhan rumah.

Dengan melakukan perencanaan pembangunan rumah tahan gempa, maka akan


mengurangi dampak gempa. Kerusakan struktur atau kerusakan arsitektural pun tidak
akan terjadi. Kalaupun terjadi gempa yang hebat, bangunan tidak akan runtuh tetapi hanya
mengalami kerusakan pada bagian struktur yang tidak utama atau kerusakan desain saja.
Gambar berikut memperlihatkan berbagai jenis bangunan sederhana yang dirancang tahan
terhadap gempa (lihat Gambar 7, Gambar 8, dan Gambar 9).

Gambar 7. Rumah Tembok Sederhana

Sumber: Heinz Frick & Tri


Gambar 8. Rumah Semi Permanen

Sumber: Heinz Frick & Tri

Gambar 9. Rumah Papan Sederhana

Sumber: Heinz Frick &


Tri
Gambar 10. Rumah Panggung Papan Sederhana
Sumber: Heinz Frick & Tri

C. Rahasian Bangunan Tahan Gempa

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa pada umumnya ketika terjadi gempa,
struktur bangunan yang tidak kokoh akan mengalami kerusakan. Yang dimaksudkan
dengan bagian struktur bangunan adalah pondasi, balok slof, kolom praktis, dan reng
balok, yang dibuat dari beton bertulang.

Bahasan berikut akan menjelaskan bagaimana membuat struktur bangunan yang tahan
gempa (baca aman gempa) tersebut.

1. Pondasi, balok slof, kolom praktis, dan reng balok

Untuk rumah tinggal tembokan sederhana, rahasia/kunci ketahanan terhadap kerusakan


akibat gempa terletak pada pembangunan pondasi dan balok pondasi (slof), kolom praktis,
dan ring balok yang terbuat dari beton bertulang dan disatukan dengan pasangan batanya.
Gambar 11 berikut memperlihatkan bagaimana bentuk konstruksi atau model pondasi
bangunan yang dirancang tahan terhadap geseran akibat gempa.
Gambar 12 memperlihatkan bagaimana Konstruksi perkuatan antara pondasi dengan
balok slof yang memenuhi persyaratan.

Gambar 11. Pondasi dan Balok Slof

Dari gambar 11 di atas terlihat bahwa baja tulangan untuk balok slof atau bahkan baja
tulangan kolom diikatkan secara baik ke tubuh pondasi dengan menggunakan baja stek
yang dipasang sewaktu pengerjaan pondasi itu. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
longsornya balok slof dan kolom sewaktu terjadi goyangan oleh gempa. Biasanya untuk
bangunan sederhana jarak baja stek slok ini dibuat antara 0,5 – 0,75 m.

Pada hubungan sudut yang akan diterukan pada waktu yang akan datang, stek baja
tulangan sudah harus dipasangkan pada waktu pengerjaan awal. Hal ini dilakukan agar
kita tidak perlu melakukan pemecahan terhadap coran beton, ketika hendak membuat stek
tersebut, karena setiap perombakan atas coran beton akan memberikan perlemahan
terhadap konstruksinya (perhatikan Gambar 12 berikut).
Gambar 12. Perkuatan Pondasi dan Balok Slof

Dari Gambar 12 terlihat bentuk hubungan sudut antara dinding dengan dinding dan pada
kepala dinding (reng balok) juga diberi ikatan perkuatan.

Sementara itu juga perlu diperhatikan bahwa hubungan antara dinding dengan reng balok
harus dibuat sedemikian rupa sehingga penguncian dinding oleh reng balok dapat
sempurna dan hubungan sudutnya diberi sengkang penguat. Sama halnya pada waktu
membuat perkuatan hubungan antara pondasi dengan balok slof, maka pada siar-siar
pasangan bata dalam jarak 0,5 m ditanamkan stek bajanya (lihat Gambar 13). Detail
hubungan sudut antara kolom dan reng balok dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 13. Perkuatan Hubungan Antar Dinding dan dengan Reng Balok

Gambar 14. Detail Perkuatan Hubungan Antara Dinding dan Reng Balok

Dapat pula ditambahkan bahwa untuk memperkokoh hubungan antar dinding dan dengan
kolom praktis digunakan sengkang-sengkang yang ditanamkan dalam dinding yakni pada
spasi antar lapisan pasangan batubata (lihat Gambar 14 dan detailnya pada Gambar 16).
Gambar 15. Perkuatan Dinding dengan Sengkang

Gambar 16. Detail Perkuatan Dinding dengan Sengkang

Sementara itu hubungan antara kolom tengah dengan reng balok juga harus diperkuat
dengan memanjangkan bengkokan besi-besi tulangannya sehingga dapat dikaitkan dengan
kuat pada sisi bawah baloknya (lihat Gambar 17).
Gambar 17. Detail Hubungan Kolom dengan Reng Balok

2. Rangka Atap dan Jenis Atap

Kunci kedua bangunan aman gempa adala pemakaian rangka atap dan bahan atap yang
relatif ringan dan terikat dengan baik pada konstruksi rangka atapnya. Rumah tradisional
Sumatera Barat dengan atap sengnya dan Bali dengan atap alangalangnya menunjukkan
kearifan lokal dari nenek moyang kita, hal mana seharusnya diteruskan ke generasi saat
ini. Kedua daerah rawan gempa ini telah memilih jenis atap yang sesuai sehingga tidak
mengakibatkan gaya inersia yang besar saat terjadi gempa. Pada intinya bila membangun
rumah di lokasi rawan gempa, pemakaian bahan atap yang sangat berat tidak disarankan,
karena bahan-bahan itu akan menimbulkan kerusakan hebat dan bahkan kematian akibat
ditimpa reruntuhannya.

Bentuk kuda-kuda yang cukup baik untuk bangunan sederhana adalah dengan konstruksi
sambungan apit (lihat Gambar 18). Sedang detail hubungan sudut kudakuda terlihat pada
Gambar 19.
Gambar 18. Konstruksi Kuda-kuda Sistem Sambungan Apit

Gambar 19. Detail Konstruksi Kuda-kuda Sistem Sambungan Apit


Sumber: Heinz Frick & Tri
Gambar 20. Detail Hubungan Sudut Kuda-kuda
Sumber: Heinz Frick & Tri

Untuk kerangka dinding dari kayu dapat kita lihat pada Gambar 21 dan Gambar 22.

Gambar 21. Detail 1 Konstruksi Kerangka Dinding Papan Sumber:


Heinz Frick & Tri
Gambar 22. Detail 2 Hubungan Kerangka Dinding Papan Sumber:
Heinz Frick & Tri

D. Penutup

Gempa dapat menimbulkan kerusakan pada bangunan, berupa kerusakan ringan, sedang
atau berat. Kerusakan ringan adalah rusaknya bagian-bagian bangunan yang bersifat non
struktural, seperti dinding. Kerusakan sedang adalah rusaknya bagian konstruksi
struktural, tetapi dalam taraf masih bisa dimanfaatkan dengan perbaikan cukup berat.
Sedangkan kerusakan berat adalah apabila kerusakan tidak dapat diperbaiki, artinya
bangunan sudah tidak dapat digunakan sama sekali.

Sebelum membangun rumah pada daerah rawan gempa perlu diperhatikan persyaratan
konstruksi yang memenuhi keamanan, terutama tentang lokasi, konstruksi pondasi, slof,
dinding, rangka kuda-kuda dan jenis atap.
Bahan-bahan Bacaan

Anonim. (2007). Arsitektur Tradisional Minangkabau.


http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/10/07/29/151472/aman-
dirumah-tahan-gempa diakses tanggal 3 Februari 2007

Heinz Frick & Tri. (2007). Pedoman Bangunan Tahan Gempa file:///D:/Bangunan%20Tahan
%20Gempa%20gggggggggg/Banagunan%20Tahan% 20Gempa1.htm#PPP1,M1
diakses tanggal 3 Februari 2007.

Ir. Heinz Frick. (2007). Seri Rumah Sederhana.

file:///D:/Bangunan%20Tahan%20Gempa%20gggggggggg/Bangunan%20 tahan
%20Gempa2.htm#PPT1,M1 diakses tanggal 3 Februari 2007.

Raimon Kopa. (2007). Bangunan Tahan Gempa. Makalah Pengabdian Kepada Masyarakat
Tahun 2007. FT UNP Padang.

Raimon Kopa. (2007). Pengaruh Gempa Terhadap Struktur Bangunan. Makalah Pengabdian
Kepada Masyarakat Tahun 2007. FT UNP Padang.

Anda mungkin juga menyukai