Guna untuk memenuhi tugas Ulangan Akhir Semester Genap (UAS VI)
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
Berdasarkan berbagai catatan tentang peristiwa gempa bumi ini, dapat disimpulkan bahwa
hampir tidak ada wilayah di seantero Indonesia ini yang aman atau bebas dari gempa,
kecuali Pulau Kalimantan yang relatif tidak memiliki patahanpatahan sebagai penyebab
terbesarnya. Potensi gempa itu semakin menjadi tinggi untuk Daerah Indonesia Timur.
Sedang Pulau Sumatera sendiri sesungguhnya punya potensi yang besar juga, bahkan
khusus untuk bagian barat Pulau Sumatera, mulai dari Patahan Semangka sepanjang
Pulau Sumatera dan di Samudera Hindia yakni di lepas pantainya terdapat patahan
raksasa yang selalu bergerak saling menjauh lebih kurang 4 cm per tahun. Kondisi seperti
ini terjadi karena Negara Indonesia berada pada area sekeliling gunung api, yang disebut
Ring of Fire (lihat Gambar 1).
Sebahagian besar dari gempa itu disebabkan oleh pergeseran tanah (gempa tektonik)
dan beberapa kejadian terpusat pada titik yang sama. Menurut catatan para ahli gempa
internasional, daerah sepanjang Patahan Semangka itulah yang menyebabkan gempa-gempa
itu. Hal ini juga menyebabkan Danau Singkarak bertambah panjang (lihat Gambar 3)
Gambar 3. Pergeseran Patahan Semangka
Sumber: Puslit Geoteknologi
Oleh karena kita, sebagai masyarakat, hidup dan tinggal pada area yang rawan gempa,
sementara kita tidak punya pilihan lain untuk tempat pindah, maka yang dapat dilakukan
adalah bagaimana menyikapi semasalah gempa dengan segala dampak yang mungkin
ditimbulkannya secara arif. Diantara kearifan itu adalah bahwa jika membangun rumah,
masyarakat harus selalu memperhatikan bagaimana persyaratan bangunan, baik untuk
rumah tinggal atau bangunan umum lainnya, yang aman dari pengaruh gempa.
Dengan menggunakan prinsip dan teknik yang benar, konstruksi yang baik serta praktis,
kerugian harta benda, dan jiwa manusia, jika terjadi gempa, dapat dikurangi.
Gempa dapat menimbulkan kerusakan pada bangunan, berupa kerusakan ringan, sedang
atau berat. Kerusakan ringan adalah rusaknya bagian-bagian bangunan yang bersifat non
struktural, seperti dinding. Kerusakan sedang adalah rusaknya bagian konstruksi
struktural, tetapi dalam taraf masih bisa dimanfaatkan dengan perbaikan cukup berat.
Sedangkan kerusakan berat adalah apabila kerusakan tidak dapat diperbaiki, artinya
bangunan sudah tidak dapat digunakan sama sekali.
Menurut arsitek dari Kalayman Architect, Doddy H Subagya, dalam Anonim (2007),
gempa menyebabkan tanah bergeser. Oleh karena itu, rumah yang tidak mempunyai
pondasi yang kuat sangat rawan terkena dampak langsung dari gempa. Dalam hal ini
mungkin ada baiknya masyarakat tidak membangun rumah di lokasi yang tanahnya rawan
bergeser (lihat Gambar 4). Misalkan di tanah lereng dan pinggir pantai. Selain itu,
masyarakat atau pengembang juga perlu menghindari membangun rumah di tanah
berpasir dengan kedalaman lebih dari satu meter untuk menghindari likuifaksi (bangunan
terangkat atas).
Umumnya pada peristiwa gempa dalam skala yang cukup tinggi, pada Skala Richter,
dapat membuat bangunan menjadi hancur berantakan atau tidak dapat difungsikan lagi
karena telah mengalami kerusakan parah (lihat Gambar 5 dan 6)
GempaKobe Jepang, Jan 1995
Ditambahkan lagi, bahwa bangunan yang lebih ringan juga akan menerima beban gempa
yang lebih kecil daripada bangun yang berat. Bukan hanya itu, bangunan yang kenyal
akan menyerap beban gempa yang lebih kecil daripada bangunan yang getas. Bangunan
ini, dalam keadaan pengaruh gempa, akan tetap elastis atau runtuh secara mendadak.
Penggunaan kayu sebagai bahan bangunan rumah masih disarankan sejumlah arsitek saat
membangun rumah. Penggunaan bahan-bahan bangunan yang berkualitas tinggi, teknik
pengerjaan yang memenuhi standar keamanan harus menjadi pertimbangan utama bagi
setiap orang yang inginkan terlindungi dari akibat buruk bencana gempa. Karena hanya
dengan cara itulah, masyarakat tidak perlu khawatir rumah yang ditempatinya akan
ambruk. Kalaupun mengalami kerusakan, hanya terlihat retakan kecil pada desain
bangunan rumah.
Jika dihitung secara cermat, konstruksi bangunan rumah tahan gempa tidaklah semahal
yang diperkirakan banyak orang. Desain bangunan rumah tahan gempa bisa tetap
mengikuti trend yang sedang in. Jadi yang menjadi perhatian adalah konstruksi
bangunannya. Kalau desainnya bisa berupa apa saja..
Dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT UI) Teguh Utomo Atmoko
menambahkan, membangun rumah di daerah gempa harus mempergunakan cara yang
berbeda dibandingkan dengan membangun rumah di daerah yang bukan wilayah gempa.
Seperti memperhatikan struktur tanah dan konstruksi bangunannya sendiri. Kedua hal itu
sangat penting diperhatikan untuk meminimalisasi hilangnya nyawa akibat terkena
reruntuhan rumah.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa pada umumnya ketika terjadi gempa,
struktur bangunan yang tidak kokoh akan mengalami kerusakan. Yang dimaksudkan
dengan bagian struktur bangunan adalah pondasi, balok slof, kolom praktis, dan reng
balok, yang dibuat dari beton bertulang.
Bahasan berikut akan menjelaskan bagaimana membuat struktur bangunan yang tahan
gempa (baca aman gempa) tersebut.
Dari gambar 11 di atas terlihat bahwa baja tulangan untuk balok slof atau bahkan baja
tulangan kolom diikatkan secara baik ke tubuh pondasi dengan menggunakan baja stek
yang dipasang sewaktu pengerjaan pondasi itu. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
longsornya balok slof dan kolom sewaktu terjadi goyangan oleh gempa. Biasanya untuk
bangunan sederhana jarak baja stek slok ini dibuat antara 0,5 – 0,75 m.
Pada hubungan sudut yang akan diterukan pada waktu yang akan datang, stek baja
tulangan sudah harus dipasangkan pada waktu pengerjaan awal. Hal ini dilakukan agar
kita tidak perlu melakukan pemecahan terhadap coran beton, ketika hendak membuat stek
tersebut, karena setiap perombakan atas coran beton akan memberikan perlemahan
terhadap konstruksinya (perhatikan Gambar 12 berikut).
Gambar 12. Perkuatan Pondasi dan Balok Slof
Dari Gambar 12 terlihat bentuk hubungan sudut antara dinding dengan dinding dan pada
kepala dinding (reng balok) juga diberi ikatan perkuatan.
Sementara itu juga perlu diperhatikan bahwa hubungan antara dinding dengan reng balok
harus dibuat sedemikian rupa sehingga penguncian dinding oleh reng balok dapat
sempurna dan hubungan sudutnya diberi sengkang penguat. Sama halnya pada waktu
membuat perkuatan hubungan antara pondasi dengan balok slof, maka pada siar-siar
pasangan bata dalam jarak 0,5 m ditanamkan stek bajanya (lihat Gambar 13). Detail
hubungan sudut antara kolom dan reng balok dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 13. Perkuatan Hubungan Antar Dinding dan dengan Reng Balok
Gambar 14. Detail Perkuatan Hubungan Antara Dinding dan Reng Balok
Dapat pula ditambahkan bahwa untuk memperkokoh hubungan antar dinding dan dengan
kolom praktis digunakan sengkang-sengkang yang ditanamkan dalam dinding yakni pada
spasi antar lapisan pasangan batubata (lihat Gambar 14 dan detailnya pada Gambar 16).
Gambar 15. Perkuatan Dinding dengan Sengkang
Sementara itu hubungan antara kolom tengah dengan reng balok juga harus diperkuat
dengan memanjangkan bengkokan besi-besi tulangannya sehingga dapat dikaitkan dengan
kuat pada sisi bawah baloknya (lihat Gambar 17).
Gambar 17. Detail Hubungan Kolom dengan Reng Balok
Kunci kedua bangunan aman gempa adala pemakaian rangka atap dan bahan atap yang
relatif ringan dan terikat dengan baik pada konstruksi rangka atapnya. Rumah tradisional
Sumatera Barat dengan atap sengnya dan Bali dengan atap alangalangnya menunjukkan
kearifan lokal dari nenek moyang kita, hal mana seharusnya diteruskan ke generasi saat
ini. Kedua daerah rawan gempa ini telah memilih jenis atap yang sesuai sehingga tidak
mengakibatkan gaya inersia yang besar saat terjadi gempa. Pada intinya bila membangun
rumah di lokasi rawan gempa, pemakaian bahan atap yang sangat berat tidak disarankan,
karena bahan-bahan itu akan menimbulkan kerusakan hebat dan bahkan kematian akibat
ditimpa reruntuhannya.
Bentuk kuda-kuda yang cukup baik untuk bangunan sederhana adalah dengan konstruksi
sambungan apit (lihat Gambar 18). Sedang detail hubungan sudut kudakuda terlihat pada
Gambar 19.
Gambar 18. Konstruksi Kuda-kuda Sistem Sambungan Apit
Untuk kerangka dinding dari kayu dapat kita lihat pada Gambar 21 dan Gambar 22.
D. Penutup
Gempa dapat menimbulkan kerusakan pada bangunan, berupa kerusakan ringan, sedang
atau berat. Kerusakan ringan adalah rusaknya bagian-bagian bangunan yang bersifat non
struktural, seperti dinding. Kerusakan sedang adalah rusaknya bagian konstruksi
struktural, tetapi dalam taraf masih bisa dimanfaatkan dengan perbaikan cukup berat.
Sedangkan kerusakan berat adalah apabila kerusakan tidak dapat diperbaiki, artinya
bangunan sudah tidak dapat digunakan sama sekali.
Sebelum membangun rumah pada daerah rawan gempa perlu diperhatikan persyaratan
konstruksi yang memenuhi keamanan, terutama tentang lokasi, konstruksi pondasi, slof,
dinding, rangka kuda-kuda dan jenis atap.
Bahan-bahan Bacaan
Heinz Frick & Tri. (2007). Pedoman Bangunan Tahan Gempa file:///D:/Bangunan%20Tahan
%20Gempa%20gggggggggg/Banagunan%20Tahan% 20Gempa1.htm#PPP1,M1
diakses tanggal 3 Februari 2007.
file:///D:/Bangunan%20Tahan%20Gempa%20gggggggggg/Bangunan%20 tahan
%20Gempa2.htm#PPT1,M1 diakses tanggal 3 Februari 2007.
Raimon Kopa. (2007). Bangunan Tahan Gempa. Makalah Pengabdian Kepada Masyarakat
Tahun 2007. FT UNP Padang.
Raimon Kopa. (2007). Pengaruh Gempa Terhadap Struktur Bangunan. Makalah Pengabdian
Kepada Masyarakat Tahun 2007. FT UNP Padang.