Anda di halaman 1dari 8

PAPER HUBUNGAN GEMPA BUMI DENGAN TEKNIK SIPIL

OLEH :

I DEWA GEDE RAI NOVENDRA YUDHA

202061121109
C3

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS WARMADEWA

2022
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi.
Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.

Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat
pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan
batuan pada kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan
ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan
menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di
mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di
laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal
5 magnitudo. Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3
magnitudo atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih
berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada
kedalaman gempa.

Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala rickter, meskipun
tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar
adalah 9,0 magnitudo yaitu gempa di Jepang pada tahun 2011 , dan itu adalah gempa
Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala
Mercalli.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah Sebagai berikut:

1. Apa Itu Gempa Bumi?

2. Apa Pengaruh gempa terhadap teknik sipil?

3. Bagaimana Peran Teknik sipil dalam penanggulangan bencana?

Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu gempa bumi

2. Untuk mengatuhi pengaruh gempa terhadap teknik sipil

3. Untuk mengetahui peran teknik sipil dalam penanggulangan bencana


PEMBAHASAN

Pengertian Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi.
Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.

Gempa bumi merupakan sebuah guncangan hebat yang menjalar ke permukaan bumi
yang disebabkan oleh gangguan di dalam litosfir (kulit bumi). Gangguan ini terjadi karena di
dalam lapisan kulit bumi dengan ketebalan 100 km terjadi akumulasi energi akibat dari
pergeseran kulit bumi itu sendiri. Umumnya gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi
yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama
tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai suatu keadaan dimana tekanan tersebut
tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi,
yang energinya menjalar ke berbagai arah (Mustafa, 2010). Kekuatan Gempa.

Pengaruh Gempa Bumi pada Teknik Sipil

Dalam Teknik Sipil, Pengaruh Gempa sering terdapat pada struktur konstruksinya,
Gempa akan menyebabkan terjadinya getaran pada tanah, dan selanjutnya akan
menggerakkan struktur bagian bawah bangunan yang berdiri di atasnya. Seperti yang dialami
kota Jakarta pada 2 Agustus 2019, terjadi gempa berkekuatan 7,4 SR. Berdasarkan data
BMKG, gempa berpusat di 147 km Barat Daya Sumur-Banten, dengan kedalaman 10 Km,
pada pukul 19:03:21 WIB. Peringatan tsunami sempat keluar untuk beberapa daerah.
Sebagaimana dijelaskan dengan Hukum Newton I, ketika terjadi gempa bumi, maka
tanah bergetar dan menggerakkan lantai dan pondasi. Dalam keadaan demikian, sebenarnya
struktur bagian atas bangunan seperti atap punya kecenderungan untuk tetap bertahan pada
kondisi semula, tetapi karena terikat dengan dinding dan kolom, maka atap tertarik oleh
gerakan dinding dan kolom.
Selama gempa bumi, tanah bergetar dengan acak, ke depan (+) dan ke belakang (-)
pada tiap arah (X, Y, Z). Perlu dipikirkan dalam perancangan agar bangunan mempunyai
kemampuan yang memadai dalam melawan efek gempa bumi. Maka dari itu bangunan
sebaiknya dibuat tahan gempa untuk menanggulangi kejadian yang akan datang.
Konstruksi bangunan tahan gempa akan berjalan baik paling tidak dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain :
a. Pemilihan lokasi yang tepat.
b. Sistem material yang memadai.
c. Bentuk konstruksi yang memenuhi syarat.
Cara Menanggulangi Pengaruh Gempa

Belakangan di Indonesia sering terjadi bencana gempa bumi, karena itu sangat
disarankan bagi masyarakat untuk memilih konstruksi bangunan tahan gempa, ketika akan
membangun hunian ataupun bangunan lainnya. Bangunan tahan gempa akan memperkecil
kerugian yang di derita, ketika bencana terjadi dan akan memberikan keamanan lebih.
Salah satu penyebab besarnya kerusakan yang terjadi setelah bencana gempa adalah
struktur bangunan yang tidak sesuai dengan standar keamanan gempa bumi. Tak hanya
menyebabkan kerugian materiil yang besar, kerusakan bangunan yang terjadi ketika gempa
juga membuat lebih banyak korban jika. Untuk meminimalkan korban dan kerugian materiil
saat terjadinya gempa, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah membangun bangunan
tahan gempa. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membangun bangunan tahan
gempa.

Struktur Bangunan Tahan Gempa

Konstruksi bangunan tahan gempa adalah bangunan yang bisa merespon gempa,
dengan sikap bertahan dari keruntuhan dan bersifat fleksibel untuk meredam getaran gempat.
Bangunan tahan gempa merupakan bangunan yang dirancang dan diperhitungkan secara
analisis, baik kombinasi beban, penggunaan material, dan penempatan massa strukturnya.
Ciri-ciri fisik bangunan tahan gempa adalah memilik struktur sistem penahan gaya dinakik
gempa, memiiki sistem penahan gempa, dan konfigurasi strukturnya memenuhi standar anti
gempa. Jika Ingin membangun bangunan tahan gempa, Anda harus berkonsultasi terlebih
dahulu dengan perusahaan jasa konstruksi berpengalaman sehingga hasilnya maksimal.
Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Membangun Bangunan Tahan Gempa

Dalam membangun bangunan komersil maupun hunian tahan gempa ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dengan baik. Setidaknya ada 3 hal utama yang harus Anda
perhatikan, yaitu pondasi, beton, dan beton bertulang.

Pondasi

Merupakan bagian penting dari struktur sebuah bangunan. Pondasi berada paling
bawah dan berfungsi menyalurkan beban ke tanah. Karena itu, pondasi harus diletakkan ke
tanah dengan keras. Kedalaman minimum untuk pembuatan pondasi adalah 60 hingga 80 cm.
Untuk faktor akurasi dari kedalaman ataupun jenis pondasi, dapat ditempuh dengan
melakukan uji sondir tanah pada lokasi yang akan dibangun bangunan. Setelah laporan sondir
diterbitkan, dilanjutkan dengan proses perhitungan struktur bangunan oleh ahli sipil/
konstruksi untuk menentukan kedalaman dan komponen tulangan struktur bangunan.
Secara sederhana, pondasi yang lazim digunakan pada kasus rumah tinggal, antara
lain:
1. Pondasi Rumah Batu Kali
Pondasi batu kali merupakan salah satu jenis pondasi yang populer
digunakan, proses pembuatan pondasi batu kali juga sangat sederhana. Anda
hanya menumpukkan batu kali di sisi bangunan kemudian menempelkannya
menggunakan semen.
Kelebihannya adalah karena prosesnya simpel dan tidak banyak
menggunakan bahan material yang rumit, harga pembuatan pondasi batu kali
terbilang sangat murah. Selain itu pondasi jenis ini juga dikenal awet dan tidak
mudah rusak terkena banjir atau gempa.
Kekurangannya adalah bahan baku batu kali ternyata tidak mudah
ditemui terutama di daerah pelosok dataran rendah. Selain itu jenis pondasi
batu kali tidak cocok untuk membangun rumah bertingkat.
2. Pondasi Rumah Telapak
Pondasi telapak merupakan jenis pondasi telapak atau tapak yang
terbuat dari beton bertulang dengan dasarnya berbentuk persegi empat atau
persegi panjang. Pondasi ini sangat cocok untuk hunian bertingkat.
Kelebihannya memiliki keunggulan proses pembuatan lebih cepat, hal
tersebut dikarenakan proses pembuatan pondasi ini tidak perlu menggali tanah
terlalu dalam. Selain itu bahan baku yang digunakan untuk membangun
pondasi ini tidak mahal.
Kekurangan pondasi ini adalah tidak semua tukang bangunan
memahami proses pembuatan pondasi tapak.
3. Pondasi Bored Pile
Bored pile merupakan jenis pondasi yang menggunakan beton
bertulang yang dimasukkan ke dalam lubang bor. jenis sangat cocok
digunakan untuk bangunan bertingkat, karena memiliki kekuatan yang cukup
baik.
Kelebihan pondasi bored pile adalah proses pembuatannya yang
murah. Hal tersebut disebabkan minimnya penggunaan beton.
Kekurangan pondasi jenis ini adalah banyaknya peralatan yang
digunakan seperti harus memiliki mesi pengeboran. Selain itu proses
pembuatan pondasi ini juga harus hati-hati karena jika salah, akan membuat
pondasi malah menjadi keropos.
4. Pondasi Rumah Cakar Ayam
Pondasi rumah cakar ayam merupakan salah satu pondasi yang populer
digunakan, sesuai namanya pondasi ini memang menyerupai bentuk cakar
ayam. Bentuk tersebut dibuat dari besi beton yang dan ditanam di dalam tanah
dengan kuat. Jenis pondasi ini sangat cocok digunakan pada tanah yang
lembek, seperti tanah bekas sawah atau rawa.
Kelebihan pondasi jenis ini memiliki keunggulan struktur yang kokoh
dan sangat cocok untuk jenis tanah yang lembek dan berair. Selain itu jenis
pondasi ini berisi beton padat yang kuat sehingga tidak ada celah untuk
masuknya air.
Sedangkan kekurangan pondasi cekar ayam adalah harga
pembuatannya cukup mahal. Hal itu dikarenakan peralatan dan proses
pembuatannya cukup rumit.
Beton

Merupakan bagian umum yang dipakai untuk bangunan. Beton dibuat dengan
mencampur pasir halus, kerikil, dengan air dan semen. Penggunaan beton pada bangunan
sudah umum, tapi dalam bangunan anti gempa beton harus dibuat kokoh dengan standar baku
sehingga lebih aman.
Beton merupakan campuran semen portland atau semen hidrolis lainnya, agregat
halus (pasir), agregat kasar (kerikil), dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan
(admixture) membentuk massa padat. Beton yang banyak digunakan saat ini adalah beton
normal. Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200 – 2500 kg/m3
menggunakan agregat alam yang dipecah (SNI 03-2834- 2002). Kelebihan utama beton
adalah memiliki kuat tekan yang tinggi tetapi kuat tarik yang dimilikinya rendah. Untuk
mengatasi kelemahannya terhadap tarik maka beton dikombinasikan dengan baja tulangan,
sehingga menjadi beton bertulang, yang mana baja tulangan berfungsi menyediakan kuat
tarik yang tidak dimiliki oleh beton.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan mutu dan
keawetan yang tinggi sesuai dengan yang diinginkan dan direncanakan. Beberapa faktor yang
harus dipertimbangkan dan diperhatikan yang dapat mempengaruhi kuat tekan beton adalah:
1. faktor air semen,
2. umur beton,
3. jumlah dan jenis semen,
4. sifat agregat, dan
5. kelecakan (workability).
Metode perencanaan campuran beton ada beberapa macam, antara lain:
1. Metode DOE (Department of Environment),
2. SNI 03-2834-2000,
3. Metode ACI (American Concrete Institue),
4. Metode British Standard, dan
5. Metode Dreux.

Beton bertulang

Hal satu ini merupakan bagian penting dalam membuat rumah tahan gempa. Dengan
menggunakan besi beton dan diseluti oleh beton (pasir halus, kerikil, dengan air dan semen).
Penggunaan alat bantu seperti vibrator atau molen sangat disarankan, untuk menghasilkan
beton bertulang kualitas tinggi.
Menurut SNI 03-2847-2002, tulangan yang dapat digunakan pada elemen beton
bertulang dibatasi hanya pada baja tulangan dan kawat baja saja. Baja tulangan dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu baja tulangan polos (BJTP) dan baja tulangan ulir atau deform
(BJTD). Tulangan polos biasanya digunkan untuk tulangan geser/begel/sengkang dan
mempunyai tegangan leleh (fy) minimal sebesar 240 MPa sedangan tulangan ulir atau deform
digunakan untuk tulangan longitudinal atau tulangan memanjang, dan mempunyai tegangan
leleh (fy) minimal 300 MPa. Baja tulangan hanya diutamakan untuk menahan beban tarik
pada struktur beton bertulang, sedangkan beban tekan yang yang bekerja cukup ditahan oleh
betonnya.
PENUTUP

Kesimpulan

Dalam teknik sipil, gempa bumi dapat di defininisikan sebagai cabang teknik yang
bertujuan untuk mengurangi resiko gempa bumi. Para ahli telah mengajukan banyak teori
tentang penyebab terjadinya gempa bumi, namun dari teori-teori tersebut, teori lempeng
tektonik dianggap yang paling tepat. Dalam merancang bangunan tahan gempa, beberapa
faktor penting harus bangunan, kedalaman pondasi, dan semua elemen struktur utama
terhubung dengan baik dan berbentuk simetris

Anda mungkin juga menyukai