Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ARSITEKTUR RUMAH DI DAERAH RAWAN GEMPA

“RUMAH TAHAN GEMPA”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

Disusun oleh :

Tegar Abdillah Ramadhan


(G1E020027)

Dosen Pengampu :
Dra. Emi Agustina. M.Hum

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi ring of fire yang membentang dari sisi barat
pulau sumatera hingga terhubung di ujung timur menjadikan Indonesia ditakdirkan sebagai
wilayah yang rawan gempa bumi. Di awal peradaban nenek moyang bangsa Indonesia yang
kala itu sudah mulai mengenal rumah tinggal yang tetap setelah masa nomaden berakhir,
kebutuhan rumah yang aman dan nyaman ditempati sudah mulai berkembang.

Omo Sebua dan Omo Hada adalah rumah adat khas Nias Provinsi Sumatera Utara
merupakan bukti bahwa peradaban masa lalu telah mengenal keteknikan dalam kontruksi
bangunan di wilayah rawan gempa. Berbagai konsep dan prinsip yang diaplikasikan pada
bangunan tradisional telah berhasil membuktikan bahwa rumah tanpa paku asal Nias dapat
berdiri kokoh hingga ratusan tahun hingga saat ini.

Berlatar belakang permasalahan tersebut. Kami terinspirasi untuk membuat sebuah desain
sederhana yang tahan terhadap guncangan gempa bumi. Merancang rumah tahan gempa
haruslah memperhatikan prinsip dasar perhitungan kekuatan kontruksi, faktor alam (berupa
jenis tanah, ketinggian, lokasi, dan lain-lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Gempa?
2. Apa itu wilayah rawan gempa?
3. Apa itu rumah tahan gempa?
4. Bagaimana penerapan rumah tahan gempa di masyarakat?
C. Tujuan

1. Memberikan pemahaman secara umum tentang karakteristik arsitektur di daerah rawan


gempa.
2. Mempelajari beberapa prinsip penting dalam rumah tahan gempa serta penerapan di
masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gempa

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi.
Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.

Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat
pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan
batuan pada kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan
ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan
menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di
mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di
laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal
5 magnitudo. Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3
magnitudo atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih
berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada
kedalaman gempa.

B. Wilayah Rawan Gempa

Wilayah rawan gempa apabila dilihat dari sudut ilmu kebumian ada beberapa
kriteria sebuah wilayah dapat dikatakan wilayah yang rawan gempa. Sumber getaran
gempa dibagi dalam beberapa kategori.Yaitu gempa vulkanik, tektonik dan gempa yang
berasal dari reruntuhan. berikut penjelasannya.

1. Gempa Vulkanik

Gempa bumi vulkanik merupakan gempa yang disebabkan oleh letusan gunung
berapi. Gempa jenis ini disebabkan oleh aktivitas magma pada gunung berapi. ketika
Seperti Gempa Sinabung, Gempa Kelud, Gempa Tambora, dan sebagainya.
2. Gempa Tektonik

Gempa bumi tektonik terjadi karena adanya pergeseran lempeng bumi akibat energi
di zona penunjaman terlepas. Pada umumnya kekuatan gempa tektonik lebih dahsyat
dibanding gempa vulkanik. Seperti gempa Aceh, gempa Pangandaran, gempa Padang,
dan sebagainya.

3. Gempa Runtuhan/terban

Gempa runtuhan atau terban merupakan gempa yang disebabkan oleh terjadinya
longsor pada tanah, runtuhnya gua, dan sejenisnya. Gempa jenis ini hanya berdampak
pada wilayah yang kecil.

Dari beberapa kategori tersebut. Dapat disimpulkan bahwa, wilayah rawan gempa
merupakan wilayah yang memiliki potensi bencana gempa karena faktor kedekatan
sumber dari gempa tersebut.

C. Rumah Tahan Gempa


Menurut Badan Standarisasi Nasional, rumah yang dimaksud adalah rumah yang
dalam perencanaan dan pembangunanya memenuhi prinsip kontruksi tahan gempa.
Dalam perencanaan bangunan rumah dan bangunan gedung yang dimuat dalam pedoman
teknis ini mempertimbangkan:
a. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang terkait dengan perencanaan struktur
bangunan rumah dan gedung, normatif dari pedoman teknis ini.
b. Kerusakan akibat gempa bumi yang pernah terjadi pada rumah dan gedung dari
hasil penelitian telah dilakukan di Indonesia. Taraf keamanan minimum untuk bangunan
gedung dan rumah tinggal yang masuk dalam kategori bangunan tahan gempa yaitu yang
memenuhi berikut ini:
a. Apabila terkena gempa bumi yang lemah, bangunan tersebut tidak mengalami
kerusakan sama sekali.
b. Apabila terkena gempa bumi yang sedang, bangunan tersebut boleh rusak pada
elemen non-struktural, tetapi tidak boleh rusak pada elemen struktur.
c. Apabila terkena gempa bumi yang sangat kuat bangunan tersebut tidak boleh
runtuh sebagian maupun seluruhnya, bangunan tersebut tidak boleh mengalami kerusakan
yang tidak dapat diperbaiki, bangunan tersebut boleh mengalami kerusakan akan tetapi
kerusakan tersebut harus dapat diperbaiki dengan cepat sehingga dapat berfungsi
kembali.
D. Uapaya Penerapan Rumah Tahan Gempa di Masyarakat
Berikut ini beberapa penerapan yang perlu diperhatikan ketika mecangcang rumah tahan
gempa.
1. Pemilihan Kualitas Tanah Yang Baik

Tanah dengan jenis komponen yang tebal dan padat atau bahkan cenderung keras
seperti kerikil berpasir dan pasir tanah liat, sangat cocok untuk dibangun rumah. Jenis
tanah ini dikatakan baik untuk dibangun rumah karena apabila terjadi gempa, permukaan
tanah tidak akan berubah terlalu ekstrem dan struktur bawah bangunan juga tidak rusak.

2. Memiliki Struktur Bangunan Yang Simetris

Selain memiliki kualitas tanah yang baik, ciri rumah tahan gempa yang kedua adalah
memiliki struktur bangunan yang simetris. Simetris disini adalah rumah yang dibangun
dengan bentuk bangunan yang tidak memiliki terlalu banyak aksen. Bangunan dengan
struktur dan bentuk yang simetris telah terbukti lebih tahan gempa dibandingkan dengan
bangunan yang tidak simetris.

3. Terbuat Dari Bahan Baja Ringan Dan Semen Mortar

Penggunaan bahan bangunan yang ringan untuk pembangunan rumah kini sudah
semakin sering dilakukan. Hal ini salah satunya bertujuan untuk mengantisipasi
ketahanan rumah ketika terjadi gempa. Pemilihan baja ringan yang banyak digunakan
sebagai material penampang genting dan material pembuat tiang bangunan dengan
diameter kecil. Selain baja ringan, semen mortar juga cukup bagus untuk digunakan pada
rumah tahan gempa. Selain tahan api, semen mortar juga dapat menahan panas matahari.

4. Memiliki Struktur Pondasi Yang Kuat


Pondasi menjadi struktur paling bawah yang akan menahan beban pada rumah tahan
gempa. Selain harus memiliki tanah dengan kualitas yang baik, rumah tahan gempa juga
idealnya harus memiliki pondasi dengan kedalaman minimum 60-75 cm. Selain itu,
pondasi juga harus memiliki hubungan yang kuat dengan sloof. Buatlah angkur
bermaterial besi dengan diameter 12 mm dan panjang 20-25 cm.

5. Terbuat Dari Beban Material Rumah Yang Minimal

Penerapan rumah tahan gempa selanjutnya adalah terbuat dari material-material yang
sedikit atau minimal. Lakukan pemilihan material bangunan untuk rumah tahan gempa
yang tepat, jangan terlalu banyak menggunakan material yang hanya bisa menambah
beban bangunan rumah. Inilah mengapa material bangunan yang ringan seperti baja
ringan, bata ringan, dan semen mortar sangat bagus untuk rumah tahan gempa.

6. Menggunakan Beton Bertulang

Penggunaan material beton sebagai bahan pembangun rumah merupakan hal yang
umum dilakukan. Beton dapat terbuat dari campuran pasir halus, kerikil, air, dan semen.
Untuk membangun rumah tahan gempa, penggunaan beton bertulang sangatlah
disarankan. Beberapa hal dari penggunaan beton bertulang untuk rumah tahan gempa
juga harus diperhatikan. Selain struktur beton, jumlah tulangan yang digunakan juga
harus dihitung dengan detail dan tepat agar bisa menahan guncangan gempa. Komposisi
campuran bahan pembuat beton juga harus presisi.
Daftar Pustaka
Ananda Muthia P. (2018, Agustus 7). Ciri Rumah Tahan Gempa. Retrieved juni 1, 2021, from
Fabelio.com: https://fabelio.com/blog/6-ciri-rumah-tahan-gempa/

BPBD KOTA BANDA ACEH. (2018, 8 5). Pengertian Gempa Bumi, Jenis-Jenis, Penyebab, Akibat, dan Cara
Menghadapi Gempa Bumi. (bpbd, Editor, K. B. Aceh, Producer, & Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kota Banda Aceh) Retrieved Juni Selasa, 2021, from bpbd.bandaacehkota.go.id:
http://bpbd.bandaacehkota.go.id/2018/08/05/pengertian-gempa-bumi-jenis-jenis-penyebab-
akibat-dan-cara-menghadapi-gempa-bumi/

Cipta Karta PUPR. (Juni 2006). Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa. In K. P.
Indonesia, Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa (p. 4). Jakarta: Direktur
Jenderal Cipta Karya.

Voi Indonesia. (2021, Januari 15). Kenali Macam-Macam Jenis Gempa Bumi yang Terjadi di Indonesia.
Retrieved Juni 1, 2021, from Voi Indonesia: https://voi.id/berita/27077/kenali-macam-macam-
jenis-gempa-bumi-yang-terjadi-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai