Iman Satyarno
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
imansatyarno@ugm.ac.id
Achmad Dunaedi
Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
achmaddjunaedi@ugm.ac.id
Ashar Saputra
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
saputra@ugm.ac.id
INTISARI
Di seluruh Indonesia terdapat 7,6 juta rumah tidak layak huni yang membutuhkan penanganan berupa peningkatan
kualitas, dengan 57.000 unit di antaranya berada di kabupaten Timor Tengah Selatan Propinsi NTT. Untuk
mengatasi hal ini, pemerintah meluncurkan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), yaitu program
bantuan perumahan bagi masyarakat kurang mampu. Dalam pelaksanaannya, seringkali pembangunan rumah
mengabaikan aspek teknis sehingga rawan terhadap bencana, terutama gempa bumi. Penelitian ini bertujuan untuk
menilai kerentanan bangunan rumah pada program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dengan
menggunakan teknik Rapid Visual Screening (RVS). Berdasarkan hasil penelitian terhadap kerentanan bangunan
rumah BSPS di Kelurahan Nonohonis dan Kelurahan Niki-niki, didapati nilai kerentanan bangunan sedang, 35-
70% sebanyak 14 unit, dan 70-100% sebanyak hanya 12 unit. Faktor yang mempengaruhi nilai kerentanan
bangunan antara lain tidak maksimalnya perkuatan pada struktur bangunan. Secara umum, masyarakat hanya
mengutamakan aspek fungsional rumah, tanpa mengindahkan kaidah teknis, misalnya tidak menggunakan sloof.
Melalui penelitian ini, penulis mengidentifikasi rumah yang aman dan mudah dikerjakan, yaitu Rumah Instan Baja
(RISBA), berupa penggunaan baja kanal sebagai struktur utama bangunan. Material ini dipadukan dengan pelepah
daun gewang (bebak, bahasa lokal TTS) sebagai penutup dinding.
Kata kunci: BSPS, Rapid Visual Screening (RVS), gempa bumi, rumah sederhana, Rumah Instan Baja.
VI-43
Yogyakarta, 1 Mei 2019 Civil Engineering and Environmental Symposium 2019
VI-44
Civil Engineering and Environmental Symposium 2019 Semarang, 1 Mei 2019
yang tidak seimbang), kurangnya perkuatan pada detil 2.2 Rumah Yang Lebih Aman ( Dengan Perkuatan
(misalnya tidak ada angkur pada pertemuan kolom Kayu).
dan sloof, maupun penggunaan besi yang berukuran Sedangkan pada bangunan rumah dengan perkuatan
terlalu kecil), serta dibangun pada tanah yang tidak kayu, terdapat penanganan yang berbeda. Secara garis
stabil, yang dapat berakibat terjadinya longsor, besar, terdapat 4 hal yang harus diperhatikan dalam
walaupun telah dibangun dengan konstruksi yang pengerjaan bangunan dengan perkuatan kayu, yaitu
benar. (Boen dkk, 2009) :
a. Mutu bahan bangunan
2 PEMBAHASAN b. Detail sambungan
c. Mutu pekerjaan
2.1 Rumah Yang Lebih Aman (Tembokan)
d. Kayu harus anti rayap.
Parameter yang digunakan untuk mengukur
kerentanan rumah adalah parameter yang terdapat
dalam Persyaratan Pokok Membangun Rumah Yang
Lebih Aman (Boen dkk, 2009), yang antara lain terdiri
dari :
a. bahan bangunan;
b. struktur utama, yaitu pondasi, dinding, beton
bertulang dan kuda-kuda kayu;
c. ikatan antar struktur utama
d. pengecoran beton
VI-45
Yogyakarta, 1 Mei 2019 Civil Engineering and Environmental Symposium 2019
menggunakan sloof, penggunaan besi yang tidak mementingkan fungsi rumah daripada aspek
sesuai standar, keroposnya kualitas beton, campuran keamanannya. Penggunaan material yang berat, tanpa
mortar yang tidak sesuai, tidak ada ikatan angin, serta perkuatan struktur yang memadai menyebabkan
kualitas kayu yang rendah. mayoritas rumah rumah rentan terhadap gempa bumi.
VI-46
Civil Engineering and Environmental Symposium 2019 Semarang, 1 Mei 2019
Gambar 12. Kondisi rumah tembokan Gagasan dasar pengembangan RISBA adalah
membangun kembali rumah yang rusak karena
Selain itu, proses pembangunan rumah juga lebih gempa, yang bisa dibangun dengan cepat, struktur
lama. Dari 60 unit rumah yang dikerjakan di 2 utama awet, aman, dan mengurangi potensi timbulnya
kelurahan, hanya 26 yang selesai pada saat penelitian korban pada kejadian gempa yang akan datang. Selain
ini dikerjakan. itu, rumah RISBA juga didesain agar menjadi
nyaman.
2.4 Alternatif Rumah Yang Lebih Aman
Gagasan ini sejalan dengan prinsip membangun
Sebagai alternatif rumah yang lebih aman, penulis kembali dengan lebih baik (build back better) dan
memfokuskan penelitian pada rumah dengan sesuai dengan kaidah mitigasi bencana.
perkuatan kayu, yang dapat dikembangkan menjadi
rumah tumbuh. Rumah jenis ini adalah Rumah Instan Beberapa keuntungan penggunaan baja CNP sebagai
Baja (RISBA), yang dipadukan dengan material lokal struktur utama bangunan Rumah Instan Baja, antara
yaitu pelepah daun gewang (bebak). Rumah Instan lain (Tim Peduli Bencana UGM, 2018) :
Baja (RISBA) merupakan rumah sederhana yang
dapat dikerjakan secara cepat, yang dikembangkan 1. Keseluruhan material yang digunakan pada
oleh Tim Peduli Bencana Fakultas Teknik Universitas struktur RISBA menggunakan bahan-bahan siap
Gadjah Mada Jogjakarta (UGM). RISBA juga pakai yang sudah tersedia di pasaran. Bahan
merupakan tipe rumah yang dibangun bagi struktur utama adalah profil CNP.
masyarakat korban gempa di Nusa Tenggara Barat
(NTB) tahun 2018. RISBA dicetuskan dari pemikiran
untuk memberikan alternatif bangunan rumah
terutama di daerah yang harus melakukan rekonstruksi
pasca bencana (Tim peduli bencana Universitas
Gadjah Mada, 2018).
VI-47
Yogyakarta, 1 Mei 2019 Civil Engineering and Environmental Symposium 2019
ruang udara di bawah penutup atap cukup besar dipasang, rumah dengan konstruksi ini mengurangi
dan bisa menahan panas dari atap. penggunaan dengan kayu. Pemakaian baja, juga relatif
6. Mudah dikerjakan. Struktur baja CNP disambung mudah dalam pengerjaan. Walaupun rumah jenis ini
dengan cara di-las listrik. Las menggunakan api tidak memerlukan pondasi, penulis tetap
tidak diperbolekan. Metode pengelasan listrik menggunakan pondasi dengan pertimbangan suatu
dipilih karena sederhana, sudah banyak dikuasai saat dapat menjadi rumah tumbuh seiring dengan
oleh masyarakat, sehingga tidak sulit mencari alat peningkatan ekonomi keluarga yang membangunnya.
dan bahannya (Tim peduli bencana Universitas
Gadjah Mada, 2018).
Gambar 15. Rumah RISBA di Lombok (sumber : Tim Gambar 17. Kombinasi baja dan dinding bebak pada rumah
Peduli Bencana Fakultas Teknik UGM, 2018). sederhana.
REFERENSI
Boen, T., Suprobo, P., Pribadi, K.S., Irmawan, M.,
Satyarno, I., Saputra, A., 2009, Key
Requirment of Safer Houses, Department of
Public Work, Indonesia and JICA Japan.
VI-48
Civil Engineering and Environmental Symposium 2019 Semarang, 1 Mei 2019
VI-49