Anda di halaman 1dari 78

LAPORAN

ANALISA STRUKTUR DAN RAB


RUMAH TINGGAL TIGA LANTAI DESA PABUARAN WETAN
KECAMATAN PABUARAN KABUPATEN CIREBON

Diajukan guna memenuhi nilai


matakuliah perencanaan sipil

Disusun oleh :
Fauzan abimanyu Ahmad taufik maulana
2022201013 2022201022

Dosen Pembimbing :

IR.ASEP SAEFUDIN S.T.,M.T

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA (S-1) TEKNIK SIPIL


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI CIREBON
(STTC)

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karna atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga laporan ini dengan judul :
ANALISA STRUKTUR DAN RAB RUMAH TINGGAL TIGA LANTAI DESA
PABUARAN WETAN KECAMATAN PABUARAN KABUPATEN CIREBON.
Penyusunan laporan ini dilakukan guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan
Sipil pada Program Studi Teknik Sipil di Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon (STTC)
program Sarjana.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak mengalami
hambatan yang dihadapi, akan tetapi terkait berkat bantuan berbagai pihak akhirnya
hambatan tersebut dapat diatasi.
Sehingga pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya atas segala perhatian dan bantuanya, kepada Yth,:
1. Bapak Dr. Adam Safitri, S.T.,M.T selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon.
2. Bapak Nono Carsono, S.T.,M.T selaku Ketua Prodi Teknik Sipil Sekolah Tinggi
Teknologi Cirebon.
3. Bapak IR. Asep Saepudin S.T.,M.T selaku Dosen Pembimbing di Sekolah Tinggi
Teknologi Cirebon.
4. Orang Tua serta keluarga besar kami yang senantiasa mendoakan agar kami selalu diberi
kekuatan dan kesabaran.
5. Teman - temanku di program studi teknik sipil khususnya angatan 2020.
6. Serta semua pihak dengan segala kerendahan hati membantu kami dalam penyelesain
laporan ini.
Tak lupa pula kami ucapkan maaf kepada seluruh pihak yang berhubungan dengan
laporan ini jika terdapat kekeliruan dan kesalahan yang kami perbuat, baik tutur kata maupun
tingkah laku yang tidak berkena.
Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat, walaupun kami sadari bahwa
laporan ini masih memiliki banyak kekurangan. Kami mengharapkan koreksi dan saran atas
kekurangan dari laporan kami guna menyempurnakan.

Akhir kata semoga semua bantuan dan amal baik tersebut mendapatkan limpahan
berkah dan anugrah dari Allah SWT Aamiin.

Hormat kami,

penyusun
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah merupakan salah satu kebutuhuan primer bagi manusia yaitu sebagai tempat
untuk berlindung, beristirahat, berinteraksi, tempat berlangsungnya kegiatan dalam suatu
keluarga. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan
dan Kawasan Permukiman, Pasal 1 butir 7 dikatakan bahwa rumah adalah bangunan gedung
yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan
harkat dan martabat penghuninya, serta asset bagi pemiliknya.
Seiring bertambahnya penduduk dari hari ke hari, tingkat kebutuhan rumah semakin
meningkat namun ketersediaan lahan justru semakin menurun, karena ketersediaan lahan
menurun mengakibatkan harga lahan yang semakin mahal (Muh. Nur Latif S, 2013)
Sehingga pada perumahan-perumahan memanfaatkan lahannya semaksimal
mungkin. Selain lahan dengan kavling persegi, banyak perumahan menggunakan lahan
bagian hoek digunakan juga sebagai kavling. Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan lahan
yang ada.
Selain itu, saat ini peminat rumah pada lahan hoek semakin meningkat seperti yang
disampaikan Yasmin Shafiyyah yaitu rumah hoek diincar banyak orang walaupun harganya
terbilang cukup mahal. Hal ini dikarenakan banyaknya keuntungan yang dimiliki ketika
mempunyai rumah hoek. Menurut Gatot Tri, 2018 tidak sedikit orang yang sedang mencari
rumah tinggal berharap mendapatkan rumah hoek yang berlokasi di sudut atau pojok setiap
ruas ataupun blok. Alasan utamanya karena rumah hoek lebih luas dikarenakan adanya sisa
lahan yang dapat digunakan untuk ekspansi bangunan.
Namun demikian, dari sisi keamanan dan kenyamanan penghuni perlu
dipertimbangkan karena posisi Rumah Hoek mempunyai dua sisi muka rumah yang
menghadap pada jalan. Menurut Anindya Septiasti Tejowati, selain rumah hoek mempunyai
dua muka, untuk pengaturan sirkulasi udara terbilang susah dan apabila lalu lintas didepan
rumah ramai, kenyamanan penghuni rumah menjadi terganggu.
Sehingga untuk mencapai kenyamanan penghuninya perlu ditinjau kembali tata
ruang dalam Rumah Hoek. Pengaturan tata ruang dalam bertujuan untuk membentuk suasana
ruang agar menjadi lebih baik, lebih indah dan lebih anggun sehingga menyenangkan dan
menciptakan kenyamanan bagi penggunanya (Priyo Handoko, 2010:1)
Tata ruang dalam sendiri didalamnya mempunyai beberapa aspek diantaranya zonasi
ruang, hubungan ruang, dan sirkulasi. Tiga hal ini menarik untuk dikaji lebih dalam lagi. Hal
ini berkaitan dengan kondisi rumah hoek yang mempunyai dua sisi bangunan yang
menghadap jalan, berbeda dengan rumah yang mempuntai satu sisi bangunan yang
menghadap jalan. Secara garis besar, ketika dihadapkan dengan rumah hoek maka zoning
area seperti publik akan lebih luas karena lebih banyak sisi bangunan yang berada di dekat
jalan. Begitupun dengan hubungan ruangnya, dimana adanya dua akses untuk masuk ke
ruang-ruang yang ada di dalam bangunan. Dari sisi sirkulasi juga dimungkinkan berbeda,
karena ada dua sisi bangunan yang berada di pinggir jalan. Sehingga tiga aspek tata ruang
dalam tersebut perlu di kaji lebih dalam untuk mendapatkan hasil yang akurat. Setelah
mengetahui tipologi tata ruang dalam rumah hoek selanjutkan akan dilakukan identifikasi tata
ruang dalam rumah hoek milik Ibu Angela yang berada di lahan berkontur miring.

Gambar 1.1 Deret rumah di Jl. Raya KH Ahmad Dalan


Sumber: Autocad tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana

Dapat dilihat pada Gambar 1.1 Perum Citra Utama Blok BK 2 mempunyai deret rumah yang
membujur dari timur ke barat yang mana berada di tanah yang merata.

Gambar 1.2 Deret rumah di Jl. Raya KH Ahmad Dalan


Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
1.2 Spesifikasi Proyek

Proyek : Rumah Tinggal Tiga Lantai Perum Citra Utama Blok BK 2


Jenis Bangunan : Rumah Tinggal
Lokasi : Perum Citra Utama Blok BK 2 Jl. Raya KH Ahmad dalan
Desa Pabuaran Wetan Kecamatan Pabuaran Kabupaten Cirebon.
Arsitek : Fauzan Abimanyu dan Ahmad Taufik Maulana
Luas Tanah : 131,1 m2

Tamapk Depan Tampak Belakang

Gambar 1.2 tampak depan dan belakang


Sumber: Autocad tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana

1.3 Tujuan Proyek


Proyek ini dibangun atas keinginan pribadi dari seseorang yang memiliki sebidang
tanah ditanah kavling yang luas tanahnya 131,1 m2. Rumah ini di bangun tiga lantai berbeda
dengan rumah yang lainnya karna sang pemilik rumah ingin mempunyai ruangan yang luas
sehingga rumah ini dibentuk bertingkat tiga, yaitu :
Pada lantai dasar terdapat:
Taman depan dan belakang, Carport, Teras, Ruang tamu, Ruang makan, Kamar
mandi, Dapur, dan Teras belakang.
Pada lantai dua terdapat:
Dua Ruang tidur, Ruang keluarga, Kamar mandi, dan Balkon.
Pada lantai tiga terdapat:
Ruang cuci dan rooftop.
1.4 Standarisasi Pembebanan
PERHITUNGAN STRUKTUR
BERLANTAI 3

STANDARISASI
1. Standar Peraturan
Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI 287:2019)
Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 1727:2013)
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 1726:2019).
Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 1729-2020)
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia ( PPBBI 1984)

2. Jenis Pembebanan dan Jenis Bahan


A. Beban Mati
Beban mati bangunan gedung adalah berat sendiri dari masing-masing bagian dari elemen struktur
yang dihitung berdasarkan ukuran, bentuk, dan berat jenis material, diantaranya :
a. beban pada atap
- Plat atap beton ( dak beton )
b. beban pada kolom, balok, plat lantai+finsihing(adukan+keramik/granit), plafond+ME
termasuk juga berat struktur bawah
Berat Jenis Material dan Berat per m3
Berat jenis beton bertulang = 2400 kg/m3
Berat jenis beton tumbuk(spesi+granit) = 2200 kg/m3
Berat jenis pasangan bata = 1700 kg/m3
Berat jenis baja = 7850 kg/m3
Ukuran elemen struktrur beton
Pondasi
Teabeam / sloof
Balok
Kolom
Plat lantai
Plat atap beton ( dak beton )

B. Beban Hidup
Beban hidup merupakan beban yang dapat berpindah tempat, misalnya beban hunian, lalu lintas orang.
Pada bangunan Rumah Tinggal 3 Lantai ( Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 1727:2013) )
Pada plat Lantai = 250 kg/m2
Pada plat atap = 100 kg/m2

C. Beban angin dan beban gempa


Beban angin ini mengakibatkan adanya gaya tegak lurus bidang atap, tekan/isap , dan gaya horisontal
pada dinding baik tekan maupun isap
Untuk beban gempa berupa beban horisontal pada bagiaan titik joint kolom dan balok fortal tersebut
Perhitungan berupa beban gempa statik dan gempa dinamik ( dibantu dengan program SAP 2000 )

Mutu Bahan
Mutu beton ( f'c ) K 300 24,9 MPa
Mutu baja ( fy ) --> tulangan polos = 240 MPa = 2400 kg/cm2 ( U 24 )
Mutu baja ( fy ) --> tulangan ulir = 320 MPa = 3200 kg/cm3 ( U 32 )
2
Mutu baja ( fy ) --> tulangan ulir = 400 MPa = 4000 kg/cm ( U 39 )
Mutu baja Profil BJ 37
3. Faktor Keamanan dan Kombinasi pembebanan
Faktor keamanan yang digunakan untuk kombinasi beban beban, sesuai SKSNI-1991 dan SNI 2847-2013,
dan juga AISC-LRFD-93, untuk beban mati ( D ), beban hidup ( L ), beban angin ( W ), beban Gempa ( E )
Kombinasi 1 = 1,4 D
Kombinasi 2 = 1,2 D + 1,6 L
Kombinasi 3 = 0,5 D + 1,2 L + 1,3 W
Kombinasi 4 = 0,5 D + 1,2 L - 1,3 W
Kombinasi 5 = 0,9 D + 1 E
Kombinasi 6 = 0,9 D - 1 E

4. Kriteria Perhitungan Pondasi


Pondasi yang digunakan bergantung pada kondisi tanah, dan besarnya beban yang diterima pondasi
Bangunan ini drencanakan menggunakan pondasi Bore Pile sampai kedalaman tanah keras
Contoh Hasil data sondir dari , didapat data :
Dari beberapa titik sondir, gunakan titik sondir kondisi nilai tanah terjelek atau dari rekapan data =
Kondisi tanah keras terjadi bila didapat nilai konus ( qc ) > 150 kg/cm2
Kedalaman sondir yang direncanakan, maksimum di kedalaman 10 M = 10,00 m
Nilai perlawanan Penetrasi Konus ( PK ) atau Nilai konus (qc), titik 3, hasil terjelek = 100 kg/cm2
Nilai Jumlah Hambatan Pelekat (JHP), maks di kedalaman tersebut = 2246 kg/cm
Gunakan tiang pancang sampai di kedalaman 10,00 M

Gambar 1.4.1 Perhitungan Analisa Pembebanan


Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
a) Data Sondir
HL=(H-
Conus Biconus Friction Total HT Local
Kedalaman qc) x FR
No (qc) (H) (qf) =JHL Friction
(m) D/A (%)
(kg/cm ) (kg/cm ) Kg/cm2)
2 2
(kg/cm2 ) (kg/cm2)
(kg/cm)
1 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
2 0,20 5 10 5 10 10 0,5 10,00
3 0,40 10 15 5 10 20 0,5 5,00
4 0,60 10 20 10 20 40 1 10,00
5 0,80 15 25 10 20 60 1 6,67
6 1,00 20 35 15 30 90 1,5 7,50
7 1,20 25 40 15 30 120 1,5 6,00
8 1,40 25 45 20 40 160 2 8,00
9 1,60 30 65 35 70 230 3,5 11,67
10 1,80 35 70 35 70 300 3,5 10,00
11 2,00 35 75 40 80 380 4 11,43
12 2,20 40 75 35 70 450 3,5 8,75
13 2,40 45 80 35 70 520 3,5 7,78
14 2,60 55 90 35 70 590 3,5 6,36
15 2,80 40 75 35 70 660 3,5 8,75
16 3,00 30 45 15 30 690 1,5 5,00
17 3,20 15 30 15 30 720 1,5 10,00
18 3,40 20 35 15 30 750 1,5 7,50
19 3,60 25 40 15 30 780 1,5 6,00
20 3,80 30 45 15 30 810 1,5 5,00
21 4,00 30 50 20 40 850 2 6,67
22 4,20 30 50 20 40 890 2 6,67
23 4,40 35 60 25 50 940 2,5 7,14
24 4,60 45 65 20 40 980 2 4,44
25 4,80 50 65 15 30 1010 1,5 3,00
26 5,00 50 70 20 40 1050 2 4,00
27 5,20 55 80 25 50 1100 2,5 4,55
28 5,40 60 80 20 40 1140 2 3,33
29 5,60 65 85 20 40 1180 2 3,08
30 5,80 65 95 30 60 1240 3 4,62
31 6,00 70 100 30 60 1300 3 4,29
32 6,20 80 105 25 50 1350 2,5 3,13
33 6,40 100 150 50 100 1450 5 5,00
34 6,60 125 170 45 90 1540 4,5 3,60
35 6,80 135 200 65 130 1670 6,5 4,81
36 7,00 140 210 70 140 1810 7 5,00
37 7,20 150 235 85 170 1980 8,5 5,67
38 7,40 165 250 85 170 2150 8,5 5,15
39 7,60 165 275 110 220 2370 11 6,67
40 7,80 180 300 120 240 2610 12 6,67
41 8,00 200 350 150 300 2910 15 7,50
42 8,20 210 380 170 340 3250 17 8,10
43 8,40 250 400 150 300 3550 15 6,00
44 8,60 350 500 150 300 3850 15 4,29
45 8,80
46 9,00
47 9,20
48 9,40
49 9,60
50 9,80
51 10,00
Metode Schmertmann dan Nottingham (1975)

Rencana Diameter Pondasi Bore Pile


d= 60 cm 0,6 m

a. Tahanan Ujung Persatuan (fb)


Qu= Ab.fb + As . fs atau Qu= Ab . ω . qca + As .Kf qf

qc1= 40,2 kg/cm2

qc2= 165,714286 kg/cm2

qca= 1/2 . (qc1+qc2)


102,957143 kg/cm2
10296 KN/m2 10295,714

fb = ω . qca ≤ 150kg/cm2 (15000 KN/m2)

Asumsi pasirn terkonsolidasi normal (OCR=1) nilai faktor ω=1

fb = 102,957143 kg/cm2
10296 KN/m2 ≤ 15000 KN/m2

b. Tahanan Ujung
Qb = Ab.fb
= 1/4 π (60)2 . fb
= 290956,886 kg
2909,56886 KN 2909,5689

c. Tahanan Gesek
Qs = As . fs
As = π . d . L (dimana L= 6,00 m)
= 11,304 m2

fs = kf . qf
nilai kf = 0,9
dan qfdiambil
= dari rata-rata tabel sondir = 0,37
fs = 0,9 x 0,37 kg/cm2
= 0,333 kg/cm2
= 33,3 kN/m2

Qs = As . fs
376,4232 kN

d. Kuat Dukung Ultimit


Qu = Qb + Qs
= 3285,99206 kN
Gambar 1.4.2 Perhitungan Analisa Pembebanan
Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
1.5 Analisa Struktur
a) Pembebanaan
Analisis struktur merupakan proses yang penting dalam merencanakan struktur
gedung tingkat tinggi. Analisis struktur gedung tingkat tinggi perlu dioptimalisasi dalam
proses perhitungannya guna struktur gedung memiliki kekuatan yang baik dan tahan
terhadap gempa sehingga gedung dapat memberikan kenyamanan dan keselamatan pada
penggunanya. Proses yang perlu diperhatikan dalam analisis struktur adalah perhitungan
pembebanan yang terjadi pada struktur. Pembebanan yang terjadi pada struktur gedung
bertingkat tinggi umumnya adalah beban mati, beban hidup, dan beban gempa. Pengaruh
pembebanan yang terjadi pada struktur akan diteruskan pada pondasi (Raharjo and Sujud,
2017).
BEBAN GRAVITASI ( VERTIKAL )

BEBAN PADA PLAT ATAP ( DAK BETON )


Beban Mati :
Berat sendiri plat atap 10 cm = 240 kg/m2
Leveling tebal 5 cm = 110 kg/m2
Waterprofing = 5 kg/m2
Air hujan ( t = 5 cm ) 5 cm = 50 kg/m2
Instalasi Mekanikal/Elektrikal = 20 kg/m2
Plafond = 18 kg/m2
= 443 kg/m2
4,430 kN/m2

Beban hidup ( pada plat atap/dak beton) = 100 kg/m2

BEBAN PADA PLAT LANTAI


Beban Mati :
Berat sendiri plat lantai 12 cm = 288 kg/m2
Spesi/adukan+keramik/granit 5 cm = 110 kg/m2
Instalasi Mekanikal/Elektrikal = 20 kg/m2
Plafond = 18 kg/m2
= 436 kg/m2
4,360 kN/m2

Beban hidup ( Perkantoran) = 200 kg/m2

BEBAN DINDING BATA


Dinding bata, tebal t=15 cm t x 1700 kg/m3 = 255 kg/m2

Berat Total Beban = 891 kg/m2


8,91 kN/m2

Gambar 1.5.1 Perhitungan Analisa Pembebanan


Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
b) Perhitungan Pondasi
Pondasi adalah struktur bagian paling bawah dari suatu konstruksi (gedung,
jembatan, jalan raya, tanggul, menara, terowongan, dinding penahan tanah, dan lain-lain)
yang berfungsi menyalurkan beban vertical diatasnya (kolom) maupun beban horizontal ke
tanah (Pamungkas dan Harianti, 2013:1)

DATA PONDASI TIANG BOR ( BORED PILE ) D 60 cm

Bahan / Material Pondasi


Mutu Beton K = 300 = 300 kg/cm2
Kuat tekan beton f'c = 24,90 MPa ( K x 0,83 ) / 10
Mutu baja tulangan U = 39
Tegangan leleh baja tulangan fy = 390 MPa 3.900 kg/cm2 ( tulangan ulir )
Moulus elastisitas beton Ec = 20387 MPa 200.000 kg/cm2
Berat beton bertulang Wc = 24 2.400 kg/cm2

Dimensi Tiang Bor


Diameter tiang bor D = 0,6 m 60 cm
Panjang tiang bor L = 8m 800 cm

Beban Struktur yang diterima Pondasi ( P )


P beban = 236.606,16 kg ( Beban maksimum yang diterima pondasi )
= 236,606 ton

DAYA DUKUNG AKSIAL IJIN TIANG BOR


1. Berdasarkan Kekuatan Bahan
K = 300 Mutu beton
f'c = 300 kg/cm2 Kuat tekan beton
fc = 90 kg/cm2 Tegangan ijin beton fc = 0,3 x f'c
Ap = 2826 cm2 Luas tampang tiang bor Ap = 1/4 x p x D 2
= 0,2826 m2
L = 8,00 m Panjang tiang bor
Wc = 2.400 kg/m3 Berat beton bertulang
W = 5.426 kg Berat tiang bor W = Ap x L x Wc
P ijin = 248.914,08 kg Daya dukung ijin tiang bor P ijin = Ap x fc - W
= 248,914 ton
Jadi :
P ijin bahan > P beban
248,914 > 236,60616 ton --> ( OK )

2. Berdasarkan Kekuatan Tanah


Cara sederhana, dengan pengujian Sondir / CPT ( Cone Penetration Test )
P ijin = ( Ap x qc ) / 5 + ( JHP x O ) / 9 Faktor keamanan, FK 1=5 dan FK2=9
untuk pondasi strauss atau bored pile
qc = 200 kg/cm2 Nilai konus pada tanah keras, qc = 122,4 - 204 kg/cm 2 ( Sanglerat p.260 )
Dari data sondir pada kedalaman 8,00 m qc > 200 kg/cm2;
JHP = 300 1 Jumlah Hambatan Pelekat pada kedalaman 8,00 m
kg/cm
D = 60 cm Diameter tiang bor ( bored pile )
L = 800 cm Panjang tiang bor
Ap = 2.826,00 cm2 Luas penampang tiang bor ; Ap = 1/4 p D 2
O = 188,40 cm Keliling penampang tiang bor ; O = p D
Daya dukung ijin tiang bor ( P ijin )
P ijin = Tahanan ujung tiang + Tahanan gesek selimut tiang
P ijin = ( Ap x qc ) / 5 + ( JHP x O ) / 9
= 113.040,00 + 6.280,00
= 119.320,00 kg
= 119,320 ton

Jadi :
P ijin < P beban
119,320 < 236,606 ton --> ( Not OK )

Penulangan Pondasi Tiang Bor ( bored pile )


D = 60 cm diameter bored pile
dc = 7,5 cm selimut beton
D rangka = 45 cm diameter rangka tulangan
Ap = 2.826,00 cm2 luas bored pile
O = 188,40 cm keliling bored pile
O rangka = 141,3 cm keliling rangka tulangan
fy = 3.900 kg/cm2 tegangan leleh baja ( tulangan ulir )
fy sengk. = 2400 kg/cm2 tegangan leleh baja ( tulangan polos )
D tul. = 19 mm diameter tulangan utama
D seng. = 8 mm diameter sengkang

Rasio tulangan, minimum 1 % dari luas penampang pondasi

Gunakan
10 D 19 ( jarak antara tulangan = O rangka / n = 14,13 cm
As = 28,339 cm2 Luas total tulangan = n x 1/4 x p x D tul.2
AD' = 39,6 cm2 Luas lingkaran dari D'
Rasio Tulangan
Rasio = As / ( 1/4 p D' 2 ) dc
= 0,0131 10 D 19
= 1,31 > 1 % --> OK
D D' f 8 - 150

Gambar 1.5.2 Perhitungan Analisa struktur pondasi


Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
c) Perhitungan Kolom K1 & K2
PERHITUNGAN KOLOM
Kolom K1
Beban Kolom Lantai 1
PD = 160.892 kg ; beban mati
PL = 27.210 kg ; beban hidup
Pu
Pu = 1,2 PD + 1,6 PL ; beban ultimite
= 236.606,16 kg
= 2.366.062 N
Lk = 3,50 m ; tinggi kolom
K = 250 kg/cm2 ; Mutu beton K 250 ( kubus ) 3,50 m
f'c = 2
20,75 N/mm ; Kuat tekan beton (Silender)
fy = 400 N/mm2 ; mutu baja tulangan ulir
rg = 0,03 = 3% ; rasio tulangan yang diperkirakan
f = 0,65 ; faktor reduksi 0,65 (ketentuan)
Luas Penampang kolom yang diperlukan ( A g perlu )
P
Ag perlu =
0,80 f 0,85 .f'c ( 1 – rg ) + fy . rg
Ag perlu = 156.316 mm2
Dimensi kolom sama sisi yang diperlukan :
b = h = ( Ag perlu ) 0,5
= 395 mm
Ditetapkan ukuran b x h = 400 x 400 mm ( jika digunakan kolom persegi empat )
( disesuaikan dengan ukuran lebar balok, b kolom > b balok
Ag aktual = bxh
= 160.000 mm2 > Ag perlu OK
Beban pada daerah beton ( Pc )
Pc = 0,80 f ( 0,85 f’c ) Ag aktual ( 1 - rg )
= 1.423.417 N
Beban yang harus disangga oleh batang tulangan baja ( Ps )
Ps = Pu – Pc = 942.645 N
Luas tulangan baja yang diperlukan ( As perlu )
As perlu = Ps / ( 0,8 f fy )
= 4.532 mm2
-
As minimum = rbh --> Rasio Tulangan minimum ( r ) = 1 %
1%*b*h= 1.600 mm2
As perlu > As minimum ; maka gunakan As = 4.532 mm2 ( As perlu )
Direncanakan tulangan ulir diameter 16 mm
Jumlah tulangan ( N ) = As = 22,55 ~
1/4 p D2 Gunakan 10 batang As = 2009,6 mm2 )
Maka Rasio tulangan = As / ( b h ) = 1,26% > Rasio tulangan min.( 1% ) OK

Jarak sengkang ( s )
direncanakan sengkang Æ = 8 mm ; Tulangan polos
* s = 16 x diameter tulangan memanjang = 256 mm
* s = 48 x diameter sengkang = 384 mm
* s = ukuran kolom terkecil = 400 mm
--> pilih terkecil
s= 256 mm ~ 250 mm

10 D 16
Gunakan jarak sengkang di tumpuan

 8 - 150
400
Jarak sengkang di tengah bentang  8 - 150
 8 - 150
400
Check Tekuk
Data-data di atas :
M1

f'c = 20,75 N/mm2 ; mutu beton


fy = 400 N/mm2 ; mutu baja
PD = 160.892 N ; beban mati 3,5 m
PL = 27.210 N ; beban hidup
Pu = 2.366.062 N ; beban ultimite aksial kolom
b = 400 mm ; lebar penampang kolom
h = 400 mm ; panjang penampang kolom M2
H=Lu = 3.500 mm ; tinggi kolom ( kolom K1 )
k = 1 ; faktor kekakuan
e2 = 67 mm ; eksentrisitas pada ujung bawah kolom,
dianggap maksimum --> e maks = 1/6 b = 67 mm
e1 = 67 mm ; eksentrisitas pada ujung atas kolom,
dianggap maksimum --> e maks = 1/6 b = 67 mm
M2 = Pu x e2
= 157.737.440 N mm
M1 = Pu x e1
= 157.737.440 N mm

Check jenis kolom ( apakah kolom langsing atau pendek biasa ? )


angka kelangsingan :
( k*Lu ) / r < 34 - 12 ( M 1/M 2 ) ; maka efek kelangsingan dapat diabaikan
( SKSNI-2013 pasal 3.3.11)
0,5
;k=1;r=(I/A) = 0,3 h , untuk penampang persegi
r = 0,3 h = 120 mm

( k*Lu ) / r = 34 - 12 ( M 1/M 2 )
29,17 > 22,00

Jadi :
( k*Lu ) / r > 34 - 12 ( M 1/M 2 ) ; maka efek kelangsingan harus diperhitungkan

Check M2, min

M2, min = Pu ( 15 + 0.03 h )


= 63.883.663 N mm < M2 ( OK ) ; gunakan M2

Hitung E I
Ec = 4700 ( f'c 0,5 ) ; modulus elastisitas beton
= 21.410 N/mm2
I g = 1/12 b x h3 ; momen inersia beton kotor (penulangan diabaikan)
= 2.133.333.333 mm4
b d = (1,2 PD ) / ( 1,2PD +1,6PL )
= 0,816
EI = ( 0,40 Ec Ig ) / ( 1 + b d )
= 10.060.284.127.255 N mm2

Hitung Momen desain


Mc = d ns M2
dimana :
d ns = Cm / ( 1 - ( Pu / ( 0,75 Pc ))) ; faktor pembesar momen
Cm = 0.6 + 0.4 M 1/M 2 ; faktor koreksi
= 1,00
2
Pc = (p EI ) / ((klu)2)
= 8.097.174 N
Faktor pembesar momen ( d ns ):
d ns = 1,64 ;batas maksimum d ns = 2
d ns <, d ns maks. Jadi, ukuran penampang kolom cukup (OK) tidak perlu diperbesar,
aman terhadap tekuk

Gambar 1.5.3 Perhitungan Analisa struktur pondasi


Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
PERHITUNGAN KOLOM
Kolom K2
Beban Kolom Lantai 1
PD = 71.045 kg ; beban mati
PL = 13.428 kg ; beban hidup
Pu
Pu = 1,2 PD + 1,6 PL ; beban ultimite
= 106.739,17 kg
= 1.067.392 N
`
Lk = 4,00 m ; tinggi kolom
K = 250 kg/cm2 ; Mutu beton K 250 ( kubus ) 4,00 m
f'c = 20,75 N/mm 2 ; Kuat tekan beton (Silender)
fy = 400 N/mm2 ; mutu baja tulangan ulir
rg = 0,03 = 3% ; rasio tulangan yang diperkirakan
f = 0,65 ; faktor reduksi 0,65 (ketentuan)
Luas Penampang kolom yang diperlukan ( A g perlu )
P
Ag perlu =
0,80 f 0,85 .f'c ( 1 – rg ) + fy . rg
Ag perlu = 70.518 mm2
Dimensi kolom sama sisi yang diperlukan :
0,5
b = h = ( Ag perlu )
= 266 mm
Ditetapkan ukuran b x h = 230 x 600 mm ( jika digunakan kolom persegi empat )
( disesuaikan dengan ukuran lebar balok, b kolom > b balok
Ag aktual = bxh
= 138.000 mm2 > Ag perlu OK
Beban pada daerah beton ( Pc )
Pc = 0,80 f ( 0,85 f’c ) Ag aktual ( 1 - rg )
= 1.227.697 N
Beban yang harus disangga oleh batang tulangan baja ( Ps )
Ps = Pu – Pc = -160.305 N
Luas tulangan baja yang diperlukan ( As perlu )
As perlu = Ps / ( 0,8 f fy )
= -771 mm2
secara teoritis tidak perlu tulangan; tetapi gunakanlah tulangan minimum
As minimum = rbh --> Rasio Tulangan minimum ( r ) = 1 %
1%*b*h= 1.380 mm2
As perlu < As minimum ; maka gunakan As = 1.380 mm2 ( As minimum )
Direncanakan tulangan ulir diameter 16 mm
Jumlah tulangan ( N ) = As = 6,87 ~
1/4 p D2 Gunakan 12 batang As = 2411,52 mm2 )
Maka Rasio tulangan = As / ( b h ) = 1,75% > Rasio tulangan min.( 1% ) OK

Jarak sengkang ( s )
direncanakan sengkang Æ = 8 mm ; Tulangan polos
* s = 16 x diameter tulangan memanjang = 256 mm
* s = 48 x diameter sengkang = 384 mm
* s = ukuran kolom terkecil = 600 mm
--> pilih terkecil
s= 256 mm ~ 250 mm

12 16
D
Gunakan jarak sengkang di tumpuan

 8 - 150
600
Jarak sengkang di tengah bentang  8-
150

 8 - 150
230
Check Tekuk
Data-data di atas :
M1

f'c = 20,75 N/mm2 ; mutu beton


fy = 400 N/mm2 ; mutu baja
PD = 71.045 N ; beban mati 4,0 m
PL = 13.428 N ; beban hidup
Pu = 1.067.392 N ; beban ultimite aksial kolom
b = 230 mm ; lebar penampang kolom
h = 600 mm ; panjang penampang kolom M2
H=Lu = 4.000 mm ; tinggi kolom ( kolom K1 )
k = 1 ; faktor kekakuan
e2 = 38 mm ; eksentrisitas pada ujung bawah kolom,
dianggap maksimum --> e maks = 1/6 b = 38 mm
e1 = 38 mm ; eksentrisitas pada ujung atas kolom,
dianggap maksimum --> e maks = 1/6 b = 38 mm
M2 = Pu x e2
= 40.916.682 N mm
M1 = Pu x e1
= 40.916.682 N mm

Check jenis kolom ( apakah kolom langsing atau pendek biasa ? )


angka kelangsingan :
( k*Lu ) / r < 34 - 12 ( M 1/M 2 ) ; maka efek kelangsingan dapat diabaikan
( SKSNI-2013 pasal 3.3.11)
0,5
;k=1;r=(I/A) = 0,3 h , untuk penampang persegi
r = 0,3 h = 180 mm

( k*Lu ) / r = 34 - 12 ( M 1/M 2 )
22,22 > 22,00

Jadi :
( k*Lu ) / r > 34 - 12 ( M 1/M 2 ) ; maka efek kelangsingan harus diperhitungkan

Check M2, min

M2, min = Pu ( 15 + 0.03 h )


= 35.223.926 N mm < M2 ( OK ) ; gunakan M2

Hitung E I
Ec = 4700 ( f'c 0,5 ) ; modulus elastisitas beton
= 21.410 N/mm2
I g = 1/12 b x h3 ; momen inersia beton kotor (penulangan diabaikan)
= 4.140.000.000 mm4
b d = (1,2 PD ) / ( 1,2PD +1,6PL )
= 0,799
EI = ( 0,40 Ec Ig ) / ( 1 + b d )
= 19.710.829.352.157 N mm2

Hitung Momen desain


Mc = d ns M2
dimana :
d ns = Cm / ( 1 - ( Pu / ( 0,75 Pc ))) ; faktor pembesar momen
Cm = 0.6 + 0.4 M 1/M 2 ; faktor koreksi
= 1,00
2
Pc = (p EI ) / ((klu)2)
= 12.146.306 N
Faktor pembesar momen ( d ns ):
d ns = 1,13 ;batas maksimum d ns = 2
d ns <, d ns maks. Jadi, ukuran penampang kolom cukup (OK) tidak perlu diperbesar,
aman terhadap tekuk

Gambar 1.5.4 Perhitungan Analisa struktur kolom K2


Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
PERHITUNGAN BEBAN KOLOM
KOLOM K1 ( KOLOM TENGAH ) PADA BENTANG BESAR

6.75

4.84
4.66
4.07

2.32
1.24
5.00 3.75 6.26
6.25 5.00 6.25

1.93

2.19
5.70
2.19

2.32
6.00

6.62
5.68
6.62

17.68
7.00
15.68
6.00

5.25

8.88
6.88

4.98
3.68

4.63

2.00
10.00 5.00 5.00 5.00 10.00 5.00 5.00 7.50 2.00 7.50 5.00 5.00 10.00 5.00 5.00 5.00 10.00
6.75

4.84
4.66
4.07

2.32
1.24

5.00 3.75 6.26


6.25 5.00 6.25

PEMBEBANAN PADA KOLOM


Beban Beban
Mati Hidup
Uraian Formula
No PD PL
( kg ) ( kg )
Area beban plat atap ( dak beton ) belakang
Lx1= 6,00 m Lx2= 6,00 m Lx = 0,5 Lx1 + 0,5 Lx2 = 6,00 m
Ly 1= 5,35 m Ly 2= 5,35 m Ly = 0,5 Ly 1 + 0,5 Ly 2 = 5,35 m
Luas Pembebanan dak atap = Lx x Ly = Luas Beban dak atap = 32,10 m2
Area beban Penutup atap + rangka atap
Lx1= 6,00 m Lx2= 6,00 m Lx = 0,5 Lx1 + 0,5 Lx2 = 6,00 m
Ly 1= 8,00 m Ly 2= 8,00 m Ly = 0,5 Ly 1 + 0,5 Ly 2 = 8,00 m
Luas Pembebanan dak atap = Lx x Ly = Luas Beban dak atap = 48,00 m2
Area beban lantai 2, 3
Lx1= 6,00 m Lx2= 6,00 m Lx = 0,5 Lx1 + 0,5 Lx2 = 6,00 m
Ly 1= 8,00 m Ly 2= 8,00 m Ly = 0,5 Ly 1 + 0,5 Ly 2 = 8,00 m
Luas Pembebanan = Lx x Ly = Luas Beban Lantai = 48,00 m2

I Beban Kolom Lantai 3


a. Beban dak atap , tebal 12 cm Luas beban x t dak beton x g beton bertulang
32,10 m2 x 0,12 m x 2400 kg/m3 9.245
b. Beban finishing leveling+waterproffing, tebal 5 cm Luas beban x t finishing x g beton tumbuk
6,00 m2 x 0,05 m x 2200 kg/m3 660
c. Berat air hujan, tebal 5 cm Luas beban x t air hujan x g air
48,00 m2 x 0,05 m x 1000 kg/m3 2.400
d. Beban balok dak
balok dak arah x, = Lx = 5,30 m lebar x tinggi x panjang x bj beton
ukuran ( b x h ) = 25 x 40 0,25 m x 0,40 m x 5,30 m x 2400 kg/m3 1.272
balok dak arah y, = Ly = 6,00 m lebar x tinggi x panjang x bj beton
ukuran ( b x h ) = 25 x 40 0,25 m x 0,40 m x 6,00 m x 2400 kg/m3 1.440
25 x 40 0,25 m x 0,40 m x 6,00 m x 2400 kg/m3 1.440
e. berat plafond + ME 36 kg/m 2 Luas beban x berat plafond
48,00 m2 x 36 kg/m2 1.728

f. Kolom Lantai 3
- berat sendiri Kolom b x h x H x bj beton
Tinggi ( H ) = 3,50 m 0,40 m x 0,40 m x 3,50 m x 2400 kg/m3 1.344
Ukuran ( b x h ) = 40 x 40
Beban hidup
Untuk gedung pada bangunan pada dak atap Luas beban x beban hidup per m2
100 kg/m 2 32,10 m2 x 100 kg/m2 3.210
( Peraturan pembeban Indonesia, NI-18 )
Beban yang diterima kolom lantai 3 18.185 3.210
II Beban Kolom Lantai 2
Beban akibat Kolom Lantai 3 18.185 3.210
1 Beban mati
a. Plat Lantai
- berat plat lantai ; (t=12 cm) t= 12 cm Luas beban x t plat lantai x g beton bertulang
48,00 m2 x 0,12 m x 2400 kg/m3 13.824
- berat finishing(adukan+keramik),t=5cm Luas beban x t finishing x g beton tumbuk
48,00 m2 x 0,05 m x 2200 kg/m3 5.280
2
- berat plafond + ME 36 kg/m Luas beban x berat plafond
48,00 m2 x 36 kg/m2 1.728
b. Balok induk
balok induk arah x, = Lx = 6,00 m lebar x tinggi x panjang x bj beton
ukuran ( b x h ) = 25 x 400 0,25 m x 4,00 m x 6,00 m x 2400 kg/m3 14.400
balok induk arah y, = Ly = 8,00 m lebar x tinggi x panjang x bj beton
ukuran ( b x h ) = 25 x 400 0,25 m x 4,00 m x 8,00 m x 2400 kg/m3 19.200
c. Balok anak
balok anak arah x, = Lx = 0,00 m lebar x tinggi x panjang x bj beton
ukuran ( b x h ) = 25 x 40 0,25 m x 0,40 m x 0,00 m x 2400 kg/m3 0
balok anak arah y, = Ly = 8,00 m lebar x tinggi x panjang x bj beton
ukuran ( b x h ) = 25 x 40 0,25 m x 0,40 m x 8,00 m x 2400 kg/m3 1.920
25 x 40 0,25 m x 0,40 m x 8,00 m x 2400 kg/m3 1.920
d. Berat Dinding bata
- Berat Dinding bata arah x jendela + kaca , anggap dinding bata
panjang dinding ( Lx ) = 6,00 m Luas dinding x t dinding x g pasangan bata
tinggi dinding ( H ) = 4,00 m 24,00 m2 x 0,15 m x 1700 kg/m3 6.120
2
Luas = 24,00 m
- Berat Dinding bata arah y, ( dinding double t = 30 cm
panjang dinding ( Ly ) = 8,00 m Luas dinding x t dinding double x g pasangan bata
tinggi dinding ( H ) = 3,50 m 28,00 x 0,30 m x 1700 kg/m3 14.280
Luas = 28,00 m2
e. Kolom Lantai 2
- berat sendiri Kolom b x h x H x bj beton
Tinggi ( H ) = 3,50 m 0,40 m x 0,40 m x 3,50 m x 2400 kg/m3 1.344
Ukuran ( b x h ) = 40 x 40
Beban hidup
Untuk gedung pada bangunan RUKO Luas beban x beban hidup per m2
250 kg/m 2 48,00 m2 x 250 kg/m2 12.000
( Peraturan pembeban Indonesia, NI-18 )
Beban yang diterima kolom lantai 2 98.201 15.210
II Beban Kolom Lantai 1
Beban akibat Kolom Lantai 2 98.201 15.210
1 Beban mati
a. Plat Lantai
- berat plat lantai ; (t=12 cm) t= 12 cm Luas beban x t plat lantai x g beton bertulang
48,00 m2 x 0,12 m x 2400 kg/m3 13.824
- berat finishing(adukan+keramik),t=5cm Luas beban x t finishing x g beton tumbuk
48,00 m2 x 0,05 m x 2200 kg/m3 5.280
2
- berat plafond + ME 36 kg/m Luas beban x berat plafond
48,00 m2 x 36 kg/m2 1.728
b. Balok induk
balok induk arah x, = Lx = 6,00 m lebar x tinggi x panjang x bj beton
ukuran ( b x h ) = 25 x 400 0,25 m x 4,00 m x 6,00 m x 2400 kg/m3 14.400
balok induk arah y, = Ly = mx m lebar x tinggi x panjang x bj beton
ukuran ( b x h ) = 20 x 50 0,20 m x 0,50 m x 6,00 m x 2400 kg/m3 1.440
c. Balok anak
balok anak arah x, = Lx = 8,00 m lebar x tinggi x panjang x bj beton
ukuran ( b x h ) = 25 x 40 0,25 m x 0,40 m x 8,00 m x 2400 kg/m3 1.920
balok anak arah y, = Ly = 2,25 m lebar x tinggi x panjang x bj beton
ukuran ( b x h ) = 25 x 40 0,25 m x 0,40 m x 2,25 m x 2400 kg/m3 540
3
25 x 40 0,25 m x 0,40 m x 2,25 m x 2400 kg/m 540
d. Berat Dinding bata
- Berat Dinding bata arah x jendela + kaca , anggap dinding bata
panjang dinding ( Lx ) = 6,00 m Luas dinding x t dinding x g pasangan bata
tinggi dinding ( H ) = 3,50 m 21,00 m2 x 0,15 m x 1700 kg/m3 5.355
2
Luas = 21,00 m
- Berat Dinding bata arah y, ( dinding double t = 30 cm
panjang dinding ( Ly ) = 8,00 m Luas dinding x t dinding double x g pasangan bata
tinggi dinding ( H ) = 4,00 m 32,00 x 0,30 m x 1700 kg/m3 16.320
2
Luas = 32,00 m
e. Kolom Lantai 1
- berat sendiri Kolom b x h x H x bj beton
Tinggi ( H ) = 3,50 m 0,40 m x 0,40 m x 3,50 m x 2400 kg/m3 1.344
Ukuran ( b x h ) = 40 x 40
Beban hidup
Untuk gedung pada bangunan RUKO Luas beban x beban hidup per m2
2
250 kg/m 48,00 m2 x 250 kg/m2 12.000
( Peraturan pembeban Indonesia, NI-18 )
Beban yang diterima kolom lantai 1 160.892 27.210
BEBAN KOLOM LANTAI 1
PU = PD + P L
= 160.892 + 27.210
= 188.102 kg
BEBAN KOLOM ULTIMITE ( TERFAKTOR )
PU = 1,2 P D + 1,6 P L ; Faktor keamanan ( FK ) ; beban mati 1,2 dan beban hidup 1,6
= 1,2 x 160.892 + 1,6 x 27.210
= 236.606 kg

Gambar 1.5.5 Perhitungan Analisa struktur pembebanan kolom


Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
d) Perhitungan Sloof S1 & S2
TEABEAM / SLOOF
TEABEAM / SLOOF S1
BENTANG L = 5,00 M
Dimensi Teabeam/sloof diperkirakan :
Tingg sloof h min = 1/21 L = 238,1 mm h = 250 mm
Lebar sloof b = 1/2 s/d 2/3 h = 125 mm b = 250 mm
Penutup beton ( beton decking ) dc = 30 mm
Diameter tulangan yang diperkirakan  tul. = 14 mm
Diameter sengkang 1 sengk. = 8 mm
Tinggi efektif sloof d = h - dc - 1/2  tul. -  seng. d = 205 mm

Mutu bahan
Mutu beton K 250
= 250 kg/cm2
Kuat tekan beton , f' c ( K / 10 ) * 0,83 ) f'c = 20,75 MPa ( N/mm 2)
Mutu baja tulangan Tegangan leleh baja fy = 400 MPa ( N/mm 2)
= 4000 kg/cm2
; mutu baja tulangan ulir BJTD 40
Pembebanan
Beban mati (W D )
Berat sendiri sloof
1. Berat sendiri teabeam / sloof 25 25 = ( b * h * L * g beton ) / L
( 0,25 x 0,25 x 5,00 X 2400 ) / 5,00 = 150,00 kg/m
4. Berat dinding (tebal = 15 cm)m , Dinding tidak ada ( h dinding * t bata*g bata ) = 0 kg/m
tinggi H = 0,00 0,00 x 0,15 x 1700
WD = 150 kg/m
karena ditahan oleh tanah, dianggap 1/2 bagian WD = 75 kg/m

Beban ultimite terfaktor ( W U ) 1,2 W D = 90 kg/m

M maksimum = 1/12 Wu L2 = 187,50 kgm


( ditumpuan )
= 1.875.000 Nmm
Perhitungan Tulangan
Momen ultimite maksimum, Mu Mu = 1.875.000 Nmm
Mu
= 0,178 N/mm2
bd2

fy 2
= 7711 MPa ( N/mm 2)
Rasio tulangan yang dibutuhkan, ff'c'c
2
Mu
0,8fy - ( 0,8fy )2 - 4( 0,4704 fy ) ( 2 )
f'c bd = 0,0006
 =
fy 2
2 x ( 0,4704 )
f 'c
Rasio tulangan minimum " ro min " r min = 1,4 / fy = 0,0035

Rasio tulangan maksimum " ro max "


0,85 f'c b 600
r maks = 0,75 fy 600 + fy
= 0,0169

b = 0,85 untuk f'c < 30 MPa


r < r min ; maka digunakan r min

Luas tulangan tarik As = r min b d = 179 mm2


2 2
; Gunakan tulangan 3 D 14 ( As = 462 mm ) > 179 mm ( OK )

Jika digunakan satu baris tulangan; maka didapat jarak kosong antar
( b -tulangan
2*dc-2*sengk.
= ) / (n-1) -  tul
73 mm < 25 mm ( OK )

As' = As karena bisa terjadi daerah tarik dibagian atas/bawah sloof ( tekanan bolak-balik)
atau :
As' = As ( tulangan tekan )
= 179
2 2
; Gunakan tulangan 3 D 14 ( As = 462 mm ) > 179 mm ( OK )

Pengecekan / Analisis Sloof


Tinggi blok tegangan tekan beton ekivalen a = ( As . fy ) / ( 0,85 f'c . b ) = 41,87 mm
Momen nominal Mn = Cc . ( d - 1/2 a )
= Mn = 0,85 f'c . a . b ( d - 1/2 a ) = 33.984.049 N mm
f = 0,8 ; f Mn = 27.187.239 N mm
Mu < f Mn
1.875.000 < 27.187.239 ( OK )
Perhitungan Sengkang

Gaya geser ultimite , maksimum pada tumpuan ; Vu=1/2 Wu L Vu = 225 kg


= 2.250 N
Gaya geser nominal ; Vn , f =0,6 Vu / f = 3.750 N
0.5
Gaya geser yang disumbangkan oleh beton ; Vc 1/6*f'c *b*d = 38.909 N
Gaya geser yang disumbangkan oleh baja ; Vs Vn - Vc = -35.159 N
2
Jarak sengkang , s ; Av =luas sengkang ; 2 x ( 1/4 p dia.sengk. ) (Av*fy*d)/Vs
= -234mm ~
s = -250 mm
Jarak sengkang maksimum yang disyaratkan s maksimum = 1/2 d = 103 mm
Gunakan =  8 - 150 ; sengkang ditumpuan ( 1/4 L )
 8 - 150 ; sengkang di tengah bentang ( 1/2 L )
Gambar Tulangan dan Sengkang ( ring ) pada penampang sloof
3 D 14 3 D 14

 8 - 150  8 -150
250 2  10 250 2  10 sebagai tulangan pinggang/samping
3 D 14 3 D 14

250 250

Gambar 1.5.5 Perhitungan Analisa struktur Sloof S1


Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
TEABEAM / SLOOF
TEABEAM / SLOOF S2
BENTANG L = 4,00 M
Dimensi Teabeam/sloof diperkirakan :
Tingg sloof h min = 1/21 L = 190,5 mm h = 250 mm
Lebar sloof b = 1/2 s/d 2/3 h = 125 mm b = 250 mm
Penutup beton ( beton decking ) dc = 30 mm
Diameter tulangan yang diperkirakan  tul. = 14 mm
Diameter sengkang 1 sengk. = 8 mm
Tinggi efektif sloof d = h - dc - 1/2  tul. -  seng. d = 205 mm

Mutu bahan
Mutu beton K 250
= 250 kg/cm2
2
Kuat tekan beton , f' c ( K / 10 ) * 0,83 ) f'c = 20,75 MPa ( N/mm )
2
Mutu baja tulangan Tegangan leleh baja fy = 400 MPa ( N/mm )
= 4000 kg/cm2
; mutu baja tulangan ulir BJTD 40
Pembebanan
Beban mati (W D )
Berat sendiri sloof
1. Berat sendiri teabeam / sloof 25 25 = ( b * h * L * g beton ) / L
( 0,25 x 0,25 x 4,00 X 2400 ) / 4,00 = 150,00 kg/m
4. Berat dinding (tebal = 15 cm)m , Dinding tidak ada ( h dinding * t bata *g bata ) = 0 kg/m
tinggi H = 0,00 0,00 x 0,15 x 1700
WD = 150 kg/m
karena ditahan oleh tanah, dianggap 1/2 bagian WD = 75 kg/m

Beban ultimite terfaktor ( W U ) 1,2 W D = 90 kg/m

2
M maksimum = 1/12 Wu L = 120,00 kgm
( ditumpuan )
= 1.200.000 Nmm
Perhitungan Tulangan
Momen ultimite maksimum, Mu Mu = 1.200.000 Nmm

Mu 2
= 0,114 N/mm
bd2

fy 2 2
= 7711 MPa ( N/mm )
Rasio tulangan yang dibutuhkan, ff'c'c
2
Mu
0,8fy - ( 0,8fy ) - 4( 0,4704 fy ) ( 2 )
2
f'c bd = 0,0004
 =
fy 2
2 x ( 0,4704 )
f 'c
Rasio tulangan minimum " ro min " r min = 1,4 / fy = 0,0035

Rasio tulangan maksimum " ro max "


0,85 f'c b 600
r maks = 0,75
fy 600 + fy
= 0,0169

b = 0,85 untuk f'c < 30 MPa


r < r min ; maka digunakan r min

Luas tulangan tarik As = r min b d = 179 mm2


2 2
; Gunakan tulangan 3 D 14 ( As = 462 mm ) > 179 mm ( OK )

Jika digunakan satu baris tulangan; maka didapat jarak kosong antar
( b -tulangan
2*dc-2*sengk.
= ) / (n-1) -  tul
73 mm < 25 mm ( OK )

As' = As karena bisa terjadi daerah tarik dibagian atas/bawah sloof ( tekanan bolak-balik)
atau :
As' = As ( tulangan tekan )
= 179
2 2
; Gunakan tulangan 3 D 14 ( As = 462 mm ) > 179 mm ( OK )
Pengecekan / Analisis Sloof
Tinggi blok tegangan tekan beton ekivalen a = ( As . fy ) / ( 0,85 f'c . b ) = 41,87 mm
Momen nominal Mn = Cc . ( d - 1/2 a )
= Mn = 0,85 f'c . a . b ( d - 1/2 a ) = 33.984.049 N mm
f = 0,8 ; f Mn = 27.187.239 N mm
Mu < f Mn
1.200.000 < 27.187.239 ( OK )
Perhitungan Sengkang

Gaya geser ultimite , maksimum pada tumpuan ; Vu=1/2 Wu L Vu = 180 kg


= 1.800 N
Gaya geser nominal ; Vn , f =0,6 Vu / f = 3.000 N
Gaya geser yang disumbangkan oleh beton ; Vc 1/6*f'c 0.5 *b*d = 38.909 N
Gaya geser yang disumbangkan oleh baja ; Vs Vn - Vc = -35.909 N
Jarak sengkang , s ; Av =luas sengkang ; 2 x ( 1/4 p dia.sengk.2 ) (Av*fy*d)/Vs
= -229mm ~
s = -250 mm
Jarak sengkang maksimum yang disyaratkan s maksimum = 1/2 d = 103 mm
Gunakan =  8 - 150 ; sengkang ditumpuan ( 1/4 L )
 8 - 150 ; sengkang di tengah bentang ( 1/2 L )
Gambar Tulangan dan Sengkang ( ring ) pada penampang sloof
3 D 14 3 D 14

 8 - 150  8 -150
250 2  10 250 2  10 sebagai tulangan pinggang/samping
3 D 14 3 D 14

250 250

Gambar 1.5.6 Perhitungan Analisa struktur Sloof S2


Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
TEABEAM / SLOOF
TEABEAM / SLOOF S3
BENTANG L = 3,80 M
Dimensi Teabeam/sloof diperkirakan :
Tingg sloof h min = 1/21 L = 181 mm h = 250 mm
Lebar sloof b = 1/2 s/d 2/3 h = 125 mm b = 250 mm
Penutup beton ( beton decking ) dc = 30 mm
Diameter tulangan yang diperkirakan  tul. = 14 mm
Diameter sengkang 1 sengk. = 8 mm
Tinggi efektif sloof d = h - dc - 1/2  tul. -  seng. d = 205 mm

Mutu bahan
Mutu beton K 250
= 250 kg/cm2
2
Kuat tekan beton , f' c ( K / 10 ) * 0,83 ) f'c = 20,75 MPa ( N/mm )
2
Mutu baja tulangan Tegangan leleh baja fy = 400 MPa ( N/mm )
= 4000 kg/cm2
; mutu baja tulangan ulir BJTD 40
Pembebanan
Beban mati (W D )
Berat sendiri sloof
1. Berat sendiri teabeam / sloof 25 25 = ( b * h * L * g beton ) / L
( 0,25 x 0,25 x 3,80 X 2400 ) / 3,80 = 150,00 kg/m
4. Berat dinding (tebal = 15 cm)m , Dinding tidak ada ( h dinding * t bata*g bata ) = 0 kg/m
tinggi H = 0,00 0,00 x 0,15 x 1700
WD = 150 kg/m
karena ditahan oleh tanah, dianggap 1/2 bagian WD = 75 kg/m

Beban ultimite terfaktor ( W U ) 1,2 W D = 90 kg/m

2
M maksimum = 1/12 Wu L = 108,30 kgm
( ditumpuan )
= 1.083.000 Nmm
Perhitungan Tulangan
Momen ultimite maksimum, Mu Mu = 1.083.000 Nmm
Mu 2
= 0,103 N/mm
bd2

fy 2 2
= 7711 MPa ( N/mm )
Rasio tulangan yang dibutuhkan, ff'c'c
2
Mu
0,8fy - ( 0,8fy )2 - 4( 0,4704 fy ) ( 2 )
f'c bd = 0,0003
 =
fy 2
2 x ( 0,4704 )
f 'c
Rasio tulangan minimum " ro min " r min = 1,4 / fy = 0,0035

Rasio tulangan maksimum " ro max "


0,85 f'c b 600
r maks = 0,75
fy 600 + fy
= 0,0169

b = 0,85 untuk f'c < 30 MPa


r < r min ; maka digunakan r min

Luas tulangan tarik As = r min b d = 179 mm2


2 2
; Gunakan tulangan 3 D 14 ( As = 462 mm ) > 179 mm ( OK )

Jika digunakan satu baris tulangan; maka didapat jarak kosong antar
( b -tulangan
2*dc-2*sengk.
= ) / (n-1) -  tul
73 mm < 25 mm ( OK )

As' = As karena bisa terjadi daerah tarik dibagian atas/bawah sloof ( tekanan bolak-balik)
atau :
As' = As ( tulangan tekan )
= 179
2 2
; Gunakan tulangan 3 D 14 ( As = 462 mm ) > 179 mm ( OK )
Pengecekan / Analisis Sloof
Tinggi blok tegangan tekan beton ekivalen a = ( As . fy ) / ( 0,85 f'c . b ) = 41,87 mm
Momen nominal Mn = Cc . ( d - 1/2 a )
= Mn = 0,85 f'c . a . b ( d - 1/2 a ) = 33.984.049 N mm
f = 0,8 ; f Mn = 27.187.239 N mm
Mu < f Mn
1.083.000 < 27.187.239 ( OK )
Perhitungan Sengkang

Gaya geser ultimite , maksimum pada tumpuan ; Vu=1/2 Wu L Vu = 171 kg


= 1.710 N
Gaya geser nominal ; Vn , f =0,6 Vu / f = 2.850 N
0.5
Gaya geser yang disumbangkan oleh beton ; Vc 1/6*f'c *b*d = 38.909 N
Gaya geser yang disumbangkan oleh baja ; Vs Vn - Vc = -36.059 N
2
Jarak sengkang , s ; Av =luas sengkang ; 2 x ( 1/4 p dia.sengk. ) (Av*fy*d)/Vs
= -228mm ~
s = -250 mm
Jarak sengkang maksimum yang disyaratkan s maksimum = 1/2 d = 103 mm
Gunakan =  8 - 150 ; sengkang ditumpuan ( 1/4 L )
 8 - 150 ; sengkang di tengah bentang ( 1/2 L )
Gambar Tulangan dan Sengkang ( ring ) pada penampang sloof
3 D 14 3 D 14

 8 - 150  8 -150
250 2  10 250 2  10 sebagai tulangan pinggang/samping
3 D 14 3 D 14

250 250
Gambar 1.5.7 Perhitungan Analisa struktur Sloof S3
Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
TEABEAM / SLOOF
TEABEAM / SLOOF S4
BENTANG L = 3,00 M
Dimensi Teabeam/sloof diperkirakan :
Tingg sloof h min = 1/21 L = 142,9 mm h = 250 mm
Lebar sloof b = 1/2 s/d 2/3 h = 125 mm b = 250 mm
Penutup beton ( beton decking ) dc = 30 mm
Diameter tulangan yang diperkirakan  tul. = 14 mm
Diameter sengkang 1 sengk. = 8 mm
Tinggi efektif sloof d = h - dc - 1/2  tul. -  seng. d = 205 mm

Mutu bahan
Mutu beton K 250
= 250 kg/cm2
2
Kuat tekan beton , f' c ( K / 10 ) * 0,83 ) f'c = 20,75 MPa ( N/mm )
2
Mutu baja tulangan Tegangan leleh baja fy = 400 MPa ( N/mm )
= 4000 kg/cm2
; mutu baja tulangan ulir BJTD 40
Pembebanan
Beban mati (W D )
Berat sendiri sloof
1. Berat sendiri teabeam / sloof 25 25 = ( b * h * L * g beton ) / L
( 0,25 x 0,25 x 3,00 X 2400 ) / 3,00 = 150,00 kg/m
4. Berat dinding (tebal = 15 cm)m , Dinding tidak ada ( h dinding * t bata *g bata ) = 0 kg/m
tinggi H = 0,00 0,00 x 0,15 x 1700
WD = 150 kg/m
karena ditahan oleh tanah, dianggap 1/2 bagian WD = 75 kg/m

Beban ultimite terfaktor ( W U ) 1,2 W D = 90 kg/m

M maksimum = 1/12 Wu L2 = 67,50 kgm


( ditumpuan )
= 675.000 Nmm
Perhitungan Tulangan
Momen ultimite maksimum, Mu Mu = 675.000 Nmm
Mu 2
= 0,064 N/mm
bd2

fy 2 2
= 7711 MPa ( N/mm )
Rasio tulangan yang dibutuhkan, ff'c'c
2
Mu
0,8fy - ( 0,8fy )2 - 4( 0,4704 fy ) ( 2 )
f'c bd = 0,0002
 =
fy 2
2 x ( 0,4704 )
f 'c
Rasio tulangan minimum " ro min " r min = 1,4 / fy = 0,0035

Rasio tulangan maksimum " ro max "


0,85 f'c b 600
r maks = 0,75
fy 600 + fy
= 0,0169

b = 0,85 untuk f'c < 30 MPa


r < r min ; maka digunakan r min

Luas tulangan tarik As = r min b d = 179 mm2


2 2
; Gunakan tulangan 3 D 14 ( As = 462 mm ) > 179 mm ( OK )

Jika digunakan satu baris tulangan; maka didapat jarak kosong antar
( b -tulangan
2*dc-2*sengk.
= ) / (n-1) -  tul
73 mm < 25 mm ( OK )

As' = As karena bisa terjadi daerah tarik dibagian atas/bawah sloof ( tekanan bolak-balik)
atau :
As' = As ( tulangan tekan )
= 179
2 2
; Gunakan tulangan 3 D 14 ( As = 462 mm ) > 179 mm ( OK )
Pengecekan / Analisis Sloof
Tinggi blok tegangan tekan beton ekivalen a = ( As . fy ) / ( 0,85 f'c . b ) = 41,87 mm
Momen nominal Mn = Cc . ( d - 1/2 a )
= Mn = 0,85 f'c . a . b ( d - 1/2 a ) = 33.984.049 N mm
f = 0,8 ; f Mn = 27.187.239 N mm
Mu < f Mn
675.000 < 27.187.239 ( OK )
Perhitungan Sengkang

Gaya geser ultimite , maksimum pada tumpuan ; Vu=1/2 Wu L Vu = 135 kg


= 1.350 N
Gaya geser nominal ; Vn , f =0,6 Vu / f = 2.250 N
0.5
Gaya geser yang disumbangkan oleh beton ; Vc 1/6*f'c *b*d = 38.909 N
Gaya geser yang disumbangkan oleh baja ; Vs Vn - Vc = -36.659 N
2
Jarak sengkang , s ; Av =luas sengkang ; 2 x ( 1/4 p dia.sengk. ) (Av*fy*d)/Vs
= -225mm ~
s = -250 mm
Jarak sengkang maksimum yang disyaratkan s maksimum = 1/2 d = 103 mm
Gunakan =  8 - 150 ; sengkang ditumpuan ( 1/4 L )
 8 - 150 ; sengkang di tengah bentang ( 1/2 L )
Gambar Tulangan dan Sengkang ( ring ) pada penampang sloof
3 D 14 3 D 14

 8 - 150  8 -150
250 2  10 250 2  10 sebagai tulangan pinggang/samping
3 D 14 3 D 14

250 250

Gambar 1.5.8 Perhitungan Analisa struktur Sloof S4


Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
TEABEAM / SLOOF
TEABEAM / SLOOF S5
BENTANG L = 2,70 M
Dimensi Teabeam/sloof diperkirakan :
Tingg sloof h min = 1/21 L = 128,6 mm h = 250 mm
Lebar sloof b = 1/2 s/d 2/3 h = 125 mm b = 250 mm
Penutup beton ( beton decking ) dc = 30 mm
Diameter tulangan yang diperkirakan  tul. = 14 mm
Diameter sengkang 1 sengk. = 8 mm
Tinggi efektif sloof d = h - dc - 1/2  tul. -  seng. d = 205 mm

Mutu bahan
Mutu beton K 250
= 250 kg/cm2
2
Kuat tekan beton , f' c ( K / 10 ) * 0,83 ) f'c = 20,75 MPa ( N/mm )
2
Mutu baja tulangan Tegangan leleh baja fy = 400 MPa ( N/mm )
= 4000 kg/cm2
; mutu baja tulangan ulir BJTD 40
Pembebanan
Beban mati (W D )
Berat sendiri sloof
1. Berat sendiri teabeam / sloof 25 25 = ( b * h * L * g beton ) / L
( 0,25 x 0,25 x 2,70 X 2400 ) / 2,70 = 150,00 kg/m
4. Berat dinding (tebal = 15 cm)m , Dinding tidak ada ( h dinding * t bata *g bata ) = 0 kg/m
tinggi H = 0,00 0,00 x 0,15 x 1700
WD = 150 kg/m
karena ditahan oleh tanah, dianggap 1/2 bagian WD = 75 kg/m

Beban ultimite terfaktor ( W U ) 1,2 W D = 90 kg/m

2
M maksimum = 1/12 Wu L = 54,68 kgm
( ditumpuan )
= 546.750 Nmm
Perhitungan Tulangan
Momen ultimite maksimum, Mu Mu = 546.750 Nmm

Mu 2
= 0,052 N/mm
bd2

fy 2 2
= 7711 MPa ( N/mm )
Rasio tulangan yang dibutuhkan, ff'c'c
2
Mu
0,8fy - ( 0,8fy )2 - 4( 0,4704 fy ) ( 2 )
f'c bd = 0,0002
 =
fy 2
2 x ( 0,4704 )
f 'c
Rasio tulangan minimum " ro min " r min = 1,4 / fy = 0,0035

Rasio tulangan maksimum " ro max "


0,85 f'c b 600
r maks = 0,75
fy 600 + fy
= 0,0169

b = 0,85 untuk f'c < 30 MPa


r < r min ; maka digunakan r min

Luas tulangan tarik As = r min b d = 179 mm2


2 2
; Gunakan tulangan 3 D 14 ( As = 462 mm ) > 179 mm ( OK )

Jika digunakan satu baris tulangan; maka didapat jarak kosong antar
( b -tulangan
2*dc-2*sengk.
= ) / (n-1) -  tul
73 mm < 25 mm ( OK )

As' = As karena bisa terjadi daerah tarik dibagian atas/bawah sloof ( tekanan bolak-balik)
atau :
As' = As ( tulangan tekan )
= 179
2 2
; Gunakan tulangan 3 D 14 ( As = 462 mm ) > 179 mm ( OK )
Perhitungan Sengkang

Gaya geser ultimite , maksimum pada tumpuan ; Vu=1/2 Wu L Vu = 122 kg


= 1.215 N
Gaya geser nominal ; Vn , f =0,6 Vu / f = 2.025 N
0.5
Gaya geser yang disumbangkan oleh beton ; Vc 1/6*f'c *b*d = 38.909 N
Gaya geser yang disumbangkan oleh baja ; Vs Vn - Vc = -36.884 N
2
Jarak sengkang , s ; Av =luas sengkang ; 2 x ( 1/4 p dia.sengk. ) (Av*fy*d)/Vs
= -223mm ~
s = -250 mm
Jarak sengkang maksimum yang disyaratkan s maksimum = 1/2 d = 103 mm
Gunakan =  8 - 150 ; sengkang ditumpuan ( 1/4 L )
 8 - 150 ; sengkang di tengah bentang ( 1/2 L )
Gambar Tulangan dan Sengkang ( ring ) pada penampang sloof
3 D 14 3 D 14

 8 - 150  8 -150
250 
2 10 250 2  10 sebagai tulangan pinggang/samping
3 D 14 3 D 14

250 250

Gambar 1.5.9 Perhitungan Analisa struktur Sloof S4


Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
e) Perhitungan Balok
PEHITUNGAN BALOK

BALOK B1 BENTANG L = 5,30 m


Balok induk

Dimensi Balok diperkirakan :


Tinggi balok ; h minimum = 1/16L = 331 mm ~ h= 400 mm
Lebar balok ; b = 1/2 s/d 2/3 h = 200 mm ~ b= 250 mm
Penutup/selimut beton ( beton decking ) dc = 30 mm
Diameter tulangan yang direncanakan Ø tul. = 19 mm
Diameter sengkang yang direncanakan Ø sengk. = 12 mm
Tinggi efektif balok , d = h - dc - 1/2 tul. - Ø seng. d= 348,5 mm Jika 1 lapis
Tinggi efektif balok; d = h - dc - Æ sengk. - Ø tul. - 1/2p. d= 279 mm Jika 2 lapis
p= 25 mm (jarak lapis pertama ke lapis kedua)
Mutu bahan :
Mutu beton K 250
= 250 kg/cm2
Kuat tekan beton , f ' c = = ( K / 10 ) * 0,83 ) = 20,75 MPa ( N/mm2 )
Mutu baja tulangan ( tegangan leleh baja ) = 400 MPa ( N/mm2 )
= 4000 kg/cm2
; mutu baja tulangan ulir BJTD 40
Pembebanan:
Lihat Pembebanan
BALOK B1

membentuk sudut 45O


Luas beban persegi empat
2,5*(1,01+1,25+1,25+1,75) = 13,15 m2

Luas beban Segi tiga


4*(0,5*1,25*1,25) = 3,125 m2

= 16,28 m2

W U=1,2 WD +1,6 WL

L = 5,30 M

Beban Merata :
Beban mati (W D )
1. Berat pelat , tebal 12 cm = (Luas beban * t * g beton ) / L
( 16,28 x 0,12 x 2400 ) / 5,30 = 884,38 kg/m
2. Berat finishing lantai = (Luas beban * t * g beton tumb) / L
(keramik/granit+adukan) t = 5 cm ( 16,28 x 0,05 x 2200 ) / 5,30 = 337,78 kg/m
3. Berat plafond + ME , 36 kg/m2 = (Luas beban * berat plafond ) / L =
( 16,28 x 36 ) / 5,30 = 110,547 kg/m
4. Berat dinding (tebal = 15 cm) = (Luas dinding * t * g bata ) / L
tinggi H = 0,00 m , Dinding tidak ada ( 5,30 x 0,00 x 0,15 x 1700 ) / 5,30 = 0,00 kg/m
5. Berat akibat balok
/ anak 20/ 40 = ( b * h * L * g beton ) / L
jumlah 4 unit panjang 5,30 m 4 x ( 0,2 x 0,28 x 5,30 X 2400 ) / 5,30) = 768,00 kg/m
6. Berat sendiri balok induk 25/ 40 = ( b * h * L * g beton ) / L
Catatan : untuk h sudah termasuk tebal plat ( 0,25 x 0,28 x 5,30 X 2400 ) / 5,30 = 240,00 kg/m
jadi untuk hitung berat balok, h dikurangi tebal plat WD = 2.340,71 kg/m
Beban hidup (WL) ; Untuk bangunan perkantoran/ruko 250 =kg/m2
( Peraturan Pembebanan Indonesia )
WL = (Luas beban * WL ) / L
( 16,28 x 250 ) / 5,30 = 768 kg/m
Beban ultimite terfaktor ( WU ) merata
WU = 1,2 WD + 1,6 WL
= 4.037,15 kg/m

Wu = 1,2 WD + 1,6 WL
h

b
L= 5,30 M
M maks = 1/12 Wu L2 ( Momen ditumpuan )
= 9.450,298 kg m
= 94.502.975 N mm

Perhitungan Tulangan
Mu = 94.502.975 Nmm ; momen ultimite maksimum

2
Mu
0,8fy - ( 0,8fy )2 - 4( 0,4704 fy ) ( 2 )
f'c bd
 =
fy2
2 x ( 0,4704 )
Mu = 4,874 MPa ( N/mm
f 'c
f 'c 2)
bd2

fy = 7.710,84 MPa ( N/mm2)


f'c

r = " rho " rasio tulangan

r = (0,8 x 400) - (0,8*400)^2 - 4 x (0,4704 x 7.710,84 x 4,874


2 x ( 0,4704 x 7.710,84 )
r = 0,0196

r min = 1,4 / fy
= 0,0035

0,85 f'c b 600


r maks = 0,75 b = 0,85 untuk f'c < 30 MPa
fy 600 + fy
= 0,0169

r min < r < r max ; maka digunakan r

As = rbd ; Luas tulangan tarik


= 1362,72 mm2

Gunakan tulangan 5 D 19
( As = 1416,93 mm ) 2 > 1362,72 mm2 ( OK )
Jika digunakan satu baris(lapis) tulangan; maka didapat jarak kosong antar tulangan :
Jumlah lapis pertama ( n ) = 5
,
( b - 2*dc-2*Æsengk. ) / (n-1) - Æ tul = 23 mm <
> 25
25mm
mm ( not OK )
Jika digunakan dua baris tulangan; maka didapat jarak kosong antar tulangan =
Jumlah lapis kedua ( n ) = 3 Jumlah lapis keudakedua ( n ) = 2

( b - 2*dc-2*Æsengk. ) / (n-1) - Æ tul = 94 mm > 25


25mm
mm ( OK )

As' = Tulangan tekan secara teoritis / hasil hitungan ini tidak perlu, tetapi
gunakan minimal 2 buah tulangan sebagai pengikat sengkang -->
atau :
As' = 0,4 As ( tulangan tekan )
= 545,09 mm2
Gunakan tulangan 2 D 19
( As' = 566,77 2
mm ) > 545,09 mm2 ( OK )

Pengecekan / Analisis Balok


a = ( As . fy ) / ( 0,85 f'c . b ) ; Tinggi blok tegangan tekan beton ekivalen
= 128,54 mm
Mn = Cc . ( d - 1/2 a ) ; Momen nominal
= 0,85 f'c . a . b ( d - 1/2 a )
= 161.093.748 N mm
f Mn = 128.874.998 N mm ; f = 0,8
Mu = 94.502.975 N mm
Mu > f Mn ( OK )

Perhitungan Sengkang
Vu = 10.698 kg ; gaya geser ultimite ; Vu=1/2 Wu L
= 106.985 N ( gaya geser maksimum pada tumpuan )
Vn = Vu / f ; gaya geser nominal, f =0,6
= 178.308 N
Vc = 0.5
1/6*f'c *b*d ; gaya geser yang disumbangkan oleh beton
= 66.146 N
Vs = Vn - Vc ; gaya geser yang disumbangkan oleh baja
= 112.162 N
s = (Av*fyv*d)/Vs ; jarak sengkang
; Av =luas sengkang ; 2 x ( 1/4 p dia.sengk.2 )
= 169 mm ~ 150 fyv = 240 MPa ( tulangan polos --> sengkang
gunakan jarak sengkang per 150 mm
s maks= 1/2 d ; jarak sengkang maksimum yang disyaratkan
= 174 mm

Gunakan  12- 150 ; sengkang ditumpuan ( 1/4 L )

 12 150 ; sengkang di tengah bentang sampai ujung


-

Tulangan dan Sengkang ( ring ) pada penampang balok

5 D 19 2 D 19

 12 150 12 
150
400 2 D13 400 2 D 13
2 D 19 5 D 19

250 250
Daerah Tumpuan Daerah Lapangan/tengah bentang

Gambar 1.5.10 Perhitungan Analisa Sturktut Balok B1


Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
BALOK B2 BENTANG L = 4,00 m
Balok induk

Dimensi Balok diperkirakan :


Tinggi balok ; h minimum = 1/16L = 250 mm ~ h= 400 mm
Lebar balok ; b = 1/2 s/d 2/3 h = 200 mm ~ b= 250 mm
Penutup/selimut beton ( beton decking ) dc = 30 mm
Diameter tulangan yang direncanakan Ø tul. = 16 mm
Diameter sengkang yang direncanakan Ø sengk. = 10 mm
Tinggi efektif balok , d = h - dc - 1/2 tul. - Ø seng. d= 352 mm Jika 1 lapis
Tinggi efektif balok; d = h - dc - Æ sengk. - Ø tul. - 1/2p. d= 292 mm Jika 2 lapis
p= 25 mm (jarak lapis pertama ke lapis kedua)
Mutu bahan :
Mutu beton K 250
= 250 kg/cm2
Kuat tekan beton , f ' c = = ( K / 10 ) * 0,83 ) = 20,75 MPa ( N/mm2 )
Mutu baja tulangan ( tegangan leleh baja ) = 400 MPa ( N/mm2 )
= 4000 kg/cm2
; mutu baja tulangan ulir BJTD 40
Pembebanan:
Lihat Pembebanan
BALOK B2

membentuk sudut 45O


Luas beban persegi empat
2,5*(1,01+1,25+1,25+1,75) = 13,15 m2

Luas beban Segi tiga


4*(0,5*1,25*1,25) = 3,125 m2

= 16,28 m2

W U=1,2 WD +1,6 WL

L = 4,00 M

Beban Merata :
Beban mati (W D )
1. Berat pelat , tebal 12 cm = (Luas beban * t * g beton ) / L
( 16,28 x 0,12 x 2400 ) / 4,00 = 1.171,80 kg/m
2. Berat finishing lantai = (Luas beban * t * g beton tumb) / L
(keramik/granit+adukan) t = 5 cm ( 16,28 x 0,05 x 2200 ) / 4,00 = 447,56 kg/m
3. Berat plafond + ME , 36 kg/m2 = (Luas beban * berat plafond ) / L =
( 16,28 x 36 ) / 4,00 = 146,475 kg/m
4. Berat dinding (tebal = 15 cm) = (Luas dinding * t * g bata ) / L
tinggi H = 0,00 m , Dinding tidak ada ( 4,00 x 0,00 x 0,15 x 1700 ) / 4,00 = 0,00 kg/m
5. Berat akibat balok
/ anak 20 /40 = ( b * h * L * g beton ) / L
jumlah 2 unit panjang 4,00 m 2 x ( 0,2 x 0,28 x 4,00 X 2400 ) / 4,00) = 384,00 kg/m
6. Berat sendiri balok induk 25 /40 = ( b * h * L * g beton ) / L
Catatan : untuk h sudah termasuk tebal plat ( 0,25 x 0,28 x 4,00 X 2400 ) / 4,00 = 240,00 kg/m
jadi untuk hitung berat balok, h dikurangi tebal plat WD = 2.389,84 kg/m
Beban hidup (WL) ; Untuk bangunan perkantoran/ruko
250 kg/m =2
( Peraturan Pembebanan Indonesia )
WL = (Luas beban * WL ) / L
( 16,28 x 250 ) / 4,00 = 1.017 kg/m
Beban ultimite terfaktor ( WU ) merata
WU = 1,2 WD + 1,6 WL
= 4.495,31 kg/m

Wu = 1,2 WD + 1,6 WL
h

b
L= 4,00 M
M maks = 1/12 Wu L2 ( Momen ditumpuan )
= 5.993,740 kg m
= 59.937.400 N mm

Perhitungan Tulangan
Mu = 59.937.400 Nmm ; momen ultimite maksimum

2
Mu
0,8fy - ( 0,8fy )2 - 4( 0,4704 fy ) ( 2 )
f'c bd
 =
fy2
2 x ( 0,4704 )
Mu = 2,822 MPa ( N/mm
f 'c
f '2c)
bd2

fy = 7.710,84 MPa ( N/mm2)


f'c

r = " rho " rasio tulangan

r = (0,8 x 400) - (0,8*400)^2 - 4 x (0,4704 x 7.710,84 x 2,822


2 x ( 0,4704 x 7.710,84 )
r = 0,0099

r min = 1,4 / fy
= 0,0035

0,85 f'c b 600


r maks = 0,75 b = 0,85 untuk f'c < 30 MPa
fy 600 + fy
= 0,0169

r min < r < r max ; maka digunakan r

As = rbd ; Luas tulangan tarik


= 724,11 mm2

Gunakan tulangan 5 D 16
( As = 1004,80 mm2 ) > 724,11 mm2( OK )
Jika digunakan satu baris(lapis) tulangan; maka didapat jarak kosong antar tulangan :
Jumlah lapis pertama ( n ) = 5
,
( b - 2*dc-2*Æsengk. ) / (n-1) - Æ tul = 27 mm > 25
25mm
mm ( OK )
Jika digunakan dua baris tulangan; maka didapat jarak kosong antar tulangan =
Jumlah lapis kedua ( n ) = 3 Jumlah lapis keudakedua ( n ) = 2

( b - 2*dc-2*Æsengk. ) / (n-1) - Æ tul = 99 mm > 25


25mm
mm ( OK )

As' = Tulangan tekan secara teoritis / hasil hitungan ini tidak perlu, tetapi
gunakan minimal 2 buah tulangan sebagai pengikat sengkang -->
atau :
As' = 0,4 As ( tulangan tekan )
= 289,64 mm2
Gunakan tulangan 2 D 16
( As' = 401,92 mm )2 > 289,64 mm2 ( OK )
Pengecekan / Analisis Balok
a = ( As . fy ) / ( 0,85 f'c . b ) ; Tinggi blok tegangan tekan beton ekivalen
= 91,15 mm
Mn = Cc . ( d - 1/2 a ) ; Momen nominal
= 0,85 f'c . a . b ( d - 1/2 a )
= 123.158.087 N mm
f Mn = 98.526.469 N mm ; f = 0,8
Mu = 59.937.400 N mm
Mu > f Mn ( OK )

Perhitungan Sengkang
Vu = 8.991 kg ; gaya geser ultimite ; Vu=1/2 Wu L
= 89.906 N ( gaya geser maksimum pada tumpuan )
Vn = Vu / f ; gaya geser nominal
, f =0,6
= 149.844 N
Vc = 1/6*f'c 0.5 *b*d ; gaya geser yang disumbangkan oleh beton
= 66.810 N
Vs = Vn - Vc ; gaya geser yang disumbangkan oleh baja
= 83.034 N
s = (Av*fyv*d)/Vs ; jarak sengkang
; Av =luas sengkang ; 2 x ( 1/4 p dia.sengk.2 )
= 160 mm ~ 150 fyv = 240 MPa ( tulangan polos --> sengkang
gunakan jarak sengkang per 150 mm
s maks= 1/2 d ; jarak sengkang maksimum yang disyaratkan
= 176 mm

Gunakan  10 - 150 ; sengkang ditumpuan ( 1/4 L )

 10 - 150 ; sengkang di tengah bentang sampai ujung

Tulangan dan Sengkang ( ring ) pada penampang balok

5 D 16 2 D 16

10 150 10 


150
400 2 D13 ## 2 D 13
2 D 16 5 D 16

250 250
Daerah Tumpuan Daerah Lapangan/tengah bentang

Gambar 1.5.11 Perhitungan Analisa Sturktut Balok B2


Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
BALOK B3 BENTANG L = 3,80 m
Balok induk

Dimensi Balok diperkirakan :


Tinggi balok ; h minimum = 1/16L = 238 mm ~ h= 400 mm
Lebar balok ; b = 1/2 s/d 2/3 h = 200 mm ~ b= 250 mm
Penutup/selimut beton ( beton decking ) dc = 30 mm
Diameter tulangan yang direncanakan Ø tul. = 16 mm
Diameter sengkang yang direncanakan Ø sengk. = 10 mm
Tinggi efektif balok , d = h - dc - 1/2 tul. - Ø seng. d= 352 mm Jika 1 lapis
Tinggi efektif balok; d = h - dc - Æ sengk. - Ø tul. - 1/2p. d= 292 mm Jika 2 lapis
p= 25 mm (jarak lapis pertama ke lapis kedua)
Mutu bahan :
Mutu beton K 250
= 250 kg/cm2
Kuat tekan beton , f ' c = = ( K / 10 ) * 0,83 ) = 20,75 MPa ( N/mm2 )
Mutu baja tulangan ( tegangan leleh baja ) = 400 MPa ( N/mm2 )
= 4000 kg/cm2
; mutu baja tulangan ulir BJTD 40
Pembebanan:
Lihat Pembebanan
BALOK B3

membentuk sudut 45O


Luas beban persegi empat
2,5*(1,01+1,25+1,25+1,75) = 13,15 m2

Luas beban Segi tiga


4*(0,5*1,25*1,25) = 3,125 m2

= 16,28 m2

W U=1,2 WD +1,6 WL

L = 3,80 M
Beban Merata :
Beban mati (W D )
1. Berat pelat , tebal 12 cm = (Luas beban * t * g beton ) / L
( 16,28 x 0,12 x 2400 ) / 3,80 = 1.233,47 kg/m
2. Berat finishing lantai = (Luas beban * t * g beton tumb) / L
(keramik/granit+adukan) t = 5 cm ( 16,28 x 0,05 x 2200 ) / 3,80 = 471,12 kg/m
3. Berat plafond + ME , 36 kg/m2 = (Luas beban * berat plafond ) / L =
( 16,28 x 36 ) / 3,80 = 154,184 kg/m
4. Berat dinding (tebal = 15 cm) = (Luas dinding * t * g bata ) / L
tinggi H = 0,00 m , Dinding tidak ada ( 3,80 x 0,00 x 0,15 x 1700 ) / 3,80 = 0,00 kg/m
5. Berat akibat balok
/ anak 20 /40 = ( b * h * L * g beton ) / L
jumlah 2 unit panjang 3,80 m 2 x ( 0,2 x 0,28 x 3,80 X 2400 ) / 3,80) = 384,00 kg/m
6. Berat sendiri balok induk 25 /40 = ( b * h * L * g beton ) / L
Catatan : untuk h sudah termasuk tebal plat ( 0,25 x 0,28 x 3,80 X 2400 ) / 3,80 = 240,00 kg/m
jadi untuk hitung berat balok, h dikurangi tebal plat WD = 2.482,78 kg/m
Beban hidup (WL) ; Untuk bangunan perkantoran/ruko250 kg/m =2
( Peraturan Pembebanan Indonesia )
WL = (Luas beban * WL ) / L
( 16,28 x 250 ) / 3,80 = 1.071 kg/m
Beban ultimite terfaktor ( WU ) merata
WU = 1,2 WD + 1,6 WL
= 4.692,49 kg/m

Wu = 1,2 WD + 1,6 WL
h

b
L= 3,80 M
M maks = 1/12 Wu L2 ( Momen ditumpuan )
= 5.646,629 kg m
= 56.466.290 N mm

Perhitungan Tulangan
Mu = 56.466.290 Nmm ; momen ultimite maksimum

2
Mu
0,8fy - ( 0,8fy )2 - 4( 0,4704 fy ) ( 2 )
f'c bd
 =
fy2
2 x ( 0,4704 )
Mu = 2,658 MPa ( N/mm
f 'c
f '2c)
bd2

fy = 7.710,84 MPa ( N/mm2)


f'c

r = " rho " rasio tulangan

r = (0,8 x 400) - (0,8*400)^2 - 4 x (0,4704 x 7.710,84 x 2,658


2 x ( 0,4704 x 7.710,84 )
r = 0,0093

r min = 1,4 / fy
= 0,0035

0,85 f'c b 600


r maks = 0,75 b = 0,85 untuk f'c < 30 MPa
fy 600 + fy
= 0,0169

r min < r < r max ; maka digunakan r

As = rbd ; Luas tulangan tarik


= 676,53 mm2

Gunakan tulangan 5 D 16
( As = 1004,80 mm ) > 676,53
2
mm2 ( OK )
Jika digunakan satu baris(lapis) tulangan; maka didapat jarak kosong antar tulangan :
Jumlah lapis pertama ( n ) = 5
,
( b - 2*dc-2*Æsengk. ) / (n-1) - Æ tul = 27 mm > 25
25mm
mm ( OK )
Jika digunakan dua baris tulangan; maka didapat jarak kosong antar tulangan =
Jumlah lapis kedua ( n ) = 3 Jumlah lapis keudakedua ( n ) = 2

( b - 2*dc-2*Æsengk. ) / (n-1) - Æ tul = 99 mm > 25


25mm
mm ( OK )

As' = Tulangan tekan secara teoritis / hasil hitungan ini tidak perlu, tetapi
gunakan minimal 2 buah tulangan sebagai pengikat sengkang -->
atau :
As' = 0,4 As ( tulangan tekan )
= 270,61 mm2
Gunakan tulangan 2 D 16
( As' = 401,92 mm )2 > 270,61 mm2 ( OK )
Pengecekan / Analisis Balok
a = ( As . fy ) / ( 0,85 f'c . b ) ; Tinggi blok tegangan tekan beton ekivalen
= 91,15 mm
Mn = Cc . ( d - 1/2 a ) ; Momen nominal
= 0,85 f'c . a . b ( d - 1/2 a )
= 123.158.087 N mm
f Mn = 98.526.469 N mm ; f = 0,8
Mu = 56.466.290 N mm
Mu > f Mn ( OK )

Perhitungan Sengkang
Vu = 8.916 kg ; gaya geser ultimite ; Vu=1/2 Wu L
= 89.157 N ( gaya geser maksimum pada tumpuan )
Vn = Vu / f ; gaya geser nominal, f =0,6
= 148.596 N
Vc = 1/6*f'c 0.5 *b*d ; gaya geser yang disumbangkan oleh beton
= 66.810 N
Vs = Vn - Vc ; gaya geser yang disumbangkan oleh baja
= 81.786 N
s = (Av*fyv*d)/Vs ; jarak sengkang
; Av =luas sengkang ; 2 x ( 1/4 p dia.sengk.2 )
= 162 mm ~ 150 fyv = 240 MPa ( tulangan polos --> sengkang
gunakan jarak sengkang per 150 mm
s maks= 1/2 d ; jarak sengkang maksimum yang disyaratkan
= 176 mm

Gunakan  10 - 150 ; sengkang ditumpuan ( 1/4 L )

 10 - 150 ; sengkang di tengah bentang sampai ujung

Tulangan dan Sengkang ( ring ) pada penampang balok

5 D 16 2 D 16

10 150 10 


150
400 2 D13 400 2 D 13
2 D 16 5 D 16

250 250
Daerah Tumpuan Daerah Lapangan/tengah bentang

Gambar 1.5.12 Perhitungan Analisa Sturktut Balok B3


Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
BALOK B4 BENTANG L = 3,00 m
Balok induk

Dimensi Balok diperkirakan :


Tinggi balok ; h minimum = 1/16L = 188 mm ~ h= 400 mm
Lebar balok ; b = 1/2 s/d 2/3 h = 200 mm ~ b= 250 mm
Penutup/selimut beton ( beton decking ) dc = 30 mm
Diameter tulangan yang direncanakan Ø tul. = 16 mm
Diameter sengkang yang direncanakan Ø sengk. = 10 mm
Tinggi efektif balok , d = h - dc - 1/2 tul. - Ø seng. d= 352 mm Jika 1 lapis
Tinggi efektif balok; d = h - dc - Æ sengk. - Ø tul. - 1/2p. d= 292 mm Jika 2 lapis
p= 25 mm (jarak lapis pertama ke lapis kedua)
Mutu bahan :
Mutu beton K 250
= 250 kg/cm2
Kuat tekan beton , f ' c = = ( K / 10 ) * 0,83 ) = 20,75 MPa ( N/mm2 )
Mutu baja tulangan ( tegangan leleh baja ) = 400 MPa ( N/mm2 )
= 4000 kg/cm2
; mutu baja tulangan ulir BJTD 40
Pembebanan:
Lihat Pembebanan
BALOK B4

membentuk sudut 45O


Luas beban persegi empat
2,5*(1,01+1,25+1,25+1,75) = 13,15 m2

Luas beban Segi tiga


4*(0,5*1,25*1,25) = 3,125 m2

= 16,28 m2

W U=1,2 WD +1,6 WL

L = 3,00 M
Beban Merata :
Beban mati (W D )
1. Berat pelat , tebal 12 cm = (Luas beban * t * g beton ) / L
( 16,28 x 0,12 x 2400 ) / 3,00 = 1.562,40 kg/m
2. Berat finishing lantai = (Luas beban * t * g beton tumb) / L
(keramik/granit+adukan) t = 5 cm ( 16,28 x 0,05 x 2200 ) / 3,00 = 596,75 kg/m
3. Berat plafond + ME , 36 kg/m2 = (Luas beban * berat plafond ) / L =
( 16,28 x 36 ) / 3,00 = 195,300 kg/m
4. Berat dinding (tebal = 15 cm) = (Luas dinding * t * g bata ) / L
tinggi H = 0,00 m , Dinding tidak ada ( 3,00 x 0,00 x 0,15 x 1700 ) / 3,00 = 0,00 kg/m
5. Berat akibat balok
/ anak 20 /40 = ( b * h * L * g beton ) / L
jumlah 5 unit panjang 3,00 m 5 x ( 0,2 x 0,28 x 3,00 X 2400 ) / 3,00) = 960,00 kg/m
6. Berat sendiri balok induk 25 /40 = ( b * h * L * g beton ) / L
Catatan : untuk h sudah termasuk tebal plat ( 0,25 x 0,28 x 3,00 X 2400 ) / 3,00 = 240,00 kg/m
jadi untuk hitung berat balok, h dikurangi tebal plat WD = 3.554,45 kg/m
Beban hidup (WL) ; Untuk bangunan perkantoran/ruko
250 kg/m =2
( Peraturan Pembebanan Indonesia )
WL = (Luas beban * WL ) / L
( 16,28 x 250 ) / 3,00 = 1.356 kg/m
Beban ultimite terfaktor ( WU ) merata
WU = 1,2 WD + 1,6 WL
= 6.435,34 kg/m

Wu = 1,2 WD + 1,6 WL
h

b
L= 3,00 M
M maks = 1/12 Wu L2 ( Momen ditumpuan )
= 4.826,505 kg m
= 48.265.050 N mm

Perhitungan Tulangan
Mu = 48.265.050 Nmm ; momen ultimite maksimum

2
Mu
0,8fy - ( 0,8fy )2 - 4( 0,4704 fy ) ( 2 )
f'c bd
 =
fy2
2 x ( 0,4704
)
Mu = 2,272 MPa ( N/mm
f 'c
f 2'c)
bd2

fy = 7.710,84 MPa ( N/mm2)


f'c

r = " rho " rasio tulangan

r = (0,8 x 400) - (0,8*400)^2 - 4 x (0,4704 x 7.710,84 x 2,272


2 x ( 0,4704 x 7.710,84 )
r = 0,0078

r min = 1,4 / fy
= 0,0035

0,85 f'c b 600


r maks = 0,75 b = 0,85 untuk f'c < 30 MPa
fy 600 + fy
= 0,0169

r min < r < r max ; maka digunakan r

As = rbd ; Luas tulangan tarik


= 567,52 mm2

Gunakan tulangan 5 D 16
( As = 1004,80 mm ) > 567,52
2
mm2( OK )
Jika digunakan satu baris(lapis) tulangan; maka didapat jarak kosong antar tulangan :
Jumlah lapis pertama ( n ) = 5
,
( b - 2*dc-2*Æsengk. ) / (n-1) - Æ tul = 27 mm > 25
25mm
mm ( OK )
Jika digunakan dua baris tulangan; maka didapat jarak kosong antar tulangan =
Jumlah lapis kedua ( n ) = 3 Jumlah lapis keudakedua ( n ) = 2

( b - 2*dc-2*Æsengk. ) / (n-1) - Æ tul = 99 mm > 25


25mm
mm ( OK )

As' = Tulangan tekan secara teoritis / hasil hitungan ini tidak perlu, tetapi
gunakan minimal 2 buah tulangan sebagai pengikat sengkang -->
atau :
As' = 0,4 As ( tulangan tekan )
= 227,01 mm2
Gunakan tulangan 2 D 16
( As' = 401,92 mm )2 > 227,01 mm2 ( OK )
Pengecekan / Analisis Balok
a = ( As . fy ) / ( 0,85 f'c . b ) ; Tinggi blok tegangan tekan beton ekivalen
= 91,15 mm
Mn = Cc . ( d - 1/2 a ) ; Momen nominal
= 0,85 f'c . a . b ( d - 1/2 a )
= 123.158.087 N mm
f Mn = 98.526.469 N mm ; f = 0,8
Mu = 48.265.050 N mm
Mu > f Mn ( OK )

Perhitungan Sengkang
Vu = 9.653 kg ; gaya geser ultimite ; Vu=1/2 Wu L
= 96.530 N ( gaya geser maksimum pada tumpuan )
Vn = Vu / f ; gaya geser nominal
, f =0,6
= 160.884 N
Vc = 1/6*f'c0.5*b*d ; gaya geser yang disumbangkan oleh beton
= 66.810 N
Vs = Vn - Vc ; gaya geser yang disumbangkan oleh baja
= 94.074 N
s = (Av*fyv*d)/Vs ; jarak sengkang
; Av =luas sengkang ; 2 x ( 1/4 p dia.sengk.2 )
= 141 mm ~ 100 fyv = 240 MPa ( tulangan polos --> sengkang
gunakan jarak sengkang per 150 mm
s maks= 1/2 d ; jarak sengkang maksimum yang disyaratkan
= 176 mm

Gunakan  10 - 150 ; sengkang ditumpuan ( 1/4 L )

 10 - 150 ; sengkang di tengah bentang sampai ujung

Tulangan dan Sengkang ( ring ) pada penampang balok

5 D 16 2 D 16

10 150 10 


150
400 2 D13 ## 2 D 13
2 D 16 5 D 16

250 250
Daerah Tumpuan Daerah Lapangan/tengah bentang

Gambar 1.5.13 Perhitungan Analisa Sturktut Balok B4


Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
BALOK B5 BENTANG L = 2,70 m
Balok induk

Dimensi Balok diperkirakan :


Tinggi balok ; h minimum = 1/16L = 169 mm ~ h= 400 mm
Lebar balok ; b = 1/2 s/d 2/3 h = 200 mm ~ b= 250 mm
Penutup/selimut beton ( beton decking ) dc = 30 mm
Diameter tulangan yang direncanakan Ø tul. = 16 mm
Diameter sengkang yang direncanakan Ø sengk. = 10 mm
Tinggi efektif balok , d = h - dc - 1/2 tul. - Ø seng. d= 352 mm Jika 1 lapis
Tinggi efektif balok; d = h - dc - Æ sengk. - Ø tul. - 1/2p. d= 292 mm Jika 2 lapis
p= 25 mm (jarak lapis pertama ke lapis kedua)
Mutu bahan :
Mutu beton K 250
= 250 kg/cm2
Kuat tekan beton , f ' c = = ( K / 10 ) * 0,83 ) = 20,75 MPa ( N/mm2)
Mutu baja tulangan ( tegangan leleh baja ) = 400 MPa ( N/mm2)
= 4000 kg/cm2
; mutu baja tulangan ulir BJTD 40
Pembebanan:
Lihat Pembebanan
BALOK B5

membentuk sudut 45O


Luas beban persegi empat
2,5*(1,01+1,25+1,25+1,75) = 13,15 m2

Luas beban Segi tiga


4*(0,5*1,25*1,25) = 3,125 m2

= 16,28 m2

W U=1,2 WD +1,6 WL

L = 2,70 M
Beban Merata :
Beban mati (W D )
1. Berat pelat , tebal 12 cm = (Luas beban * t * g beton ) / L
( 16,28 x 0,12 x 2400 ) / 2,70 = 1.736,00 kg/m
2. Berat finishing lantai = (Luas beban * t * g beton tumb) / L
(keramik/granit+adukan) t = 5 cm ( 16,28 x 0,05 x 2200 ) / 2,70 = 663,06 kg/m
3. Berat plafond + ME , 36 kg/m2 = (Luas beban * berat plafond ) / L =
( 16,28 x 36 ) / 2,70 = 217,000 kg/m
4. Berat dinding (tebal = 15 cm) = (Luas dinding * t * g bata ) / L
tinggi H = 0,00 m , Dinding tidak ada ( 2,70 x 0,00 x 0,15 x 1700 ) / 2,70 = 0,00 kg/m
5. Berat akibat balok
/ anak 20 / 40 = ( b * h * L * g beton ) / L
jumlah 2 unit panjang 2,70 m 2 x ( 0,2 x 0,28 x 2,70 X 2400 ) / 2,70) = 384,00 kg/m
6. Berat sendiri balok induk 25 /40 = ( b * h * L * g beton ) / L
Catatan : untuk h sudah termasuk tebal plat ( 0,25 x 0,28 x 2,70 X 2400 ) / 2,70 = 240,00 kg/m
jadi untuk hitung berat balok, h dikurangi tebal plat WD = 3.240,06 kg/m
Beban hidup (WL) ; Untuk bangunan perkantoran/ruko 250 =
kg/m 2

( Peraturan Pembebanan Indonesia )


WL = (Luas beban * WL ) / L
( 16,28 x 250 ) / 2,70 = 1.507 kg/m
Beban ultimite terfaktor ( WU ) merata
WU = 1,2 WD + 1,6 WL
= 6.299,18 kg/m

Wu = 1,2 WD + 1,6 WL
h

b
L= 2,70 M
M maks = 1/12 Wu L2 ( Momen ditumpuan )
= 3.826,751 kg m
= 38.267.505 N mm

Perhitungan Tulangan
Mu = 38.267.505 Nmm ; momen ultimite maksimum

2
Mu
0,8fy - ( 0,8fy )2 - 4( 0,4704 fy ) ( 2 )
f'c bd
 =
fy 2
2 x ( 0,4704 )
f 'c

Mu = 1,801 MPa ( N/mm


f 'c 2
)
bd2

fy = 7.710,84 MPa ( N/mm2 )


f'c

r = " rho " rasio tulangan

r = (0,8 x 400) - (0,8*400)^2 - 4 x (0,4704 x 7.710,84 x 1,801


2 x ( 0,4704 x 7.710,84 )
r = 0,0060

r min = 1,4 / fy
= 0,0035

0,85 f'c b 600


r maks = 0,75 b = 0,85 untuk f'c < 30 MPa
fy 600 + fy
= 0,0169

r min < r < r max ; maka digunakan r

As = rbd ; Luas tulangan tarik


= 440,41 mm2

Gunakan tulangan 5 D 16
( As = 1004,80 mm ) 2 > 440,41 mm2 ( OK )
Jika digunakan satu baris(lapis) tulangan; maka didapat jarak kosong antar tulangan :
Jumlah lapis pertama ( n ) = 5
,
( b - 2*dc-2*Æsengk. ) / (n-1) - Æ tul = 27 mm > 25
25mm
mm ( OK )
Jika digunakan dua baris tulangan; maka didapat jarak kosong antar tulangan =
Jumlah lapis kedua ( n ) = 3 Jumlah lapis keudakedua ( n ) = 2

( b - 2*dc-2*Æsengk. ) / (n-1) - Æ tul = 99 mm > 25


25mm
mm ( OK )

As' = Tulangan tekan secara teoritis / hasil hitungan ini tidak perlu, tetapi
gunakan minimal 2 buah tulangan sebagai pengikat sengkang -->
atau :
As' = 0,4 As ( tulangan tekan )
= 176,16 mm2
Gunakan tulangan 2 D 16
( As' = 401,92 mm )2 > 176,16 mm2 ( OK )
Pengecekan / Analisis Balok
a = ( As . fy ) / ( 0,85 f'c . b ) ; Tinggi blok tegangan tekan beton ekivalen
= 91,15 mm
Mn = Cc . ( d - 1/2 a ) ; Momen nominal
= 0,85 f'c . a . b ( d - 1/2 a )
= 123.158.087 N mm
f Mn = 98.526.469 N mm ; f = 0,8
Mu = 38.267.505 N mm
Mu > f Mn ( OK )

Perhitungan Sengkang
Vu = 8.504 kg ; gaya geser ultimite ; Vu=1/2 Wu L
= 85.039 N ( gaya geser maksimum pada tumpuan )
Vn = Vu / f ; gaya geser nominal, f =0,6
= 141.732 N
Vc = 1/6*f'c0.5 *b*d ; gaya geser yang disumbangkan oleh beton
= 66.810 N
Vs = Vn - Vc ; gaya geser yang disumbangkan oleh baja
= 74.922 N
s = (Av*fyv*d)/Vs ; jarak sengkang
; Av =luas sengkang ; 2 x ( 1/4 p dia.sengk.2 )
= 177 mm ~ 150 fyv = 240 MPa ( tulangan polos --> sengkang
gunakan jarak sengkang per 150 mm
s maks= 1/2 d ; jarak sengkang maksimum yang disyaratkan
= 176 mm

Gunakan  10 - 150 ; sengkang ditumpuan ( 1/4 L )

 10 - 150 ; sengkang di tengah bentang sampai ujung

Tulangan dan Sengkang ( ring ) pada penampang balok

5 D 16 2 D 16

10 150 10 


150
400 2 D 13 400 2 D 13
2 D 16 5 D 16

250 250
Daerah Tumpuan Daerah Lapangan/tengah bentang

Gambar 1.5.14 Perhitungan Analisa Sturktut Balok B5


Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
f) Perhitungan Plat Lantai

PLAT LANTAI
3,00 m 3,00 m

4,00 m
balok induk balok anak

balok anak

4,00 m
balok induk
balok induk

2,00 m

6,00 m

Denah pelat lantai

Gambar 1.5.15 Perhitungan Analisa Sturktut Plat Lantai


Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )
PLAT LENTUR DUA ARAH (TWO WAY SLAB )

A. DATA BAHAN STRUKTUR

Kuat tekan beton, f c' = 25 MPa


Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, fy = 400 MPa

B. DATA PLAT LANTAI

Panjang bentang plat arah x, Lx = 2,00 m


Panjang bentang plat arah y, Ly = 4,00 m
Tebal plat lantai, h= 120 mm
Koefisien momen plat untuk : Ly / L x = 2,00 KOEFISIEN MOMEN PLAT
DUA ARAH karena Ly/Lx<2
Lapangan x Clx = 62
Lapangan y Cly = 62
Tumpuan x Ctx = 35
Tumpuan y Cty = 35
Tabel 2 dengan 4 sisi terjepit

Diameter tulangan yang digunakan, Æ= 10 mm


Tebal bersih selimut beton, ts = 20 mm

C. BEBAN PLAT LANTAI

1. BEBAN MATI (DEAD LOAD )

Total beban mati, QD = 4,360 kN/m2

2. BEBAN HIDUP (LIVE LOAD )

Beban hidup pada lantai bangunan = 200 kg/m2


® QL = 2,0 kN/m2

3. BEBAN RENCANA TERFAKTOR

Beban rencana terfaktor, Q u = 1.2 * Q D + 1.6 * Q L = 8,432 kN/m2

4. MOMEN PLAT AKIBAT BEBAN TERFAKTOR

Momen lapangan arah x, Mulx = Clx * 0.001 * Q u * Lx2 = 2,091 kNm/m


Momen lapangan arah y, Muly = Cly * 0.001 * Q u * Lx2 = 2,091 kNm/m
Momen tumpuan arah x, Mutx = Ctx * 0.001 * Q u * Lx2 = 1,180 kNm/m
Momen tumpuan arah y, Muty = Cty * 0.001 * Q u * Lx2
= 1,180 kNm/m
Momen rencana (maksimum) plat, ® Mu = 2,091 kNm/m
D. PENULANGAN PLAT

Untuk : fc' ≤ 30 MPa, b1 = 0,85


Untuk : fc' > 30 MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 30) / 7 = -
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, ® b1 = 0,85
Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * fc'/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0,0271
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * fy * [ 1 – ½* 0.75 * rb * fy / ( 0.85 * fc') ] = 6,5736
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0,80
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts + Æ / 2 = 25,0 mm
Tebal efektif plat lantai, d = h - ds = 95,0 mm
Ditinjau plat lantai selebar 1 m, ® b= 1000 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu / f = 2,614 kNm
Faktor tahanan momen, Rn = M n * 10-6 / ( b * d2 ) = 0,28963
Rn < Rmax ® (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * fc' / fy * [ 1 - Ö [ 1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc' ) ] = 0,0007
Rasio tulangan minimum, rmin = 0,0025
Rasio tulangan yang digunakan, ® r= 0,0025
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 238 mm2
Jarak tulangan yang diperlukan, 2 331 mm
s = p / 4 * Æ * b / As =
Jarak tulangan maksimum, s max = 2 * h = 240 mm
Jarak tulangan maksimum, s max = 200 mm
Jarak sengkang yang harus digunakan, s= 200 mm
Diambil jarak sengkang : ® s= 200 mm
Digunakan tulangan, Æ 10 - 200
Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * Æ2 * b / s = 393 mm2

E. KONTROL LENDUTAN PLAT


Mpa = N/mm2
Modulus elastis beton, Ec = 4700*√ fc' = 23500 MPa
Modulus elastis baja tulangan, Es = 2,10E+05 MPa
Beban merata (tak terfaktor) padaplat, Q = QD + QL = 6,360 N/mm
Panjang bentang plat, Lx = 2000 mm
Batas lendutan maksimum yang diijinkan, Lx / 240 = 8,333 mm
Momen inersia brutto penampang plat, Ig = 1/12 * b * h3 = 144000000 mm3
Modulus keruntuhan lentur beton, fr = 0.7 * √ fc' = 3,5 MPa
Nilai perbandingan modulus elastis, n = Es / Ec = 8,94
Jarak garis netral terhadap sisi atas beton, c = n * As / b = 3,509 mm
Momen inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sbb. :
Icr = 1/3 * b * c3 + n * As * ( d - c )2 = 29388597 mm4
yt = h / 2 = 60 mm
Momen retak : M cr = fr * Ig / y t = 8400000 Nmm
Momen maksimum akibat beban (tanpa faktor beban) :
M a = 1 / 8 * Q * Lx2 = 3180000 Nmm
Inersia efektif untuk perhitungan lendutan,
Ie = ( M cr / M a )3 * Ig + [ 1 - ( M cr / M a )3 ] * Icr = 2141828336 mm4
Lendutan elastis seketika akibat beban mati dan beban hidup :
de = 5 / 384 * Q * Lx4 / ( Ec * Ie ) = 0,026325 mm
Rasio tulangan slab lantai : r = As / ( b * d ) = 0,004134
Faktor ketergantungan waktu untuk beban mati (jangka waktu > 5 tahun), nilai :
z= 2,0
l = z / ( 1 + 50 * r ) = 1,6574
Lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut :
dg = l * 5 / 384 * Q * Lx4 / ( Ec * Ie ) = 0,0436 mm
Lendutan total, dtot = de + dg = 0,0700 mm
Syarat : dtot ≤ Lx / 240
0,070 < 8,333 ® AMAN (OK)
Gambar 1.5.16 Perhitungan Analisa Sturktut Plat Lantai
Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
g) Perhitungan Plat Atap

PERHITUNGAN PLAT ATAP (SLAB )


PLAT LENTUR DUA ARAH (TWO WAY SLAB )

A. DATA BAHAN STRUKTUR

Kuat tekan beton, f c' = 25 MPa


Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, fy = 400 MPa

B. DATA PLAT LANTAI

Panjang bentang plat arah x, Lx = 2,00 m


Panjang bentang plat arah y, Ly = 4,00 m
Tebal plat lantai, h= 100 mm
Koefisien momen plat untuk : Ly / Lx = 2,00 KOEFISIEN MOMEN PLAT
DUA ARAH karena Ly/Lx<2
Lapangan x Clx = 62
Lapangan y Cly = 62
Tumpuan x Ctx = 35
Tumpuan y Cty = 35
Tabel 2 dengan 4 sisi terjepit

Diameter tulangan yang digunakan, Æ= 8 mm


Tebal bersih selimut beton, ts = 20 mm

C. BEBAN PLAT LANTAI

1. BEBAN MATI (DEAD LOAD )

Total beban mati, QD = 4,430 kN/m2

2. BEBAN HIDUP (LIVE LOAD )

Beban hidup pada lantai bangunan = 100 kg/m2


® QL = 1,0 kN/m2

3. BEBAN RENCANA TERFAKTOR

Beban rencana terfaktor, Q u = 1.2 * Q D + 1.6 * Q L = 6,916 kN/m2

4. MOMEN PLAT AKIBAT BEBAN TERFAKTOR

Momen lapangan arah x, Mulx = Clx * 0.001 * Q u * Lx2 = 1,715 kNm/m


Momen lapangan arah y, Muly = Cly * 0.001 * Q u * Lx2 = 1,715 kNm/m
Momen tumpuan arah x, Mutx = Ctx * 0.001 * Q u * Lx2 = 0,968 kNm/m
Momen tumpuan arah y, Muty = Cty * 0.001 * Q u * Lx2
= 0,968 kNm/m
Momen rencana (maksimum) plat, ® Mu = 1,715 kNm/m
D. PENULANGAN PLAT

Untuk : fc' ≤ 30 MPa, b1 = 0,85


Untuk : fc' > 30 MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 30) / 7 = -
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, ® b1 = 0,85
Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * fc'/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0,0271
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * fy * [ 1 – ½* 0.75 * rb * fy / ( 0.85 * fc') ] = 6,5736
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0,80
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts + Æ / 2 = 24,0 mm
Tebal efektif plat lantai, d = h - ds = 76,0 mm
Ditinjau plat lantai selebar 1 m, ® b= 1000 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu / f = 2,144 kNm
Faktor tahanan momen, Rn = M n * 10-6 / ( b * d2 ) = 0,37118
Rn < Rmax ® (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * fc' / fy * [ 1 - Ö [ 1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc' ) ] = 0,0009
Rasio tulangan minimum, rmin = 0,0025
Rasio tulangan yang digunakan, ® r= 0,0025
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 190 mm2
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * Æ2 * b / As = 265 mm
Jarak tulangan maksimum, s max = 2 * h = 200 mm
Jarak tulangan maksimum, s max = 200 mm
Jarak sengkang yang harus digunakan, s= 200 mm
Diambil jarak sengkang : ® s= 200 mm
Digunakan tulangan, Æ8 - 200
Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * Æ2 * b / s = 251 mm2

E. KONTROL LENDUTAN PLAT


Mpa = N/mm2
Modulus elastis beton, Ec = 4700*√ fc' = 23500 MPa
Modulus elastis baja tulangan, Es = 2,10E+05 MPa
Beban merata (tak terfaktor) padaplat, Q = QD + QL = 5,430 N/mm
Panjang bentang plat, Lx = 2000 mm
Batas lendutan maksimum yang diijinkan, Lx / 240 = 8,333 mm
Momen inersia brutto penampang plat, Ig = 1/12 * b * h3 = 83333333 mm3
Modulus keruntuhan lentur beton, fr = 0.7 * √ fc' = 3,5 MPa
Nilai perbandingan modulus elastis, n = Es / Ec = 8,94
Jarak garis netral terhadap sisi atas beton, c = n * As / b = 2,246 mm
Momen inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sbb. :
Icr = 1/3 * b * c 3 + n * As * ( d - c )2 = 12220748 mm4
yt = h / 2 = 50 mm
Momen retak : M cr = fr * Ig / y t = 5833333 Nmm
Momen maksimum akibat beban (tanpa faktor beban) :
M a = 1 / 8 * Q * Lx2 = 2715000 Nmm
Inersia efektif untuk perhitungan lendutan,
Ie = ( M cr / M a )3 * Ig + [ 1 - ( M cr / M a )3 ] * Icr = 717542614 mm4
Lendutan elastis seketika akibat beban mati dan beban hidup :
de = 5 / 384 * Q * Lx4 / ( Ec * Ie ) = 0,067088 mm
Rasio tulangan slab lantai : r = As / ( b * d ) = 0,003307
Faktor ketergantungan waktu untuk beban mati (jangka waktu > 5 tahun), nilai :
z= 2,0
l = z / ( 1 + 50 * r ) = 1,7162
Lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut :
dg = l * 5 / 384 * Q * Lx4 / ( Ec * Ie ) = 0,1151 mm
Lendutan total, dtot = de + dg = 0,1822 mm
Syarat : dtot ≤ Lx / 240
0,182 < 8,333 ® AMAN (OK)
Gambar 1.5.17 Perhitungan Analisa Sturktut Plat Lantai
Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
1.6 Rencana Anggaran Biaya

Anggaran biaya memegang peranan penting dalam sebuah kegiatan sejenisnya.


Berbagai contoh rencana anggaran biaya atau RAB bisa dengan mudah anda dapatkan
dikarenakan sangat sering digunakan oleh masyarakat.
Hal ini perlu Anda buat agar keuangan dan perencanaannya bisa lebih terorganisir
dan rapi. Anda juga bisa lebih mudah dalam membuat pengajuan maupun laporan dengan
menggunakan RAB tersebut.
Perencanaan dalam hal keuangan atau biaya bahkan menjadi bagian yang tidak
bisa dipisahkan terutama dari sebuah bisnis. Risiko yang dihadapi bisa diminimalisir
sehingga bisnis bisa berjalan dengan lebih terarah, dan nantinya laporan keuangan bisa rapi
dan jelas.

Manfaat Rab :
Dapat Memperbaiki Pembiayaan
Perencanaan ini bisa dibuat sejak awal pembangunan atau sebelum operasional
proyek atau pembisnis. Selanjutnya dokumen tersebut bisa dijadikan sebagai acuan dalam
operasional dan proses pembiayaannya.
Mengefektifkan Waktu
Waktu yang Anda miliki untuk menjalankan sebuah bisnis maupun proyek
bisa lebih efektif dan juga efisien. Anda bisa melakukan proses operasional dengan
mengacu pada susunan perencanaan biaya yang sudah dibuat.
Setiap kebutuhan yang bisa lebih terencana sehingga Anda bisa segera
melakukan realisasi. Hal ini tentu sangat mengefektifkan waktu yang Anda miliki sehingga
waktu yang dimiliki tidak hanya habis untuk melakukan banyak pertimbangan.
Mempermudah Proses Evaluasi
RAB juga dapat membantu Anda dalam melakukan evaluasi dari setiap
aktivitas yang dijalankan pada bisnis maupun proyek tersebut.Berdasarkan biaya yang
sudah direncanakan Anda bisa melihat aktivitas mana yang menguntungkan maupun
merugikan.Besaran nominal yang dikeluarkan akan disesuaikan dengan kondisi riil di
lapangan sehingga bisa terlihat apakah aktivitas tersebut efektif ataupun tidak.Contohnya
jika menelan biaya yang terlalu banyak namun hasilnya tidak begitu nyata maka aktivitas
tersebut bisa dihilangkan.
Mempermudah Menentukan Kebijakan
Dengan mengacu pada contoh rencana anggaran biaya yang sudah Anda buat maka
pengambilan keputusan atau kebijakan bisa lebih sesuai. Kebijakan tersebut bisa lebih
relevan berdasarkan kapasitas pembiayaan yang sudah direncanakan.
Setiap rencana yang ditentukan memiliki peluang yang lebih besar mencapai titik
keberhasilan sesuai ekspektasi bersama. Bahkan jika memungkinkan biayanya bisa lebih
ditekan dan disesuaikan dengan sebijak mungkin.
Nama = TUGAS BESAR PEMBANGUNAN RUMAH TIGA LANTAI
Tempat = CIREBON
Tahun = 2023
PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN
I Pekerjaan Pembersihan da Pengukuran
2
1 Pengukuran dan Pembersihan lahan PxL 9,3 x 6 = 55,8 M
2 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank M' 2 x (P + L) 2 x 15,3 = 30,6 M'
3 Pengadaan K3 = 1 Ls
2
4 Pembuatan Gudang Semen dan Peralatan 3 x 3 = 9 M
5 Pembuatan Kotak Adukan = 1 Ls
II Pekerjaan Galian
2 3
1 Pekerjaan Pondasi Bore Pile πxr xT 3,14 x 0,3 x 10 = 2,8 M
V Pondasi Bore Pile x Jumlah Bor pile 2,8 x 9 = 25,4 M3
> Besi Utama
Jumlah Tul.Pd Pondasi Bor Pile x
Jumlah Pondasi Bor Pile + 10 x 1 x 10 = 106,4 M'
Besi D19 ( 26,80 kg) Sambungan
Jumlah Tul. Pondasi Bor Pile x
106,4 x 8 = 851,2 M'
Jumlah kolom
Jumlah Batang Panjang Besi/12 851,2 / 12 = 70,9 batang
Berat Besi Tul Utama Jumlah Batang x 26,80 70,93 x 26,8 = 1901,0 kg
> Besi Sengkang
Panjang 1 Sengkang 2πxr 2 x 3,14 x 0,3 = 1,9 M'
2 2
Besi D8-150 (0,395 kg/m') L = SQRT (( 3,14 x (10/0,2) x 1,9) + 103,14 x 10 / 0,2 = 123,6 bh
123,6 x 8 = 988,9 M'
988,9 x 0,395 = 390,6 kg
3
2 Pekerjaan Galian Tanah sedalam 1 M (a +b) x T x P 0,12 + 0,8 x 1 x 71,6 = 32,9 M
2
3
3 Pekerjaan Urugan Kembali V Galian -V pek pondasi 71,6 - 36,874 = 34,7 M
3
4 Pekerjaan Urugan Baru PxLxT 18,6 x 6 x 0,2 = 22,3 M
III Pekerjaan Pondasi
3
1 Pekerjaan Pasir Urug PxLxT 71,6 x 0,8 x 0,05 = 2,9 M
3
2 Pekerjaan Batu Kosong PxLxT 71,6 x 0,8 x 0,2 = 11,5 M
3
3 Pekerjaan Pasangan Batu Kosong (a +b) x T x P 0,45 x 0,7 x 71,6 = 22,6 M
2
III Pekerjaan Beton
1 Sloof (K250)
3
V. Beton 71,6 x 0,25 x 0,25 = 4,5 M
> Besi Utama
Besi D14 (14,5 kg) Jumlah Tulangan Sloof x Panjang 6 x 71,6 = 429,6 M'

Jumlah Batang Panjang Besi/12 429,6 / 12 = 35,8 batang


Berat Besi Tul Utama 35,8 x 14,5 = 519,1 kg
> Besi Sengkang
Panjang 1 Sengkang 2 x (0,23 + 0,25 + 0,05) 0,23 + 0,25 + 0,05 = 1,06 M'
Besi D8-150 (0,395 kg/m') ( tumpuan) 1/4 x Panjang Sloof x 2 0,25 x 71,6 x 2 = 35,8 M'
35,8 / 0,15 = 238,7 bh
238,7 x 0,395 = 94,3 kg
Besi D8-150 (0,395 kg/m') (lapangan) 1/2 x Panjang Sloof 0,5 x 71,6 = 35,8 M'
35,8 / 0,15 = 238,7 bh
238,7 x 0,395 = 94,3 kg
2
> Bekisting PxL 71,6 x 0,25 x 2 = 35,8 M
2 Kolom (K250)
Lantai 1-3
3
V. Beton PxLxT 3,5 x 0,4 x 0,4 = 0,56 M
3
V kolom x Jumlah Kolom 0,56 x 24 = 13,44 M
> Besi Utama
Jumlah Tul.Pd Kolom x Jumlah
10 x 1 x 3,5 = 41,4 M'
Besi D16 ( 18,96 kg) Kolom x Tinggi Kolom + Sambungan

Jumlah Tul. Kolom x Jumlah kolom 41,4 x 24 = 993,6 M'


Jumlah Batang Panjang Besi/12 993,6 / 12 = 82,8 batang
Berat Besi Tul Utama Jumlah Batang x 18,96 82,80 x 18,98 = 1571,5 kg
> Besi Sengkang
Panjang 1 Sengkang 2 x (0,38 + 0,38 + 0,05) 0,38 + 0,38 + 0,05 = 1,62 M'
Tinggi Kolom/150 3,5 / 0,15 = 23,3 bh
1,62 x 23,3 = 37,8 M'
Besi D8-150 (0,395 kg/m') Panjang begel x berat besi 23,3 x 0,395 = 9,2 kg
9,2 x 24 = 221,2 kg
> Bekisting
2
Sisi 1 PxLx2 3,5 x 0,4 x 2 x 12 = 33,6 M
2
Sisi2 PxLx2 3,5 x 0,4 x 2 x 12 = 33,6 M
2
= 67,2 M
3 Kolom Praktis
> Besi Utama
Jumlah Tul.Pd Kolom Praktis x
4 x 1 x 3,5 = 17,2 M'
Besi D16 (18,96 kg) Jumlah Kolom Praktis+ Sambungan
Jumlah Tul. Kolom x Jumlah kolom
17,2 x 4 = 68,8 M'
Prarktis
Jumlah Batang Panjang Besi/12 68,8 / 12 = 5,7 batang
Berat Besi Tul Utama Jumlah Batang x 18,96 5,73 x 18,96 = 108,7 kg
> Besi Sengkang
Panjang 1 Sengkang 2 x (0,13 + 0,13 + 0,05) 0,13 + 0,13 + 0,05 = 0,6 M'
Tinggi Kolom Praktis/150 3,5 / 0,15 = 23,3 bh
0,62 x 23,3 = 14,5 M'
Besi D6-150 (0,222 kg/m') Panjang begel x berat besi 23,3 x 0,222 = 5,2 kg
5,2 x 4 = 20,7 kg
> Bekisting
2
Sisi 1 PxLx4 3,5 x 0,15 x 4 = 2,1 M

4 Balok
3
V. Beton PxLxT 57,2 x 0,25 x 0,4 = 5,72 M
> Besi Utama

Jumlah Tul.Pd Balok x Panjang Balok 7 x 1 x 57,2 = 406,8 M'


Besi D14 ( 14,5 kg)
Jumlah Batang Panjang Besi/12 406,8 / 12 = 33,9 batang
Berat Besi Tul Utama Jumlah Batang x 14,5 33,90 x 14,5 = 491,6 kg
> Besi Sengkang
Panjang 1 Sengkang 2 x (0,23 + 0,38 + 0,05) 0,23 + 0,38 + 0,05 = 1,32 M'
Jumlah Sengkang (Tumpuan & Lapangan) Panjang Balok/150 57,2 / 0,15 = 381,3 bh
Berat Sengkang D8(0,395 kg/m') 1,04 x Jumlah Sengkang x Berat Besi 8 1,04 x 381,3 x 0,395 = 156,65 kg
> Bekisting
2
Sisi 1 PxLx2 57,2 x 0,4 x 2 = 45,76 M
2
Sisi2 PxLx2 57,2 x 0,25 x = 14,3 M
2
= 60,06 M
4 Pelat Lantai 12 cm
3
V. Beton K250 L uas Pelat x Tebal Pelat 55,8 x 0,12 = 6,7 M
> Besi Utama
2 2
Besi D10 ( Per M ) Jumlah Besi /M x Luas Pelat 20 x 55,8 x 55,8 = 1116 M'
Panjang Besi/12 1116 / 12 = 93,0 batang
Berat Besi D10 (7,40 kg/m') Jumlah Batang x 7,40 93,00 x 7,4 = 688,2 kg
> Bekisting
Luas Pelat Lantai x + (tinggi x 2
55,8 + (0,12 x 30,6) = 59,472 M
Keliling)

4 Tangga
2
V. Bekisting Anak Tangga T x L x Jumlah Anak Tangga 0,2 x 1,06 x 19 = 4,0 M
2
V. Bekisting Plat Tangga (L x P) + (T x P) x 2 1,06 x 6,75 + 0,2 x 2 = 9,9 M
2
V. Bekisting Plat Bordes PxL 1,06 x 1,06 x 2 = 2,2 M
= 16,1 M2
1 3
V. 1 Anak Tangga Beton /2 x Tinggi x L Anak Tangga x L Tangga0,5 x 0,2 x 0,3 x 1,06 = 0,03 M
V. Total Anak Tangga Jumlah Anak Tangga x V. 1 Anak Tangga19 x 0,03 = 0,60 M3
IV Pekerjaan Dinding
Pas. Dinding bata merah uk(5 x 11 x 22) cm tebal ½ bata, camp.1Pc : 5Ps
2
Panjang x Tinggi Dinding 118,6 x 3,5 = 415,1 M
Luas Kusen
2
Kusen Pintu 1 P x L x Jumlah Pintu 1 2,3 x 1,3 x 1 = 3,0 M
2
Kusen Pintu 2 P x L x Jumlah Pintu 2 2,3 x 0,9 x 6 = 12,4 M
2
Kunsen Jendela P x L X Jumlah Jendela 2,1 x 0,6 x 22 = 27,7 M
2
Kusen Boven P x L x Jumlah Boven 0,95 x 0,65 x 1 = 0,62 M
2
P x L X Jumlah Boven 1,15 x 0,9 x 1 = 1,0 M
2
Total = 44,8 M
370,3 2
Luas Pasangan Bata - Luas Kusen 415,1 - 44,8 = M
Pek. Plesteran dinding 1Pc : 5Ps tebal 20 mm
7,4 2
2 x Luas Pasangan Dindiing Bata 0,02 x 370,3 = M
Pek . Acian
7,4 2
2 x Luas Pasangan Dindiing Bata 0,02 x 370,3 = M
V Pekerjaan Kusen dan Daun
Kusen
Pintu 1 (2 x P) + L 2 x 2,3 + 1,5 = 6,1 M'
L x Jumlah Pintu 6,1 x 1 = 6,1 M'
2
Kusen Ukuruan 5/10 PxL 0,05 x 0,1 = 0,005 M
3
Luas Kusen x Panjang Kayu 0,005 x 6,1 = 0,0305 M
Panjang Kayu per Batang ( 5cm) Panjang Kayu / Tebal Kayu 6,1 / 3 = 2,03 batang
Pintu 2 (2 x P) + L 2 x 2,3 + 0,9 = 5,5 M'
L x Jumlah Pintu 5,5 x 22 = 121 M'
2
Kusen Ukuruan 5/10 PxL 0,05 x 0,1 = 0,005 M
3
Luas Kusen x Panjang Kayu 0,005 x 121 = 0,605 M
Panjang Kayu per Batang ( 5cm) Panjang Kayu / Tebal Kayu 121 / 3 = 40,33 batang
Jendela 2 x (P x L) 2 x 2,1 + 0,6 = 5,4 M'
2
Kusen Ukuruan 5/10 PxL 0,05 x 0,1 = 0,005 M
3
Luas Kusen x Panjang Kayu 0,005 x 5,4 = 0,027 M
Panjang Kayu per Batang ( 5cm) Panjang Kayu / Tebal Kayu 5,4 / 3 = 1,80 batang
Boven 1 2 x 0,9 + 0,65 = 3,1 M'
2
L x Jumlah Boven 3,1 x 1 = 3,1 M
2
Kusen Ukuruan 5/10 PxL 0,05 x 0,1 = 0,005 M
3
Luas Kusen x Panjang Kayu 0,005 x 3,1 = 0,0155 M
Panjang Kayu per Batang ( 5cm) Panjang Kayu / Tebal Kayu 3,1 / 3 = 1,03 batang
Boven 2 2 x (P x L) 2 x 1,15 + 0,9 = 4,1 M'
2
L x Jumlah Boven 4,1 x 1 = 4,1 M
2
Kusen Ukuruan 5/10 PxL 0,05 x 0,1 = 0,005 M
3
Luas Kusen x Panjang Kayu 0,005 x 4,1 = 0,0205 M
Panjang Kayu per Batang ( 5cm) Panjang Kayu / Tebal Kayu 4,1 / 3 = 1,37 batang
Daun Pintu
Pintu 1 PxL 2,22 x 1,38 = 3,0636 M'
3
V Daun (3cm) L Daun x Ketebalan Daun 3,0636 x 3 = 9,1908 M
2
Lembar Papan 2,5cm PxL 2,5 x 0,2 = 0,5 M
Kebutuhan L Daun / Lembar Papan 9,1908 / 0,5 = 18,3816 batang
Pintu 2 PxL 2,22 x 0,78 = 1,7316 M'
V Daun (3cm) L Daun x Ketebalan Daun 1,7316 x 3 = 5,1948 M3
2
Lembar Papan 2,5cm PxL 2,5 x 0,2 = 0,5 M
Kebutuhan L Daun / Lembar Papan 5,1948 / 0,5 = 10,3896 batang
Jendela 2 x (P + L) 2 x 1,98 + 0,5 = 4,96 M'
Luas Penampang Kayu PxL 0,03 x 0,12 = 0,0036 M2
V Daun (3cm) Keliling x Luas Penampang Kayu 4,96 x 0,0036 = 0,01786 M3
Kebutuhan Keliling x / Ketebalan 3cm 4,96 / 3 = 1,65333 batang
Boven 1 2 x (P + L) 2 x 0,8 + 0,5 = 2,6 M'
Luas Penampang Kayu PxL 0,03 x 0,12 = 0,0036 M2
V Daun (3cm) Keliling x Luas Penampang Kayu 2,6 x 0,0036 = 0,00936 M3
Kebutuhan Keliling x / Ketebalan 3cm 2,6 / 3 = 0,86667 batang
Boven 2 2 x (P + L) 2 x 1,03 + 0,78 = 3,62 M'
Luas Penampang Kayu PxL 0,03 x 0,12 = 0,0036 M2
V Daun (3cm) Keliling x Luas Penampang Kayu 3,62 x 0,0036 = 0,01303 M3
Kebutuhan Keliling x / Ketebalan 3cm 3,62 / 3 = 1,20667 batang

VI Pekerjaan Atap Baja Ringan


(Panjang + Overstak Atap) x ( Lebar
2
Volume Atap dengan Overstak 1m + Overstak atap)/ Derajat Kemiirngan 8 x 7,35 / 0,866 = 67,9 M
30
P x (L x 4) 2,15 x 1,45 x 4 = 12,47 M'
Talang Air 2 x (P x L) 2 x 6 + 5,35 = 22,7 M'
VII Pekerjaan Penutup Atap
Lantai 1 2
PxL 9,3 x 6 = 55,8 M
Rangka Plafond 2 x ( P + L) 2 x 9,3 + 6 = 30,6 M'
Jumlah Rangka per 60 cm L/60 6 x 0,6 = 3,6 Baris
Panjang 4m Jumlah Rangka x Panjang 4m 3,6 x 4 = 14,4 M'
Jumlah Rangka per 120 cm P/120 9,3 x 1,2 = 11,16 Baris
Panjang 4m Jumlah Rangka x Panjang 4m 11,16 x 4 = 44,64 M'
Total = 89,64 M'
Lantai 2 2
PxL 8 x 6 = 48 M
Rangka Plafond 2 x ( P + L) 2 x 8 + 6 = 28 M'
Jumlah Rangka per 60 cm L/60 6 x 0,6 = 3,6 Baris
Panjang 4m Jumlah Rangka x Panjang 4m 3,6 x 4 = 14,4 M'
Jumlah Rangka per 120 cm P/120 8 x 1,2 = 9,6 Baris
Panjang 4m Jumlah Rangka x Panjang 4m 9,6 x 4 = 38,4 M'
Total = 80,8 M'
Lantai 3 2
PxL 3,85 x 6 = 23,1 M
Rangka Plafond 2 x ( P + L) 2 x 3,85 + 6 = 19,7 M'
Jumlah Rangka per 60 cm L/60 6 x 0,6 = 3,6 Baris
Panjang 4m Jumlah Rangka x Panjang 4m 3,6 x 4 = 14,4 M'
Jumlah Rangka per 120 cm P/120 3,85 x 1,2 = 4,62 Baris
Panjang 4m Jumlah Rangka x Panjang 4m 4,62 x 4 = 18,48 M'
VII Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding
2
Luas Lantai 1 + Luas Lantai 2 + Luas Lantai 3(P x L) + (P x L) + (P x L) 55,8 + 48 + 23,1 = 126,9 M
2
L Total - L. Kamar Mandi - L.Tangga 126,9 - 6 -
Volume Pek Pasangan Keramik Luar dan dalam 6 = 114,9 M
2
L Kamar Mandi 1 PxL 2 x 1,5 = 3 M
2
L Kamr Mandi 2 PxL 2 x 1,5 = 3 M
6 2
= M
2
L Tangga 1 PxL 2 x 1,5 = 3 M
2
L Tangga 2 PxL 2 x 1,5 = 3 M
6 2
= M
6 2
Volume Pek Pasangan Keramik Kamar MandiL kamar Mandi 1 + L kamar Mandi 2 3 + 3 = M
Volume Pek Plint Vynil K total - K kamar Mandi 78,3 - 14 = 64,3 M'
Lantai 1 2 x ( P + L) 2 x 9,3 + 6 = 30,6 M'
Lantai 2 2 x ( P + L) 2 x 8 + 6 = 28 M'
Lantai 3 2 x ( P + L) 2 x 3,85 + 6 = 19,7 M'
= 78,3 M'
2 x 2 + 1,5 = 7 M'
2 x 2 + 1,5 = 7 M'
= 14 M'
Volume Pek Dinding Paras Lantai 2 + Lantai 1 =
2
Lantai 2 PxL 3,5 x 1,5 = 5,25 M
2
Lantai 3 PxL 6 x 3,5 = 21 M
2
= 26,25 M

Gambar 1.6.1 Perhitungan Backup Volume


Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
RENCANA ANGGARAN BIAYA
RUMAH TINGGAL TIGA LANTAI

KODE HARGA SATUAN JUMLAH


NO. URAIAN VOLUME
ANALISA Rp. Rp.
1 2 3 4 5
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Buah Pembuatan Papan Nama Proyek 1,00 ls - 473.923,05 473.923,05
2
2 Pembersihan 1M Lapangan dan Peralatan 55,80 m² A.1.1.1.8 25.480,00 1.421.784,00
3 Pekerjaan Pengukuran kembali (site) & Pemasangan Bouwplank 30,60 m A.1.1.1.4 37.111,20 1.135.602,72
4 Biaya K3 1,00 ls - 5.158.700,00 5.158.700,00
2
5 Pembuatan 1M Gudang Semen Dan Peralatan 9,00 m² A.1.1.1.13 1.941.664,48 17.474.980,32
6 Pembuatan 1 Buah Kotakan Adukan Ukuran 40cm x 50cm x 25cm 1,00 ls A. 1.1.1.16A 294.828,80 294.828,80

Jumlah 25.485.895,84
II PEKERJAAN TANAH
3
1 Penggalian 1 M Tanah Biasa Sedalam 1 M 32,94 m³ A. 1.5.1.1 122.500,00 4.034.660,00
3
2 Pengurugan Kembali 1 M Tanah Biasa Sedalam 1 M 34,73 m³ A. 1.5.1.10 49.000,00 1.701.574,00
3 Pemadatan 1 M3 tanah Per 20cm 22,32 m³ A. 1.5.1.9 88.200,00 1.968.624,00

Jumlah 7.704.858,00
III PEKERJAAN PONDASI
3
Pengurugan 1 M dengan pasir urug 2,86 m³ A.1.5.1.10 346.830,40
3
1 Pemasangan 1 M Pondasi Batu Belah Campuran 1SP : 5PP 22,55 m³ A.3.1.1.3 1.270.444,00 28.653.593,98
3
2 Pemasangan 1 M Batu Kosong Untuk Pondasi 11,46 m³ A.3.1.1.19 776.090,78 8.890.896,02

Jumlah 37.544.490,00
IV PEKERJAAN BETON BERTULANG
1 Pekerjaan Bekisting(Asumsi 2x pakai)
3
Pemasangan 1 M Bekisting Untuk Sloof 35,80 m² A.4.1.1.19 358.747,20 12.843.149,76
3
Pemasangan 1M Bekisting Kolom 67,20 m² A.4.1.1.20 703.570,56 47.279.941,63
3
Pemasangan 1M Bekisting Balok 59,47 m² A.4.1.1.21 722.789,76 42.985.752,61
3
Pemasangan 1M Bekisting Pelat 59,47 m² A.4.1.1.22 1.067.346,56 63.477.234,62
2
Pemasangan 1M Bekisting Tangga 16,13 m² A.4.1.1.24 655.667,04 10.576.040,49
Pemasangan 1M' Kolom Praktis 2,10 m² A.4.1.1.26 131.543,33 276.240,99
2 Pekerjaan Beton/Pembesian
SLOOF
Pembesian 10 Kg engan Besi Polos atau Besi Ulir 519,10 kg A.4.1.1.15 197.261,12 102.398.247,39
3
Pembuatan 1M Beton Mutu F'c=21,7 (K250) 4,48 m³ A.4.1.1.1.8 1.530.534,45 6.849.141,68
KOLOM
Pembesian 10 Kg engan Besi Polos atau Besi Ulir 1.571,54 kg A.4.1.1.15 197.261,12 310.004.529,57
3
Pembuatan 1M Beton Mutu F'c=21,7 (K250) 13,44 m³ A.4.1.1.1.8 1.530.534,45 20.570.383,05
BALOK
Pembesian 10 Kg engan Besi Polos atau Besi Ulir 491,55 kg A.4.1.1.15 197.261,12 96.963.703,54
3
Pembuatan 1M Beton Mutu F'c=21,7 (K250) 5,72 m³ A.4.1.1.1.8 1.530.534,45 8.754.657,07
PLAT LANTAI
Pembesian 10 Kg engan Besi Polos atau Besi Ulir 688,20 kg A.4.1.1.15 197.261,12 135.755.102,78
3
Pembuatan 1M Beton Mutu F'c=21,7 (K250) 6,70 m³ A.4.1.1.1.8 1.530.534,45 10.248.458,70
TANGGA
3
Pembuatan 1M Beton Mutu F'c=21,7 (K250) 0,60 m³ A.4.1.1.1.8 1.530.534,45 924.748,92

Jumlah 869.907.332,79
V PEKERJAAN DINDING
2
1 Pemasangan 1M Dinding Bata Merah (5x11x22) cm Tebal ½ Batu Campuran 1SP : 5PP 370,32 m² A. 4.4.1.10 170.414,23 63.107.371,62
2
2 Pemasangan 1 M Plesteran 1SP : 5PP Tebal 20 mm 7,41 m² A.4.4.2.16 128.328,03 950.442,32
2
3 Pemasangan Finishing 1M Dinding Siar 7,41 m² A.4.4.2.27 59.001,60 436.986,50

Jumlah 64.494.800,44

VI PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA, DAUN PINTU, dan DAUN JENDELA


3
1 Pembuatan dan Pemasangan 1 M Kusen Pintu Kayu Kelas II atau III 3,06 m³ A.4.6.1.2 10.127.286,40 30.943.923,60
3
2 Pembuatan dan Pemasangan 1 M Kusen Jendela, Kayu Kelas II atau III 0,59 m² A.4.6.1.2 10.127.286,40 6.015.608,12
2
3 Pembuatan dan Pemasangan 1M Daun Pintu Kayu Kelas I atau II 40,36 m² A.4.6.1.6 765.027,20 30.876.191,78
2
4 Pembuatan dan Pemasangan 1M Daun Jendela Kayu Kelas I atau II 0,39 unit A.4.6.1.6 765.027,20 300.527,17

Jumlah 68.136.250,66
VII PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP DAN PENUTUP ATAP
2
1 Pemasangan 1M Atap Jurai Rangka Atap Baja Ringan Profil C75 67,90 m² A.4.2.1.12 355.463,36 24.135.387,49
2
2 Pemasangan 1M Atap Genteng Metal 67,90 m² A.4.2.1.34 197.405,60 13.403.521,11
3 Pemasangan Nok Genteng Metal 12,47 m² A.4.5.2.38 147.711,75 1.841.965,52
4 1M' Pasangan Lisplank Woodplank 22,70 m' A.4.6.1.21 rob 79.923,20 1.814.256,64
5 Pemasangan 1M' Talang Datar/ Jurai Seng bjls 28 Lebar 90 cm 12,00 m' A.4.2.1.18 217.769,89 2.613.238,66

Jumlah 43.808.369,42
VIII PEKERJAAN PLAPOND
2
1 1M Pasang Plafond Rangka Holo dan Dengan Penutup Gypsum dan List Gypsum 10cm Berikut Pengecatan 126,90 m² - 178.502,24 22.651.934,26

Jumlah 22.651.934,26
IX PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
2
1 Pemasangan 1 M Lantai Ubin Granit Ukuran 40 cm x 40 cm 114,90 m² A.4.4.3.9 463.688,96 53.277.861,50
2
2 Pemasangan 1M Lantai Keramik Mozaik Ukuran 30 cm x 30 cm 6,00 m² A.4.4.3.37 251.640,48 1.509.842,88
2
3 Pemasangan 1 M Dinding Batu Paras 26,25 m² A.4.4.3.56 223.139,84
4 Pemasangan 1 M' Plint Vynil 15cm x 30cm 64,30 m² A.4.4.3.61 64.086,40

Jumlah 54.787.704,38
X PEKERJAAN SANITASI
1 A.5.1.1.1 Pemasangan 1 Buah Closet Duduk/Monoblok 2,00 unit A.5.1.1 2. 2.233.418,88 4.466.837,76
2 A.5.1.1 25 Pemasangan 1 M’ Pipa PVC Tipe AW Diameter ½ ” 29,00 m' A.5.1.1 25. 29.218,29 847.330,42
3 A.5.1.1 31 Pemasangan 1 M’ Pipa PVC Tipe AW Diameter 3” 9,00 m' A.5.1.1 31. 138.027,30 1.242.245,66
4 A.5.1.1 19 Pemasangan 1 Buah Kran Diameter ½” atau ¾ ” 6,00 bh A.5.1.1 19. 111.230,70 667.384,20
5 A.5.1.1 14 Pemasangan 1 Buah Floor Drain 4,00 bh A.5.1.1 14. 143.309,60 573.238,40

Jumlah 7.797.036,44
XI PEKERJAAN KUNCI DAN KACA
1 Pemasangan 1 Buah Kunci Tanam Biasa 3,00 bh A.4.6.2.2 235.284,00 705.852,00
2 Pemasangan 1 Buah Engsel Pintu 30,00 bh A.4.6.2.5 108.035,20 3.241.056,00
3 Pemasangan 1 Buah Engsel Jendela Kupu-kupu 50,00 bh A.4.6.2.6 52.827,60 2.641.380,00
4 Pemasangan 1 Buah Kait Angin 50,00 bh A.4.6.2.9 43.702,40 2.185.120,00
5 Pemasangan 1 Buah Kunci Slot (Grendel) 50,00 bh A.4.6.2.11 73.623,20 3.681.160,00
6 Pemaangan 1 Buah Grendel Pintu 5,00 bh A.4.6.2.5 108.074,40 540.372,00
2
7 Pemasangan 1 M Kaca Tebal 5 mm 22,20 m² A.4.6.2.16 155.618,40 3.454.728,48

Jumlah 16.449.668,48
XII PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1 Titik Pekerjaan Instalasi Lampu dan Stop Kontak 2,00 Titik 6.2.1.1.2 1 225.559,04 451.118,08
2 Pekerjaan Stop Kontak 11,00 bh 6.2.1.1.3 1 57.769,60 635.465,60
3 Buah Pekerjaan Lampu SL 18 Watt + Fitting 21,00 bh 6.2.1.1.4 1 84.873,60 1.782.345,60
4 Buah Pekerjaan Saklar Ganda 7,00 bh 6.2.1.1.6 1 97.955,20 685.686,40
5 Buah Pekerjaan Saklar Tunggal 7,00 bh 6.2.1.1.7 1 94.147,20 659.030,40
Buah Pekerjaan MCB Box 2,00 bh 6.1.1.1.2 1 77.145,60 154.291,20
Jumlah 4.367.937,28

XIII PEKERJAAN PENGECATAN


2
1 1 M Pengecatan Bidang Kayu Baru (1 Lapis Plamuur, 1 Lapis Cat Dasar, 2 Lapis Cat Penutup) 44,40 m² A.4.7.1.4 57.041,60 2.532.757,24
2
2 Pengecatan 1 M Tembok Baru (1 Lapis Plamuur, 1 Lapis Cat Dasar, 2 Lapis Cat Penutup) 370,32 m² A.4.7.1.10 40.543,33 15.013.903,87

Jumlah 17.546.661,11

Gambar 1.6.2 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya


Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
REKA PITUL A SI
BILL OF QUANTITY (BOQ)

Nama = TUGAS BESAR PEMBANGUNAN RUMAH TIGA LANTAI


Tempat = CIREBON
Tahun = 2023

NO URAIAN JUMLAH (Rp)


1 2 3
I PEKERJAAN PERSIAPAN 25.485.895,84
II PEKERJAAN TANAH 7.704.858,00
III PEKERJAAN PONDASI 37.544.490,00
IV PEKERJAAN BETON 869.907.332,79
V PEKERJAAN DINDING 64.494.800,44
VI PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA, DAUN PINTU, dan DAUN JENDELA 68.136.250,66
VII PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP DAN PENUTUP ATAP 43.808.369,42
VIII PEKERJAAN PLAPOND 22.651.934,26
IX PEKERJAAN PENUTUP LANTAI 54.787.704,38
X PEKERJAAN SANITASI 7.797.036,44
XI PEKERJAAN KUNCI DAN KACA 16.449.668,48
XII PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 4.367.937,28
XIII PEKERJAAN PENGECATAN 17.546.661,11

JUMLAH 1.240.682.939,10
PPN 124.068.293,91
JUMLAH TOTAL 1.364.751.233,01
DIBULATKAN 1.364.751.000,00
Satu Milyar Tiga Ratus Enam Puluh Empat Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Satu Ribu Rupiah

Cirebon, Juni 2023


Penawar
CV/PT……..

Nama
Jabatan
Gambar 1.6.3 Perhitungan Rekapitulasi
Sumber: tugas Fauzan Abimanyu / Ahmad Taufik Maulana
PR OGR ES PEKER JA
Nama = TUGAS BESAR PEMBANGUNAN RUMAH TIGA LANTAI
Jenis = RUMAH TYPE 48
Tempat = CIREBON
Tahun = 2023
NO URAIAN JUMLAH (Rp) BOBOT % DURASI 1
(Minggu)
1 2 3 4 5 1 2
I PEKERJAAN PERSIAPAN 25.485.895,84 2% 1 2%
II PEKERJAAN TANAH 7.704.858,00 1% 1 1%
III PEKERJAAN PONDASI 37.544.490,00 3% 4 1%
IV PEKERJAAN BETON 869.907.332,79 70% 6
V PEKERJAAN DINDING 64.494.800,44 5% 3
VI PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA, DAUN PINTU, dan DAUN JENDELA 68.136.250,66 5% 3
VII PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP DAN PENUTUP ATAP 43.808.369,42 4% 2
VIII PEKERJAAN PLAPOND 22.651.934,26 2% 3
IX PEKERJAAN PENUTUP LANTAI 54.787.704,38 4% 3
X PEKERJAAN SANITASI 7.797.036,44 1% 2
XI PEKERJAAN KUNCI DAN KACA 16.449.668,48 1% 1
XII PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 4.367.937,28 0,4% 1
XIII PEKERJAAN PENGECATAN 17.546.661,11 1% 3 2% 3%
JUMLAH 1.240.682.939,10 100% 2% 1%
PROGRES KUMULATIF 2% 3%
PROGRES AKTUAL
KUMULATIF PROGRES AKTUAL

Anda mungkin juga menyukai