Oleh:
GUSDE ADIPUTRA UTAMA
17.61.121.042
Denpasar, 2021
Penulis,
1. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan dalam bidang perencanaan revetment dan dapat
mengaplikasikan ilmu yang didapat pada perkuliahan.
2. Bagi Fakultas
Sebagai tambahan ilmu dan referensi dalam pembelajaran khususnya
pada perencanaan revetment.
3. Bagi Pemerintah
Mengatasi masalahan erosi di Pantai Pigstone beach Pangkung
Tibah dan dapat memberikan gambaran mengenai perencanaan
revetment di Pantai Pigstone beach pangkung Tibah, dapat juga di
gunakan sebagai acuan dalam perencanaan bangunan pengaman
pantai Pigstone beach Pangkung Tibah.
II.3 Geotextile
Geotextile adalah suatu material geosintetik yang berbentuk seperti karpet
atau kain. Geotextile adalah material yang bersifat permeable (tidak kedap air)
dan memiliki fungsi yang bervariasi diantaranya yaitu sebagai lapisan penyaring
(filter), lapisan pemisah (separator), lapisan perkuatan (reinforcement) dan
lapisan pelindung (protector) (Suhendra, 2013).
Geotextile secara garis besar dibedakan menjadi dua jenis yaitu geotextile
woven dan geotextile non woven. Perbedaan kedua jenis material ini adalah pada
cara pembuatannya. Geotextile woven dibuat dengan cara dianyam sedangkan
geotextile non woven proses pembuatannya tidak dengan cara dianyam sehingga
tekstur dari geotextile woven terlihat lebih teratur dibandingkan dengan geotextile
non woven (Suhendra, 2013). (Balitbang, 2016)
Gambar II.5Jenis Geotextile
sumber :Suhendra, 2013
( )
1/7
10
U(10) = U(y) y
dengan :
U(10) : Kecepatan angin pada ketinggian 10 meter
y : Elevasi terhadap permukaan air
Data kecepatan angin, bila tidak diukur dari permukaan laut, tetapi dari
daratan, misalnya bandar udara atau di lokasi dekat pantai harus dikoreksi dengan
persamaan di bawah ini (Danial, 2008) dan grafiknya disajikan pada Gambar 2.4.
Hubungan antara angin di atas laut dan angin di atas daratan terdekat dengan
menggunakan rumus:
R L = Uw / U L
Dengan :
RL : Koefisien koreksi antara kecepatan angin di laut dan darat
Uw : Kecepatan angin di laut
UL : Koefisien angin di darat
II.6 Fetch
Fetch adalah panjang daerah dimana angin berhembus dengan kecepatan
dan arah yang konstan. Di dalam peninjauan pembangkitan gelombang di laut,
fetch dibatasi oleh daratan yang mengelilingi laut. Di daerah pembentukan
gelombang, gelombang tidak hanya dibangkitkan dalam arah yang sama dengan
arah angin, tetapi juga dalam berbagai sudut terhadap arah angin. Fetch rerata
efektif diberikan oleh persamaan berikut (Triatmodjo, 1999).
F eff =
∑ X i cos α
∑ cos α
dengan :
Feff : Fetch rerata efektif (m)
Xi : Panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke
ujung akhir fetch
α : Deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan menggunakan
penambahan 6o sampai sudut sebesar 42o pada kedua sisi dari arah
angin
Gambar II.8 Fetch
sumber :Triadmojo,1999
II.7 Gelombang
Gelombang dapat menimbulkan energi untuk membentuk pantai,
menimbulkan arus dan transpor sedimen dalam arah tegak lurus dan menyusur
pantai, serta menyebabkan gaya-gaya yang bekerja pada bangunan pantai.
Gelombang laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang tergantung pada
gaya pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah gelombang angin yang
dibangkitkan oleh tiupan angin di permukaan laut, gelombang pasang surut
dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda langit terutama matahari dan bulan
terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi karena letusan gunung berapi atau
gempa di laut, gelombang yang di bangkitkan oleh kapal yang bergerak, dan
sebagainya (Triatmodjo, 1999).
( )( )
2 1
UA g Feff 2
Hs = 0,0016 2
g UA
( )( )
1
UA g Feff 3
Ts = 0,2857
g U A2
Dimana :
Hs : Tinggi gelombang signifikan (m)
Ts : Periode gelombang signifikan (dt)
UA : Kecepatan angin terkoreksi (m/dt)
Feff : Fetch efektif (m)
g : Percepatan gravitasi bumi
√ ∑ (Hs− 2
H)
σH =
N-1
σH
Ht= H + ( Y t- Y n )
σn
T = 0,33 ×
√ Ht
0,0056
Dimana:
H : Tinggi gelombang rerata
σH : Standar devisiasi
Ht : Tinggi gelombang maksimum
T : Periode gelombang maksimum
Yt : Reduced variated sebagai fungsi periode ulang T
Yn : Reduced variated sebagai fungsi dari banyaknya data N
σn : Reduced variated devisiasi sebagai fungsi dari banyaknya data N
Table II.2 Masa Ulang dan YT
Masa Ulang Yt
2 0.3665
5 1.4999
10 2.2502
25 3.1986
50 3.9019
100 4.6001
sumber :Yuwono,1992
Table II.3 Nilai Yn
sumber : Yuwono,1992
Table II.4 Nilai on
sumber : Yuwono,1992
II.7.4 Peramalan Gelombang
Kedalaman relative didasari, yaitu perbandingan kedalaman air (d) dan
panjang gelombang L, (d/L), gelombang dapat diklasifikasikan menjadi tiga
macam yaitu (Triatmodjo, 1999):
1. Gelombang laut dangkal jika d/L ≤ 1/20
2. Gelombang laut transisi jika 1/20 < d/L < 1/2
3. Gelombang laut dalam jika d/L > ½
Kr = √ cos α 0
cos α
Ks =
√ n o Lo
n L
Dimana pada hukum Snellius berlaku apabila ditinjau gelombang di laut
dalam dan di suatu titik yang ditinjau yaitu:
Sin α =
( CoC ) Sin α0
Dimana:
Kr : Koefisien refraksi
Ks : Koefisien shoaling
L : Panjang gelombang
Lo : Panjang gelombang di laut dalam
α0 : Sudut antara garis puncak gelombang dengan kontur dasar dimana
gelombang melintas
α : Sudut yang sama yang diukur saat garis puncak gelombang melintasi
kontur dasar berikutnya
C : Kecepatan rambat gelombang
Co : Kecepatan rambat gelombang di laut dalam
Dimana :
H0 : Tinggi gelombang di kedalaman tertentu
Ks : Koefisien shoaling (pendangkalan)
Kr : Koefisien refraksi
Ht : Tinggi gelombang maksimum
Sw = 0,19 1−2,82
[ √ ]
Hb
gT
2
Hb