Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami karunia
nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat
menimba ilmu di Universitas Bengkulu.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Teknik Pantai.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan
pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna
bagi agama, bangsa dan negara.
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan saran
yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi saya
sendiri umumnya para pembaca makalah ini. Terima kasih, wassalamu’ alaikum.
P enyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Wilayah pesisir merupakan pertemuan antara wilayah laut dan wilayah darat,
dimana daerah ini merupakandaerah interaksi antara ekosistem darat dan
ekosistem laut yang sangat dinamis dan saling mempengaruhi, wilayah inisangat
intensif dimanfaatkan untuk kegiatan manusia seperti : pusat pemerintahan,
permukiman, industri, pelabuhan,pertambakan, pertanian dan pariwisata.
Sebetulnya pantai mempunyai keseimbangan dinamis yaitu
cenderungmenyesuaikan bentuk profilnya sedemikian sehingga mampu
menghancurkan energi gelombang yang datang. Gelombang normal yang datang
akan mudah dihancurkan oleh mekanisme pantai, sedang gelombang besar/badai
yang mempunyai energi besar walaupun terjadi dalam waktu singkat akan
menimbulkan erosi. Kondisi berikutnya akan terjadi dua kemungkinan yaitu
pantai kembali seperti semula oleh gelombang normal atau material terangkut
ketempat lain dan tidak kembali lagi sehingga disatu tempat timbul erosi dan di
tempat lain akan menyebabkan sedimentasi (Pranoto, 2007).
Abrasi merupakan salah satu masalah yang mengancam kondisi pesisir, yang
dapat mengancam garis pantai sehingga mundur kebelakang, merusak tambak
maupun lokasi persawahan yang berada di pinggir pantai, dan juga mengancam
bangunan bangunan yang berbatasan langsung dengan air laut, baik bangunan
yang difungsikan sebagai penunjang wisata maupun rumah rumah penduduk.
Abrasi pantai didefinisikan sebagai mundurnya garis pantai dari posisi asalnya
(Triatmodjo, 1999). Abrasi atau Erosi pantai disebabkan oleh adanya angkutan
sedimen menyusur pantai sehingga mengakibatkan berpindahnya sedimen dari
satu tempat ke tempat lainnya. Angkutan sedimen menyusur pantai terjadi bila
arah gelombang datang membentuk sudut dengan garis normal pantai. Untuk itu
perlu adanya kajian analisis penyebab terjadinya abrasi secara sehingga dapat
diketahui luasan abrasi, dan selanjutnya dapat diketahui dan ditetapkan
penanggulangannya dengan pembangunan bangunan pantai yang paling efektif
dalam mengurangi abrasi pantai, untuk lebih mengefektifkan penelitian maka
1
daerah penelitian dibatasi oleh Jetty sungai kali Silandak untuk batas sebelah
timur wilayah model, dan perbatasan dengan wilayah kabupaten Kendal untuk
batas model di sebelah barat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi abrasi Pantai Kualo Kota Bengkulu?
2. Bagaimana kondisi bangunan pelindung Pantai Kualo Kota Bengkulu?
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus
laut yang bersifat merusak (Setiyono, 1996). Abrasi merupakan salah satu
masalah yang mengancam kondisi pesisir, yang dapat mengancam garis
pantai sehingga mundur kebelakang, merusak tambak maupun lokasi
persawahan yang berada di pinggir pantai, dan juga mengancam bangunan
yang berbatasan langsung dengan air laut, baik bangunan yang difungsikan
sebagai penunjang wisata maupun rumah penduduk.
3
Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan karena
serangan gelombang dan arus. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
melindungi pantai yaitu memperkuat Pantai atau melindungi pantai agar mampu
menahan kerusakan dengan membangun beberapa struktur bangunan pantai antara
lain ;
4
4) Pemecah gelombang (Break Water);
6) Jeti (Jetty)
5
C. Abrasi dan Bangunan Pelindung Pantai Kualo Kota Bengkulu
a) Profil Pantai Kualo Kota Bengkulu
Secara geografis, Pantai Kualo terletak dibagian Barat Pulau Sumatera yang
berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Seluruh tepian barat
merupakan daerah laut lepas dengan sedikit pulau yang menghalanginya.
b) Abrasi Pantai di Pantai Kualo Kota Bengkulu
Dari hasil survei yang dilakukan pada bulan Oktober 2023, diindikasikan
bahwa Pantai Kualo tidak mengalami abrasi, hal ini diperlihatkan adanya
bangunan pengaman pantai yang letaknya masih jauh dari garis pantai karena
suplai pasir di garis pantai nya masih luas. Terdapat pula rawa atau genangan dan
hutan cemara yang masih ada di wilayah sempadan pantai. Sehingga tidak terjadi
abrasi di kawasan Pantai Kualo ini.
6
Bangunan pelindung pantai alami
7
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pantai Kualo Kota Bengkulu tidak mengalami abrasi karena terdapat
bangunan pelindung pantai alami dan buatan.
2. Bangunan pelindung pantai di Pantai Kualo Kota Bengkulu ada yang alami
maupun buatan. Adapun yang alami seperti hutan cemara dan suplai pasir.
Bangunan pelindung pantai buatan seperti tembok laut (Sea Wall).
B. Saran
1. Penelitian tentang peramalan perubahan garis pantai di Pantai kualo Kota
Bengkulu dalam jangka waktu tertentu perlu dilakukan.
2. Perawatan bangunan pantai dalam jangka waktu tertentu perlu dilakukan.
3. Daerah sempadan pantai sebaik mungkin dijaga dan tugas kita bersama untuk
menjaganya dengan tidak membuat bangunan di kawasan sempadan pantai
8
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, G., & Utari, T. D. (2021). Pemodelan Transpor Sedimen Pantai Kualo
Kota Bengkulu. Inersia: Jurnal Teknik Sipil, 13(1), 25-30.
Ruhaidani, E., Irawan, F. A., Perdana, Y., & Hidayanti, K. (2019). Perubahan
Garis Pantai Akibat Abrasi Di Desa Keraya Kecamatan Kumai Kalimantan
Tengah. In Seminar Nasional Riset Terapan (Vol. 4, pp. C45-C52).
DOKUMENTASI
9
10
11