Anda di halaman 1dari 23

WAWASAN KEMARITIMAN

PAPER

“ ARSITEKTUR KAWASAN PESISIR DI DAERAH


BUNGKUTOKO, KECAMATAN ABELI, KOTA KENDARI ”

Disusun oleh:

INTAN SRI MAHARANI

E1B120010

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah dengan judul “ Arsitektur Kawasan Pesisir Di Daerah
Bungkutoko, Kecamatan Abeli, Kota Kendari ” ini dapat tersusun hingga selesai.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata
kuliah Wawasan kemaritiman.Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan
agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini.Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkann kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi
para pembaca.

Kendari, 5 Mei 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………...…………..…...2
DAFTAR ISI……………………………………………………...……………....3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………...………………....4
A. Latar Belakang…………………………………..…………………….4
B. Rumusan Masalah…………………………...………………………...5
C. Tujuan…………………………………..……………………………..5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………......……..........6
A. Tinjaun Umum..………………………………………….........………6
B. Tinjaun Khusus..…………………………………………….......……9
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………..……....…..10
A. Bentuk arsitektur kawasan pesisir……………………………..……..10
B. Karakteristik Lokasi Pada Kawasan Pesisir.………………......……..12
C. Bentuk Hunian Kawasan Pesisir Bungkutoko ……………...……….13
D. Struktur Dan Infrastruktur Rumah Tinggal di
Kawasan Pesisir Daerah Bungkutoko………………….................….14
E. Hubungan Arsitektur Amfibi Dan Arsitektur Daerah Pesisir…....…20

BAB IV PENUTUP…………………………………………………..…..……..21
A. Kesimpulan……………………………………………………..……21
B. Solusi………………………………………………………….……...22
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..….....23

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fenomena permukiman pesisir hadir sebagai refleksi kehadiran ruang yang


dipengaruhi oleh eksistensi pantai sebagai sumber pencaharian masyarakat. Dalam
seting perkampungan kota, permukiman pesisir terbentuk dalam satu sistem
kekeluargaan yang cukup kental. Sistem kekeluargaan direfleksikan pada
pemanfaatan ruang bersama baik dalam satu unit hunian, maupun pemanfaatan
halaman bersama untuk berbagai aktivitas.

Permukiman pesisir merupakan salah satu kawasan unik yang untuk


memahami karakteristiknya membutuhkan pendekatan khusus. Dalam
permukiman pesisir, sistem sosial dan budaya masyarakat yang terbentuk cukup
kental dan merupakan salah satu aspek yang berpengaruh pada karakteristik
kawasannya. Aspek sosial dan budaya tersebut dapat dilihat pada pemanfaatan
ruang bersama baik dalam satu hunian masyarakat maupun pemanfaatan halaman
bersama untuk berbagai aktivitas penduduk, atau pada karakteristik visual
bangunannya.

Pada umumnya, permukiman pesisir dikenal sebagai daerah yang memiliki


perkembangan yang dinamis dan cepat karena posisinya yang berada di
perbatasan perairan dan daratan. Hal ini menjadi salah satu pendorong tingginya
tingkat migrasi para pendatang dari berbagai wilayah lain.

Berada dekat dengan kota, permukiman pesisir ini tidak terlepas dari
fenomena pendatang dengan beragam suku (muna, tolaki, dan Bugis).
Berdasarkan hasil observasi awal, sebagian besar masyarakat yang tinggal di
daerah bungkutoko berasal dari suku muna dan tolaki, sementara rumah yang
ditinggali suku bugis hanya beberapa rumah saja. Oleh karena itu, analisis

4
terhadap tipologi arsitektur yang ada di permukiman pesisir bungkutoko
diperlukan untuk mendapat gambaran karakter terbaru dari kawasan tersebut.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam


menentukan arah pengembangan kawasan pesisir di masa yang akan datang secara
terpadu, khususnya terkait identitas kawasan melalui karakteristik visual fasad
bangunan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat ditarik berdasarkan latar belakang


diatas yaitu sebagai berikut.

1. Bagaimanakah bentuk arsitektur kawasan pesisir ?


2. Bagaimanakah karakteristik lokasi rumah daerah pesisir khususnya rumah
tinggal masyarakat daerah bungkutoko?
3. Bagaimanakah bentuk Hunian Kawasan Pesisir Bungkutoko?
4. Bagimanakah struktur dan infrastruktur rumah tinggal di daerah pesisir
bungkutoko?
5. Bagaimana hubungan antara arsitektur amfibi dan bentuk bangunan pada
daerah pesisir?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bentuk adaptasi bangunan pada daerah pesisir.
2. Mengetahui karakteristik lokasi rumah daerah pesisir khususnya rumah
tinggal masyarakat daerah bungkutoko.
3. Mengetahui bentuk Hunian Kawasan Pesisir Bungkutoko
4. Mengetahui struktur dan infrastruktur rumah tinggal di daerah pesisir
bungkutoko
5. Dapat mengetahui hubungan antara arsitektur amfibi dan bentuk bangunan
pada daerah pesisir?

5
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum

1. Arsitektur kemaritiman

Arsitektur maritim sebagai sebuah proses interaksi kreativ antara manusia


dengan material yang ada lingkungan sungai, pesisir dan laut di Indonesia sangat
ditentukan perkembangannya oleh budaya belajar masyarakatnya. Budaya belajar
masyarakat Indonesia mengalami perubahan mendasar secara besar-besaran sejak
sistem persekolahan diperkenalkan oleh pemerintahan kolonial Belanda.
Sebelumnya, selama berabad-abad, arstitektur maritim telah berkembang secara
organik dan konvivial sehingga menghasilkan beragam karya rumah pesisir tropis
dan perahu-perahu Nusantara yang menginspirasi dunia bahkan sebelum zaman
Mesir kuno. Kedua jenis artefak ini merupakan respons kreativ dan jenial dari
manusia Nusantara sebagai respons atas tantangan yang dibawa oleh iklim tropis,
lingkungan sungai, pesisir dan laut. Prinsip-prinsip green and sustainability telah
menjadi bagian penting yang melekat dalam karya-karya aritektur maritim
Nusantara itu, jauh sebelum buzz words ini diperkenalkan oleh pemikir-pemikir
Barat selama 50 tahun terakhir ini.

2. Pengertian Kawasan Pesisir

Pesisir adalah daerah yang berada di tepi laut sebatas antara surut terendah
dan pasang tertinggi dimana daerah pantai terdiri atas daratan dan perairan. Pada
daerah pantai masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas darat
(dilakukan di daerah perairan) serta aktivitas marine (dilakukan di daerah
daratan), sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua daerah tersebut saling

6
memiliki ketergantungan satu sama lain, atau dapat juga diartikan saling
mempengaruhi (Yuwono, 1999; Triatmodjo, 1999 dalam Kodoatie, 2010).

3. Karakteristik Permukiman Pesisir

Permukiman pesisir merupakan kawasan hunian yang berada di kawasan


pesisir atau perbatasan wilayah perairan dan daratan serta ditunjang oleh fasilitas-
fasilitas publik yang mendukung kegiatan masyarakat setempat (Aguspriyanti et
al., 2020). Jadi jika mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan maka
fasilitas-fasilitas pendukung yang ada di permukiman tersebut menunjang
aktivitas sehari-sehari nelayan. Jika bukan sebagai nelayan yang notabene
aktivitasnya memiliki hubungan yang erat dengan perairan, maka fasilitas yang
ada pun akan menyesuaikan. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Kay
dan Alder (1999) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara fungsi
perairan di kawasan permukiman pesisir dan penggunaan lahan di wilayah
tersebut.

Permukiman pesisir yang hadir karena eksistensi wilayah kelautannya


sebagai sumber mata pencaharian penduduknya biasa disebut juga dengan
permukiman nelayan. Umumnya dalam mengolah peran dan fungsi kawasan,
karakter permukiman pesisir merupakan suatu hal yang kuat, dinamis, dan
multidimensi (Egam & Rengkung, 2017). Permukiman pesisir memiliki karakter
fisik dan non-fisik.

Menurut Egam dan Rengkung (2017), tipologi hunian dapat menjadi salah
satu simbol karakter fisik permukiman pesisir, mulai dari tampilan fasad,
geometri, hingga pola hubungan ruang. Contoh karakter rumah tinggal vernakular
daerah pesisir khususnya di Jawa yakni beratap pelana bermaterialkan genteng,
berdinding kayu, dan batu bata ekspos (Hermawan et al., 2018).

Selain itu, dari morfologi kawasan seperti pola permukiman (Santri, 2018)
dan fungsi ruang-ruang kawasan secara makro (Egam & Rengkung, 2017) dapat
tercermin pula karakter dari permukiman pesisir. Perlu menjadi catatan adalah
salah satu konsekuensi yang dapat terjadi akibat fenomena akulturasi budaya

7
penduduk asli dengan pendatang adalah melemahnya budaya lokal. Namun, hal
ini tidak selalu menjadi hal yang negatif. Kehadiran karakter baru yang
merupakan hasil adaptasi budaya lokal dapat menjadi sebuah potensi jika dapat
dibina dengan baik.

4. Batas Wilayah Pesisir

Saat ini, penentuan batas-batas wilayah pesisir didunia berdasarkan pada


tiga kriteria, yaitu (Dahuri et al., 1996):

 Garis linier secara arbitrer tegak lurus terhadap garis pantai (coastline atau
shoreline).
 . Batas-batas administratif dan hukum negara.
 Karakteristik dan dinamika ekologis (biofisik) yakni atas dasar sebaran
spasial dari karakteristik alamiah (natural features) atau kesatuan
prosesproses ekologis (seperti aliran sungai, migrasi biota dan pasang
surut).

Maksud dari uraian berbagai definisi tentang wilayah pesisir adalah


memperkaya wawasan tentang pengertian yang lebih mendasar, batas-batas dan
karakteristik kawasan pesisir. Dari berbagai uraian definisi tersebut, dapat
ditengarai beberapa unsur/elemen yang mendasar, yaitu: 1. Pertemuan antara
daratan dan perairan/laut. 2. Keterlibatan berbagai ekosistem yang berbeda. 3.
Adanya interaksi dan keterkaitan antara berbagai ekosistem. 4. Adanya
pemanfaatan sumber daya pesisir dan lautan. 5. Terdapat batas-batas (boundary).

8
B. Tinjauan Khusus

1. Lokasi Kawasan

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis karakter tipologi struktur


perumahan pesisir di sekitar kecamatan abeli bungkutoko dengan kawasan
sebesar 500 ha merupakan pulau yang letaknya dekat dengan kota kendari yang
hanya dipisahkan oleh selat sempit kurang lebih 100 meter.

Bungkutoko adalah sebuah pulau yang terletak tepat di depan Kota


Kendari,pulau ini memiliki luas ±1,58 atau 4% dari luas keseluruhan wilayah
Kecamatan Abeli.Pulau Bungkutoko merupakan pulau dengan jumlah ekosistem
hutan mangrove terbanyak di kelurahan Abeli, Kota Kendari. Luas kawasan
hutan mangrove di kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli yaitu
±1.716.648,45 m². Luas hutan mangrove yang ada terus mengalami penurunan
saat ini luas ekosistem hutan mangrove yang telah mengalami kerusakan yaitu
±446.332,28 m² maka luas hutan mangrove yang masih alam keadaan baik
±1.270.316,17 m².

9
BAB III

PEMBAHASAN

A. Bentuk Arsitektur Pada Kawasan Daerah Pesisir


Bentuk arsitektur daerah kawasan pesisir yaitu terdiri dari arsitektur
adaptasi dan arsitektur transformasi.
1. Arsitektur Adaptasi

Shearing layers adalah konsep yang diciptakan oleh arsitek Frank Duffy,
yang kemudian dielaborasi oleh Stewart Brand dalam bukunya, How Buildings
Learn: What Happens After They’re Built (Brand, 1994), dan merujuk pada
bangunan yang terdiri dari beberapa lapisan perubahan Terdapat 6 tipologi
adaptasi, yaitu: Adjustable, Versatile, Refitable, Convertible, Scalable, dan
Movable. Dalam jangka waktu tertentu, bangunan akan mengalami penurunan
performance dan kerusakan secara fungsi maupun elemen-elemen arsitekturnya
di karenakan faktor usia bangunan.
a. Adaptasi vertisale, yaitu perubahan karena adanya perubahan tatanan
fisik ruang
b. Adaptasi refitable yaitu perubahan komponen yang dipengaruhi
elemen arsitektur bangunan.
c. Adaptasi adjustable yaitu perubahan furnitur akibat kebutuhan pemilik
rumah
d. Adaptasi covertible yaitu perubahan fungsi atau adanya penambahan
ruang.
e. Adaptasi scalbel yaitu perubahan ukuran yang berkaitan dengan
perubahan konstruksi dan penambahan struktur dalam memenhi
kebutuhan pengguna

10
f. Adaptasi movable yaitu perubahan atau perpindahan lokasi suatu
bangunan.

2. Arsitektur Transformasi

Menurut Gatot Adi Susilo (2011) dalam kajiannya tentang “Transformasi


dalam Arsitektur jawa”, Transformasi dapat diartikan mengadakan perubahan
yang meliputi pada bentuk, tampilan luar, kondisi alam atau fungsinya, dan
transformasi juga dapat diartikan merubah karakter pribadi. Jadi kesimpulannya
yang dimaksud dengan transformasi arsitektur adalah membuat suatu perubahan
atau penyesuaian beberapa elemen bentuk fisik, karakter arsitektur. Baik itu masih
terdapat unsur asli maupun tidak dalam fisiknya. Namun dalam prosesnya masih
bersumber dari kajian keaslian objek transformasi.
Menurut Laseau, 1980 dalam Sembiring, 2006 dalam Supriyani dkk
(2016) dalam kajiannya yaitu “Perubahan Bentuk Rumah Adat Tongkonan Tana
Toraja Berdasarkan Pendapat Teori Lesesau” transformasi dikategorikan menjadi
4 bagian:
 Transformasi bersifat Topologikal (geometri), bentuk geometri
yang berubah dengan komponen pembentuk dan fungsi ruang yang
sama. T
 ransformasi bersifat Gramatika hiasan (ornamental), dilakukan
dengan menggeser, memutar, mencerminkan, menjungkirbalikkan,
melipat, dll
 Transformasi bersifat Reversal (kebalikan), pembalikan citra pada
 figur objek yang akan ditransformasi dimana citra objek dirubah
menjadi citra sebaliknya
 Transformasi bersifat Distortion (merancukan),
kebebasanperancang dalam beraktivitas

11
B. Karakteristik Lokasi Pada Kawasan Pesisir

Kawasan pesisir yang diamati oleh peneliti yaitu kawasan yang dibangun
pemerintah sebagai bantuan kepada masyarakat yang tidak mampu yang terletak
di jalan hambali. Rw.3/ RT.12, bungkutoko, kec. Abeli.lokasi site berupa tanah
yang ditumbuhi semak dan dan rawa- rawa disekitarnya. Adapun jarak total yang
ditempuh dari dari jalan utama ketempat pengamatan ini yaitu kurang lebih
sejauh 363,20 m (1.191,59 kaki) apabila melalui jalan sapel namba.

Gambar 1 pulau bungkutoko

Adapun kawasan yang diamati dekat dengan beberapa daerah yaitu :

 Sebelah utara terdapat pelabuhan bungkutoko


 Sebelah timur terdapat jembatan kuning dan berbatasan dengan
kelurahan talia
 Sebelah barat lokasi dekat dengan mts ddi 2 bungkutoko
 Sebelah selatan lokasi, terdapat destinasi wisata kali biru dan
tracking mangrove

Kondisi permukiman secara umum terdiri


dari 3 lorong dengan site berbentuk menyerupai trapesium. Dengan rumah-rumah
yang bersusun rapi memanjang dan saling berhadap-hadapan. Di kawasan ini
terdiri dari rumah-rumah panggung dan terdapat beberapa rumah yang berupa

12
rumah semi panggung yaitu rumah yang pada bagian kolongnya dijadikan sebuah
ruangan.

Gambar 2. kawasan pesisir

C. Bentuk Hunian Kawasan pesisir bungkutoko

Bentuk Hunian di daerah bungkutoko yang umum dijumpai pada kawasan


pesisir adalah rumah panggung, rumah non panggung dan rumah panggung
pengembangan. Masyarakat umumnya berasal dari suku muna, tolaki dan bugis-
makassar. maka dominan rumah mereka berbentuk rumah panggung (utamanya di
segmen perairan dan pasang-surut) dengan ciri khas rumah tradisional yang
dominan menggunakan material kayu pada semua konstruksinya.

Masyarakat membuat rumah panggung dikarenakan daerah yang mereka


tempati sangat dekat dengan daerah laut dan rawa sehingga memungkinkan air
dapat naik ke area pemukiman.

Secara eksisting, rumah-rumah di permukiman ini tidak memiliki sirkulasi


udara dan sistem bukaan yang memadai. Dalam membuat rumah, warga
menggunakan
bahan yang murah dan terjangkau. Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagai

13
konstruksi antara lain kayu kelapa dan kayu sembarang untuk pondasi dan rangka
bangunan, multiplek untuk dinding, lantai papan kayu, penutup atap seng, dan
jendela kayu dengan daun jendela dilapisi oleh kaca 5mm dan beberapa rumah
jendela nya hanya terbuat dari kayu.

Gambar 3.Bentuk hunian kawasan bungkutoko

D. Struktur Dan Infrastruktur Rumah Tinggal Di Kawasan Pesisir


Daerah Bungkutoko

1. Struktur Rumah Dikawasan Pesisir Bungkutoko

Adapun struktur rumah yang terdapat di kawasan pesisir yaitu terdiri dari
struktur bawah,struktur tengah, dan struktur bawah.

a. Struktur bawah rumah

bawah atau kolong rumah, bagian ini digambarkan sebagai kaki rumah dan
berfungsi sebagai tempat beristirahat, bersosialisasi dengan tetangga.

Rumah panggung yang terdapat dikawasan pesisir bungkutoko sebagian


besar menggunakan pondasi tiang pancang kayu dan pondasi umpak .

14
Gambar 4. Pondasi Kayu Panca Dan Umpak

b. Struktur tengah rumah

Benua tengah atau badan rumah berbentuk segi empat yang berfungsi
sebagai tempat melakukan aktifitas penghuni sehari-hari. Dinding rumah tinggal
di kawasan pesisir bungkutoko sebagian besar menggunakan material papan kayu
dan pada bagian dapur hanya menggunakan material asbes atapun tripleks

Gambar 5. Tampak Samping Rumah

15
Gambar 6. Tampak Belakang Rumah

c. Struktur atas

Struktur Atap (Atas) Benua atas atau kepala rumah berbentuk segitiga
yang berciri bangunan tropis di daerah Indonesia Timur, secara tradisional atap
difungsikan sebagai tempat menyimpan hasil panen walaupun pada saat ini sudah
tidak difungsikan lagi sebagai tempat penyimpanan. Material atap pada
pemukiman pesisir di daerah bungkutoko menggunakan atap yang terbuat dari
seng dengan model atap pelana.

Gambar7. atap rumah

16
2. Infrastruktur kawasan pesisir di bungkutoko

a. Jalan

Infrastruktur jalan yang terdapat di daerah pesisir yang diamati telah


menggunakan roster beton yang sering digunakan pada jalan perumahan pada
umumnya sehingga jalan dapat dilalui dengan nyaman. Akan tetapi, jalan di luar
daerah yang diamati di bungkutoko masih berupa tanah yang belum di aspal.

Gambar 8. jalan pada pemukiman

b. Lapangan

Infrastuktur lain yang terdapat di daerah kawasan pesisir bungkutoko yaitu


lapangan yang biasanya digunakan masyarakat untuk bermain voli ataupun
sepakbola. Jumlah lapangan yang terdapat pada daerah kawasan ini yaitu
berjumlah dua yang salah satunnya merupakan lapangan utama yang terletak
ditengah kawasan yang digunakan untuk kegiatan masyarakat dan salah satunya
terletak di depan pintu masuk kawasan.

17
Gambar 9. lapangan utama Gambar 10. lapangan bola

c. Mushola

Pada daerah kawasan pesisir bungkutoko tepatnya di jln. Hambali terdapat


satu mushola yang digunakan masyarakat bersama untuk melakukan kegiatan
ibadah. Mushola ini terletak diujung kawasan rumah panggung dengan konstruksi
terbuat dari beton yang di cat dengan warna putih dan atap seng berwarna merah.

Gambar 11. musholla

18
d. Empang

Selain itu, infrasrtuktur lain yang terdapat di kawasan ini yaitu tempat
empang yang dapat digunakan masyarakat untuk memancing dan menangkap
ikan yang merupakan salah satu daya tarik daerah ini. Pada daerah ini juga
terdapat semacam pelabuhan kecil untuk tempat pemberhentian perahu yang
digunakan untuk menyebrang.

Gambar 12. empang

Gambar 13. tempat pemberhentian perahu

19
E. Hubungan Arsitektur Amfibi Dan Arsitektur Daerah Pesisir

Arsitektur amfibi adalah arsitektur yang dirancang memperhatikan adanya


banjir, yang mana strukturnya direncanakan dapat mengapung pada saat banjir, 
mengikuti ketinggian muka air banjir, dan dapat kembali napak atau berpijak pada
landasan yang telah direncanakan pada tanah ketika air banjir menghilang. Oleh
karenanya, arsitektur amfibi dapat bergerak naik turun pada posisi atau tempat yang
sama.  Hal ini sama dengan tujuan dibangunya rumah panggung dikawasan pesisir
yaitu agar dapat mengantisipasi apabila permukaan laut naik, maka air laut tidak dapat
masuk kedalam rumah. Oleh karena itulah, hubungan arsitektur amfibi dan arsitektur
daerah kawasan pesisir tidak dapat dipisahkan satu sama lainya. Dan pada
hakikatnya arsitektur amfibi lahir dari 2 arsitektur berbasis air lainnya yaitu arsitektur
terapung dan arsitektur bertiang (panggung).

20
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini yaitu Bungkutoko


merupakan salah satu kawasan pesisir yang terletak dekat dengan kota kendari
yang hanya dipisahkan oleh sebuah selat sepanjang 100 meter.

Bentuk arsitektur di daerah kawasan pesisir merupakan arsitektur adaptasi


dan arsitektur transformasi berupa rumah panggung. Rumah tinggal yang terdapat
dikawasan bungkutoko merupakan salah satu arsitektur yang mengalami
transfomasi dan adaptasi bangunanya karena terletak dekat dengan laut.

Bentuk Hunian yang umum dijumpai pada kawasan pesisir yaitu rumah
panggung, rumah non panggung dan rumah panggung pengembangan. Sedangkan
di kawasan bungkutoko sendiri lebih sering ditemui rumah panggung dengan
tinggi tiang yang cukup beragam.

Struktur rumah panggung didaerah pesisir terdiri dari struktur


bawah,tengah, dan atap. Adapun infrastruktur yang terdapat di kawasan pesisir
bungkutoko tepatnya di jalan hambali yaitu terdiri dari
jalan,mushola,lapangan,empang,dan juga tempat pemberhentian perahu.

Arsitektur amfibi sangat erat kaitannyadengan bangunan di daerah


kawasan pesisir karena pada hakikatnya arsitektur pesisir mengadaptasi fungsi
dari arsitektur amfibi itu sendiri.

21
B. Solusi

Solusi yang dapat diambil dari makalah ini yaitu untuk mengatasi
perkampungan kumuh yang sering ditemui di daerah kawasan pesisir diharapkan
arsitektur rumah panggung dapat berkembang menjadi arsitektur amfibi sebagai
bentuk baru rumah dikawasan pesisir. Selain itu,arsitektur amfibi dapat menjadi
solusi untuk mengantisipasi naiknya permukaan air laut.

22
DAFTAR PUSTAKA

Aguspriyanti,D.C.,Wilarso,S.A.,&Ariansyach,B.H.(2021).Analisis Tipologi
Arsitektur Permukiman Pesisir Kampung Tua Belian. Journal Of
Combines.1(1):2.Retrievedfrom
http://www.researchgate.net/publication/353036440_Analisis_Tipologi_Ar
sitektur_Permukiman_Pesisir_Kawasan_Kampung_Tua_Belian diakses
pada tanggal 6 mei 2022

Egam,P.P.,&Rengkung,.M.M.(2016).Analisis Visual Kawasan Pesisir


Pantai.Paper Penelitian Seminar Ipbli-IV.Retrieved from
https://media.neliti.com/media/publications/89618-ID-analisis-visual-
kawasan-pesisir-pantai-s.pdf pada tanggal 5 Mei 2022

Masyar,N.W.,& Harudu,La.(2016). Persepsi Masyarakat Mengenai Perlunya


Pelestarian Ekosistem Hutan
Mangrove di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari.
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi.Retrived from
http://ojs.uho.ac.id/index.php/ppg/article/view/2414/1782 diakses pada
tanggal 5 Mei 2022

Murti, Nindita Kresna.(2020). Transformasi Adaptasi Bangunan Di Permukiman


Informal Tepi Sungai Kahayan. Jurnal Arsitektur Arcade.4(1):57.
Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/340891092_TRANSFORMASI_
ADAPTASI_BANGUNAN_DI_PERMUKIMAN_INFORMAL_TEPI_S
UNGAI_KAHAYAN diakses pada tanggal 7 mei 2022

23

Anda mungkin juga menyukai