Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGELOLAAN PESISIR PANTAI BERBASIS


MASYARAKAT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geografi Pantai Dan Pesisir

Dosen Pengampu : Ihsan Nurhakim, M.pd

Disusun Oleh : Kelompok 3

Miftahul Wahda :142210007

Renata :142210003

Ramanda Tri Rejqi :142210030

Era Nila Ulta Royana :142210034

Dita Natasya :142210002

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

PONTIANAK

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Pengelolaan Pesisir Pantai berbasis masyarakat”

Kami mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah


berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini. Terima kasih kepada bapak Ihsan
Nurhakim, M.Pd. Pd sebagai dosen pengampu dari mata kuliah, Geografi Pantai
Dan Pesisisr, kepada teman-teman yang telah mendukung dalam pembuatan
makalah ini, kepada berbagai sumber yang menjadi bahan referensi, dan kepada
keluarga yang selalu mendukung.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari


segi susunan kalimat, tata bahasa, maupun materi yang dibahas. Oleh karena itu,
kami menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang berjudul “Pengelolaan Pesisir Pantai


berbasis masyarakat” ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi pembaca.

Pontianak, 18 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ........................................................................... 3


B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................... 3
C. TUJUAN MASALAH ........................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 4

A. Pengertian Wilayah Laut Dan Pesisir ..................................................... 4


B. Pengelolaan Pesisir Pantai Berbasis Masyarakat..................................... 5
C. Cara Pengelolaan Pesisir Pantai Berbasis Masyarakat ............................ 5
D. Perinsip-Perinsip Pengelolaan Pesisir Pantai Berbasis Masyarakat ......... 6

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 7

A. KESIMPULAN .................................................................................. 7
B. SARAN............................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut. Ke arah
darat wilayah pesisirmeliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air,
yang masih dipengaruhi sifat-sifat lautseperti pasang surut, angin laut, dan
perembesan air asin. Sedangkan ke arah laut wilayah pesisirmencakup bagian
laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di
daratseperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh
kegiatan manusia di daratseperti penggundulan hutan dan pencemaran
(Bengen, 2002) Besarnya potensi kekayaan alam pesisir telah menimbulkan
berbagai permasalahan lingkunganhidup seperti kelebihan tangkap (over
fishing ) di sektor perikanan, perusakan hutan mangrove,terumbu karang dan
padang lamun serta abrasi pantai dan gelombang pasang hingga
masalahkerusakan akibat bencana alam seperti tsunami.
Permasalahan ini secara langsung maupun tidaklangsung terkait dengan
kemiskinan masyarakat pesisir, kebijakan yang tidak tepat,
rendahnyapenegakan hukum (law enforcement), dan rendahnya kemampuan
sumberdaya manusia (SDM).Permasalahan di pesisir di atas bila dikaji lebih
lanjut memiliki akar permasalahan yang mendasar.Menurut Dahuri (2003) ada
lima faktor, yaitu pertama tingkat kepadatan penduduk yang tinggidan
kemiskinan,kedua konsumsi berlebihan dan penyebaran sumberdaya yang
tidak merata,ketiga kelembagaan,keempat, kurangnya pemahaman tentang
ekosistem alam, dan kelima kegagalan sistem ekonomi dan kebijakan dalam
menilai ekosistem alam.
Beberapa hasil studi mengungkapkan bahwa perencanaan dan pelaksanaan
pembangunansumberdaya pesisir yang selama ini dijalankan bersifat sektoral
dan terpilah-pilah. Padahal. karakteristik ekosistem pesisir yang secara
ekologis saling terkait satu sama lain termasukdengan ekosistem lahan atas,

1
2

serta beraneka sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan sebagaipotensi


pembangunan yang pada umumnya terdapat dalam suatu hamparan ekosistem
pesisir.
Sehingga pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir secara optimal dan
berkelanjutan hanya dapatdiwujudkan melalui pendekatan terpadu dan holistik.
Pengelolaan wilayah pesisir terpadudinyatakan sebagai proses pemanfaatan
sumberdaya pesisir serta ruang yang memperhatikanaspek konservasi dan
keberlanjutannya. Adapun konteks keterpaduan meliputi dimensi
sektor,ekologis, hirarkhi pemerintahan, antar bangsa/negara, dan disiplin ilmu.
Masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir atau sering disebut masyarakat
pesisir menjadi bagianpenting dalam ekosistem pesisir. Komponen terbesar
dari masyarakat pesisir adalah nelayanyang memiliki ketergantungan yang
besar terhadap keberlanjutan sumberdaya alam pesisir.
Harahap (1992,1993,1994,) telah melakukanserangkaian penelitian yang
berkaitan dengan kemiskinan masyarakat pesisir di tiga desa diPantai Timur
Sumatera Utara.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penyebabkemiskinan mereka
adalah faktor budaya dan degradasi sumberdaya. Degradasi sumberdayaseperti
rusaknya ekosistem mangrove dan perikanan sebagian diakibatkan oleh
penggunaan alattangkap perikanan yang destruktif, aktivitas illegal lodging
alih fungsi lahan menjadi tambak danperkebunan sawit. Berdasarkan kondisi
spesifik dan kemiskinan yang seakan menjadi trade mark komunitas di pesisir,
maka pemahaman lebih jauh tentang pengelolaan wilayah pesisir menjadi
penting.
Masing-masing karakteristik tipe pemilikan dan penguasaan sumberdaya
pesisir ini turut menentukan bagaimanacara pengelolaan wilayah pesisir
dilakukan. Konflik yang berkaitan dengan penguasaansumberdaya alam laut
sering kali muncul misalnya seperti kasus di Kepulauan Kei, MalukuTenggara.
(Adhuri, 2005). Dalam tulisannya Adhuri menyatakan ada dua tantangan
dalammempraktekkan manajemen sumberdaya laut secara berkelanjutan yaitu
pertama, kesadaranyang ditunjukkan oleh pelaku akan pentingnya manajemen
3

yang berkelanjutan dan berkeadilantidak tampak pada stakeholder (termasuk


aparat militer dan birokrasi daerah) di daerah. Kedua,terdapatnya kontestasi di
antara semua kelompok yang terkait dengan pemanfaatan sumber dayalaut.
Pada arena kontestasi ini tampaknya masing-masing kelompok cenderung
saling mengklaimhak khusus mereka terhadap sumberdaya laut dan menafikan
klaim dari pihak-pihak lain.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Wilayah Laut Dan Pesisir?
2. Pengelolaan Pesisir Pantai Berbasis Masyarakat?
3. Cara Pengelolaan Pesisir Pantai Berbasis Masyarakat?
4. Perinsip-Perinsip Pengelolaan Pesisir Pantai Berbasis Masyarakat?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Wilayah Laut Dan Pesisir
2. Untuk Mengetahui Pengelolaan Pesisir Pantai Berbasis Masyarakat
3. Untuk Mengetahui Cara Pengelolaan Pesisir Pantai Berbasis Masyarakat
4. Untuk Mengetahui Perinsip-Perinsip Pengelolaan Pesisir Pantai Berbasis
Masyarakat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Wilayah Laut Dan Pesisir

Wilayah pesisir diartikan sebagai wilayah dimana daratan berbatasan


dengan lautan yaitu batas kearah daratan meliputi wilayah-wilayah yang
tergenang air maupun yang tidak tergenang air yang masih terpengaruh oleh
proses laut seperti pasang surut, angin laut, dan intrusi garam. Sementara batas
kearah lautan adalah daerah yang terpengaruhi oleh proses-proses alami di
daratan seperti sendimentasi dan mengalirnya air tawar kelaut serta daerah-
daerah laut yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan.
Kawasan pesisir pada dasarnya merupakan batasan (Interface) antara kawasan
laut dan darat yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi satu sama lainnya
baik secara bio-geofisik maupun social-ekonomi yang menyediakan barang
dan jasa (Goods and services) bagi komunitas pesisir dan pemanfaat lainnya
(Beneficiaries).
Dengan demikian kawasan pesisir dapat diartikan sebagai kawasan
peralihan ekosistem darat dan laut yang saling mempengeruhi dimana kearah
12 mil dari garis pantai untuk provinsi dan sepertiga dari wilayah laut untuk
kabupaten kota dan ke arah darat batas administrasi kabupaten/kota dengan
karakteristik kearah darat dapat meliputi wilayah daratan baik kering mapun
terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut. Sementara ke arah
laut perairan pesisir mencakup wilayah terluar dari wilayah paparan benua
yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alamiah yang terjadi berasal dari
daratan
Adanya kondisi seperti ini sangat mendukung bagi wilayah pesisir dijadikan
daerah yang potensial dalam pengembangan wilayah keseluruhan. Hal ini
menunjukan garis batas nyata wilayah pesisir tidak ada. Batas wilayah pesisir

4
5

hanyalah garis khayalan yang letaknya ditentukan oleh kondisi dan situasi
setempat.

B. Pengelolaan Pesisir Pantai Berbasis Masyarakat


Pengelolaan pesisir pantai berbasis masyarakat adalah suatu
pengoordinasian perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian
sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil yang dilakukan oleh Pemerintah dan
Pemerintah Daerah, antarsektor, antara ekosistem darat dan laut, serta antara
ilmu pengetahuan dan manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat .
Pengelolaan pesisir pantai sangat penting untuk menjaga kelestarian ekosistem
laut dan sekaligus menjaga sumber daya alam yang ada di dalamnya.
Salah satu model pengelolaan wilayah pesisir yang sedang dikembangkan
di Indonesia adalah pengelolaan berbasis masyarakat. Pengelolaan wilayah
pesisir berbasis masyarakat melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam
pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan wilayah pesisir.
Dalam model ini, masyarakat lokal diberikan kesempatan untuk mengelola
sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil yang ada di sekitar mereka. Dengan
demikian, masyarakat lokal dapat merasakan manfaat langsung dari
pengelolaan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil yang ada di sekitar
mereka

C. Cara Pengelolaan Pesisir Pantai Berbasis Masyarakat


Dengan cara alternatif usaha yang dalam pengelolaan sumberdaya pesisir
pantai berbasis masyarakat dapat mencakup sektor perikanan, peternakan,
pertanian, dan pariwisata. Usaha-usaha tersebut harus memperhatikan aspek
lingkungan dan ekonomi yang berkelanjutan. Selain itu, lima tingkatan
penyadaran dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka pengelolaan
sumberdaya berbasis masyarakat dapat dilaksanakan yaitu: :
1. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memberikan alternatif
usaha yang secara ekonomis menguntungkan dan tidak merusak
lingkungan,
6

2. memberi masyarakat akses terhadap informasi sumberdaya alam, pasar


dan perlindungan hukum,
3. menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti
pelestarian ekosistem pesisir/laut,
4. menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga
dan melestarikan ekosistem pesisir dan laut dan
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola dan melestarikan
ekosistem laut.

D. Perinsip-Perinsip Pengelolaan Pesisir Pantai Berbasis Masyarakat


Prinsip-prinsip dasar yang penting dilaksanakan dalam pengelolaan berbasis
masyarakat yaitu:
1. Keterpaduan: Pengelolaan pesisir pantai harus dilakukan secara terpadu
dan menyeluruh, melibatkan semua pihak yang terkait, baik pemerintah,
masyarakat, maupun sektor swasta.
2. Desentralisasi pengelolaan: Pengelolaan pesisir pantai harus dilakukan
secara desentralisasi, dengan memberikan kewenangan kepada
pemerintah daerah dan masyarakat setempat.
3. Pembangunan berkelanjutan: Pengelolaan pesisir pantai harus dilakukan
secara berkelanjutan, dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan.
4. Keterbukaan dan peran serta masyarakat: Pengelolaan pesisir pantai
harus dilakukan secara transparan dan partisipatif, dengan melibatkan
masyarakat dalam setiap tahapan pengambilan keputusan.
5. Kepastian hukum: Pengelolaan pesisir pantai harus dilakukan dengan
memperhatikan aspek hukum dan regulasi yang berlaku.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut. Ke
arah darat wilayah pesisirmeliputi bagian daratan, baik kering maupun
terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat lautseperti pasang surut,
angin laut, dan perembesan air asin. Sedangkan ke arah laut wilayah
pesisirmencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses
alami yang terjadi di daratseperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun
yang disebabkan oleh kegiatan manusia di daratseperti penggundulan hutan
dan pencemaran.
Pengelolaan pesisir pantai berbasis masyarakat adalah suatu
pengoordinasian perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian
sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil yang dilakukan oleh Pemerintah
dan Pemerintah Daerah, antarsektor, antara ekosistem darat dan laut, serta
antara ilmu pengetahuan dan manajemen untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat . Pengelolaan pesisir pantai sangat penting untuk
menjaga kelestarian ekosistem laut dan sekaligus menjaga sumber daya
alam yang ada di dalamnya. Pengelolaan wilayah pesisir berbasis
masyarakat melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan
keputusan dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan wilayah pesisir. Dalam
model ini, masyarakat lokal diberikan kesempatan untuk mengelola sumber
daya pesisir dan pulau-pulau kecil yang ada di sekitar mereka.

7
8

B. SARAN
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya partisipasi
dalam pengelolaan pesisir pantai. Informasi tentang program, peran
masyarakat, dan cara melaporkan masalah harus ditindak lanjuti.
Melakukan upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan melalui berbagai
penegakan aturan dan persyaratan dalam pengelolaan suatu objek wisata
Melakukan pelatihan dan program penyuluhan untuk masyarakat dalam
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan dalam
pengelolaan pantai pesisir
Meningkatkan kerjasama antara pemerintah terkait dan masyarakat
setempat dalam pengelolaan pesisir pantai. Misalnya, melakukan pengaspalan
jalan masuk lokasi wisata dan penertiban tempat parkir.
DAFTAR PUSTAKA

Bengen, D. G. 2002.Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Lautan.


Pusat KajianSumberdaya Pesisir dan Lautan IPB. Bogor

Adhuri, Dedi Supriadi. 2005.Perang-perang Atas Laut, Menghitung Tantangan


padaManajemen Sumberdaya Laut di Era Otonomi : Pelajaran dari
Kepulauan Kei, MalukuTenggara. Dalam Jurnal Antropologi Indonesia
Vol 29, No.3. Hal.300-308

Harahap, R.Hamdani. 1994.Orientasi Nilai Budaya Nelayan Propinsi Sumatera


Utara(Studi Perbandingan Terhadap Masyarakat Nelayan Desa Jaring
Halus, KecamatanSecanggang, Kabupaten Langkat dan Masyarakat
Nelayan Cina di Desa SungaiBerombang, Kecamatan Panai Hilir,
Kabupaten Labuhan Batu).Laporan Penelitian.Lembaga Penelitian USU

Harahap, R.Hamdani. 1993.Kearifan Ekologi Masyarakat Nelayan Desa Jaring


Halus,Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera
Utara.LaporanPenelitian. Lembaga Penelitian USU.

Harahap, R.Hamdani. 1992.Nelayan dan Kemiskinan (Studi Antropologis Di Desa


PaluhSibaji, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang ). Laporan
Penelitian. LembagaPenelitian USU.

Anda mungkin juga menyukai