Dewi Rohmawati
(022010059)
Juni, 2022
Fakultas Teknik
Website: www.unisla.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN
Nim : 022010059
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat PKN Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Islam Lamongan.
Pendamping Mahasiswa
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan Laporan Studi
Ekskursi.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam laporan pratikum ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritikan, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang akan kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya
saran yang membangun
Semoga laporan pratikum ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya.
Penyusun
ii
Daftar Isi
LAMPIRAN ...................................................................................................................13
iii
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Pemasangan Pasangan Batu.......................................................................... 6
Gambar Pemberian materi dari PT. ADHI KARYA terhadap peserta SE......................13
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Daerah pantai merupakan lokasi yang strategis bagi kehidupan manusia karena
banyaknya aktivitas dan sumber daya yang bergantung pada keberadaan dan posisi geografis
sebuah pantai. Kerusakan yang terjadi pada suatu daerah pantai dapat mempengaruhi kondisi
kehidupan suatu daerah, sehingga pencegahan dan penanggulangan kerusakan menjadi hal
yang sangat penting dalam pembangunan suatu daerah. Salah satu penyebab rusaknya daerah
pantai adalah pengikisan tebing-tebing pantai oleh gelombang. Secara alami, tebing pantai
berfungsi sebagai pertahanan alami (natural coastal defence) terhadap hempasan gelombang.
Pemanasan global yang terjadi, yang berdampak pada perubahan iklim global akan
berpengaruh terhadap banyak morfologi pantai. Selain itu, dampak dari fluktuasi gelombang
di zona pantai atau muara dapat mengakibatkan genangan banjir di daerah dataran rendah
maupun memicu respon morfodinamik seperti erosi pantai.
Ombak yang besar yang ada di Pelabuhan Perikanan Nasional (PPN) disebabkan
oleh angin laut yang berhembus dengan kencang yang dapat mengganggu kondisi ekonomi
masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan serta dapat mengganggu
kenyamanan pengendara yang melintasi jalan nasional yang berada di sekitar pantai
tersebut, sehingga kunjungan Studi Ekskursi (SE) ini mengenai penanganan masalah ombak
yang mana dibangunya Breakwater yang bertujuan sebagai pemecah gelombang buatan
bertujuan untuk memaksimalkan para nelayan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.
1
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada laporan ini adalah alasan mengapa memilih tetrapod sebagai
pemecah ombak di Pelabuhan Perikanan Nasional.
Bertujuan untuk memberikan gambaran umum dalam tata penyusunan Tetrapod bagi
peserta Studi Ekskursi yang ada di Pelabuhan Perikanan Nasional.
Manfaat dari penulisan ini untuk mengetahui tata penyusunan Tetrapod yang ada di
Pelabuhan Perikanan Nasional.
2
BAB II
Pada pembanguna Breakwater ini karena kunjungan kerja Bapak Presiden Republik
Indonesia di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong Kec. Brondong perihal usulan
masyarakat nelayan untuk dilakukan pembangunan breakwater.
Pada peta lokasi pekerjaan yang dilakukan pembangunan Breakwater 170 meter
disisi timur dan 50 meter disisi utara dengan nilai kontrak Rp. 103.175.389.306,00 (Seratus
Tiga Milyar Seratus Tujuh Puluh Lima Juta Tiga Ratus Delapan Puluh Sembilan Ribu Tiga
3
Ratus Enam Rupiah). Dengan masa pelaksanaan 464 hari dengan lingkup pekerjaan adalah
pekerjaan persiapan, penyelenggara SMK3 dan Pekerjaan Breakwater.
Untuk pemasangan geotextile digunakan secara manual atau dengan orang kerja.
Geotextile harus digelar secara melintang, sesudah itu geotextile harus digelar diatas matras
bambu dalam keadaan terhampar tanpa gelombang atau kerutan. Dan pada matras babu
pemasangan geotekstil dapal dilakukan secara fleksibel (melintang atau memanjang).
Geotextile dapat di potong terlebih dahulu ditempat yang memungkinkan. Hal ini bertujuan
untuk lokasi yang sulit untuk dilakukan pemotongan dan penyambungan. Penyambungan
geotextile yang satu ke lainnya dapat dilakukan dengan cara saling melewati (overlap) atau
dengan cara dijahit (sewn). Dengan metode overlap, jarak minimal yang overlapnya adalah
30 cm – 100 cm, langkah ini tergantung dengan kondisi subgrade dan teknik pelaksanaan.
Penjahitan dilapangan biasanya memerlukan tiga sampai empat pekerja. Panel yang
belum dijahit dapat disiapkan di gudang (workshop) dalam berbagai macam panjang dan
lebar yang diperlukan. Setelah geotextile selesai pasang dengan rapih, langkah selanjutnya
4
adalah menebar dan menembpatkan agregat yang sudah kita pilih untuk diletakkan diatas
geotextile.
Pekerjaan Pasangan Batu Gunung Pekerjaan pasangan batu gunung ini dikerjakan
dengan menggunakan alat berat seperti excavator , gunanya untuk memindah dan menyusun
batu gunung dengan baik sesuai dengan gambar rencana dan disetujui oleh konsultan
pengawas. Adapun cara lain dalam pelaksanaan pekerjaan struktur secara keseluruhan
dilakukan dari laut menggunakan tongkang dan crane sebagai alat pemindah material.
Material atau bahan-bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini. diutamakan produksi
dalam negeri yang memenuhi persyaratan teknis yang dibutuhkan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS).
Apabila penyedia barang/jasa mengajukan material lain yang akan digunakan, maka mutunya
harus minimal sama dengan yang disyaratkan dalam kontrak, dan sebelum mendatangkan ke
lokasi pekerjaan penyedia barang/jasa memberitahukan kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan (sepanjang memenuhi persyaratan teknis).
Batu yang dipakai adalah batu gunung/belah, spesifikasi di sesuikan dengan spesifikasi yang
telah di tetapkan yakni :
a. Batu belah/batu gunung yang dipakai pada pekerjaan adalah seperti yang ditunjukkan
dalam gambar-gambar seperti pasangan batu pada lapisan lindung batu pada
bangunan pemecah gelombang (breakwater).
b. Batu gunung yang digunakan haruslah batu alam hasil pecahan dengan muka minimal
3 sisi dan bukan batu glondong, harus bersih dan keras, tahan lama menurut
persetujuan Pengguna Barang/Jasa, serta bersih dari campuran besi, noda-noda,
lubang-lubang, pasir, cacat atau ketidaksempurnaan lainnya.
Ukuran batu yang akan digunakan untuk struktur bangunan pemecah gelombang lapis
pertama adalah dengan berat >1000 kg, sedangkan untuk lapis kedua digunakan batu dengan
berat antara 100 – 200 kg
5
METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu boulder berat 100-200 kg akan kami laksanakan
dengan menggunakan alat berat jenis excavator, loader dan alat bantu lain atau sesuai dengan
arahan pemilik pekerjaan.
Selaku penyedia jasa akan bertanggung jawab dengan sepenuhnya atas keselamatan
dan kesehatan tenaga pekerja terutama pada saat pemasangan batu boulder berlangsung,
dengan cara memberikan perlengkapan SMK3 pada setiap pekerja dengan menyediakan
sepatu both (menghindari kaki tertimpa atau kejatuhan batu), sarung tangan (menghindari
tangan pekerja tertusuk bagian runcing batu), kaca mata (menghindari mata pekerja dari
percikan pecahan batu) Helm (mencegah pekerja kejatuhan batu dikepala), jaket rompi warna
6
(untuk tanda signal para pekerja agar mudah terlihat terutama oleh Operator alat Berat) serta
masker (yang berguna untuk pekerja terhirup abu batu) dll.
7
Adapun cara lain dalam pelaksanaan pekerjaan struktur secara keseluruhan dilakukan
dari laut menggunakan tongkang dan crane sebagai alat pemindah material. Dalam
pengontrolan perletakkan berupa tetrapod harus benar- benar diatur dan diawasi agar
panataannya random tapi rapih.
Terlepas garis pantai terlindungi atau tidak, upaya menghentikan terjadinya abrasi
secara terus menerus perlu dilakukan langkah-langkah penanggulangannya. Terdapat banyak
metode dalam penanggulangan abrasi namun prinsip pokok penanggulangannya adalah
memecah gelombang atau meredam energi gelombang yang terjadi. Untuk mendapatkan type
pemecah/peredam energi gelombang yang efektif perlu dilakukan pengkajian yang mendalam
terhadap:
1. Pekerjaan tulangan
Pekerjaan tulangan meliputi :
Pemotongan tulangan
Pembengkokan tulangan
Perakitan
Penanaman angker
8
2. Bekisting
Bekisting meliputi :
Pembersihan dari kotoran
Pemberian oli
3. Pengecoran
Pengecoran meliputi :
Penuangan beton readymix ke bekisting
Pemadatan dengan menggunakan vibrator
4. Perawatan beton
Perwatan beton meliputi :
Pembongkaran bekisting
Penyemprotan dengan air
Pada pola pemasangan tetrapod itu sendiri terbagi menjadi dua type yang meliputi :
a. Tetrapod 800 kg, yang mana jenis tetrapod ini menghadap sisi luar atau langsung
menghadap ke laut lepas.
b. Tetrapod 500 kg, yang mana jenis tetrapod ini menghadap sisi dalam pelabuhan.
Dalam perletakkan berupa tetrapod harus benar- benar diatur dan diawasi agar
panataannya random tapi rapih. Untuk pola yang ada di kepala memiliki perbandingan
kemiringan 1:1,5. Sedangkan pola yang berada di badan memiliki perbandingan kemiringan
1:2.
9
BAB III
KEGIATAN EKSKURSI
Kondisi proyek pada saat studi ekskursi memiliki progress realisasi fisik sebesar
31,178%. Dengan meliputi selesainya pengurugan sisi utara, sedangkan untuk sisi timur
masih tahap pengurugan dengan pasangan batu 100-200 kg. Untuk pengaplikasian tetrapod
sendiri masih di sisi utara, sedangkan sisi timur belum masuk ketahap pengaplikasian
dikarenakan masih belum tuntasnya 100% tahap pengurugan.
Untuk fokus Studi Ekskursi ini mengamati pembangunan breakwater yang berada di
Pelabuhan Perikanan Nasional Brondong, bertujuan sebagai pemecah gelombang buatan.
Pada pembangunan breakwater ini bermanfaat untuk melindungi kolam Pelabuhan seluas
17,2 Ha. yang bermanfaat bagi masyarakat nelayan di Kecamatan Brondong dan sekitarnya,
yang mana sebagai penunjang perdagangan perikanan bagi nelayan dan industri perikanan
setempat, Kabupaten amongan sendiri memiliki perikanan yang cukup besar.
10
BAB IV
4.1. Kesimpulan
1. Tipe breakwater rencana berupa breakwater sisi miring. Bangunan dari tumpukan.
batu yang bagian terluarnya diberi pelindung yang terbuat dari batu-batu ukuran
besar, blok beton, atau batu buatan yang terbuat dari beton dengan bentuk khusus
tetrapod.
2. Berdasarkan pola penyusunan tetrapod utuk pola yang ada di kepala memiliki
perbandingan kemiringan 1:1,5. Sedangkan pola yang berada di badan memiliki
perbandingan kemiringan 1:2.
3. Sesuai dengan fungsinya sebagai sebuah bangunan breakwater, breakwater sebagai
peredam gelombang ombak yang bermanfaat untuk melindungi kolam Pelabuhan
seluas 17,2 Ha.
4.2. Saran
1. Masih terbatasnya data penunjang mengenai bangunan breakwater, sehingga
menyulitkan dapat penyusunan laporan SE.
2. Untuk Seksi DekDok mohon lebih fokus memdokumentasikan studi yang dilapangan,
padahal sudah diberi izin oleh pihak kontraktor untuk membawa kamera.
3. Mohon untuk perhatiannya dan segala hormat untuk panitia lebih difokuskan studi
ekskursi ini sebagai sarana penambah ilmu bukan sebagai sarana rekreasi dan
bermain.
11
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, N. (2006). Konstruksi Bangunan Laut dan Pantai Sebagai Alternatif Perlindungan
Daerah Pantai. SMARTek, 4(1).
Yannovita, W., Besperi, B., & Gunawan, G. (2017). Desain Breakwater Sisi Miring Sebagai
Upaya Mengantisipasi Limpasan Air Laut Pada Bangunan Revetment Di Pantai
Malabero Kota Bengkulu. Inersia, Jurnal Teknik Sipil, 9(2), 1–10.
Refi, A. (2013). Analisis Break Water Pada Pelabuhan Teluk Bayur Dengan Menggunakan
Batu Alam, Tetrapod, Dan A-Jack. Jurnal Momentum, 15(2).
12
LAMPIRAN
13
Gambar Presentasi Peserta SE
Gambar Peserta SE
14