II.1. UMUM
Secara umum lingkup kegiatan konsultan pada kegiatan Penyusunan AMDAL Pembangunan
Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 1 ini adalah:
a. Konsultan harus memahami semua data dan dokumen yang telah disusun yang
berkaitan dengan perencanaan (desain), dokumen lingkungan yang telah ada dalam
lingkup pekerjaan pembangunan pengaman pantai di Ibukota Negara.
b. Membantu PPK Perencanaan PTPIN, SNVT Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota
Negara dalam melaksanakan penyusunan AMDAL Pembangunan Terpadu Pesisir
Ibukota Negara Tahap 1 dan melakukan penyusunan dokumen (ANDAL, RKL – RPL,
AMDAL) serta sosialisasi agar rencana pekerjaan pembangunan pengaman pantai pada
lokasi tersebut dapat berjalan dengan baik.
c. Memberi saran dan masukan kepada PPK Perencanaan PTPIN, SNVT Pembangunan
Terpadu Pesisir Ibukota Negara jika terdapat permasalahan yang menyangkut dokumen
lingkungan, isu sosial dan ekonomi serta permasalahan non teknis lainnya yang terjadi
selama rencana pelaksanaan kegiatan.
d. Melakukan kajian dan memberi saran kepada PPK Perencanaan PTPIN, SNVT
Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara pada desain yang telah ada untuk
mengurangi dampak bagi masyarakat di lokasi rencana pelaksanaan kegiatan.
e. Menyusun agenda sosialisasi dan membantu koordinasi dengan instansi terkait, baik
pada tingkat provinsi, kabupaten, kotamadya, kecamatan maupun kelurahan.
f. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat pada lokasi rencana pembangunan pengaman
pantai di Ibukota Negara.
g. Pengurusan sertifikasi AMDAL dari Komisi AMDAL.
h) Survey dan Analisis Sosial Ekonomi di sekitar lokasi yang terkena dampak untuk
masing-masing Provinsi Banten dan DKI Jakarta.
E. Penyusunan Dokumen Andal
Dokumen Andal harus dapat menyampaikan:
a) Pendahuluan yang memuat ringkasan deskripsi rencana kegiatan
b) Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal
c) Prakiraan Dampak Penting
d) Evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan
F. Penyusunan Dokumen RKL – RPL
RKL-RPL harus memuat mengenai upaya untuk menangani dampak dan memantau
komponen lingkungan hidup yang terkena dampak terhadap keseluruhan dampak, bukan
hanya dampak yang disimpulkan sebagai dampak penting dari hasil proses evaluasi holistic
dalam Andal. Sehingga untuk beberapa dampak yang disimpulkan sebagai bukan dampak
penting, namun tetap memerlukan dan direncanakan untuk dikelola dan dipantau (dampak
lingkungan hidup lainnya), maka tetap perlu disertakan rencana pengelolaan dan
pemantauannya dalam RKL-RPL.
G. Penyusunan Dokumen AMDAL
Dokumen AMDAL terdiri dari: Dokumen Kerangka Acuan, Dokumen Andal, dan
Dokumen RKL-RPL. Secara umum Studi AMDAL ini akan mengkaji semua aspek yang
diperlukan dalam penyusunan dokumen AMDAL. Dampak penting yang diperkirakan akan
terjadi sesuai dengan masing-masing tahapan kegiatannya antara lain sebagai berikut:
a) Pada tahap pra konstruksi, dampak penting yang diperkirakan akan terjadi antara
lain:
1) Persepsi masyarakat terhadap perubahan akibat pekerjaan terutama bila ada
pembebasan lahan yang harus diselesaikan
b) Pada tahap konstruksi, dampak penting yang diperkirakan akan terjadi antara lain:
1) Kesempatan kerja masyarakat meningkat
2) Peningkatan pendapatan masyarakat dan pemerintah daerah
3) Perubahan mata pencaharian masyarakat setempat
4) Jumlah penduduk di sekitar lokasi meningkat
5) Gangguan biota darat dan perairan
6) Perubahan sistem hidrologi
7) Perubahan kondisi sosial ekonomi
8) Perubahan kondisi lingkungan
9) Perubahan kualitas kesehatan masyarakat yang ada di sekitar lokasi
Pembangunan Pengaman Pantai (area publik)
c) Pada tahap pasca konstruksi sesaat sebelum pengoperasian dan pemeliharaan
diperkirakan dapat menimbulkan dampak sosial yang negatif, jika masyarakat
mendapati kenyataan yang berbeda dengan persepsi mereka pada tahap pra
konstruksi maupun saat konstruksi.
d) Tahap operasional dan pemeliharaan juga mempunyai potensi menimbulkan
dampak yang bersumber dari antara lain:
1) Kewenangan yang mengoperasikan, memelihara dan mengelola.
2) Pemanfaatan air dan badan air
H. Sertifikasi AMDAL dari Komisi AMDAL
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, proses
Izin Lingkungan diintegrasikan dalam proses penilaian Amdal. Penilaian Amdal dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut:
a) Penerimaan dan Penilaian KA secara administratif;
b) Penilaian KA secara teknis;
c) Persetujuan KA;
d) Penerimaan dan penilaian permohonan Izin Lingkungan dan dokumen Andal dan
RKL-RPL secara administratif;
e) Penilaian Andal dan RKL-RPL secara teknis;
f) Penilaian kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup Berdasarkan Andal dan
RKL-RPL; dan
g) Penyampaian rekomendasi hasil penilaian kelayakan atau Ketidaklayakan
lingkungan hidup.
II.4. PERALATAN
Semua personil yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan supervisi konstruksi ini harus
disediakan oleh pihak Konsultan, dengan spesifikasi yang dijelaskan pada BAB III. Begitu juga
peralatan-peralatan yang diperlukan selama melaksanakan pekerjaan supervisi konstruksi ini
harus disediakan oleh pihak Konsultan untuk menunjang kelancaran pekerjaan, di antaranya:
a. Sewa kendaraan bermotor roda empat sebanyak 2 (dua) unit, yang akan digunakan
sebagai penunjang kegiatan Penyusunan AMDAL Pembangunan Terpadu Pesisir
Ibukota Negara Tahap 1 selama masa kontrak dengan spesifikasi teknis sebagai
berikut : minibus kapasitas 6 (orang) s.d 8 (orang) termasuk pengemudi.
b. Sewa kendaraan bermotor roda dua sebanyak 2 (dua) unit, yang akan digunakan
sebagai penunjang kegiatan Penyusunan AMDAL Pembangunan Terpadu Pesisir
Ibukota Negara Tahap 1 selama masa kontrak.
c. Sewa kantor untuk mendukung pelaksanaan Penyusunan AMDAL Pembangunan
Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 1 selama masa kontrak.
d. Sewa komputer laptop dan printer sebanyak 3 (tiga) unit untuk mendukung
pelaksanaan pekerjaan Penyusunan AMDAL Pembangunan Terpadu Pesisir
Ibukota Negara Tahap 1 selama masa kontrak.
e. Pengadaan barang habis pakai berupa kertas dan alat tulis kantor sebanyak 1 (satu)
set setiap bulan yang digunakan sebagai penunjang kegiatan Penyusunan AMDAL
Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 1 selama masa kontrak.
f. Pengadaan bahan computer supply sebanyak 1 (satu) set setiap bulan selama masa
kontrak yang digunakan sebagai penunjang kegiatan Penyusunan AMDAL
Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 1.
g. Sewa dua (dua) set kamera, yang akan digunakan sebagai perangkat untuk
mendokumentasikan setiap kegiatan pekerjaan Penyusunan AMDAL
Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 1, berupa foto dan video
selama masa kontrak. Serta pengadaan memory card dan harddisk external sebagai
perangkat penyimpanan file dokumentasi.
h. Pengadaan data sekunder sebagai penunjang kegiatan Penyusunan AMDAL
Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 1.
i. Pembayaran biaya telepon/fax/HP sebagai penunjang kegiatan Penyusunan
AMDAL Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 1 selama masa
kontrak.
A. Tenaga Ahli/Profesional
Tenaga Profesional untuk mendukung pekerjaan ini sebanyak 54 Man Month, terdiri dari :
1. Ketua Tim Konsultan/Team Leader; 1 Orang
Seorang Sarjana Teknik Lingkungan atau Ilmu Lingkungan Strata 2 (S2) lulusan
Universitas Negeri atau Universitas Swasta yang telah disamakan dengan
pengalaman kerja sebagai Tim Penyusun AMDAL sekurang-kurangnya 4 tahun,
serta berpengalaman sebagai Ketua Tim minimal 2 kali. Sebagai Ketua Tim, tugas
utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota Tim
Kerja dalam pelaksanaan pekerjaan.
Harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) sebagai Ahli Madya Lingkungan yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi yang terakreditasi di LPJK dengan klasifikasi
bidang yang sesuai. Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim :
• Ketua Tim berkewajiban melaksanakan koordinasi dan konsultasi kepada Pejabat
Pembuat Komitmen atau Direksi Konsultan selama pelaksanaan pekerjaan dan
melaporkan kemajuan dan keuangan kegiatan, permasalahan yang timbul selama
pelaksanaan kegiatan serta rencana pelaksanaan kegiatan di masa mendatang;
• Ketua Tim bertugas mengkoordinasi para tenaga ahli, para asisten dan para staf
pendukung kegiatan ini. Ketua tim selama pelaksanaan kegiatan harus terus berada
di lapangan atau di kantor konsultan yang berada di Kota Jakarta;
• Melakukan evaluasi rencana kerja dan kegiatan para tenaga ahli;
• Menganalisis dan menginterprestasikan semua data dan informasi serta tanggung
jawab dalam menentukan hasil evaluasi yang berkaitan dengan lingkup pekerjaan
bersama tenaga ahli lainnya;
• Ketua Tim berkewajiban melaporkan setiap laporan yang harus diserahkan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen dan bertanggung jawab apabila terjadi keterlambatan.
2. Ahli Hidrologi; 1 Orang
Seorang Sarjana Teknik Sipil atau Teknik Pengairan Strata 1 (S1) lulusan
Universitas Negeri atau Universitas Swasta yang telah disamakan dengan
pengalaman kerja sekurang-kurangnya 4 tahun dalam pekerjaan penyusunan
AMDAL dan/atau analisa hidrologi. Selain itu, Seorang Ahli Hidrologi harus dapat
melakukan analisis, melakukan review desain, perhitungan engineering serta
evaluasi di bidang pantai.
Harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) sebagai Ahli Muda Sumber Daya Air
yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi yang terakreditasi di LPJK dengan
klasifikasi bidang yang sesuai. Tugas dan Tanggung Jawab Ahli Hidrologi:
• Membantu Team Leader dan bertanggung jawab melakukan analisis hidrologi;
• Membantu Ahli Teknik Lingkungan dalam melakukan analisis data hidrologi
selama menyusun dokumen AMDAL;
• Mempelajari dengan seksama hidrologi dan hidrolika pantai, serta mengumpulkan
data sekunder dan referensi yang ada;
• Memberi rekomendasi teknis apabila dibutuhkan baik dari PPK maupun Direksi
Konsultan.
IV.9. DISKUSI/RAPAT-RAPAT
Konsultan harus mengadakan diskusi/presentasi kepada Pengguna Jasa atau wakilnya yang
ditunjuk. Pokok permasalahan yang dibahas adalah mengenai pekerjaan yang telah
diselesaikan (progress report) sekaligus menyampaikan alternatif pilihan guna memperoleh
persetujuan, permasalahan/ hambatan yang ditemukan/ dihadapi, serta pengajuan program
kerja selanjutnya. Diskusi yang dilaksanakan diantaranya:
a. Diskusi RMK;
b. Diskusi Pendahuluan;
c. Diskusi Interm;
d. Diskusi Konsep Laporan Akhir;
e. Diskusi PKM, dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali sebagai syarat dokumen Ka Andal;
f. Diskusi Fasilitasi, sebagai sarana sidang teknis dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali.