Anda di halaman 1dari 26

PT.

VALE INDONESIA

SIMULASI RTD DI SERI BENDUNGAN


2019 SUNGAI LARONA

Sub Tema : Kelalaian dan Bencana Terkait


Bendungan

ENGINEERING, MAINTENANCE & UTILITIES DEPARTMENT – DP. 41

Sorowako – Sulawesi Selatan


LEMBAR PENGESAHAN

SIMULASI RTD DI SERI BENDUNGAN SUNGAI LARONA

Disusun Oleh:

ANOM PRASETIO, ST, MT. BN. 8195


Ir. PAMRIH PAMMU, MT. BN. 5696

SOROWAKO, 11 September 2019

Mengetahui,
General Manager Utilities Operation

Ir. Pamrih Pammu, MT.


BN. 5696

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................iiv
ABSTRAK..............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PERENCANAAN DAN PERSIAPAN SIMULASI ................................. 4
2.1 Umum...................................................................................................... 4
2.2 Persiapan Simulasi .................................................................................. 5
2.3 Pelaksanaan Simulasi .............................................................................. 6
BAB III PELAKSANAAN SIMULASI.................................................................. 9
3.1 Umum...................................................................................................... 9
3.2 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................................ 9
3.3 Lokasi Kegiatan .................................................................................... 10
3.4 Teknis Acara Simulasi .......................................................................... 13
3.5 Dokumentasi Dan Film ......................................................................... 13
BAB IV PENUTUP.............................................................................................. 14
4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 14
4.2 Rekomendasi ......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 16
LAMPIRAN .......................................................................................................... 17

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi 3 Danau dan 3 Bendungan PT. Vale Indonesia ....................... 2
Gambar 1.2 Bendungan Seri Sungai Larona ........................................................... 3
Gambar 2.1 Flow Chart Proses Simulasi RTD........................................................ 8
Gambar 3.1 Lokasi Kegiatan Simulasi Bendungan Sungai Larona ...................... 11

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Skenario ......................................................................................... 2


Tabel 3.1 Rangkaian Kegiatan Simulasi RTD......................................................... 9
Tabel 3.2 Lokasi dan Kegiatan Simulasi ............................................................... 12
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Mewakili Institusi......................................................... 14
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Keseluruhan Peserta ..................................................... 15

iv
SIMULASI RTD DI SERI BENDUNGAN SUNGAI LARONA

Oleh :

Anom Prasetio, ST, MT.

Ir. Pamrih Pammu, MT.

ABSTRAK

Sesuai dengan Permen PUPR No. 27/PRT/M/2015 tentang BENDUNGAN Pasal 53 – 61


mengenai Rencana Tindak Darurat (RTD), bahwa setiap bendungan harus mempunyai
Tindak Darurat. Status Bendungan Seri Sungai Larona saat ini dalam kondisi “Aman”, dan
secara berkala dilakukan evaluasi oleh Pemerintah melalui Balai Keamanan Bendungan.
RTD dibuat hanya sebagai antisipasi apabila terjadi kegagalandan disiapkan sebagai mitigasi
guna meminimalkan dampak dan menghindari jatuhnya korban

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 24/2007 tentang Penanganan Bencana : “Setiap orang


harus selalu merasa aman”. Dengan dasar tersebut Pemerintah meyakinkan keselamatan
masyarakat hilir bendungan dengan merilis sertifikat operasi bendungan dan dievaluasi
setiap 5 tahun. Semua bendungan yang dikelola PTVI sudah memiliki Sertifikat Operasi dari
Kementrian Pekerjaan Umum. Pemerintah juga mensyaratkan setiap bendungan harus
memiliki RTD sebagai tindakan antisipasi jika kegagalan bendungan terjadi.

Sesuai dengan amanah Rapat Teknis Rencana Tindak Darurat Bendungan Seri Sungai
Larona yang dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2017, bahwa setelah penadatangan dokumen
Rencana Tindak Darurat oleh Bpk. Bupati Luwu Timur, maka Dokumen Rencana Tindak
Darurat tersebut akan ditindaklanjuti dengan rencana aksi bersama antara PTVI dan SKPD
yang terlibat dalam kelembagaan RTD Bendungan.

PTVI menindaklanjuti “Aksi Bersama” tersebut diwujudkan dengan mengadakan Simulasi


Rencana Tindak Darurat Bendungan Seri Sungai Larona yang diikuti oleh semua Institusi
yang tertulis dalam Dokumen Rencana Tindak Darurat Bendungan Seri Sungai Larona

Kata kunci : RTD, Simulasi

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Simulasi rencana tindak darurat sungai larona adalah metode pembelajaran atau
pendampingan yang memperagakan tindak darurat yang diperlukan apabila terjadi bencana
yang berkaitan dengan bendungan seri sungai larona dalam bentuk tiruan atau mirip dengan
kejadian yang sesungguhnya. Metode ini mirip dengan metode bermain peran, namun dalam
simulasi pemeran adalah pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dalam penanganan Tindak Darurat Sungai Larona yang tercantum dalam Buku Panduan
Rencana Tindak Darurat Bendungan Seri Sungai Larona.
Pemeriksaan visual oleh petugas operasi dan pemeliharaan (OP) bendungan dengan
segera melapokan setiap keadaan perilaku bendungan yang abnormal adalah merupakan
garis depan pertahanan untuk memastikan bahwa bendungan selalu dalam keadaan aman.
Walaupun petugas OP bendungan telah melakukan pemeriksaan bendungan secara rutin,
namun pengelola atau pemilik bendungan harus tetap selalu waspada menghadapi setiap
ancaman keamanan bendungan dan siap menghadapi kondisi terburuk bendungan berupa
kemungkinan runtuhnya bendungan. Untuk itu pemilik dan pengelola bendungan wajib
menyiapkan Rencana Tindak Darurat (RTD) yang akan menjadi acuan tindakan saat terjadi
kondisi darurat. RTD adalah dokumen formal yang memberikan petunjuk mengenai
berbagai kondisi darurat pada suatu bendungan dan upaya-upaya pencegahan terjadinya
keruntuhan bendungan serta pencegahan atau setidaknya upaya memperkecil jatuhnya
korban jiwa dan harta benda.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah-masalah yang perlu diperhatikan


adalah sebagai berikut :
a. Kesiapan PTVI untuk merespon secara cepat problem yang mengancam keamanan
bendungan dan respon efektif untuk mencegah terjadinya keruntuhan bendungan.
b. Kesiapan PTVI dan pihak pemerintah untuk mempersiapkan upaya-upaya untuk
memperkecil risiko jatuhnya korban jiwa dan mengurangi kerusakan property, bila
terjadi kegagalan bendungan.

Page | 1
1.3 Tujuan

Tujuan dari diselenggarakannya Simulasi Rencana Tindak Darurat Bendungan Seri


Sungai Larona adalah :
1. Sosialisasi Kesiapsiagaan Tindak Darurat Bendungan Seri Sungai Larona pada
masyarakat potensi resiko.
2. Menilai tindakan respon/reaksi masyarakat, baik indivdu maupun komunitas untuk
melakukan evakuasi yang terencana.
3. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam melaksanakan Operasi Tindak
Darurat sesuai dengan prosedur yang ada
4. Mengkaji kemampuan peralatan penunjang, komunikasi, sistem peringatan dini,
penunjang evakuasi, serta penunjang tanggap darurat
5. Mengkaji kerjasama antar institusi yang terlibat dalam Rencana Tindak Darurat Sungai
Larona.

Gambar 1.1 Lokasi 3 Danau dan 3 Bendungan PT. Vale Indonesia (PTVI, 2012)

Page | 2
Gambar 1.2 Bendungan Seri Sungai Larona (PTVI, 2012)

Ketiga Bendungan yang dimiliki oleh PTVI bermuara di sungai Larona, dan
berdasarkan perhitungan dan analisa yang diakukan oleh Lavalin yang dipakai sebagai dasar
pennyusunan Peta Rencana Tindak Darurat Bendungan Seri Sungai Larona , bila ketiga
bendungan tersebut bila mengalami kegagalan dengan kondisi paling ekstrem akan
berdampak pada 8 (delapan) desa yang akan tergenang.

Page | 3
BAB II
PERENCANAAN DAN PERSIAPAN SIMULASI

2.1 Umum

Sebelum memulai perencanaan simulasi, maka perlu dibentuk tim perencana. Tim
perencana terdiri dari pengarah, penanggung jawab, dan bidang perencanaan. Langkah
Perencanaan Simulasi adalah sebagai berikut :
a. Konsep Simulasi
Konsep simulasi dibuat untuk memberikan gambaran umum bagaimana proses dimulasi
nantinya dijalankan. Dalam konsep simulasi akan berisi tentang :
 Usulan metode simulasi
 Usulan Waktu Simulasi
 Usulan Panitia dan pihak-pihak yang dilibatkan saat simulasi
 Usulan Lokasi Simulasi
b. Konsultasi Konsep Simulasi
Konsultasi konsep simulasi dilakukan pada BPBD Kabupaten Luwu Timur. Konsultasi
dengan BPBD digunakan untuk mempertajam konsep simulasi yang diharapkan dengan
pertimbangan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing pihak
c. Penyusunan skenario
Skenario adalah acuan jalan cerita kejadian yang akan dipaia untuk keperluan simulasi
Pada dasarnya skenario peristiwa bencana mengacu pada Panduan Rencana Tindak Darurat
Sungai Larona
Skenario Simulasi tersebut mencakup :
 Jenis peristiwa yang mengakibatkan bencana
 Urutan peristiwa bencana (sebelum, selama dan sesudah peristiwa)
 Respon dan tindakan yang diperlukan sesuai dengan urutan peristiwa bencana
 Partisipan yang terlibat pada setiap urutan peristiwa bencana
Hasil skenario simulasi tersebut ditabelkan dalam bentuk yang terperinci hingga tindakan
yang dilakukan oleh masing-masing partisipan. Skenario dibuat berdasarkan kejadian yang
paling mungkin terjadi pada Bendungan Seri Sungai Larona

Page | 4
Tabel 2.1 Hasil Skenario (PTIK, 2018)

Pembuatan skenario harus sedetail mungkin mudah dipahami oleh partisipan yang
dilibatkan.
d. Koordinasi Instansi
Setelah skenario terselesaikan maka skenario tersebut akan dikoordinasikan pada instansi
yang terlibat (partisipan) dalam Simulasi Tindak Darurat Bendungan Seri Sungai Larona.
Koordinasi tersebut dimaksudkan untuk menyampaikan skenario & mendapatkan masukan
dari partisipan yang terlibat akan tidakan/respon yang telah ditulis dalam skenario sesuai
dengan job diskripsinya tiap bidang masing-masing. Koordinasi dengan Instasi tersebut juga
juga untuk memastikan kesiapan Instansi dalam mengikuti simulasi yang akan
diselenggarakan antara lain kesiapan Peralatan dan Bahan, Personil dan Waktu.

2.2. Persiapan Simulasi


Persiapan simulasi dimulai setelah perencanaan telah selesai dilakukan. Persiapan
Simulasi Tindak Darurat Bendungan Seri Sungai Larona meliputi :
a. Persiapan Lokasi, berupa pembersihan lokasi, setting lokasi sesuai dengan skenario yang
telah dibuat terlebih dahulu
b. Distribusi Undangan & Publikasi
Selain sebagai sarana latihan tanggap darurat, simulasi ini juga akan digunakan sebagai
sosialisasi kepada masyarakat berpotensi terdampak. Untuk itu sangat penting kehadiran
perwakilan dari masyarakat (tokoh maasyarakat) daerah terdampak untuk menyaksikan
acara simulasi ini. Undangan juga didistribusikan pada pengamat (obsesrver) dari BNPB
Provinsi Sulawesi Selatan dan ke Balai Bendungan di Jakarta.
c. Penyiapan personil yan terlibat
Jumlah partisipan yang telibat disesuaikan dengan skenario yang ditulis.
d. Persiapan Crew Penunjang
e. Mobilisasi

Page | 5
Beberapa peralatan simulasi yang memerlukan mobilisasi di mobilisasi terlebih dahulu
baik untuk persiapan latiah maupun simulasi.
f. Multimedia
Guna mempermudah penyampaian materi simulasi dan sosialisasi tanggap darurat pada
undangan maka peran multimedia sangat penting. Persiapan multimedia yang diperlukan
adalah :
 Pembuatan presentasi skenario yang digunakan saat brefing
 Pembuatan film tentang sosialisasi tindak darurat bendungan seri sungai larona yang
akan ditayangkan sesaat sebelum dimulainya simulasi
g. Setting Properti
Dikarenakan lokasi bendungan, lokasi sirine, lokasi daerah terdampak bukan pada lokasi
yang sama, maka sangat diperlukan properti yang dapat mewakili hal tersebut, sehingga
penyampaian kejadian saat simulasi bisa digambarkan sesuai dengan yang sebenarnya,
dan urutan penanganan yang sesuai Buku Panduan Rencana Tindak Darurat Bendungan
Seri Sungai Larona.
h. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bagian penting dari kegiatan Simulasi Tanggap Darurat
Bendungan Seri Sungai Larona ini. Kegiatan pendokumentasian akan dilakukan pada
keseluruhan tahap kegiatan mulai dari perencanaan, persiapan hingga pelaksanaan.
Dokumentasi saat pelaksanaan simulasi juga dilengkapi dengan catatan kronologi
simulasi secara mendetail (termasuk waktu penanganan yang tindak darurat saat simulasi)
hal ini sangat diperlukan guna keperluan evaluasi dan bahan referensi dalam melakukan
sistem tanggap bencana selanjutnya.

2.3. Pelaksanaan Simulasi


Setelah tahap persiapan simulasi selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah
memulai pelaksanaan Simulasi. Agar simulasi dapat berjalan dengan baik maka perlu
beberapa langkah antara lain :
a. Brefing & Pemahaman Skenario
Brefing dan pemahaman skenario dilaksanakan pada seluruh partisipan. Tujuan dari
Brefing dan Pemahaman Skenario ini adalah :
 Semua partisipan memahami skenario tanggap darurat bendungan sungai larona
 Semua partisipan dapat memahami peran dan tanggung jawab masing-masing

Page | 6
 Semua pertisipan siap melaksanakan simulasi tanggap darurat bendungan seri sungai
larona
 Semua partisipan memahami perlengkapan dan sarana prasarana pendukung simulasi
tanggap darurat Penanggung jawab untuk kegiatan brefing ini adalah panitia pelaksana
b. Latihan Bersama
Setelah semua partisipan menerima brefing dan memahami skenario,maka diadakan
latihan bersama . Latihan bersama ini ditujukan untuk :
 Digunakan sebagai tahap uji coba skenario yang telah ditulis
 Uji coba perlengkapan, peralatan dan properti yang digunakan dalam kondisi siap
digunakan
 Sebagai sarana koordinasi antar partisipan yang terlihat
Dalam latihan bersama ini perlu dihimbau pentingnya keterlibatan aktif dan keseriusan
semua pihak dalam mengikuti latihan.
c. Pelaksanaan Simulasi
Pada prinsipnya pelaksanaan simulasi tergantung dari seberapa cermat dan rinci skenario
disusun serta seberapa jauh komitmen partisipan dan pemahaman pertisipan terhadap
skenario yang disusun. Dalam pelaksanaan Simulasi juga akan diundang pengamat atau
observer untuk membantu memberikan masukan atau umpan balik proses simulasi guna
perbaikan kedepan. Tim Observer yang diundang adalah tim dari BNPB dan Balai
Keamanan Bendungan. Tim pemantau dari BNPB dan Balai Keamanan Bendungan akan
melakukan pengamatan dan pencatatan terkait dengan keseluruhan pelaksanaan kegiatan
simulasi. Pelaksaan simulasi akan dipimpin oleh BPBD Kabupaten Luwu Timur
d. Evaluasi
Evaluasi adalah salah satu komponen yang penting dalam latihan simulasi, tanpa evaluasi,
tujuan dari simulasi tidak dapat diketahui tercapai atau tidak.
Lingkup evaluasi mencakup hal-hal sebagai berikut:
 Evaluasi terhadap pelaksanaan skenario simulasi bencana
 Evaluasi terhadap kelayakan fungsi prasarana & sarana yang digunakan dalam
simulasi
 Evaluasi tentang respons partisipan
 Evaluasi kinerja pertisipan dalam melaksanakan simulasi untuk mengetahui tingkat
pengetahuan dan kesiapsiagaan warga yang berpotensi terdampak dan Pemerintah
Kabupaten Luwu Timur

Page | 7
Gambar 2.1 Flow Chart Proses Simulasi Rencana Tindak Darurat Bendungan Seri
Sungai Larona (PTIK, 2018)

Page | 8
BAB III
PELAKSANAAN SIMULASI

3.1. Umum

Pelaksanaan Kegiatan Simulasi dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2018. Acara


Simulasi Rencana Tindak Darurat Bendungan Sungai Larona dalam pelaksanaannya
melibatkan berbagai Institusi. Simulasi (Latihan Kesiapsiagaan) Rencana Tindak Darurat
Bendungan Sungai Larona diadakan bukan berarti bendungan di bawah pengelolaan PTVI
dalam kondisi kritis, namun sebagai latihan kesiapsiagaan masyarakat dan pemangku
kepentingan dalam menghadapi situasi darurat kegagalan bendungan. Hingga saat ini
Bendungan di bawah pengelolaan PTVI merupakan salah satu bendungan di Indonesia
dengan perawatan yang baik dan selalu dikontrol oleh Komisi Keamanan Bendungan.

3.2. Pelaksanaan Pekerjaan

Sebelum kegiatan Simulasi dimulai, beberapa kegiatan Rapat dan Koordinasi telah
dilakukan sebagai bagian dari proses pematangan rencana kegiatan. Kronologis kegiatan
koordinasi, rapat dan diskusi mulai dari persiapan simulasi hingga dilakukannya Simulasi
Rencana Tindak Darurat Bendungan Sungai Larona dirangkum sebagai berikut :

TABEL 3.1 Rangkaian Kegiatan Simulasi Rencana Tindak Darurat Bendungan Sungai
Larona (PTIK, 2018)
No Kegiatan Tanggal Lokasi
1 Rapat Internal antara PTVI 12 Februari 2018 R. Meeting Dept.
dan PT.IKA pembahasan Utilities. PTVI,
tentang rencana simulasi Sorowako, Luwu
Timur
2 Top Table Drill & Discussion 20 April 2018 Macaca Conf.
Internal PTVI Room PTVI,
Sorowako, Luwu
Timur
3 Rapat dengan BPBD Luwu 27 Agustus 2018 Kantor BPBD
Timur untuk membahas Luwu Timur
kelanjutan Rencana Simulasi
Tindak Darurat
4 Diskusi tentang Rencana 07 November 2018 Hotel Ilegaligo,
Pelaksanaan Table Top Luwu Timur
Exercise & Simulasi Rencana

Page | 9
No Kegiatan Tanggal Lokasi
Tindak Darurat Bendungan
Sungai Larona
5 Pelaksanaan Table Top 16 November 2018 Hotel Ilegaligo,
Exercise Meeting Luwu Timur
6 Koordinasi Rencana 03 Desember 2018 Kantor BPBD
Pelaksanaan Simulasi Luwu Timur
Rencana Tindak Darurat
7 Koordinasi antara BPBD dan 06 Desember 2018 Kedai Kopi Tanah
PTVI tentang rencana Abang, Malili Kab.
Pelaksanaan Simulasi Luwu Timur
Rencana Tindak Darurat
8 Diskusi Pemantapan Skenario 05 Desember 2018 Kantor FES PTVI,
Simulasi Rencana Tindak Sorowako, Luwu
Darurat Timur
9 Diskusi Internal PTVI 11 Desember 2018 R. Rapat Gedung
EHS, PTVI
10 Koordinasi antara BPBD dan 11 Desember 2018 Kedai Kopi Tanah
PTVI tentang rencana Abang, Malili Kab.
Pelaksanaan Simulasi Luwu Timur
Rencana Tindak Darurat
11 Latihan Simulasi Rencana 12 Desember 2018 - Gedung
Tindak Darurat Pertemuan Malili
- Lap. Voli Dusun
Patande
- Lap. Basket
Dusun Puncak
12 Koordinasi antar Instansi 12 Desember 2018 Hotel Ilegaligo,
tentang persiapan Simulasi Luwu Timur
13 Pelaksanaan Simulasi 13 Desember 2018 - Gedung
Pertemuan Malili
- Lap. Voli Dusun
Patande
- Lap. Basket
Dusun Puncak
- Taman Samping
Polsek Malili
14 Evaluasi Simulasi 14 Desember 2018 R. Rapat Utilities,
PTVI

3.3 Lokasi Kegiatan

Pemilihan lokasi kegiatan simulasi ditetapkan berdasarkan keputusan rapat pada tanggal
6 Desember 2018. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan :

Page | 10
a. Lokasi dusun yang berada diseberang muster point terdekat (Dusun Patande, Dusun
Salabu, Dusun Paorebbae, dan Dusun Kore-korea). Untuk mencapai musterpoint
masyarakat harus melewati jembatan yang ada, sehingga masyarakat perlu diedukasi
untuk mengenal sirine tanda bahaya dan kemana akan dievakuasi sebelum terjadinya
bahaya yang lebih besar.
b. Lokasi berada dilingkungan padat penduduk, sehingga diharapkan menjadi sarana
edukasi bagi masyarakat sekitar tentang Rencana Tindak Darurat Bendungan Sungai
Larona.

LOKASI Muster
Point (Tempat
Berkumpul)

C. LOKASI
MASYARAKAT
B. LOKASI
MASYARAKAT

A. LOKASI
MASYARAKAT

GAMBAR 3.1 Lokasi Kegiatan Simulasi Bendungan Sungai Larona (PTIK, 2018)

Page | 11
TABEL 3.2 Lokasi Dan Kegiatan Simulasi (PTIK, 2018)

NO LOKASI KEGIATAN
Gedung Pertemuan Jl.Andi
1 Pannguriseng dipakai sebbagai
Muster Point Pengungsian, dan
Posko Darurat. Dalam
kegiatannya pada lokasi ini
dibangun tenda sementara,
dapur umum, tempat evakuasi,
dan tempat koordinasi antara
PTVI dan Pemda Luwu Timur.
Pengungsi dari 6 dusun yang
terdampak akan diungsikan ke
lokasi ini.
Gedung Pertemuan Jl. Andi Pangguriseng

2 Lapangan Voli Desa Patande.


Lapangan ini dipakai sebagai
tempat berkumpul ataupun
diibaratkan sebagai lokasi
masyarakat untuk daerah
Dusun Patande, Dusun Salabu,
Dusun Paorebbae, dan Dusun
Kore-korea

Lapangan Voli Dusun Patande

3 Lapangan Basket Jl. Andi


Umar Pangeran
Lapangan ini dipakai sebagai
tempat berkumpul ataupun
diibaratkan sebagai lokasi
masyarakat untuk Dusun
Puncak

Lapangan Basket Jl. Andi Umar Pangeran

Page | 12
NO LOKASI KEGIATAN
Taman Depan Polsek Malili.
4 Lapangan ini dipakai sebagai
tempat berkumpul ataupun
diibaratkan sebagai lokasi
masyarakat untuk Dusun
Malili

Taman Depan Polsek Malili

3.4. Teknis acara Simulasi

Acara Simulasi Rencana Tindak Darurat Sungai Larona yang digelar pada tanggal 13
Desember 2018 difokuskan bagi masyarakat terdampak 6 (enam) dusun, antara lain : Dusun
Salabu, Dusun Patande, Dusun Kore Korea, Dusun Paorebbae, Dusun Puncak, dan Malili.
Bila mengacu pada dokumen Rencana Tindak Darurat Bendungan Sungai Larona yang telah
disusun terdahulu, daerah pengungsian di keenam dusun tersebut salah satunya berada di
sekitar lokasi Gedung Pertemuan Jl. Andi Pangguriseng.

3.5. Dokumentasi dan Film

Kegiatan simulasi ini didokumentasikan dengan foto maupun film. Dokumentasi kegiatan
ini akan digunakan sebagai evaluasi dan bahan sosialiasi untuk kegiatan selanjutnya.
Kegiatan ini juga difilmkan secara berurutan sesuai dengan skenario yang telah ditulis,
sehingga dapat dijadikan sebagai bahan edukasi tentang Kesiapsiagaan Tindak Darurat
Bendungan Sungai Larona.

Page | 13
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Secara umum kegiatan berhasil dengan indikator persepsi masyarakat terhadap kegiatan
ini positif, tidak terjadi konflik sosial selama kegiatan dan masyarakat sangat mengapresiasi
kegiatan ini. Dari hasil check list evaluasi di peroleh data bahwa masyarakat ingin acara
seperti ini diadakan secara berkala dan penilaian masyarakat terhadap kegiatan ini juga
bagus. Setelah acara simulasi terselesaikan dibagikan beberapa kuisioner untuk mengetahui
sejauh mana respon masyarakat terhadap kegiatan ini bagi dari sisi sistem peringatan dini,
komunikasi dan koordinasi, kesiapan peralatan kondisi darurat dan kecepatan reaksi personil
yang terlibat dalam simulasi. Yang ditunjukkan seperti tabel dibawah ini :

TABEL 4.1 Hasil Penilaian Mewakili Institusi (PTIK, 2018)


PENILAIAN
No Kegiatan TOTAL
Baik Cukup Kurang
SISTEM PERINGATAN DINI
1 Bagaimana pemahaman masyarakat akan
sistem peringatan dini 37.50% 50.00% 12.50% 100.00%

RESPON DAN TINDAKAN


1 Bagaimana respon masyarakat terhadap
37.50% 50.00% 12.50% 100.00%
sistem peringatan dini
2 Apakah instruksi yang diberikan kepada
62.50% 25.00% 12.50% 100.00%
masyrakat telah tepat
3 Apakah warga masyarakat dapat
melakukan tindakan evakuasi dengan baik 12.50% 87.50% 0.00% 100.00%

KOMUNIKASI & KOORDINASI


1 Apakah sistem komunikasi telah berjalan
12.50% 62.50% 12.50% 87.50%
dengan baik
2 Bagaimana sistem koordinasi antara
instansi yang terlibat dalam kondisi darurat 37.50% 50.00% 12.50% 100.00%

KESIAPAN PERALATAN KONDISI DARURAT


1 Bagaimana kesiapan peralatan evakuasi
37.50% 37.50% 12.50% 87.50%
dalam kondisi darurat

KECEPATAN REAKSI PERSONIL YANG TERLIBAT DALAM SIMULASI


1 Bagaimana respon personil tindak darurat
62.50% 37.50% 0.00% 100.00%
dalam situasi darurat
2 Apakah penanganan yang diberikan telah
25.00% 75.00% 0.00% 100.00%
tepat

Page | 14
TABEL 4.2 Hasil Penilaian Keseluruhan Peserta (PTIK, 2018)

PENILAIAN
No Kegiatan TOTAL
Baik Cukup Kurang
SISTEM PERINGATAN DINI
1 Bagaimana pemahaman masyarakat akan
sistem peringatan dini 52.63% 36.84% 5.26% 94.74%

RESPON DAN TINDAKAN


1 Bagaimana respon masyarakat terhadap
57.89% 36.84% 5.26% 100.00%
sistem peringatan dini
2 Apakah instruksi yang diberikan kepada
68.42% 26.32% 5.26% 100.00%
masyrakat telah tepat
3 Apakah warga masyarakat dapat
melakukan tindakan evakuasi dengan baik 36.84% 57.89% 0.00% 94.74%

KOMUNIKASI & KOORDINASI


1 Apakah sistem komunikasi telah berjalan
36.84% 47.37% 5.26% 89.47%
dengan baik
2 Bagaimana sistem koordinasi antara
instansi yang terlibat dalam kondisi darurat 52.63% 42.11% 5.26% 100.00%

KESIAPAN PERALATAN KONDISI DARURAT


1 Bagaimana kesiapan peralatan evakuasi
47.37% 36.84% 5.26% 89.47%
dalam kondisi darurat

KECEPATAN REAKSI PERSONIL YANG TERLIBAT DALAM SIMULASI


1 Bagaimana respon personil tindak darurat
63.16% 31.58% 0.00% 94.74%
dalam situasi darurat
2 Apakah penanganan yang diberikan telah
47.37% 52.63% 0.00% 100.00%
tepat

4.2. Rekomendasi

Setelah kegiatan Simulasi Rencana Tindak Darurat sukses dilakukan, maka ada
beberapa kesepakatan kegiatan lanjutan antara PTVI dan BPBD antara lain :
a. Kegiatan sosialisasi dari Simulasi Rencana Tindak Darurat pada desa terdampak
lainnya.
b. Kegiatan pengecekan kondisi Muster Point dan diharapkan adanya perlibatan
masyarakat dalam pemeliharaan area Muster Point yang berada di daerahnya
c. Kegiatan pelatihan teknis bersama antara personil FES PTVI dan anggota tanggap
darurat BPBD.

Page | 15
DAFTAR PUSTAKA

[1] PT. Indra Karya, “Laporan Akhir RTD Bendungan Seri Sungai Larona Di Kabupaten
Luwu Timur,” May, 2011
[2] PT. Indra Karya, “Rencana Tindak Darurat Bendungan Seri Sungai Larona,” October,
2011
[3] PT. Indra Karya, “Laporan Pelaksanaan Simulasi,” December, 2018

Page | 16
LAMPIRAN

Gambar Leaflet RTD

Gambar Peta Lokasi Evakuasi

Page | 17
Gambar Bagan Alir Pemberitahuan Keadaan Darurat Bendungan Seri Sungai
Larona (BendunganBatubesi, Balambano & Karebbe)

Page | 18
Gambar Pelaksanaan Sosialisasi Tahun 2017 RTD Bendungan Seri Sungai Larona

Page | 19
DATA PENULIS

Anom Prasetio menerima gelar Magister Teknik di Bidang Teknik Fisika dari Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pada tahun 2019 dan Sarjana di Bidang Teknik
Pengairan dari Universitas Brawijaya (UNBRAW) pada tahun 1997. Bersertifikat sebagai
Ahli Bendungan Tingkat Madya dari Komite Nasional Dam Nasional (INACOLD - KNIBB)
Indonesia yang saat ini bertanggungjawab sebagai Manager Of Civil and Hydro
Surveillance PT Vale Indonesia Tbk, juga mengelola beberapa proyek teknik yang berkaitan
dengan operasi pekerjaan sipil & pemeliharaan dalam implementasi Thermal dan Hydro
Program. Bekerja di PT Vale Indonesia Tbk selama 13 tahun.

Pamrih Pammu menerima gelar Magister Teknik di Bidang Teknik Fisika dari Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pada tahun 2019 dan Sarjana di Bidang Teknik Elektro
dari Universitas Muslim Indonesia (UMI Makassar) pada tahun 2001. Sebagai anggota dari
Komite Nasional Dam Nasional (INACOLD - KNIBB) Indonesia yang saat ini
bertanggungjawab sebagai General Manager Of Utilities PT Vale Indonesia Tbk yang
membawahi bidang operasi dan pemeliharaan hydro dan thermal. Bekerja di PT Vale
Indonesia Tbk selama 20 tahun.

Page | 20

Anda mungkin juga menyukai