Anda di halaman 1dari 12

Available at : https://ejournal.unib.ac.id/index.

php/inersiajournall ISSN 2086-9045


DOI : https://doi.org//10.33369/ijts.15.1.1-12

ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR RUMAH PANGGUNG


TERHADAP GAYA GEMPA

Samsul Bahri1, Insannul Kamil2


1
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik UNIB, Jl. W. R. Supratman,
Kandang Limun, Kota Bengkulu 38371, Telp. (0736)344087
2
Program Studi Pendidikan Profesi Insinyur Sekolah Pascasarjana Universitas Andalas
Kampus Limau Manis, Padang, Sumatera Barat
Corresponding author: sbahri@unib.ac.id

Abstrak
Hunian vernakular adalah karya masyarakat yang digali dari potensi setempat sesuai dengan
daya dukung lingkungannya sehingga menghasilkan kekhasan produk tersendiri antara
kelompok masyarakat satu dengan yang lainnya. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji
perilaku struktur hunian vernakular Suku Rejang Desa Gunung Alam dalam merespon gaya
gempa. Metode penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: survai lapangan dengan
melakukan pengukuran secara langsung dan detail terhadap semua elemen penyusun rumah.
Membuat model struktur digital. Menganalisis model struktur dengan bantuan perangkat lunak
SAP 2000. Membuat simulasi respon model struktur terhadap beberapa jenis beban gempa.
Menganalisis kapasitas elemen struktur rumah dan dibandingkan dengan tegangan lentur yang
terjadi pada saat terjadi pembebanan ekstrim dan gempa rencana kala ulang 50 tahun. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa analisis kapasitas elemen struktur rumah Ibu Kabat mengacu
pada SNI 7973-2013 dengan nilai desain acuan dimodifikasi, kapasitas elemen balok kayu
lebih besar 12,87% dibandingkan dengan tegangan lentur balok yang terjadi. Elemen struktur
kolom kayu, nilai hasil persamaan interaksi lebih rendah 49,880%. Fakta lapangan
menunjukkan bahwa rumah panggung di Desa Gunung Alam yang telah berusia lebih dari
50 tahun, sampai saat ini masih kuat dan tetap berdiri kokoh.
Kata Kunci: Rumah Panggung, Tegangan Lentur, Gaya Gempa

Abstract
Vernacular housing is the work of the community, which is excavated from the local potential
in accordance with the carrying capacity of the environment so as to produce product
characteristics that are distinct from one community group to another. The purpose of this
study was to examine the behavior of vernacular residential structures of the Rejang Tribe in
Gunung Alam Village in response to seismic forces. The research method was carried out in
the following stages: a field survey by taking direct and detailed measurements of all elements
making up the house; creating digital structural models; analyzing structural models with the
help of SAP 2000 software; simulating the response of structural models to several types of
earthquake loads; analyzing the capacity of the structural elements of the house; and
comparing the bending stresses that occur during extreme loading and 50-year return period
earthquakes. The results showed that, according to the analysis of the capacity of the
structural elements of Mrs. Kabat's house referring to SNI 7973-2013 with modified reference
design values, the capacity of the elements of the wooden beams is 12.87% greater than the
bending stress of the beams that occurs. Elements of the wooden column structure result in a
resulting value of the interaction equation that is 49.880% lower. Field facts show that the
stilt houses in Gunung Alam Village, which are more than 50 years old, are still strong and
still standing.
Keyword: Stage House, Bending Stress, Seismic Force

J.Inersia.15(1)1-12 1
Bahri & Kamil

PENDAHULUAN menempati wilayah di Provinisi Bengkulu


Banyak ragam keunikan dan keistimewaan mempunyai ciri khas masing-masing, baik
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. itu berasal segi komunikasi bahasa, tata cara
Kekayaan budaya, norma dan produk adat, pola hidup serta tempat hunian.
kearifan lokal menjadi wujud dari Masyarakat suku Rejang di Desa Gunung
kreatifitas penduduknya yang tersebar Alam Kabupaten Lebong Provinsi
berasal ujung pulau Sumatera sampai ujung Bengkulu, dalam merencanakan rumahnya,
pulau Papua. Usaha pemenuhan kebutuhan memiliki kesamaan antara satu dengan yang
primer berupa papan (tempat tinggal) telah lainnya. Ciri khas rumah masyarakat suku
melahirkan ragam bentuk dan corak rumah Rejang, berbentuk panggung dengan
suku-suku yang ada di Indonesia dengan ketinggian lantai rumah dari muka tanah
arsitektur yang khas, unik dan menarik antara 0,6-1,40 m. Elemen struktur seperti
sehingga terwujudlah istilah arsitektur kolom, balok dan rangka kuda-kuda
vernakular nusantara. Jadi arsitektur menggunakan bahan kayu. Tiang penopang
vernakular nusantara dapat dimaknai berdiri di atas batu yang berbentuk umpak.
sebagai cermin dari tradisi dan gaya hidup Dari hasil identifikasi yang dilakukan,
sekelompok masyarakat di Negara bentuk hunian Suku Rejang Desa Gunung
Kesatuan Republik Indonesia yang Alam memiliki keadaptifan terhadap
memiliki ikatan dengan lingkungan alam. lingkungan sekitar sebagai bagian dari
Arsitektur vernakular nusantara daerah yang rawan gempa bumi di Provinsi
mempunyai kaitan erat dengan kawasan, Bengkulu (Prihartiningrum dkk, 2020).
daerah, dan sejarah masyarakat sekitar. Pondasi pada rumah tradisional suku Ende
Rumah panggung merupakan buah karya Lio menggunakan material batu yang
dari nenek moyang bangsa Indonesia berbentuk oval. Batu oval memiliki
sehingga tidak bisa dipisahkan dari permukaan yang datar dan pemasangannya
Arsitektur vernakular nusantara. Rumah tegak vertikal. Kolom rumah diletakkan
panggung sesuai lokasi pendirian, terletak pada batu oval dengan permukaan yang
pada daerah berair, rawa-rawa dan daratan datar sehingga ketika terjadi gempa dapat
(Sastrawati, 2009). Menurut meminimalkan kerusakan pada kolom
(Marwati, 2014) daerah Manado memilki tersebut (Mukhtar et al., 2013). Rumah
rumah panggung yang diberi nama Wuloan tradisional masyarakat Aceh, sebagian
Minahasa. Dari penelitian yang dilakukan besar konstruksinya tahan terhadap gempa.
Wulon Minahasa tahan terhadap gempa Kondisi ini terjadi karena bagian struktural
bumi. Elemen struktur balok utama yang pembentuknya mampu merespon gaya
terbuat dari kayu besi saling kait mengkait. gempa dalam arah memanjang maupun
Bahan pembentuk dinding tersusun dari melintang (Meutia, 2017).
kayu papan sehingga tidak mudah retak. Sejalan dengan perkembangan struktur dan
Provinisi Bengkulu wilayahnya ditempati pola hidup manusia modern, kekayaan
oleh masyarakat dari berbagai macam suku. leluhur bangsa sudah banyak dilupakan dan
Suku bangsa masyarakat Bengkulu terdiri ditinggalkan oleh generasi penerusnya.
dari suku Rejang, suku Lembak, suku Tidak sedikit rumah-rumah adat diberbagai
Serawai, suku Pasemah, suku Melayu daerah di Indonesia telah berubah bentuk,
Bengkulu, suku Kaur dan suku Enggano fungsi bahkan banyak yang dirobohkan dan
(Hendrata, 2013). Setiap suku yang dibangun rumah baru dengan material bata

J.Inersia.15(1)1-12 2
Analisis Kekuatan Struktur Rumah Panggung Terhadap Gaya Gempa

atau beton. Sangat disayangkan dapat diistilahkan dengan rumah


pembangunan rumah baru (rumah modern) vernakular.
tidak diiringi dengan prinsip dan teknik
Bangunan vernakular mewakili bagian
membangun rumah tahan gempa. Contoh
yang sangat dominan dari lingkungan
kasus pada bangunan vernakular di Desa
pemukiman masyarakat tradisional.
Duku Ulu Kabupaten Rejang Lebong
Bangunan vernakular adalah konstruksi
menjadi bukti sebagaimana yang
tanpa rekayasa, sebagi hasil dari tradisi
dilaporkan oleh (Sudrajat dkk, 2010) bahwa
kuno masyarakat sekitar sebagai respon
tipologi bangunan vernakular di Desa Duku
terhadap persyaratan lingkungan sosial dan
Ulu pada saat sekarang, strukturnya
fisik mereka yang bersifat unik. Bangunan
semakin tidak merespon bahaya gempa.
vernakular dikategorikan unik karena
Kondisi ini dapat dilihat dari bentuk
pengetahuan dan teknik membangunnya
bangunan yang semakin tak kotak (semakin
diturunkan dari satu generasi ke generasi
panjang) serta sistem struktur yg semakin
berikutnya (Gutierrez, 2004). Sedangkan
tidak rigid. Teknik konstruksi melalui
menurut seorang antropolog arsitektur
sistem sambungan coak dan pasak pada
(Rapoport, 1969) dalam (Triadi dkk, 2010)
kayu menunjukkan penurunan kualitas
bangunan vernakular artinya bangunan
yang sangat drastis yang ditandai dengan
vernakular adalah bangunannya tidak
penggunaan penyambung paku.
didukung oleh prinsip serta teori bangunan
Memperhatikan fenomena tersebut,
yang sahih, teknologi yang digunakan
penelitian ini akan menguji model struktur
menyesuaikan dengan kemampuan
rumah panggung masyarakat Rejang yang
masyarakat, menggambarkan nilai-nilai
berdomisili di Desa Gunung Alam
budaya rakyat setempat, memanfaatkan
Kabupaten Rejang dan responnya terhadap
bahan-bahan yang tersedia di lingkungan
gempa bumi.
sekitar serta bisa menyesuaikan perubahan
Bangunan vernakular yang terjadi.
Secara tradisonal masyarakat secara umum, Bangunan Vernakular dan Peristiwa
sering meniru baik secara utuh maupun Gempa
sebagian apa yang dilakukan, dikerjakan
Kekayaan khasanah arsitektur vernakular
dan dipraktekkan oleh anggota masyarakat
Indonesia yang penuh dengan kearifan
yang dianggap sebagai tokoh atau ketua
lokaladalah sumber kekayaaan yang mesti
adat. Sebagai contoh dalam pemenuhan
dikembangkan. Tempat tinggal tradisional
kebutuhan primer seperti kebutuhan papan
masyarakat Kenali, merupakan warisan
(rumah), dapat ditemui rumah-rumah dalam
luhur pendahulu bangsa yang mampu
suatu pemukiman penduduk, memiliki
mengikuti kondisi lingkungan sekitar,
corak dan tipe yang mirip baik dari sisi
ditinjau dari falsafah hidup maupun dalam
bentuk maupun susunan dengan beberapa
mensikapi datangnya bencana alam
rumah yang dimiliki oleh tokoh adat
(Ibrahim & Nandang, 2011).
setempat. Oleh masyarakat sekitar proses
pengambilan contoh rumah tokoh/ketua Berdasarkan catatan, sejak 2004-2013
adat, kebanyakan tidak mutlak semuanya terjadi gempa besar antara lain gempa yang
ditiru baik dari segi dimensi, simbol, hiasan melanda Aceh tahun 2004 dengan besar
dan ornamennya. Rumah-rumah rakyat 9,3 SR yang diikuti gelombang tsunami,
yang dicontoh dari rumah tokoh/ketua adat tahun 2005 gempa Nias dengan besar

J.Inersia.15(1)1-12 3
Bahri & Kamil

8,2 SR, tahun 2006 gempa Yogyakarta beban gempa. Kondisi gempa dengan
dengan besar 5,9 SR, tahun 2009 gempa kondisi resiko rendah, menengah, serta
Padang dengan besar 7,6 SR, dan tahun tinggi dipakai untuk mengatur
2013 gempa Aceh dengan besar 6,1 SR. kompatibilitas. Tingkat daktilitas dan
Peristiwa gempa tersebut menyebabkan pendetailannya harus menjadi perhatian
korban manusia serta menghancurkan untuk kondisi struktur dengan kategori
struktur bangunan-bangunan modern. biasa, menengah dan tinggi. Bangunan yang
Sebaliknya untuk banguna vernakular berada di wilayah gempa dengan resiko
kondisinya nampak utuh dan kokoh tanpa tinggi harus disyaratkan untuk memiliki
ada keruntuhan struktural daktilitas yang tinggi
(Suwantara & Suryantini, 2014). (Purwono dkk, 2004).
Arsitektur tradisional telah direncanakan, Gempa Bumi dan Prosesnya
dibangun serta dipergunakan melalui
Peristiwa gempa ditimbulkan oleh
pendekatan teori arsitektur yang
pergerakan lempeng bumi yang terjadi
berkelanjutan. Ditinjau dari kondisi struktur
secara mendadak (sudden slip). Lempeng
dan konstruksi, model bangunan vernakular
bumi bergeser secara mendadak yang
sudah memperhitungkan sistem struktur
disebabkan oleh sumber gaya yang berasal
berkelanjutan. Kasus ini dapat dilihat pada
dari alam maupun campur tangan manusia.
sistem struktur vernakular rumah
Bumi senantiasa bergerak mengikuti
masyarakat suku Nias yang dijuluki Omo
rotasinya. Gempa akan terjadi apabila
Hada. Omo Hada agar bisa merespon gaya
tekanan dan pergerakan lempeng bumi
gempa, elemen struktur diagonalnya
sudah sangat besar dan tidak mampu
diperkuat dengan struktur rangka kaku.
dibendung oleh pinggiran lempengan
Struktur rangka berbentuk kaku
sehingga terjadi pelepasan energi. Gempa
dimaksudkan agar mampu mengimbangi
bumi terparah umumnya terjadi pada
gaya lateral arah ke samping
perbatasan lempengan kompresional dan
(Manurung, 2014).
translasional. Pergerakan magma dalam
Meutia (2017) melakukan riset dengan cara perut gunung berapi dapat menjebabkan
melakukan pengamatan terhadap rumah gempa vulkanik. Gempa vulkanik diawali
tradisional masyarakat Aceh dalam dengan letusan gunung berapi yang diiringi
merespon gempa dengan cara membuat dengan getaran di permukaan bumi
maket dan mensimulasikan menggunakan (Suharjanto, 2013).
personal komputer dengan software
Gelombang gempa bisa dibedakan menjadi
SAP 2000. Hasil pengujian maket
tiga (Hartuti & Rine, 2009): (1) Gelombang
menunjukkan bahwa kemampuan sistem
primer yaitu gelombang yang bergerak
struktur ketika mendapatkan gaya gempa,
dalam arah longitudinal. Gelombang
kondisi stabil, kokoh serta mampu
primer memiliki kecepatan rambat 4-7
mempertahankan posisi dan kedudukan.
km/detik. (2) Gelombang sekunder yaitu
Untuk wilayah rawan gempa, prinsip gelombang yang bergerak secara
perencanaan gempa pada bangunan wajib transversal. Gelombang sekunder memiliki
memenuhi persyaratan tertentu. Syarat- kecepatan rambat 2-6 km/detik dan (3)
kondisi desain serta pendetailan harus gelombang panjang yaitu gelombang yang
kompatibel dengan taraf penyebaran energi bergerak pada bagian atas permukaan bumi
yang diasumsikan pada perhitungan desain dengan kecepatan lebih lambat.

J.Inersia.15(1)1-12 4
Analisis Kekuatan Struktur Rumah Panggung Terhadap Gaya Gempa

Prinsip Penting Konstruksi Tahan pengguna ketika terjadi dan setelah


Gempa kejadian gempa bumi
4. Collapse prevention performance level,
Beberapa prinsip penting pada bangunan
dimana bangunan tidak runtuh ketika
tahan gempa, antara lain yaitu
terjadi kejadian gempa bumi.
(Hartuti & Rine, 2009):
1. Denah bangunan harus direncanakan Berbagai level kinerja ini selanjutnya
secara sederhana dan simetris. Riset- dihubungkan dengan level bahaya gempa
riset terkait dengan kerusakan bangunan bumi (earthquake hazard level) yang
yang disebabkan gempa membuktikan dikuantifikasikan dalam persen
bahwa denah bangunan dengan bentuk kemungkinan kejadian setiap 50 tahun,
sederhana dan elemen struktur yang yang juga dibagi menjadi 4 level yaitu:
berfungsi sebagai penahan gaya 1. Level 1, kemungkinan terjadi 50%
horisontal berbentuk simetris, mampu dalam 50 tahun yang merupakan bahaya
menahan gaya gempa karena (hazard) paling ringan,
kekuatannya yang lebih merata dan efek 2. Level 2, kemungkinan terjadi 20%
gaya torsi lebih kecil. dalam 50 tahun,
2. Sistem konstruksi harus dipastikan 3. Level 3, kemungkinan terjadi 10%
mampu menahan beban secara dalam 50 tahun,
maksimal. Bangunan supaya mampu 4. Level 4, kemungkinan terjadi 2% dalam
menahan gaya gempa, usahakan gaya 50 tahun yang merupakan bahaya
inersia akibat gempa dapat diteruskan (hazard) paling berat.
melalui elemen struktur utama, lalu
Desain bangunan tahan gempa, posisi
memindahkannya ke pondasi dan
dalam matriks yang ditandai dengan abjad k
menyalurkannya ke tanah pendukung.
dan p merupakan Basic Safety Objective
3. Bahan bangunan yang digunakan,
(BSO) yang harus dicapai oleh bangunan.
beratnya harus seringan mungkin.
Artinya pada kejadian gempa dengan
Target Kinerja Bangunan Tahan Gempa kemungkinan terjadi 10% dalam 50 tahun,
bangunan harus memenuhi life safety
Menurut American Society of Civil
performance level, dimana bangunan tidak
Engineers, ASCE (2000) bangunan yang
membahayakan pengguna ketika terjadi dan
dinyatakan sebagai bangunan tahan gempa
setelah kejadian gempa bumi, serta pada
harus dapat memenuhi target kinerja
kejadian gempa dengan kemungkinan
(performance target) yang terbagi kedalam
terjadi 2 % dalam 50 tahun, bangunan harus
4 level yaitu:
memenuhi collapse prevention performance
1. Operational performance level, dimana
level, di mana bangunan tidak runtuh ketika
bangunan segera dapat digunakan
terjadi kejadian gempa bumi. Gambar 1
kembali setelah kejadian gempa bumi
memberikan informasi sasaran hasil desain
terjadi,
bangunan tahan gempa (ASCE, 2000).
2. Immediate occupancy performance
level, dimana bangunan masih dapat
digunakan kembali setelah kejadian
gempa bumi,
3. Life safety performance level, dimana
bangunan tidak membahayakan

J.Inersia.15(1)1-12 5
Bahri & Kamil

berbukit dengan beda ketinggian yang


cukup ekstrim sehingganya desa ini
mendapat julukan desa di balik bukit.
Penelitian yang dilakukan oleh
(Prihartiningrum dkk, 2020) didapatkan
bahwa dari 54 hunian venakular Suku
Rejang di Desa Gunung Alam, ditemukan 3
rumah panggung yang usia bangunan lebih
dari 50 tahun. Rumah panggung milik Ibu
Kabat menjadi obyek dalam penelitian ini
dengan pertimbangan berdasarkan data
Gambar 1. Sasaran hasil desain bangunan yang didapat rumah Ibu Kabat dibangun
tahan gempa pada tahun 1957 yang berarti sampai saat
Sumber: ASCE, 2000. ini berumur 63 tahun. Elemen struktur
METODE PENELITIAN utama masih utuh dan terawat dengan baik
serta tidak ada tambahan perkuatan pada
Metode penelitian ini menggunakan metode bangunan utama. Tidak ada tanda-tanda
kuantitatif model 3 dimensi dengan bantuan kerusakan akibat diserang rayap atau unsur
software SAP2000 untuk mendapatkan pengganggu lainnya. Gambar 2 berikut
besaran internal forces (gaya dalam) pada memperlihatkan letak rumah Ibu Kabat
masing-masing elemen struktur. Data yang berlokasi di Desa Gunung Alam.
diperoleh dengan cara observasi dan
pengukuran langsung pada obyek
penelitian. Analisis kapasitas tegangan
elemen-elemen struktur mengacu pada
SNI 7973-2013. Variabel riset berupa
besaran internal forces yang terdiri dari
gaya geser, gaya aksial dan momen lentur.
Internal forces diperlukan untuk
membandingkan tegangan lentur yang
terjadi dengan kapasitas dukung elemen
struktur balok dan kolom kayu dari rumah
yang menjadi obyek penelitian.
Gambar 2. Lokasi rumah Ibu Kabat di
HASIL PENELITIAN DAN Desa Gunung Alam
PEMBAHASAN Bentuk Struktur Rumah Ibu Kabat
Gambaran Lokasi Penelitian Rumah Ibu Kabat berukuran 7,30 x 13,40 m2.
Desa Gunung Alam merupakan desa yang Pondasi rumah ini terbuat dari bahan kayu
ada di Kecamatan Pelabai Kabupaten meranti merah dengan diameter rata-rata 20
Lebong Provinsi Bengkulu. Desa Gunung cm. Lantai rumah dari permukaan tanah
Alam terletak pada koordinat X= -3.122 memiliki ketinggian 75 cm. Pondasi berdiri
dan koordinat Y= 102.158. Desa ini di atas permukaan tanah datar dengan
merupakan salah satu kampung tradisional kondisi padat dan kering. Pondasi tidak
Suku Rejang. Ditinjau dari sudut geologi, langsung menyentuh tanah, namun
Desa Gunung Alam memiliki kontur menumpu terlebih dahulu pada sebuah

J.Inersia.15(1)1-12 6
Analisis Kekuatan Struktur Rumah Panggung Terhadap Gaya Gempa

bongkahan batu yang kuat dengan dengan balok ukuran 10 x 10 cm dari bahan
permukaan yang datar. Gambar 3 kayu meranti merah. Untuk elemen lantai,
memperlihatkan struktur pondasi rumah Ibu papan didusun dan dipaku di atas balok-
Kabat dimana dalam gambar ini nampak balok mendatar yang berjarak 50 cm.
sekali bahwa pondasi kayu berdiri dengan Balok-balok tersebut berfungsi sebagai
kokoh dan mantap memikul beban dari balok landasan yang bertumpu di atas sloof.
struktur di atasnya. Balok landasan dan sloof dihubungkan
dengan sambungan takik.
Elemen dinding tersusun atas bilah-bilah
papan 2 x 20 cm yang menempel pada
rangka balok kayu 10 x 10 cm dengan cara
dipaku. Rangka balok kayu tersebut ada
yang berfungsi sebagai kolom dan sebagai
penguat struktur. Untuk elemen plafon juga
Gambar 3. Struktur Pondasi Kayu Rumah terbuat atas bilah-bilah papan 2 x 20 cm
Ibu Kabat yang menumpu pada balok kayu 10 x 10 cm
Untuk elemen balok sloof dan kolom, bahan dalam arah melintang. Gambar 5
pembentuknya berasal dari kayu meranti memperlihatkan kondisi lantai, dinding dan
merah dengan ukuran 10/10 cm untuk balok plafon rumah Ibu Kabat.
sloof dan 12/12 cm untuk kolom. Sloof
terhubung langsung dengan pondasi kayu
dengan model sambungan takik. Sedangkan
kolom terhubung dengan sloof dan balok
ring (balok atas) juga dengan model
sambungan takik. Gambar 4 Gambar 5. Elemen Lantai, Dinding dan
memperlihatkan elemen balok sloof dan Plafon Rumah Ibu Kabat
kolom yang nampak masih sangat kokoh
walaupun usia bangunannya telah mencapai Parameter Pemodelan dan Output Analisis
63 tahun. Pemodelan bangunan rumah yang ditinjau
dilakukan dengan menggunakan softrware
SAP2000, dengan model 3 dimensi. Dalam
pemodelan akan ditentukan beberapa
parameter analisis yaitu tipe material
beserta karakteritik mekaniknya, tipe-tipe
elemen struktur, dimensi elemen struktur,
besaran beban rencana, beban hidup, beban
Gambar 4. Elemen Balok Sloof dan mati dan beban atap. Penentuan parameter-
Kolom Kayu Rumah Ibu Kabat parameter beban gempa yang terdiri dari
klasifikasi situs, tipe struktur dan
Bahan pembentuk dinding, lantai dan percepatan tanah yang didapatkan dari peta
plafon rumah terbuat dari papan kayu gempa sesuai dengan SNI 1729-2019.
meranti merah ukuran 2 x 20 cm dengan
finishing permukaan yang sangat halus. Output analisis yang akan didapatkan
Satu bagian papan dengan papan yang adalah besaran internal forces (gaya dalam)
lainnya disusun dengan rapih dan diperkuat pada masing-masing elemen struktur. Gaya

J.Inersia.15(1)1-12 7
Bahri & Kamil

dalam yang didapatkan berupa gaya geser, (V2 & V3), gaya aksial (P), momen lentur
gaya aksial dan momen lentur yang akan (M2 & M3) dan torsi (T). Distribusi gaya-
digunakan sebagai dasar penentuan apakah gaya dalam tersebut dapat digambarkan
elemen struktur masih berperilaku melalui diagram momen (BMD), diagram
memuaskan dibawah beban yang ekstrim, gaya aksial (NFD), diagram gaya geser
perilaku struktural rumah tinjauan dibawah (SFD) dan diagram momen torsi (TMD).
beban gempa dan perbaikan/penambahan Momen lentur maksimum (Mmak) pada
elemen struktur jika diperlukan. elemen balok kayu terjadi sebesar
Model Definition 12,276 kNm. Gaya aksial maksimum (Pmak)
pada elemen kolom kayu terjadi sebesar
Model definition adalah definisi parameter- 29,674 kN, Mmak sebesar 4,478 kNm dan
parameter yang telah diinputkan dalam Mmin sebesar -4,501 kNm. Gaya dalam
model analisis struktur dengan software yang diperoleh digunakan untuk mencari
analisis struktur. Dalam model definition tegangan lentur balok dan kolom, disajikan
dapat dilihat secara mendetail mengenai dalam Gambar 7 dan 8.
parameter-parameter yang telah diinputkan
ke dalam model analisis. Model definition
pada penelitian ini disajikan pada Tabel 1
sedangkan model geometri SAP rumah Ibu
Kabat dapat dilihat pada Gambar 6.
Tabel 1. Model Definition Rumah Ibu
Kabat
Gambar 7. BMD dan NFD Rumah Ibu
Kabat

Model Geometry SAP Rumah Ibu Kabat

Gambar 8. SFD dan TMD Rumah Ibu


Kabat
Analisis Kapasitas Elemen Struktur
Berdasarkan SNI 7973-2013
Menganalisis kapasitas elemen struktur
balok dan kolom rumah Ibu Kabat
Gambar 6. Model SAP Rumah Ibu Kabat
digunakan SNI 7973-2013. Analisis
Hasil Analisis Struktur Rumah Ibu kapasitas elemen struktur ini difokuskan
Kabat pada elemen struktur pemikul beban yaitu
Analisis struktur dengan menggunakan balok dan kolom, dengan beberapa asumsi
SAP 2000 memberikan hasil berupa gaya antara lain kayu yang digunakan masuk
dalam yang terdiri dari gaya geser dalam kode mutu kayu E14 (kayu meranti)

J.Inersia.15(1)1-12 8
Analisis Kekuatan Struktur Rumah Panggung Terhadap Gaya Gempa

dengan nilai desain acuan Fb= 12,6 MPa; standar nilai CF tidak boleh digunakan
Ft= 11,1 MPa; Fc= 11,1 MPa; Fv= 1,48 MPa; lebih besar daripada 1.
FCḻ= 2,96 MPa; dan modulus elastisitas 5. Faktor penggunaan rebah dengan faktor
acuan E= 14000 MPa; Emin= 7000 MPa. modifikasi Cfu dimana digunakan pada
Selain nilai desain dan modulus elastisitas kayu yang dibebani pada permukaan
acuan, dalam perhitungan kapasitas lebar. Dalam rumah Ibu Kabat, bentuk
tegangan lentur untuk balok dan kapasitas penampang kayu yang digunakan adalah
tegangan kombinasi aksial tekan dan lentur bujur sangkar sehingga nilai Cfu
untuk kolom diperlukan beberapa koefisien digunakan sebesar 1.
modifikasi.
Analisis kapasitas lentur elemen balok
Faktor-fakrtor modifikasi dalam analisis dilakukan dengan prosedur menghitung
kapasitas elemen struktur pada penelitian besaran tegangan lentur pada balok dengan
ini meliputi: menggunakan rumus tegangan lentur.
1. Kondisi layan kadar air kayu, dengan Selanjutnya kapasitas lentur diperhitungkan
faktor modifikasi CM, dalam analisis ini dengan memodifikasi nilai desain acuan
diasumsikan memiliki kadar air lebih dari untuk tegangan kentur dengan faktor-faktor
19% untuk kondisi waktu yang lama modifikasi yang sesuai. Jika nilai desain
dengan asumsi kayu terekspose dan acuan untuk tegangan lentur yang
terpengaruh cuaca, sehingga nilai CM termodifikasi lebih besar atau minimal
diambil sebesar 0,85 untuk lentur dan 0,8 sama dengan tengangan lentur yang terjadi,
untuk aksial. maka elemen lentur dapat dinyatakan aman
2. Faktor temperature, dengan faktor dan sebaliknya jika nilai desain acuan lebih
modifikasi CT, dimana dalam analisis ini kecil daripada tegangan yang terjadi maka
dianggap kayu berada dalam kondisi elemen lentur dinyatakan tidak aman.
temperature lingkungan yang berada
Analisis kapasitas kolom dilakukan dengan
dibawah 38oC sesuai dengan iklim
menggunakan prosedur analisis kapasitas
dimana rumah sampel penelitian berdiri,
tegangan kombinasi lentur dan aksial tekan.
sehingga nilai CT diambil sebesar 1.
Prosedur analisis dilakukan dengan
3. Faktor stabilitas balok, dengan faktor
pertama-tama memperhitungkan tegangan
modifikasi CL, dimana dalam analisis ini
aksial dan tegangan lentur yang terjadi pada
balok dianggap stabil dari tekuk lateral
kolom, selanjutnya memperhitungkan
dengan mengasumsikan bahwa papan
kapasitas lentur dengan menggunakan nilai
yang berfungsi sebagai dek lantai dapat
acuan desain lentur yang dikalikan dengan
sekaligus berfungsi sebagai tumpuan
faktor-faktor modifikasi, dilanjutkan
lateral balok, sehingga CL diambil
dengan memperhitungkan kapasitas aksial
sebesar 1.
termodifikasi dengan memperhatikan
4. Faktor ukuran CF dimana kayu yang
stabilitas kolom. Kapasitas kolom
memiliki dimensi yang lebih kecil
diperhitungkan dengan menggunakan
daripada 101,6 mm menggunakan faktor
persamaan interaksi tegangan aksial dan
modifikasi CF sebesar 1. Sedangkan
lentur. Kolom dinyatakan aman jika hasil
elemen struktur yang memiliki dimensi
dari persamaan interaksi tersebut bernilai
lebih besar daripada 101,6 mm nilai CF
maksimal sebesar 1.
harus dihitung dengan menggunakan
persamaan CF= (305/d)1/9. Ketentuan

J.Inersia.15(1)1-12 9
Bahri & Kamil

Analisis Kapasitas Elemen Struktur hasil pengujian berada jauh di atas nilai
Rumah Ibu Kabat desain acuan yang diatur oleh
SNI 7973-2013. Kayu meranti yang
Hasil analisis kapasitas struktur balok kayu
digunakan oleh bangunan rumah eksisting
rumah Ibu Kabat menunjukkan bahwa
yang merupakan objek penelitian ini
tegangan lentur yang terjadi pada elemen
didapatkan bahwa persentase kuat tekan
balok kayu sebesar 73,6566 MPa,
aktual sejajar serat kayu dibanding kuat
sedangkan kapasitas dukung yang dimiliki
tekan kayu dalam nilai desain acuan adalah
oleh elemen balok adalah sebesar
sebesar 164,01%, sedangkan kuat lentur
26,5913 MPa. Tegangan lentur tersebut
sebesar 312,64%. Berdasarkan hasil
lebih besar dibandingkan dengan kapasitas
penelitian Hunggurami dkk, (2016) tersebut
dukung yang dimiliki oleh elemen balok
maka perlu untuk melakukan analisis ulang
rumah tersebut. Kondisi ini menunjukkan
dengan menggunakan nilai kuat tekan
bahwa terjadi peningkatan tegangan lentur
berdasarkan nilai desain acuan yang
balok sebesar 177% dibandingkan dengan
dimodifikasi sebesar 164,01% untuk kuat
kapasitas dukung yang ada. Hasil
tekan sejajar serat kayu dan 312,64% untuk
persamaan interaksi tegangan aksial dan
kuat lentur kayu.
lentur elemen kolom kayu adalah sebesar
1,4866 MPa. Kolom dinyatakan aman jika Analisis Kapasitas Elemen Struktur
nilai hasil persamaan interaksi < 1. Kondisi Berdasarkan SNI 7973-2013 dengan
ini menunjukkan bahwa elemen kolom Nilai Desain Acuan Dimodifikasi
kayu rumah Ibu Kabat, nilai hasil
Kapasitas Elemen Struktur dianalisis
persamaan interaksi lebih tinggi 48,660%.
Berdasarkan ketentuan dalam
Hasil analisis kapasitas balok dan kolom
SNI 7973-2013 dimana Nilai Desain Acuan
rumah Ibu Kabat menunjukkan bahwa
Dimodifikasi dilaksanakan dengan
elemen balok dan kolom rumah tersebut
prosedur yang sama dengan analisis
tidak aman pada saat terjadi pembebanan
kapasitas elemen strruktur tanpa
ekstrim (kondisi pembebanan yang
modifikasi. Perubahan yang dilakukan
memberikan efek terburuk pada struktur
hanya pada nilai desain acuan, dimana
dari beberapa kombinasi beban yang
sebelumnya untuk material dengan kode
diperhitungkan) dan gempa rencana
E14 yang merupakan kayu meranti, mutu
diasumsikan sebagai gempa dengan
nilai desain acuan lentur yang digunakan
peluang terjadi sebesar 2% dalam 50 tahun
adalah sebesar 12,6 MPa dan nilai desain
yang merupakan bahaya (hazard) paling
acuan aksial tekan sejajar serat sebesar
berat. Kondisi ini disebabkan oleh dimensi
11,1 MPa diubah menjadi 12,6 MPa x
elemen struktur balok dan kolom kayu yang
312,64% = 39,39 MPa untuk nilai acuan
terlalu kecil serta sifat material yang kurang
desain lentur dan 11,1 MPa x 164,01%
baik.
= 18,205 MPa untuk nilai acuan desain
Hunggurami dkk, (2016) dalam risetnya tekan sejajar serat.
telah melakukan pengujian kuat tekan
Hasil analisis kapasitas struktur balok kayu
sejajar serat kayu, kuat lentur kayu dan kuat
rumah Ibu Kabat menunjukkan bahwa
tekan tegak lurus serat kayu. Hasil
tegangan lentur yang terjadi pada elemen
penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat
balok kayu sebesar 73,6566 MPa,
tekan sejajar serat kayu, kuat lentur kayu
sedangkan kapasitas dukung yang dimiliki
dan kuat tekan tegak lurus serat kayu aktual
oleh elemen balok adalah sebesar

J.Inersia.15(1)1-12 10
Analisis Kekuatan Struktur Rumah Panggung Terhadap Gaya Gempa

83,1351 MPa. Tegangan lentur yang terjadi 2. Persamaan interaksi tegangan aksial
tersebut lebih kecil dibandingkan dengan dan lentur pada elemen struktur kolom
kapasitas dukung yang dimiliki oleh elemen kayu adalah sebesar 0,5012 MPa.
balok rumah tersebut. Kondisi ini Kolom dinyatakan aman jika nilai hasil
menunjukkan bahwa kapasitas elemen persamaan interaksi < 1. Elemen
balok kayu lebih besar 12,87% struktur kolom kayu, nilai hasil
dibandingkan dengan tegangan lentur balok persamaan interaksi lebih rendah
yang terjadi. Hasil persamaan interaksi 49,880%.
tegangan aksial dan lentur pada elemen 3. Hasil analisis kapasitas elemen
kolom kayu adalah sebesar 0,5012 MPa. struktur balok dan kolom
Kolom dinyatakan aman jika nilai hasil menunjukkan bahwa elemen balok dan
persamaan interaksi < 1. Kondisi ini kolom rumah tersebut aman.
menunjukkan bahwa elemen kolom kayu
UCAPAN TERIMA KASIH
rumah Ibu Kabat, nilai hasil persamaan
interaksi lebih rendah 49,880%. Kepada jajaran pimpinan Fakultas Teknik
Universitas Bengkulu disampaikan ucapan
Berdasarkan hasil analisis kapasitas
terima kasih atas pemberian biaya, yang
struktur balok dan kolom rumah Ibu Kabat
dengannya penelitian ini dapat terlaksana
yang mengacu pada SNI 7973-2013 dengan
dengan sangat baik.
nilai desain termodifikasi menunjukkan
hasil bahwa elemen kolom dan balok yang DAFTAR PUSTAKA
tersusun dari bahan kayu meranti aman American Society of Civil Engineers
pada saat terjadi pembebanan ekstrim (ASCE). 2000. FEMA 356, Federal
dengan gempa kala ulang 50 tahunan. Emergency Management Agency.
Kondisi ini diperkuat dengan fakta Washington, D.C.: ASCE.
lapangan bahwa rumah panggung yang Gutierrez, J. 2004. Notes on the Seismic
berada di Desa Gunung Alam dimana Adequacy of Vernacular Buildings.
bangunan telah berusia lebih dari 50 tahun, 13th Word Confrence on Earthquake
sampai saat ini masih kuat dan tetap berdiri Engineering, (p. No. 5011).
kokoh. Vancouver, B.C. Canada.
KESIMPULAN Hartuti, & Rine, E. 2009. Buku Pintar
Gempa: Mengenal Seluk Beluk
Hasil analisis kapasitas elemen struktur
Gempa, Jenis-jenisnya, Penyebab-
rumah Ibu Kabat mengacu pada
penyebabnya, dan Dampak-
SNI 7973-2013 dengan nilai desain acuan
dampaknya. Yogyakarta: Diva Press.
dimodifikasi pada saat terjadi pembebanan
Hendrata, A. O. 2013. Peradaban Di Pantai
ekstrim dan gempa rencana kala ulang
Barat Sumatera. Yogyakarta:
50 tahun menghasilkan:
Ombak.
1. Tegangan lentur yang ditimbulkan pada
Hunggurami, E., Utomo, S., & Messakh, B.
elemen struktur balok kayu sebesar
2016. Identifikasi Kuat Acuan
73,6566 MPa, sedangkan kapasitas
terhadap Jenis Kayu yang
dukung yang dimiliki oleh elemen balok
Diperdagangkan di Kota Kupang
adalah sebesar 83,1351 MPa. Kapasitas
Berdasarkan SNI 7973:2013. Jurnal
elemen balok kayu lebih besar 12,87%
Teknik Sipil, V(2). 175 - 184.
dibandingkan dengan tegangan lentur
balok yang terjadi.

J.Inersia.15(1)1-12 11
Bahri & Kamil

Ibrahim, W., & Nandang. 2011. Arsitektur SNI 7973, 2013. Spesifikasi Desain Untuk
Tradisional Kenali Salah Satu Konstruksi Kayu. Jakarta: BSN.
Kearifan Lokal Daerah Lampung. SNI 1726, 2019. Tata Cara Perencanaan
Jurnal Rekayasa, 15(1). 59-66. ketahanan Gempa Untuk Struktur
Manurung, P. 2014. Arsitektur Bangunan Gedung dan Non Gedung.
Berkelanjutan, Belajar dari Kearifan Jakarta: BSN.
Arsitektur Nusantara. Makalah Suharjanto. 2013. Rekayasa Gempa
disajikan dalam Simposium Nasional (Dilengkapi dengan Analisis Beban
RAPI XIII. FT UMS. ISSN 1412- Gempa sesuai SNI 03- 1726:2002).
9612. A-75-A-81. Yogyakarta: Kepel Press.
Marwati. 2014. Studi Rumah Panggung Suwantara, I. K., & Suryantini, P. 2014.
Tahan Gempa Woloan di Minahasa Kinerja Sistem Struktur Rumah
Manado. Jurnal Teknosains, 8(1). Tradisional Ammu Hawu Dalam
95-108. Merespon Beban Seismik. Jurnal
Mukhtar, M. A., Pangarsa, G. W., & Permukiman, 9(2). 102-114.
Wulandari, L. D. 2013. Struktur Sudrajat, I., Triyadi, S., & Harapan, A.
Konstruksi Arsitektur Tradisional 2010. Perkembangan Tipologi
Bangunan Tradisional Keda Suku Rumah Vernakular dan Responnya
Ende Lio di Permukiman Adat Terhadap Bahaya Gempa, Studi
Wolotolo. Jurnal Ruas, 11(1). 17-28. Kasus: Desa Duku Ulu, Bengkulu.
Meutia. 2017. Pemetaan Sistem Struktur Jurnal Permukiman 5(3). 107-115.
Konstruksi Rumah Tradisional Aceh Triadi, S., Sudrajat, I., & Harapan, A. 2010.
dalam Merespon Gempa. Koridor: Kearifan Lokal Pada Bangunan
Jurnal Arsitektur dan Perkotaan, Rumah Vernakular di Bengkulu
8(1). 62-69. Dalam Merespon Gempa, Studi
Prihartiningrum, A., Ramawangsa, P. A., & Kasus: Rumah Vernakular di Desa
Bahri, S. 2020. Karakteristik Bentuk Duku Ulu. Lokal Wisdom, II(1). 1-7.
Hunian Suku Rejang di Daerah Wiranto. (1999). Arsitektur Vernakular
Rawan Gempa (Studi Kasus: Desa Indonesia: Perannya Dalam
Gunung Alam, Kabupaten Lebong). Pengembangan Jati Diri. Dimensi
Arsitektura, 18(1). 84-93. Teknik Arsitektur, 27(2). 15-20.
Purwono, R., Tavio, Imran, I., & Raka, G.
2004. Tata Cara Perhitungan Struktur
Beton Untuk Bangunan Gedung )SNI
03-2847-2002) Dilengkapi dengan
Penjelasan. Surabaya: ITS Press,
Cetakan Pertama.
Sastrawati, I. 2009. The Characteristics Of
The Self-Support Stilt-Houses
Towards The Disaster Potentiality At
The Cambaya Coastal Area,
Makassar. DIMENSI: Journal of
Architecture and Built Environment,
37(1). 33-40.

J.Inersia.15(1)1-12 12

Anda mungkin juga menyukai