Abstrak
Hunian vernakular adalah karya masyarakat yang digali dari potensi setempat sesuai dengan
daya dukung lingkungannya sehingga menghasilkan kekhasan produk tersendiri antara
kelompok masyarakat satu dengan yang lainnya. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji
perilaku struktur hunian vernakular Suku Rejang Desa Gunung Alam dalam merespon gaya
gempa. Metode penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: survai lapangan dengan
melakukan pengukuran secara langsung dan detail terhadap semua elemen penyusun rumah.
Membuat model struktur digital. Menganalisis model struktur dengan bantuan perangkat lunak
SAP 2000. Membuat simulasi respon model struktur terhadap beberapa jenis beban gempa.
Menganalisis kapasitas elemen struktur rumah dan dibandingkan dengan tegangan lentur yang
terjadi pada saat terjadi pembebanan ekstrim dan gempa rencana kala ulang 50 tahun. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa analisis kapasitas elemen struktur rumah Ibu Kabat mengacu
pada SNI 7973-2013 dengan nilai desain acuan dimodifikasi, kapasitas elemen balok kayu
lebih besar 12,87% dibandingkan dengan tegangan lentur balok yang terjadi. Elemen struktur
kolom kayu, nilai hasil persamaan interaksi lebih rendah 49,880%. Fakta lapangan
menunjukkan bahwa rumah panggung di Desa Gunung Alam yang telah berusia lebih dari
50 tahun, sampai saat ini masih kuat dan tetap berdiri kokoh.
Kata Kunci: Rumah Panggung, Tegangan Lentur, Gaya Gempa
Abstract
Vernacular housing is the work of the community, which is excavated from the local potential
in accordance with the carrying capacity of the environment so as to produce product
characteristics that are distinct from one community group to another. The purpose of this
study was to examine the behavior of vernacular residential structures of the Rejang Tribe in
Gunung Alam Village in response to seismic forces. The research method was carried out in
the following stages: a field survey by taking direct and detailed measurements of all elements
making up the house; creating digital structural models; analyzing structural models with the
help of SAP 2000 software; simulating the response of structural models to several types of
earthquake loads; analyzing the capacity of the structural elements of the house; and
comparing the bending stresses that occur during extreme loading and 50-year return period
earthquakes. The results showed that, according to the analysis of the capacity of the
structural elements of Mrs. Kabat's house referring to SNI 7973-2013 with modified reference
design values, the capacity of the elements of the wooden beams is 12.87% greater than the
bending stress of the beams that occurs. Elements of the wooden column structure result in a
resulting value of the interaction equation that is 49.880% lower. Field facts show that the
stilt houses in Gunung Alam Village, which are more than 50 years old, are still strong and
still standing.
Keyword: Stage House, Bending Stress, Seismic Force
J.Inersia.15(1)1-12 1
Bahri & Kamil
J.Inersia.15(1)1-12 2
Analisis Kekuatan Struktur Rumah Panggung Terhadap Gaya Gempa
J.Inersia.15(1)1-12 3
Bahri & Kamil
8,2 SR, tahun 2006 gempa Yogyakarta beban gempa. Kondisi gempa dengan
dengan besar 5,9 SR, tahun 2009 gempa kondisi resiko rendah, menengah, serta
Padang dengan besar 7,6 SR, dan tahun tinggi dipakai untuk mengatur
2013 gempa Aceh dengan besar 6,1 SR. kompatibilitas. Tingkat daktilitas dan
Peristiwa gempa tersebut menyebabkan pendetailannya harus menjadi perhatian
korban manusia serta menghancurkan untuk kondisi struktur dengan kategori
struktur bangunan-bangunan modern. biasa, menengah dan tinggi. Bangunan yang
Sebaliknya untuk banguna vernakular berada di wilayah gempa dengan resiko
kondisinya nampak utuh dan kokoh tanpa tinggi harus disyaratkan untuk memiliki
ada keruntuhan struktural daktilitas yang tinggi
(Suwantara & Suryantini, 2014). (Purwono dkk, 2004).
Arsitektur tradisional telah direncanakan, Gempa Bumi dan Prosesnya
dibangun serta dipergunakan melalui
Peristiwa gempa ditimbulkan oleh
pendekatan teori arsitektur yang
pergerakan lempeng bumi yang terjadi
berkelanjutan. Ditinjau dari kondisi struktur
secara mendadak (sudden slip). Lempeng
dan konstruksi, model bangunan vernakular
bumi bergeser secara mendadak yang
sudah memperhitungkan sistem struktur
disebabkan oleh sumber gaya yang berasal
berkelanjutan. Kasus ini dapat dilihat pada
dari alam maupun campur tangan manusia.
sistem struktur vernakular rumah
Bumi senantiasa bergerak mengikuti
masyarakat suku Nias yang dijuluki Omo
rotasinya. Gempa akan terjadi apabila
Hada. Omo Hada agar bisa merespon gaya
tekanan dan pergerakan lempeng bumi
gempa, elemen struktur diagonalnya
sudah sangat besar dan tidak mampu
diperkuat dengan struktur rangka kaku.
dibendung oleh pinggiran lempengan
Struktur rangka berbentuk kaku
sehingga terjadi pelepasan energi. Gempa
dimaksudkan agar mampu mengimbangi
bumi terparah umumnya terjadi pada
gaya lateral arah ke samping
perbatasan lempengan kompresional dan
(Manurung, 2014).
translasional. Pergerakan magma dalam
Meutia (2017) melakukan riset dengan cara perut gunung berapi dapat menjebabkan
melakukan pengamatan terhadap rumah gempa vulkanik. Gempa vulkanik diawali
tradisional masyarakat Aceh dalam dengan letusan gunung berapi yang diiringi
merespon gempa dengan cara membuat dengan getaran di permukaan bumi
maket dan mensimulasikan menggunakan (Suharjanto, 2013).
personal komputer dengan software
Gelombang gempa bisa dibedakan menjadi
SAP 2000. Hasil pengujian maket
tiga (Hartuti & Rine, 2009): (1) Gelombang
menunjukkan bahwa kemampuan sistem
primer yaitu gelombang yang bergerak
struktur ketika mendapatkan gaya gempa,
dalam arah longitudinal. Gelombang
kondisi stabil, kokoh serta mampu
primer memiliki kecepatan rambat 4-7
mempertahankan posisi dan kedudukan.
km/detik. (2) Gelombang sekunder yaitu
Untuk wilayah rawan gempa, prinsip gelombang yang bergerak secara
perencanaan gempa pada bangunan wajib transversal. Gelombang sekunder memiliki
memenuhi persyaratan tertentu. Syarat- kecepatan rambat 2-6 km/detik dan (3)
kondisi desain serta pendetailan harus gelombang panjang yaitu gelombang yang
kompatibel dengan taraf penyebaran energi bergerak pada bagian atas permukaan bumi
yang diasumsikan pada perhitungan desain dengan kecepatan lebih lambat.
J.Inersia.15(1)1-12 4
Analisis Kekuatan Struktur Rumah Panggung Terhadap Gaya Gempa
J.Inersia.15(1)1-12 5
Bahri & Kamil
J.Inersia.15(1)1-12 6
Analisis Kekuatan Struktur Rumah Panggung Terhadap Gaya Gempa
bongkahan batu yang kuat dengan dengan balok ukuran 10 x 10 cm dari bahan
permukaan yang datar. Gambar 3 kayu meranti merah. Untuk elemen lantai,
memperlihatkan struktur pondasi rumah Ibu papan didusun dan dipaku di atas balok-
Kabat dimana dalam gambar ini nampak balok mendatar yang berjarak 50 cm.
sekali bahwa pondasi kayu berdiri dengan Balok-balok tersebut berfungsi sebagai
kokoh dan mantap memikul beban dari balok landasan yang bertumpu di atas sloof.
struktur di atasnya. Balok landasan dan sloof dihubungkan
dengan sambungan takik.
Elemen dinding tersusun atas bilah-bilah
papan 2 x 20 cm yang menempel pada
rangka balok kayu 10 x 10 cm dengan cara
dipaku. Rangka balok kayu tersebut ada
yang berfungsi sebagai kolom dan sebagai
penguat struktur. Untuk elemen plafon juga
Gambar 3. Struktur Pondasi Kayu Rumah terbuat atas bilah-bilah papan 2 x 20 cm
Ibu Kabat yang menumpu pada balok kayu 10 x 10 cm
Untuk elemen balok sloof dan kolom, bahan dalam arah melintang. Gambar 5
pembentuknya berasal dari kayu meranti memperlihatkan kondisi lantai, dinding dan
merah dengan ukuran 10/10 cm untuk balok plafon rumah Ibu Kabat.
sloof dan 12/12 cm untuk kolom. Sloof
terhubung langsung dengan pondasi kayu
dengan model sambungan takik. Sedangkan
kolom terhubung dengan sloof dan balok
ring (balok atas) juga dengan model
sambungan takik. Gambar 4 Gambar 5. Elemen Lantai, Dinding dan
memperlihatkan elemen balok sloof dan Plafon Rumah Ibu Kabat
kolom yang nampak masih sangat kokoh
walaupun usia bangunannya telah mencapai Parameter Pemodelan dan Output Analisis
63 tahun. Pemodelan bangunan rumah yang ditinjau
dilakukan dengan menggunakan softrware
SAP2000, dengan model 3 dimensi. Dalam
pemodelan akan ditentukan beberapa
parameter analisis yaitu tipe material
beserta karakteritik mekaniknya, tipe-tipe
elemen struktur, dimensi elemen struktur,
besaran beban rencana, beban hidup, beban
Gambar 4. Elemen Balok Sloof dan mati dan beban atap. Penentuan parameter-
Kolom Kayu Rumah Ibu Kabat parameter beban gempa yang terdiri dari
klasifikasi situs, tipe struktur dan
Bahan pembentuk dinding, lantai dan percepatan tanah yang didapatkan dari peta
plafon rumah terbuat dari papan kayu gempa sesuai dengan SNI 1729-2019.
meranti merah ukuran 2 x 20 cm dengan
finishing permukaan yang sangat halus. Output analisis yang akan didapatkan
Satu bagian papan dengan papan yang adalah besaran internal forces (gaya dalam)
lainnya disusun dengan rapih dan diperkuat pada masing-masing elemen struktur. Gaya
J.Inersia.15(1)1-12 7
Bahri & Kamil
dalam yang didapatkan berupa gaya geser, (V2 & V3), gaya aksial (P), momen lentur
gaya aksial dan momen lentur yang akan (M2 & M3) dan torsi (T). Distribusi gaya-
digunakan sebagai dasar penentuan apakah gaya dalam tersebut dapat digambarkan
elemen struktur masih berperilaku melalui diagram momen (BMD), diagram
memuaskan dibawah beban yang ekstrim, gaya aksial (NFD), diagram gaya geser
perilaku struktural rumah tinjauan dibawah (SFD) dan diagram momen torsi (TMD).
beban gempa dan perbaikan/penambahan Momen lentur maksimum (Mmak) pada
elemen struktur jika diperlukan. elemen balok kayu terjadi sebesar
Model Definition 12,276 kNm. Gaya aksial maksimum (Pmak)
pada elemen kolom kayu terjadi sebesar
Model definition adalah definisi parameter- 29,674 kN, Mmak sebesar 4,478 kNm dan
parameter yang telah diinputkan dalam Mmin sebesar -4,501 kNm. Gaya dalam
model analisis struktur dengan software yang diperoleh digunakan untuk mencari
analisis struktur. Dalam model definition tegangan lentur balok dan kolom, disajikan
dapat dilihat secara mendetail mengenai dalam Gambar 7 dan 8.
parameter-parameter yang telah diinputkan
ke dalam model analisis. Model definition
pada penelitian ini disajikan pada Tabel 1
sedangkan model geometri SAP rumah Ibu
Kabat dapat dilihat pada Gambar 6.
Tabel 1. Model Definition Rumah Ibu
Kabat
Gambar 7. BMD dan NFD Rumah Ibu
Kabat
J.Inersia.15(1)1-12 8
Analisis Kekuatan Struktur Rumah Panggung Terhadap Gaya Gempa
dengan nilai desain acuan Fb= 12,6 MPa; standar nilai CF tidak boleh digunakan
Ft= 11,1 MPa; Fc= 11,1 MPa; Fv= 1,48 MPa; lebih besar daripada 1.
FCḻ= 2,96 MPa; dan modulus elastisitas 5. Faktor penggunaan rebah dengan faktor
acuan E= 14000 MPa; Emin= 7000 MPa. modifikasi Cfu dimana digunakan pada
Selain nilai desain dan modulus elastisitas kayu yang dibebani pada permukaan
acuan, dalam perhitungan kapasitas lebar. Dalam rumah Ibu Kabat, bentuk
tegangan lentur untuk balok dan kapasitas penampang kayu yang digunakan adalah
tegangan kombinasi aksial tekan dan lentur bujur sangkar sehingga nilai Cfu
untuk kolom diperlukan beberapa koefisien digunakan sebesar 1.
modifikasi.
Analisis kapasitas lentur elemen balok
Faktor-fakrtor modifikasi dalam analisis dilakukan dengan prosedur menghitung
kapasitas elemen struktur pada penelitian besaran tegangan lentur pada balok dengan
ini meliputi: menggunakan rumus tegangan lentur.
1. Kondisi layan kadar air kayu, dengan Selanjutnya kapasitas lentur diperhitungkan
faktor modifikasi CM, dalam analisis ini dengan memodifikasi nilai desain acuan
diasumsikan memiliki kadar air lebih dari untuk tegangan kentur dengan faktor-faktor
19% untuk kondisi waktu yang lama modifikasi yang sesuai. Jika nilai desain
dengan asumsi kayu terekspose dan acuan untuk tegangan lentur yang
terpengaruh cuaca, sehingga nilai CM termodifikasi lebih besar atau minimal
diambil sebesar 0,85 untuk lentur dan 0,8 sama dengan tengangan lentur yang terjadi,
untuk aksial. maka elemen lentur dapat dinyatakan aman
2. Faktor temperature, dengan faktor dan sebaliknya jika nilai desain acuan lebih
modifikasi CT, dimana dalam analisis ini kecil daripada tegangan yang terjadi maka
dianggap kayu berada dalam kondisi elemen lentur dinyatakan tidak aman.
temperature lingkungan yang berada
Analisis kapasitas kolom dilakukan dengan
dibawah 38oC sesuai dengan iklim
menggunakan prosedur analisis kapasitas
dimana rumah sampel penelitian berdiri,
tegangan kombinasi lentur dan aksial tekan.
sehingga nilai CT diambil sebesar 1.
Prosedur analisis dilakukan dengan
3. Faktor stabilitas balok, dengan faktor
pertama-tama memperhitungkan tegangan
modifikasi CL, dimana dalam analisis ini
aksial dan tegangan lentur yang terjadi pada
balok dianggap stabil dari tekuk lateral
kolom, selanjutnya memperhitungkan
dengan mengasumsikan bahwa papan
kapasitas lentur dengan menggunakan nilai
yang berfungsi sebagai dek lantai dapat
acuan desain lentur yang dikalikan dengan
sekaligus berfungsi sebagai tumpuan
faktor-faktor modifikasi, dilanjutkan
lateral balok, sehingga CL diambil
dengan memperhitungkan kapasitas aksial
sebesar 1.
termodifikasi dengan memperhatikan
4. Faktor ukuran CF dimana kayu yang
stabilitas kolom. Kapasitas kolom
memiliki dimensi yang lebih kecil
diperhitungkan dengan menggunakan
daripada 101,6 mm menggunakan faktor
persamaan interaksi tegangan aksial dan
modifikasi CF sebesar 1. Sedangkan
lentur. Kolom dinyatakan aman jika hasil
elemen struktur yang memiliki dimensi
dari persamaan interaksi tersebut bernilai
lebih besar daripada 101,6 mm nilai CF
maksimal sebesar 1.
harus dihitung dengan menggunakan
persamaan CF= (305/d)1/9. Ketentuan
J.Inersia.15(1)1-12 9
Bahri & Kamil
Analisis Kapasitas Elemen Struktur hasil pengujian berada jauh di atas nilai
Rumah Ibu Kabat desain acuan yang diatur oleh
SNI 7973-2013. Kayu meranti yang
Hasil analisis kapasitas struktur balok kayu
digunakan oleh bangunan rumah eksisting
rumah Ibu Kabat menunjukkan bahwa
yang merupakan objek penelitian ini
tegangan lentur yang terjadi pada elemen
didapatkan bahwa persentase kuat tekan
balok kayu sebesar 73,6566 MPa,
aktual sejajar serat kayu dibanding kuat
sedangkan kapasitas dukung yang dimiliki
tekan kayu dalam nilai desain acuan adalah
oleh elemen balok adalah sebesar
sebesar 164,01%, sedangkan kuat lentur
26,5913 MPa. Tegangan lentur tersebut
sebesar 312,64%. Berdasarkan hasil
lebih besar dibandingkan dengan kapasitas
penelitian Hunggurami dkk, (2016) tersebut
dukung yang dimiliki oleh elemen balok
maka perlu untuk melakukan analisis ulang
rumah tersebut. Kondisi ini menunjukkan
dengan menggunakan nilai kuat tekan
bahwa terjadi peningkatan tegangan lentur
berdasarkan nilai desain acuan yang
balok sebesar 177% dibandingkan dengan
dimodifikasi sebesar 164,01% untuk kuat
kapasitas dukung yang ada. Hasil
tekan sejajar serat kayu dan 312,64% untuk
persamaan interaksi tegangan aksial dan
kuat lentur kayu.
lentur elemen kolom kayu adalah sebesar
1,4866 MPa. Kolom dinyatakan aman jika Analisis Kapasitas Elemen Struktur
nilai hasil persamaan interaksi < 1. Kondisi Berdasarkan SNI 7973-2013 dengan
ini menunjukkan bahwa elemen kolom Nilai Desain Acuan Dimodifikasi
kayu rumah Ibu Kabat, nilai hasil
Kapasitas Elemen Struktur dianalisis
persamaan interaksi lebih tinggi 48,660%.
Berdasarkan ketentuan dalam
Hasil analisis kapasitas balok dan kolom
SNI 7973-2013 dimana Nilai Desain Acuan
rumah Ibu Kabat menunjukkan bahwa
Dimodifikasi dilaksanakan dengan
elemen balok dan kolom rumah tersebut
prosedur yang sama dengan analisis
tidak aman pada saat terjadi pembebanan
kapasitas elemen strruktur tanpa
ekstrim (kondisi pembebanan yang
modifikasi. Perubahan yang dilakukan
memberikan efek terburuk pada struktur
hanya pada nilai desain acuan, dimana
dari beberapa kombinasi beban yang
sebelumnya untuk material dengan kode
diperhitungkan) dan gempa rencana
E14 yang merupakan kayu meranti, mutu
diasumsikan sebagai gempa dengan
nilai desain acuan lentur yang digunakan
peluang terjadi sebesar 2% dalam 50 tahun
adalah sebesar 12,6 MPa dan nilai desain
yang merupakan bahaya (hazard) paling
acuan aksial tekan sejajar serat sebesar
berat. Kondisi ini disebabkan oleh dimensi
11,1 MPa diubah menjadi 12,6 MPa x
elemen struktur balok dan kolom kayu yang
312,64% = 39,39 MPa untuk nilai acuan
terlalu kecil serta sifat material yang kurang
desain lentur dan 11,1 MPa x 164,01%
baik.
= 18,205 MPa untuk nilai acuan desain
Hunggurami dkk, (2016) dalam risetnya tekan sejajar serat.
telah melakukan pengujian kuat tekan
Hasil analisis kapasitas struktur balok kayu
sejajar serat kayu, kuat lentur kayu dan kuat
rumah Ibu Kabat menunjukkan bahwa
tekan tegak lurus serat kayu. Hasil
tegangan lentur yang terjadi pada elemen
penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat
balok kayu sebesar 73,6566 MPa,
tekan sejajar serat kayu, kuat lentur kayu
sedangkan kapasitas dukung yang dimiliki
dan kuat tekan tegak lurus serat kayu aktual
oleh elemen balok adalah sebesar
J.Inersia.15(1)1-12 10
Analisis Kekuatan Struktur Rumah Panggung Terhadap Gaya Gempa
83,1351 MPa. Tegangan lentur yang terjadi 2. Persamaan interaksi tegangan aksial
tersebut lebih kecil dibandingkan dengan dan lentur pada elemen struktur kolom
kapasitas dukung yang dimiliki oleh elemen kayu adalah sebesar 0,5012 MPa.
balok rumah tersebut. Kondisi ini Kolom dinyatakan aman jika nilai hasil
menunjukkan bahwa kapasitas elemen persamaan interaksi < 1. Elemen
balok kayu lebih besar 12,87% struktur kolom kayu, nilai hasil
dibandingkan dengan tegangan lentur balok persamaan interaksi lebih rendah
yang terjadi. Hasil persamaan interaksi 49,880%.
tegangan aksial dan lentur pada elemen 3. Hasil analisis kapasitas elemen
kolom kayu adalah sebesar 0,5012 MPa. struktur balok dan kolom
Kolom dinyatakan aman jika nilai hasil menunjukkan bahwa elemen balok dan
persamaan interaksi < 1. Kondisi ini kolom rumah tersebut aman.
menunjukkan bahwa elemen kolom kayu
UCAPAN TERIMA KASIH
rumah Ibu Kabat, nilai hasil persamaan
interaksi lebih rendah 49,880%. Kepada jajaran pimpinan Fakultas Teknik
Universitas Bengkulu disampaikan ucapan
Berdasarkan hasil analisis kapasitas
terima kasih atas pemberian biaya, yang
struktur balok dan kolom rumah Ibu Kabat
dengannya penelitian ini dapat terlaksana
yang mengacu pada SNI 7973-2013 dengan
dengan sangat baik.
nilai desain termodifikasi menunjukkan
hasil bahwa elemen kolom dan balok yang DAFTAR PUSTAKA
tersusun dari bahan kayu meranti aman American Society of Civil Engineers
pada saat terjadi pembebanan ekstrim (ASCE). 2000. FEMA 356, Federal
dengan gempa kala ulang 50 tahunan. Emergency Management Agency.
Kondisi ini diperkuat dengan fakta Washington, D.C.: ASCE.
lapangan bahwa rumah panggung yang Gutierrez, J. 2004. Notes on the Seismic
berada di Desa Gunung Alam dimana Adequacy of Vernacular Buildings.
bangunan telah berusia lebih dari 50 tahun, 13th Word Confrence on Earthquake
sampai saat ini masih kuat dan tetap berdiri Engineering, (p. No. 5011).
kokoh. Vancouver, B.C. Canada.
KESIMPULAN Hartuti, & Rine, E. 2009. Buku Pintar
Gempa: Mengenal Seluk Beluk
Hasil analisis kapasitas elemen struktur
Gempa, Jenis-jenisnya, Penyebab-
rumah Ibu Kabat mengacu pada
penyebabnya, dan Dampak-
SNI 7973-2013 dengan nilai desain acuan
dampaknya. Yogyakarta: Diva Press.
dimodifikasi pada saat terjadi pembebanan
Hendrata, A. O. 2013. Peradaban Di Pantai
ekstrim dan gempa rencana kala ulang
Barat Sumatera. Yogyakarta:
50 tahun menghasilkan:
Ombak.
1. Tegangan lentur yang ditimbulkan pada
Hunggurami, E., Utomo, S., & Messakh, B.
elemen struktur balok kayu sebesar
2016. Identifikasi Kuat Acuan
73,6566 MPa, sedangkan kapasitas
terhadap Jenis Kayu yang
dukung yang dimiliki oleh elemen balok
Diperdagangkan di Kota Kupang
adalah sebesar 83,1351 MPa. Kapasitas
Berdasarkan SNI 7973:2013. Jurnal
elemen balok kayu lebih besar 12,87%
Teknik Sipil, V(2). 175 - 184.
dibandingkan dengan tegangan lentur
balok yang terjadi.
J.Inersia.15(1)1-12 11
Bahri & Kamil
Ibrahim, W., & Nandang. 2011. Arsitektur SNI 7973, 2013. Spesifikasi Desain Untuk
Tradisional Kenali Salah Satu Konstruksi Kayu. Jakarta: BSN.
Kearifan Lokal Daerah Lampung. SNI 1726, 2019. Tata Cara Perencanaan
Jurnal Rekayasa, 15(1). 59-66. ketahanan Gempa Untuk Struktur
Manurung, P. 2014. Arsitektur Bangunan Gedung dan Non Gedung.
Berkelanjutan, Belajar dari Kearifan Jakarta: BSN.
Arsitektur Nusantara. Makalah Suharjanto. 2013. Rekayasa Gempa
disajikan dalam Simposium Nasional (Dilengkapi dengan Analisis Beban
RAPI XIII. FT UMS. ISSN 1412- Gempa sesuai SNI 03- 1726:2002).
9612. A-75-A-81. Yogyakarta: Kepel Press.
Marwati. 2014. Studi Rumah Panggung Suwantara, I. K., & Suryantini, P. 2014.
Tahan Gempa Woloan di Minahasa Kinerja Sistem Struktur Rumah
Manado. Jurnal Teknosains, 8(1). Tradisional Ammu Hawu Dalam
95-108. Merespon Beban Seismik. Jurnal
Mukhtar, M. A., Pangarsa, G. W., & Permukiman, 9(2). 102-114.
Wulandari, L. D. 2013. Struktur Sudrajat, I., Triyadi, S., & Harapan, A.
Konstruksi Arsitektur Tradisional 2010. Perkembangan Tipologi
Bangunan Tradisional Keda Suku Rumah Vernakular dan Responnya
Ende Lio di Permukiman Adat Terhadap Bahaya Gempa, Studi
Wolotolo. Jurnal Ruas, 11(1). 17-28. Kasus: Desa Duku Ulu, Bengkulu.
Meutia. 2017. Pemetaan Sistem Struktur Jurnal Permukiman 5(3). 107-115.
Konstruksi Rumah Tradisional Aceh Triadi, S., Sudrajat, I., & Harapan, A. 2010.
dalam Merespon Gempa. Koridor: Kearifan Lokal Pada Bangunan
Jurnal Arsitektur dan Perkotaan, Rumah Vernakular di Bengkulu
8(1). 62-69. Dalam Merespon Gempa, Studi
Prihartiningrum, A., Ramawangsa, P. A., & Kasus: Rumah Vernakular di Desa
Bahri, S. 2020. Karakteristik Bentuk Duku Ulu. Lokal Wisdom, II(1). 1-7.
Hunian Suku Rejang di Daerah Wiranto. (1999). Arsitektur Vernakular
Rawan Gempa (Studi Kasus: Desa Indonesia: Perannya Dalam
Gunung Alam, Kabupaten Lebong). Pengembangan Jati Diri. Dimensi
Arsitektura, 18(1). 84-93. Teknik Arsitektur, 27(2). 15-20.
Purwono, R., Tavio, Imran, I., & Raka, G.
2004. Tata Cara Perhitungan Struktur
Beton Untuk Bangunan Gedung )SNI
03-2847-2002) Dilengkapi dengan
Penjelasan. Surabaya: ITS Press,
Cetakan Pertama.
Sastrawati, I. 2009. The Characteristics Of
The Self-Support Stilt-Houses
Towards The Disaster Potentiality At
The Cambaya Coastal Area,
Makassar. DIMENSI: Journal of
Architecture and Built Environment,
37(1). 33-40.
J.Inersia.15(1)1-12 12