Anda di halaman 1dari 4

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS LAMPUNG


UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) SEMESTER GANJIL 2022/2023
MATA KULIAH : ARS620213 - ARSITEKTUR VERNAKULAR
DOSEN : Agung Cahyo Nugroho, S.T., M.T. | Dini Agumsari, S.Ars., M.R.K.
HARI/TANGGAL : Jumat, 14 Oktober 2022
WAKTU : 08.40 – 16.00 WIB
SIFAT UJIAN : OPEN BOOK
Petunjuk Pengerjaan:
1. Bacalah dan pahami soal secara cermat dan teliti!
2. Jawablah pertanyaan berikut dengan lengkap dan jelas!

SOAL
1. Jelaskan pemahaman anda terhadap arsitektur vernakular dan kaitannya dengan tradisi!
(poin 15)
2. Jelaskan mengapa rumah-rumah vernakular khususnya di Asia Tenggara memiliki karakteristik
yang cenderung serupa! (poin 15)
3. Pada masa kolonial, mereka berpendapat bahwa rumah vernakular di Asia Tenggara tidak
manusiawi (inhuman) karena terkesan kotor, gelap, dan tidak sehat. Seiring berjalannya
waktu, terjadi banyak persoalan terhadap lingkungan yang mereka rancang hingga akhirnya
persepsi kolonial berubah terhadap rumah vernakular. Bagaimana pendapat anda terhadap
persepsi kolonial tersebut? (poin 20)
4. Berdasarkan studi kasus bangunan vernakular yang telah kelompok anda pilih. Jelaskan dan
uraikan kaitannya dengan: a) iklim, b) teknologi, dan c) simbolisme! (poin 50)

Ketentuan pengerjaan:
a) Buatlah dalam format kertas kerja A4 portrait.
b) File disimpan ke dalam format PDF dengan nama file UTS_AV_NPM_Nama
c) Jawaban soal diunggah ke GoogleClassroom sesuai batas waktu yang telah ditentukan!
d) Dapat ditambahkan gambar-gambar penunjang dengan mencantumkan sumber.

---- Selamat Mengerjakan ---


PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS LAMPUNG
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) SEMESTER GANJIL 2022/2023
MATA KULIAH ARS620213 - ARSITEKTUR VERNAKULAR
NAMA Agus Fajar Mahardeka
NPM 2015012072
KELOMPOK 2
STUDI KASUS Rumah Nias Selatan

Jawaban:

1. Vernakular adalah Bahasa setempat, dan bisa diartikan Arsitektur Vernakuar adalah
suatu gagasan mendesain yang menjadikan perilaku, budaya, tradisi dan kondisi alam
atau lingkungan sekitar menjadi acuan dalam mendesain sebuah bangunan.
Mekanisme estafet penerusan pengetahuan bangun membangun ini mengandalkan
hubungan yang sudah ada antar anggota masyarakatnya, dari orang tua ke anaknya dari
orang yang sudah berpengalaman kepada orang yang masih belajar. Mekanisme inilah
yang disebut Tradisi. Sehingga, Arsitektur Vernakular yang identik dengan jenis karya
Arsitektur tanpa Arsitek merupakan istilah atau langkah adaptatif dan antisipatif
manusia lokal untuk membuat perlindungan diri dengan lingkungannya secara try and
error.

2. 1. Iklim
Kondisi iklim memiliki dampak yang besar terhadap bentuk bangunan itu sendiri,
karena di Asia Tenggara memiliki kondisi iklim yang sama maka bentuk pemecahan
masalah mereka juga kurang lebih sama seperti bentuk atap yang miring dan
menjulang tinggi untuk menangani curah hujan yang tinggi dan musim kemarau
Karena atap tinggi memiliki rongga yang memiliki fungsi sirkulasi udara yang baik
sehingga udara panas dapat keluar sebelum benar benar masuk kedalam rumah.

2. Tradisi
Daerah Asia Tenggara cenderung memiliki kebiasaan dan kepercayaan yang sama
seperti mempercayai hal sakral, maka itu juga berpengaruh pada Arsitektur mereka
memiliki zoning dan bentuk yang sama seperti atap tinggi yang menyimbolkan hal
yang sakral serta ruangan paling atas digunakan untuk beribadah.
3. Beberapa pernyataan dari kolonial tersebut memang ada benarnya Karena terkadang
bebrapa masyarakat dulu hidup berdasarkan kepercayaan tradisi yang kurang relevan
terhadap kondisi lingkungan serta kesehatan hidup serta adanya ketimpangan sosial dan
masih adanya tingkatan kasta yang terjadi sehingga orang yang bisa memiliki rumah
yang layak hanyalah orang yang memiliki tingkat kasta yang tinggi.

4. Rumah Nas Selatan


 Iklim
Rumah Nias berada pada iklim tropis serta daerah pegunungan dan memiliki
intensitas yang tinggi, yang membuat bangunan rumah Nias berbentuk panggung
dengan atap menjulang tinggi.
 Tekonologi
Rumah tradisional Nias bagian selatan berbentuk panggung, dengan bentuk
denah empat persegi panjang. Sistem tumpuan yang digunakan adalah tumpuan
sendi, di mana tiang bangunan diletakkan di atas umpak yang terbuat dari batu
sebagai landasannya. Pada sistem perletakannya diberi perkuatan dengan
menambahkan sokong membentuk huruf V

.Perspektif potongan rumah tradisional Nias Bagian Selatan


Sumber : https://id.pinterest.com/pin/705305991614956657/

Dinding, menggunakan sistem dinding pemikul, di mana dinding disusun tegak


dengan ketebalan yang cukup besar, dan tidak ada kolom pada dinding. Struktur
atap dibentuk oleh tiang-tiang yang memikul balok dan disusun secara berlapis
sampai ke puncak atap serta didukung oleh balok-balok sokong yang berbentuk X.
Tiang utama penyokong atap dipasang dari lantai sampai ke puncak atap atau
bubungan. Hubungan antara elemen-elemen menggunakan sistem pasak,
takikan/coakan dan masukan. Jenis sambungan ini memiliki fleksibelitas yang
tinggi. Material yang digunakan pada bangunan tradisional Nias Selatan adalah
sebagai berikut:
 Pondasi umpak terbuat dari batu;
 Tiang dan balok bangunan menggunakan kayu yang keras;
 Lantai, menggunakan bahan penutup dari papan kayu;
 Atap, bahan penutup atap menggunakan daun rumbia/daun sagu; dan
 Dinding menggunakan papan kayu dengan ukuran yang tebal

Sistem tektonika hubungan balok lantai dan tiang utama untuk bangunan dengan
mengunakan pondasi umpak. sumber: Burhan Nasution (2015)

 Simbol
Penyimbolan kembali cara hidup orang Nias sebagai nelayan, kemudian
berubah hanya sebagai petani dan berburu, diwujudkan dalam tampilan rumah
yang berwujud perahu. Penyimbolan unsur budaya yang hilang dimasyarakat
Nias Selatan disikapi dengan perwujudan perahu pada arsitektur rumah mereka,
hal tersebut diperlukan sebagai upaya untuk memberikan gambaran yang lebih
baik bagi kesejarahan kelompok masyarakat.
Selain terkait penggunaan wujud perahu pada arsitektur Nias terkait
dengan kondisi Pulau Nias yang berada pada daerah dengan intensitas gempa
yang cukup kuat. Pengalaman masyarakat Nias tinggal di dalam perahu dalam
kurun waktu yang lama yang sering mengalami guncangan ombak laut yang
cukup besar, memberi ide kepada mereka kenapa tidak menggunakan saja
perahu sebagai rumah mereka. Mengingat perahu adalah tempat tinggal yang
tahan terhadap guncangan, yang dibuktikan dengan kemampuan perahu
menahan guncangan ombak laut.

Konstrusi Rumah Nias seperti perahu diletakkan di atas panggung


Sumber : Burhan Nasution, Sofyan: ASAL USUL BENTUK PERAHU

Anda mungkin juga menyukai