Anda di halaman 1dari 21

PERENCANAAN DINDING GESER (SHEAR WALL) PADA

BANGUNAN GEDUNG BERDASARKAN SNI 2847:2013 DAN SNI


1726:2012 DI PADANG

Muhammad Zangki, Hendri Gusti Putra, Indra Farni


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang
E-mail : muhammad.zangki@gmail.com, hendrigp@ft.ac.id, indrafarni@yahoo.com

Abstrak

Kota Padang merupakan daerah yang rawan terhadap gempa bumi sehingga dibutuhkan
sistem struktur yang dapat mengurangi resiko kerusakan pada bangunan gedung akibat gempa
bumi tersebut. Dinding geser adalah dinding yang dirancang untuk menahan geser atau gaya
lateral akibat gempa bumi. Untuk merencanakan dinding geser ini menggunakan acuan SNI
2847:2013, untuk perencanaan gempanya menggunakan SNI 1726:2012 dengan
menggunakan metode lateral ekivalen. Untuk perhitungan gaya-gaya yang pada struktur
digunakan alat bantu Etabs v.9.5.0. Struktur ini memiliki ketinggian total 24 m dengan
ketinggian total dinding geser 22 m dengan lebar 4 m . Dibangun diatas tanah lunak (SE),
kategori resiko gedung IV, faktor keutamaan 1.5 dengan Ss = 2.5 g, S1= 0.8 g dan PGA = 0.9
g. Dari analisa diperoleh respon spektrum T0 = 0.171, Ts = 0.853 dan Sa = 0.655. Dinding
geser direncanakan dengan ketebalan 30 cm menggunakan tulangan horizontal dan
transversal D16 – 300, dan untuk pengangkurnya digunakan D16 - 100.

Kata kunci : Padang, gempa, sni, etabs, dinding geser, gedung

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Hendri Gusti Putra, MSCE Ir. H. Indra Farni, MT.


BUILDING SHEAR WALL DESIGN
USING SNI 2847:2013 AND 1726:2012 IN PADANG

Muhammad Zangki, Hendri Gusti Putra, Indra Farni


Civil Engineering Departement, Faculty of Civil Engineering and Planning,
Bung Hatta University of Padang
E-mail : muhammad.zangki@gmail.com, hendrigp@ft.ac.id, indrafarni@yahoo.com

Abstract

Padang city is an high risk area of earthquake. Therefore required structure system which is
able to minimalize the risk of earthquake effect for the building. Shear wall is a wall system
that designed to restrain shear forces and earthquake lateral forces. The reference for design
this shear wall are SNI 2847:2013. Earthquake response design using SNI 1726:2012 by
lateral equivalent method. Forces design calculated using Etabs v.9.0.5 software. This
structure have 24 m in height , 22 m shear wall height and 4 m in width . Constructed on soft
ground type (SE), building structure risk category IV, Importance factor 1.5 with S s = 2.5 g,
S1= 0.8 g and PGA = 0.9 g. Analysis result of spectrum response is T0 = 0.171, Ts = 0.853 and
Sa = 0.655. Shear wall result using 30 cm in thickness, using D16 – 300 bars in horizontal and
transversal direction, and D16 – 100 for shear connector.

Keywords : Padang, earthquake, sni, etabs, shear wall, structure

Supervisor I Supervisor II

Ir. Hendri Gusti Putra, MSCE Ir. H. Indra Farni, MT.


I. PENDAHULUAN bumi atau kulit bumi atau kerak bumi
yang dapat menimbulkan kkerusakan
Indonesia berada di daerah rawan
dahsyat dan bencana lainnya seperti
gempa karena tiga jalur gempa yang ada di
tsunami.
dunia dua diantaranya bertemu di Indonesia.
3. Gempa Bumi Runtuhan
Kota Padang yang terletak di-Pulau
Gempa bumi yang disebabkan oleh
Sumatera merupakan salah satu wilayah yang
keruntuhan baik diatas maupun
rawan terhadap gempa bumi.
dibawah permukaan tanah. Gempa ini
Pada saat terjadi gempa bumi,
biasanya terjadi pada daerah kapur
bangunan mengalami gerakan vertikal dan
ataupun pada daerah pertambangan.
gerakan horizontal. Gerakan-gerakan ini
Gempa bumi ini jarang terjadi dan
menimbulkan gaya inersia atau gaya-gaya
bersifat lokal.
gempa dipusat masa struktur, baik arah
4. Gempa Bumi Buatan
vertikal maupun arah horizontal.
Gempa bumi buatan adalah gempa
Gempa bumi adalah getaran atau
bumi yanng diakibatkan oleh aktivitas
guncangan yang terjadi di permukaan bumi.
manusia seperti peledakan dinamit,
Secara garis besar gempa bumi dapat
bom, ataupun nuklir.
diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu :
1. Gempa Bumi Vulkanik Diantara keempat jenis gempa diatas,
Gempa bumi ini terjadi akibat adanya gempa bumi tektonik merupakan gempa
aktivitas magma yang biasa terjadi bumi yang paling sering terjadi. Secara
sebelum gunung api meletus. Apabila spesifik, gempa bumi tektonik juga dapat
keaktifan gunung api semakiin tinggin, diartikan sebagai peristiwa pelepasan energi
akan mengakibatkan timbulnya gelombang seismik secara tiba-tiba yang
ledakan dan juga terjadinya gempa disebabkan oleh adanya deformasi lempeng
bumi. tektonik yang ada di kerak bumi. Pelepasan
2. Gempa Bumi Tektonik energi dan guncangan secara tiba-tiba ini
Gempa bumi ini disebabkan oleh meyebabkan gelombang seismik yang yang
adanya aktivitas pergerakan lempeng memyebar dan merambat melalui kerak
pelat tektonik, yaitu pergeseran bumi. Kenyataannya, lempeng-lempeng
lempeng-lempeng tektonik yang terjadi tektonik ini selalu bergerak dan saling
secara tiba-tiba sehingga menyebabkan mendesak satu sama lainnya.
gelombang seismik yang menyebar dan Getaran bumi akibat gempa tektonik
merambat melalui lapisan lapisan kulit inilah yang paling banyak menimbulkan
kerusakan masif dan mengakibatkan Filosofi bangunan tahan gempa:
banyaknya korban jiwa. (Bambang Budiono  Gempa ringan, bangunan tidak boleh
dan Lucky Supriatna, 2011 ) mengalami kerusakan baik pada elemen
Menurut SNI 1726:2012,BSN dan PETA non struktural maupun pada elemen
(HAZARD) GEMPA INDONESIA 2010, strukturalnya.
Kementrian Pekerjaan Umum wilayah gempa di
 Gempa sedang, bangunan boleh
indonesia untuk perencanaan bangunan gedung
mengalami kerusakan pada elemen non
ditetapkan berdasarkan parameter :
strukturalnya akan tetapi elemen
1. PGA (percepatan puncak batuan dasar);
struktural tidak boleh rusak.
2. SS (percepatan batuan dasar pada periode
pendek);  Gempa Kuat, bangunan boleh
3. S1 (percepatan batuan dasar pada periode 1 mengalami kerusakan baik pada elemen
detik); non struktural maupun elemen
Parameter diatas dapat kita lihat dari strukturalnya, akan tetapi jiwa
gambar dibawah ini : penghuni bangunan tetap selamat
Gambar 1. 1 Peta Respon Spektra Percepatan 0,2 dalam arti sebelum bangunan runtuh
detik (Ss) untuk probabilitas terlampaui 2% dalam 50
tahun. masih cukup waktu bagi penghuni
untuk keluar/mengungsi ke tempat
aman
Dari permasaalahan diatas disimpulkan
bahwa suatu bangunan harus dapat memikul
beban-beban yang bekerja pada struktur
tersebut. Baik beban lateral (beban gempa
Sumber : PETA HAZARD GEMPA INDONESIA 2010, dan beban angin) yang dapat menimbulkan
Kementrian Pekerjaan Umum
defleksi lateral serta beban gravitasi (beban
Gambar 1. 2 Peta Respon Spektra Percepatan 0,2 mati dan beban hidup).
detik (Ss) untuk probabilitas terlampaui 2% dalam 50
tahun. Salah satu metode yang digunakan
dalam perencanaan struktur tahan gempa
adalah dinding geser (shear wall). Dinding
geser ini akan menghasilkan ketahanan lentur
yang tinggi dengan memanfaatkan sifat-sifat
beton bertulang.
Dalam perencanaan struktur tahan
Sumber : PETA HAZARD GEMPA INDONESIA 2010, gempa, tiap elemen struktur didesain dengan
Kementrian Pekerjaan Umum
berbagai ketentuan tertentu. Begitu juga
dengan dinding struktural yang merupakan bangunan biasa disebut dengan inti struktural
sistem struktur atau bagian dari sistem yang (structural cored).
memikul beban gempa seperti dinding geser. Dinding geser dikategorikan
Dinding geser dari beton bertulang adalah berdasarkan geometrinya yaitu:
elemen struktur vertikal yang biasa 1. Flexural wall (dinding langsing), yaitu
digunakan pada gedung bertingkat tinggi dinding geser yang memiliki rasio hw/lw
yang berfungsi untuk menahan gaya lateral ≥ 2, dimana desain dikontrol oleh
(beban gempa dan angin). perilaku lentur.
Sebuah dinding geser ( shear wall ) 2. Squat wall (dinding pendek), yaitu
merupakan dinding yang dirancang untuk dinding geser yang memiliki rasio
menahan geser atau gaya lateral akibat hw/lw ≤ 2, dimana desain dikontrol
gempa bumi. Banyak bangunan yang oleh perilaku geser.
menggunakan dinding geser untuk membuat 3. Coupled shear wall (dinding
rumah yang lebih aman dan lebih stabil. berangkai), dimana momen guling
Dinding geser yang efektif adalah baik kaku yang terjadi akibat beban gempa
dan kuat. Dinding geser (shearwall) adalah ditahan oleh sepasang dinding, yang
unsur pengaku vertikal yang dirancang untuk dihubungkan oleh balok-balok
menahan gaya lateral atau gampa yang perangkai, sebagai gaya-gaya tarik dan
bekerja pada bangunan. tekan yang bekerja pada masing-
Dinding geser adalah dinding beton masing dasar pasangan dinding
bertulang dengan kekakuan bidang datar tersebut.
yang sangat besar, yang ditempatkan pada Dalam prakteknya dinding geser selalu
lokasi tertentu (ruang lift atau tangga) berhubungan dengan rangka struktur gedung.
untuk menyediakan tahanan gaya/beban Dinding geser yang umum digunakan adalah
horizontal (Pranata dan Yunizar, 2011). dinding geser yang berdiri bebas atau dinding
Penggabungan antara portal dan geser kantilever dan dinding geser berangkai.
dinding geser, terutama bagi bangunan tinggi Dalam kasus dinding geser yang berdiri
dengan struktur beton. Hal ini dapat bebas, deformasi yang terjadi mirip dengan
memberikan hasil yang baik untuk sebuah balok kantilever yang berdiri di atas
memperoleh kekenyalan/daktilitas (ductility) tanah sehingga disebut sebagai cantilever
dan kekakuan sistem struktur. Penempatan shear wall.
dinding geser dapat dilakukan pada sisi luar Berdasarkan SNI 03-1726-2002,
bangunan atau pada pusat bangunan. Dinding pengertian dinding geser beton bertulang
geser yang ditempatkan pada bagian dalam kantilever adalah suatu subsistem struktur
gedung yang fungsi utamanya adalah untuk struktur bangunan boleh mengalami
memikul beban geser akibat pengaruh gempa kerusakan ringan pada lokasi yang
rencana, yang runtuhnya disebabkan oleh mudah diperbaiki yaitu pada ujung-
momen lentur (bukan oleh gaya geser) ujung balok di muka kolom, yang
dengan terjadinya sendi plastis pada kakinya, diistilahkan sendi plastis, struktur
dimana nilai momen lelehnya dapat pada tahap ini disebut tahap First
mengalami peningkatan terbatas akibat Yield yang merupakan parameter
pengerasan regangan. Dinding geser penting karena merupakan batas antara
kantilever termasuk dalam flexural wall kondisi elastik (tidak rusak) dan
dimana rasio rasio hw/lw ≥ 2 dan lebarnya kondisi plastik (rusak) tetapi tidak
tidak boleh kurang dari 1,5 m. roboh atau disingkat sebagai kondisi
Hal yang perlu diperhatikan dalam batas antara beban gempa ringan dan
perencanaan dinding geser sebagai penahan gempa kuat.
gaya geser yang besar akibat gempa yaitu 3. Di bawah gempa kuat (gempa dengan
bahwa dinding geser tidak boleh runtuh periode ulang 200-500 tahun dengan
akibat gaya geser, sehingga apabila dinding probabilitas 20%-10% dalam kurun
geser runtuh akibat gaya geser itu sendiri waktu umur gedung) resiko kerusakan
maka otomatis keseluruhan struktur akan harus dapat diterima tapi tanpa
runtuh karena sudah tidak ada lagi yang keruntuhan struktur. Jadi, kerusakan
menahan gaya geser tersebut. struktur pada saat gempa kuat terjadi
Dalam perencanaan bangunan harus didesain pada tempat-tempat
tahan gempa struktur yang didesain tertentu sehingga mudah diperbaiki
harus memenuhi kriteria sebagai berikut : setelah gempa kuat terjadi.
1. Di bawah gempa ringan (gempa Menurut SNI 1726:2012 Dasar sistem
dengan periode ulang 50 tahun dengan utama yang menahan gaya lateral adalah :
probabilitas 60% dalam kurun waktu 1. Sistem Dinding Penumpu
umur gedung) struktur harus dapat Dinding penumpu sering juga disebut
berespon elastik tanpa mengalami sebagai dinding geser. Dinding geser
kerusakan baik pada elemen struktural membentang pada keseluruhan jarak
(balok, kolom, pelat dan pondasi vertikal antar lantai. Jika dinding
struktur) dan elemen non struktural ditempatkan secara hati-hati dan
(dinding bata, plafond dan lain lain). simetris dalam perencanaannya,
2. Di bawah gempa sedang (gempa dinding geser sangat efisien dalam
dengan periode ulang 50-100 tahun) menahan beban vertikal maupun lateral
dan tidak menggangu persyaratan Pemikul Momen yaitu Sistem Rangka
arsitektural. Dinding geser ini memikul Pemikul Momen Biasa; Sistem Rangka
hampir seluruh beban lateral, beban Pemikul Momen Menengah; Sistem
gravitasi juga ditahan dinding ini Rangka Pemikul Momen Khusus.
sebagai dinding struktural. 4. Sistem Ganda (Dual Sistem)
2. Sistem Rangka Bangunan Sistem Ganda dapat memberikan hasil
Pada sistem ini terdapat rangka ruang yang baik untuk memperoleh daktilitas
lengkap yang memikul beban-beban dan kekakuan sistem struktur.
gravitasi, sedangkan beban lateral Tipe sistem struktur ini memiliki 3 ciri
dipikul oleh dinding struktural. dasar, yaitu :
Walaupun dinding struktural  Rangka ruang lengkap berupa Sistem
direncanakan memikul seluruh beban Rangka Pemikul Momen yang penting
gempa, rangka balok kolom harus berfungsi memikul beban gravitasi.
diperhitungkan terhadap efek  Pemikul beban lateral dilakukan oleh
simpangan lateral dinding struktural Dinding Struktural dan Sistem
oleh beban gempa rencana, mengingat Rangka Pemikul Momen dimana
rangka tersebut di tiap lantai masih yang tersebut terakhir ini harus secara
menyatu dengan dinding struktur tersendiri sanggup memikul sedikitnya
melalui lantai-lantai. Efek ini 25 % dari beban dasar geser nominal.
dinamakan syarat kompatibilitas
deformasi . Dinding Struktural dan Sistem Rangka
3. Sistem Rangka Pemikul Momen Pemikul Momen direncanakan untuk
(SRPM) menahan beban dasar geser nominal (V)
Rangka pemikul Momen terdiri dari secara proposional berdasarkan kekakuan
komponen (subsistem) horisontal relatifnya.
berupa balok dan komponen
(subsistem) vertikal berupa kolom
yang dihubungkan secara kaku.
Kekakuan portal tergantung pada
dimensi balok dan kolom, serta
proposional terhadap jarak lantai ke
lantai dan jarak kolom ke kolom.
Menurut tabel 9 SNI 1726:2012
tercantum 3 jenis Sistem rangka
II. METODOLOGI
persamaan (2.4.) Cs = 0.044 SDS Ie ≥ 0.01
2.1. Geser Dasar Seismik
Geser dasar seismik, V, dalam arah
Sebagai untuk struktur yang berlokasi
yang ditetapkan harus ditentukan sesuai
di daerah di mana S1 sama dengan atau lebih
dengan persamaan berikut ini :
besar dari 0,6 g, maka Cs harus tidak kurang
dari :
persamaan (2.1.)
V = Cs W
Ket :
persamaan (2.5.)
Cs = koefisien respons seismik
W = berat seismik efektif Ket :
SD1 = parameter percepatan spektrum
2.2. Perhitungan koefisien respons
respons desain dalam rentang
seismik
S1 = periode 1 detik
Koefisien respons seismik, Cs, harus
T = Parameter Percepatan Respon
ditentukan sesuai dengan persamaan berikut :
Maksimum

persamaan (2.2.)
Periode fundamental struktur
(detik)

Ket : 2.3. Reduksi interaksi tanah struktur

SDS = parameter percepatan spektrum Reduksi interaksi tanah struktur

respons desain dalam rentang diijinkan bila ditentukan menggunakan pasal


R = periode pendek 13 SNI 1726:2012, atau prosedur yang

Ie = faktor modifikasi respons diterima secara umum lainnya yang disetujui

faktor keutamaan gempa oleh otoritas yang berwenang.

Nila Cs yang dihitung dari persamaan


2.4. Nilai Maksimum Ss dalam Penentuan
diatas, tidak boleh melebihi :
Cs
Untuk struktur beraturan dengan
persamaan (2.3.)
ketinggian lima tingkat atau kurang dan

Nila Cs yang dihitung dari persamaan mempunyai perioda ( T ) sebesar 0,5 detik

diatas, tidak boleh kurang dari : atau kurang, Cs diijinkan dihitung


menggunakan nilai sebesar 1,5 untuk Ss.
2.5. Penentuan Perioda ( T ) Tabel 2.1. Koefisien Untuk Batas atas Pada
Perioda fundamental struktur ( T ), Perioda yang Dihitung
dalam arah yang ditinjau harus diperoleh Parameter percepatan
Koefisien Cu
menggunakan properti struktur dan respons spektral desain
karateristik deformasi elemen penahan dalam Pada 1 Detik (SD1)
≥ 0,4 1,4
analisis yang teruji. Perioda fundamental
struktur ( T ), tidak boleh melebihi hasil 0,3 1,4
koefisien untuk batasan atas pada perioda
0,2 1,5
yang dihitung (Cu) dari tabel 2.12 dan Sumber :SNI 1726:2012,BSN
periode fundamental pendekatan ( Ta ), yang 0,15 1,6
Tabel 2.2. Koefisien Untuk Batas atas Pada
ditentukan sesuai dengan pasal 7.8.2.1 SNI ≤ 0,1 1,7
1726:2012, Sebagai alternatif pada Tipe struktur Ct x
pelaksanaan analisis untuk menentukan Sistem rangka pemikul

perioda fundamental struktur ( T ), diijinkan momen di mana rangka

secara langsung menggunakan perioda memikul 100 persen gaya

bangunan pendekatan ( Ta ), yang dihitung gempa yang disyaratkan

sesuai dengan pasal 7.8.2.1 SNI 1726:2012. dan tidak dilingkupi atau
dihubungkan dengan
2.6. Perioda fundamental pendekatan komponen yang lebih kaku
(Ta) dan akan mencegah rangka
Perioda fundamental pendekatan a
Rangka
dari Bajajika Pemikul
defleksi dikenai 0,0724a 0,8
harus ditentukan dari persamaan berikut ini : Rangka Beton Pemikul 0,0466 0,9
Momen
gaya gempa:baja
Rangka dengan 0,0731a 0,75
Momen
Rangka baja dengan 0,0731a 0,75
bresing eksentris
persamaan (2.6.) Semua sistem struktur 0,0488a 0,75
bresing terkekang terhadap
Perioda yang Dihitung
lainnya
Ket : tekuk
Sumber :SNI 1726:2012,BSN
Ct = Ditentukan dari tabel 2.13
Sebagai alternatif, diijinkan untuk
hn = Ketinggian Struktur (m)
menentukan perioda fundamental pendekatan
x = Ditentukan dari tabel 2.13
( Ta ) dalam detik, dari persamaan berikut
untuk struktur dengan ketinggian tidak
melebihi 12 tingkat di mana sistem penahan
gaya gempa terdiri dari rangka penahan
momen beton atau baja secara keseluruhan
dan tinggi tingkat paling sedikit 3 m:
yang ditinjau.
persamaan (2.7.)

Ket : 2.7. Distribusi Vertikal Gaya Gempa


N = Jumlah Tingkat Gaya gempa lateral Fx (kN) yang
timbul di semua tingkat harus ditentukan dari

Perioda fundamental pendekatan persamaan berikut :

dalam detik untuk Struktur dinding geser


batu bata atau beton diijinkan untuk persamaan (2.10.)

ditentukan dari Persamaan 2.10 sebagai


berikut:
persamaan (2.11.)

persamaan (2.8.) Ket :


Cvx = Faktor Distribusi Vertikal
Dimana hn telah didefinisikan
V = gaya lateral desain total atau
sebelumnya, dan Cw dihitung dari Persamaan
geser di dasar struktur,
2.11 berikut :
Wi dinyatakan kilonewton (kN)
dan = bagian berat seismik efektif total
persamaan (2.9.) Wx struktur (W) yang ditempatkan
atau dikenakan pada tingkat i
atau x
hi tinggi dari dasar sampai tingkat i
Ket :
dan = atau x, dinyatakan dalam meter
AB = luas dasar struktur, dinyatakan
hx (m)
2
Ai = dalam meter persegi(m )
Eksponen yang terkait dengan
luas badan dinding geser “ i “,
k perioda struktur sebagai berikut:
Di = dinyatakan dalam meter
untuk struktur yang mempunyai
hi = persegi(m2)
perioda sebesar 0,5 detik atau
x = Panjang dinding geser “ i “,
kurang, k = 1,
dinyatakan dalam meter (m)
untuk struktur yang mempunyai
Tinggi dinding geser “ i “,
perioda sebesar 2,5 detik atau
dinyatakan dalam meter (m)
lebih, k = 2,
jumlah dinding geser dalam
untuk struktur yang mempunyai
bangunan yang efektif dalam
perioda antara 0,5 dan 2,5 detik,
menahan gaya lateral dalam arah
k harus sebesar 2 atau harus dan 2.0.
ditentukan dengan interpolasi 2.9.2. Dalam 21.9.4.1, nilai rasio hw / lw yang
linier antara 1 dan 2. digunakan untuk menentukan Vn untuk
segmen-segmen dinding harus yang
2.8. Distribusi Horizontal Gaya Gempa
lebih besar dari rasio-rasio untuk
Geser tingkat desain gempa di semua
dinding keseluruhan dan segmen
tingkat (Vx) (kN) harus ditentukan dari
dinding yang ditinjau.
persamaan:
2.9.3. Dinding harus mempunyai tulangan
geser terdistribusi yang memberikan
persamaan (2.12.)
tahanan dalam dua arah ortogonal pada
bidang dinding. Jika hw / lw tidak
melebihi 2,0, rasio tulangan ρl tidak
Ket :
boleh kurang dari rasio tulangan ρt.
Fi = bagian dari geser dasar seismik
2.9.4. Untuk semua segmen dinding vertikal
(V ) yang timbul di Tingkat i
yang menahan gaya lateral yang sama,
dinyatakan dalam kilo newton
kombinasi Vn tidak boleh diambil lebih
(kN)
besar dari 0,66 Acv √fc’ , dimana Acv
Geser tingkat desain gempa (Vx) (kN)
adalah luas kombinasi bruto dari semua
harus didistribusikan pada berbagai elemen
segmen dinding vertikal. Untuk salah
vertikal sistem penahan gaya gempa di
satu dari segmen dinding vertikal
tingkat yang ditinjau berdasarkan pada
individu, Vn tidak boleh diambil lebih
kekakuan lateral relatif elemen penahan
besar dari 0,83 Acw √fc’ dimana Acw
vertikal dan diafragma.
adalah luas penampang beton dari

2.9. Kekuatan geser segmen dinding vertikal individu yang

2.9.1. Vu dinding struktur tidak boleh ditinjau.

melebihi : 2.9.5. Untuk segmen dinding horizontal,


termasuk balok kopel, Vn tidak boleh
persamaan (2.13.) diambil lebih besar dari 0,83 Acw √fc’
dimana Acw adalah luas penampang
beton dari segmen dinding horizontal
Dimana koefisien αc adalah 0.25 untuk
atau balok kopel.
hw / lw ≤ 1,5 adalah 0,17 untuk hw / lw ≥
2,0 dan bervariasi secara linier antara
0,25 dan 0,17 untuk hw / lw antara 1,5
Gambar 1. 3 Luas Joint Efektif 2.9.2. Elemen pembatas dinding struktur
khusus
2.9.2.1. Kebutuhan untuk elemen pembatas
khusus di tepi-tepi dinding struktur
harus dievaluasi sesuai dengan
21.9.6.2 atau 21.9.6.3. Persyaratan
dari 21.9.6.4 dan 21.9.6.5 juga harus
dipenuhi.

Sumber :SNI 2847:2013,BSN 2.9.2.2. Subpasal ini berlaku untuk dinding


atau pier dinding yang secara efektif
2.9.1. Desain untuk beban lentur dan
menerus dari dasar struktur sampai
aksial
sisi paling dinding dan didesain
2.9.1.1. Dinding struktur dan bagian-bagian
untuk mempunyai penampang kritis
dari dinding tersebut yang dikenai
tunggal untuk lentur dan beban
kombinasi beban lentur dan aksial
aksial. Dinding yang tidak
harus didesain sesuai 10.2 dan 10.3
memenuhi persyaratan-persyaratan
kecuali bahwa 10.3.6 dan
ini harus didesain dengan 21.9.6.3.
persyaratan regangan nonlinier dari
10.2.2 tidak berlaku. Beton dan (a) Daerah tekan harus diperkuat
tulangan longitudinal yang dengan elemen pembatas khusus
disalurkan dalam lebar sayap dimana :
(flange) efektif, elemen pembatas,
dan badan (web) dinding harus persamaan (2.14.)

dianggap efektif. Pengaruh bukaan


dinding harus ditinjau.
c dalam pers. (2.14) diatas
2.9.1.2. Kecuali bila analisis yang lebih
berkaitan dengan sumbu netral
detail dilakukan, lebar sayap (flange)
terbesar yang dihitung untuk
efektif dari penampang sayap
gaya aksial terfaktor dan
(flange) harus menerus dari muka
kekuatan momen nominal
badan (web) suatu jarak yang sama
yang konsisten dengan
dengan yang lebih kecil dari
perpindahan desain δu / hw
setengah jarak ke badan (web)
dalam Pers. (2.30) tidak boleh
dinding yang bersebelahan dan 25
diambil kurang dari 0,007;
persen tinggi dinding total.
(b) Bila elemen pembatas khusus (a). Elemen pembatas harus
disyaratkan oleh 21.9.6.2(a), menerus secara horisontal dari
tulangan elemen pembatas serat tekan terluar suatu jarak
khusus harus menerus secara tidak kurang dari c – 0,1 lw dan
vertikal dari penampang kritis c/2. Dimana c adalah tinggi
suatu jarak tidak kurang dari sumbu netral terbesar yang
yang lebih besar dari lw atau dihitung untuk gaya aksial
Mu / 4Vu . terfaktor dan kekuatan momen
nominal yang konsisten
2.9.2.3. Dinding struktur yang tidak didesain
dengan δu.
terhadap ketentuan-ketentuan dari
(b). Dalam penampang bersayap
21.9.6.2 harus memiliki elemen
(flanged), elemen pembatas
pembatas khusus pada batas-batas
harus mencakup lebar sayap
dan tepi-tepi sekeliling bukaan
(flange) efektif dalam kondisi
dinding struktur dimana tegangan
tekan dan harus menerus
tekan serat terjauh maksimum,
paling sedikit 300 mm ke
terkait dengan kombinasi beban
dalam badan (web);
termasuk pengaruh gempa, E
(c). Tulangan transversal elemen
melebihi 0,2 fc’. Elemen pembatas
pembatas harus memenuhi
khusus diizinkan untuk dihentikan
persyaratan dari 21.6.4.2
dimana tegangan tekan yang
hingga 21.6.4.4, kecuali Pers.
dihitung kurang dari 0,5 fc’.
(21-4) tidak perlu dipenuhi dan
Tegangan-tegangan harus dihitung
batas spasi tulangan
untuk gaya-gaya terfaktor
transversal dari 21.6.4.3(a)
menggunakan model elastis linier
harus sebesar sepertiga dari
dan sifat penampang bruto. Untuk
dimensi terkecil dari elemen
dinding dengan sayap (flange), lebar
pembatas;
sayap (flange) efektif seperti
(d). Tulangan transversal elemen
didefinisikan dalam 21.9.5.2 harus
pembatas di dasar dinding
digunakan.
harus menerus ke dalam
2.9.2.4. Bila elemen pembatas khusus tumpuan paling sedikit ld
disyaratkan oleh 21.9.6.2 atau menurut 21.9.2.3, dari
21.9.6.3, (a) sampai (e) harus tulangan longitudinal terbesar
dipenuhi: pada elemen pembatas khusus
kecuali bila elemen pembatas 2.9.2.5. Bila elemen pembatas khusus tidak
khusus berhenti pada fondasi disyaratkan oleh 21.9.6.2 atau
tapak, fondasi pelat penuh 21.9.6.3, (a) dan (b) harus dipenuhi
(mat), atau penutup tiang (Gambar 2.14):
fondasi, dimana tulangan (a) Bila rasio tulangan
transversal elemen pembatas longitudinal di pembatas
khusus harus menerus paling dinding lebih besar dari 2,8/fy
sedikit 300 mm ke dalam tulangan transversal pembatas
fondasi tapak, fondasi pelat harus memenuhi 21.6.4.2, dan
penuh, atau penutup tiang 21.9.6.4(a). Spasi longitudinal
fondasi; maksimum tulangan
(e). Tulangan horizontal dalam transversal pada pembatas
badan (web) dinding harus tidak boleh melebihi 200 mm;
menerus ke dalam 150 mm (b) Kecuali bila Vu pada bidang
dari ujung dinding. Tulangan dinding kurang dari 0,083 Acv
harus diangkur untuk λ √fc’ , tulangan horizontal
mengembangkan Fy dalam yang berhenti pada tepi
kondisi tarik dalam inti dinding struktur tanpa elemen
terkekang dari elemen pembatas harus memiliki kait
pembatas menggunakan kait standar yang memegang
atau kepala standar. Bila tulangan tepi atau tulangan
elemen pembatas terkekang tepi harus dilingkupi dalam
mempunyai panjang cukup sengkang U yang memiliki
untuk menyalurkan tulangan ukuran dan spasi yang sama
badan horizontal, dan Av fy / s seperti, dan disambung
dari tulangan badan tidak lebih lewatkan ke, tulangan
besar dari Ash fyt / s dari horisontal.
tulangan transversal elemen
pembatas paralel terhadap
tulangan badan, diizinkan
untuk menghentikan tulangan
badan tanpa kait atau kepala
standar.
Gambar 1. 4 Rasio tulangan longitudinal untuk
kondisi pembatas dinding tipikal

Untuk input data Shear Modulus , klik


Orthotropic seperti dibawah ini

Gambar 1. 6 Input Shear Modulus (modulus geser)

Sumber :SNI 2847:2013,BSN

2.10. Input Data Etabs


1. Material Struktur
Untuk material Beton ,Kuat Beton yang
direncanakan menggunakan mutu, fc’ = 30
MPa ≈ K 300 , Modulus Elastisitas Beton (
Ec ) = 4700 √fc’ = 25742960 KN/m2, Angka
Poison ( Ʋ ) = 0,2 , Modulus Geser Beton ( G
) = Ec / (2 * (1 + Ʋ)) = 10726233.42 KN/m2
, Berat Jenis Beton per unit volume = 2,4 , 2. Tulangan

Berat Beton Bertulang per unit volume = 24 Input properti tulangan ini sangat kita
KN/m3. perlukan karena adanya perbedaan ukuran
diameter tulangan yang di pakai di
Untuk mutu Tulangan, direncanakan
Indonesia. Sebagai contoh untuk diameter
menggunakan Diameter ≤ 10 mm BJTP-24:
tulangan deform 22D, Bar Area = ¼ π (22) 2
fy = 2400 kg/cm2 = 240000 KN/m2 , dan
= 380.1327, dan untuk bar diameter = 22.
tulangan Diameter > 10 mm BJTD-40: fy =
Setelah itu baru dilakukan input data dengan
4000 kg/cm2 = 400000 KN/m2.
cara Option – Preferences – Reinforcement
Data-data yang telah direncanakan bar size
diatas diinput ke Etabs dengan cara: Define ,
Material Properties, Conc , Add New
Material seperti gambar berikut :

Gambar 1. 5 Input Material Beton Etabs


Gambar 1. 7 Input Data Tulangan yang digunakan SNI 2847:2013 pasal 10.10.4.1 , untuk balok
0,35 Ig dengan klik set modifiers pada
gambar diatas,

Gambar 1. 11 Modifikasi Properti Inersia Penampang


Balok

3. Balok
Input elemen Struktur Balok
dilakukan dengan cara Define – Frame
Section – Add Rectangular.
Gambar 1. 8 Input Elemen Balok

4. Kolom
Untuk Input data kolom hampir sama
dengan balok, dan untuk faktor modifikasi
inersia penampang kolom adalah 0.7 Ig.
Gambar 1. 13 Input Data Selimut
Beton Sesuai Satuan
Gambar 1. 12 Input Detail
Penampang
Setelah itu baru dilakukan input detail Kolom

penampang balok sesuai rencana.

Gambar 1. 9 Input Gambar 1. 10 Input Data


Detail Selimut Beton
Penam Sesuai Satuan
pang
Balok

Untuk langkah selanjutnya dilakukan


modifikasi untuk inersia penampang sesuai
Gambar 1. 14 Input Detail Penampang Kolom

Gambar 1. 17 Input Gambar 1. 18 Modifikasi


Detail Penampang Inersia Penampang
Shear Wall Shear wall

5. Shear Wall dan Core Wall


Untuk melakukan input data Shear
Wall dan Core Wall hampir sama dengan
pelat lantai adalah define – Wall/Slab/Deck
Sections – Add New Wall dan faktor
modifikasi inersia penampang Shear wall
dan core wall adalah 0.7 Ig. terlihat seperti
gambar dibawah ini :
Gambar 1. 15 Input Gambar 1. 16 Modifikasi
Detail Penampang Core Inersia Penampang Core
Wall wall
Data Awal Dinding Geser
fc’ fy bw hw

Tebal minimum dinding geser (h)


1. hmin = 1/25 lw
2. hmin = > 300 mm

Input dan Running Etabs


Mu Pu Vu

Menentukan Kebutuhan Lapis Tulangan


Vu > 0.17

Menentukan Kuat Geser Maksimum


Vu < 0.083

Vu > 0.083 Vu < 0.083

ρt max =
Rasio Tulangan Yang dipakai
ρl = 0.0025 atau ρl = 0.0025+0.5(2.5-(hw/lw))*( -0.0025) ρl = 0.0025 dan ρt = 0.0025

Cek Kebutuhan Elemen Pembatas


dipakai nilai C terbesar
≥ , ≥ 0.007

ya Tidak
C = (ɛ c / (ɛ c + ɛy))*d

Jarak Elemen Vertikal Jarak Elemen Horizontal


terbesar dari : terbesar dari :
C – 0.1*Lw C – 0.1*Lw Pasal 21.9.6.5
C/2 C/2
SNI 2847:2013

Desain tulangan Transversal dan


Longitudinal
Syarat : s ≤ l w / 3; s ≤ 3h; dan 450 mm

Gambar 1. 19 Diagram alir perencanaan dinding geser


Mulai

Informasi Perencanaan :

 Data tanah;
 Gambar Perencanaan ;
 Fungsi Bangunan;
 Mutu Bahan yang digunakan

Estimasi Dimensi Elemen Struktur

Beban Gempa Kombinasi Pembebanan Beban Gravitasi


V = Cs W 1. 1,4 D DL, LL
2. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (Lr atau R)
3. 1,2 D + 1,6 (Lr atau R) + (L atau 0,5 W)
4. 1,2 D + 1,0 W + L + 0,5 (Lr atau R)
5. (1,2 + 0,2 SDS) D + ρ QE + L
6. 0,9 D + 1,0 W
7. (0,9 - 0,2 SDS) D + ρ QE + 1,6 H

Analisa dengan
Software Etabs

Gaya Kombinasi
Pu Mu Vu

Perencanaan Pelat, Balok, Kolom, Perencanaan Dinding Geser


Pondasi

Selesai

Gambar 1. 20 Diagram alir penulisan skripsi


III. KESIMPULAN 6. Cakupan wilayah SNI 1726:2012
Dari hasil perhitungan perencanaan mengenai gempa masih secara global
dinding geser ini diperoleh penulangan struktur (makro), maka perlu dilakukan penelitian
dinding sebagai berikut : dan pengkajian mengenai karakteristik
1. Dari Data SPT yang didapat diperoleh pergerakan batuan dan rambatan gempa
nilai ̅N setelah dikoreksi dan untuk daerah yang lebih kecil
dikorelasikan dengan SNI 1726:2012 (mikrozonasi).
(Gempa) Diperoleh bahwa Klasifikasi
IV. DAFTAR PUSTAKA
Situs didaerah tersebut adalah Tanah
Lunak (SE). Budiono, Prof. Ir. R. Bambang, dan Supriatna
2. Grafik Respon Desain yang diperoleh S.T, Lucky, 2011, Studi Komparasi
sesuai SNI 1726:2012 dengan parameter Desain Bangunan Tahan Gempa
yaitu : Sa = 0.655 , T0 = 0,171, dan Ts = Dengan Menggunakan SNI 03-1726-
0,853 adalah : 2002 dan RSNI 03 -1726-201X, ITB,
3.00
Bandung.
2.50
Chu-Kia Wang dan G.Salmon, Charles. 1992,
Disain Beton Bertulang. Jakarta:
PERCEPATAN RESPON SPEKTRA, SA(G)

2.00

1.50
Penerbit Erlangga.
McCormac, Jack.C. 2002, Desain Beton
1.00

Bertulang Jilid 2, Erlangga, Jakarta.


0.50

McCormac, Jack C. 2001, Desain Beton Beton


0.00
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6
PERIODE, T (DETIK)
2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2 4.4 4.6 4.8 5 Bertulang, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Nawy, Edward G. 1990, Beton Bertulang
3. Dinding Geser yang direncanakan Suatu Pendekatan Dasar, Bandung:
keseluruhan penampangnya harus Penerbit PT. Eresco.
direncakan sebagai elemen pembatas PPIUG 1983, Peraturan Pembebanan
(Boundary Elemen). Indonesia untuk Gedung, Bandung:
4. Tulangan Transversal dan Tulangan Yayasan Lembaga Penyelidikan
Longitudinal digunakan D16-300 mm. Masalah Bangunan.
5. Tulangan Untuk pengangkuran Purwono, R.; Tavio; Imran, I., dan Raka I.G.P.
(Confinement) diperoleh D16-100 mm. (2007), Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung (SNI 03-2847-2006)
dilengkapi Penjelasan , ITSPress,
Surabaya, Indonesia.
Schodek, D.L.. 1999, Struktur, Edisi kedua.
Jakarta: Erlangga.
SNI 1726:2012, Standar Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung, Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.
SNI 2847:2013, Tata Cara Perhitungan Beton
untuk Struktur Bangunan Gedung.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Tavio dan Kusuma, Benny. 2009, Desain
Sistem Rangka Pemikul Momen dan
Dinding Struktur Beton Bertulang
Tahan Gempa, Surabaya: Penerbit
ITS Press.

Anda mungkin juga menyukai