Anda di halaman 1dari 7

November Pertemuan Ilmiah Tahunan PIT XXI HATTI Hotel BIDAKARA

7-8, 2017 JAKARTA


HIMPUNAN AHLI TEKNIK TANAH INDONESIA

HUBUNGAN EMPIRIS PERCEPATAN GEMPA


DIPERMUKAAN BERDASARKAN MAGNITUDE DAN
JARAK FOCUS PADA LOKASI BANGUNAN RUNTUH
GEMPA PIDIE JAYA

Munirwansyah1, Halida Yunita2, Reza P. Munirwan2, Windy Widilestari3


1)
Guru Besar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2)
Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
3)
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Aceh Banda Aceh.
e-mail: nir_geotechnical@Unsyiah.ac.id

ABSTRAK: Gempa Pidie Jaya M=6,4 SR pada 7 Desember 2016 pukul 05:03:36 Wib pada 5.19 LU,
96.36 BT, kedalaman 10 KM, mengakibatkan 104 orang meninggal, 857 orang luka-luka, > 45.000
orang mengungsi, 11.730 rumah rusak, 105 unit ruko roboh, 14 buah masjid rusak berat. Kerugian total
akibat kerusakan jalan, jembatan dan infrastruktur lain yang dilintasi sesar serta gound failure, kegagalan
pondasi yang mengalami resonansi, mencapai 3.5 trilliun rupiah. Pijay dikitari oleh sumber sumber
gempa, seperti; subduksi Indo Australia-Euro Asia, Sumatra fault, local fault dan sesar sesar, Kajian
kegempaan dalam wilayah ini perlu dilakukan secara konprehensif sebagai upaya pencegahan (disaster
prefention) untuk mereduksi tingkat kerusakan asset pemerintah dan masyarakat. Analisis percepatan
gempa dari berbagai sumber di atas diperlukan untuk melihat pengaruhnya terhadap perilaku resonansi
bangunan yang diteliti. Hasil kajian ini diperlukan untuk tahapan melakukan rekonstruksi. Hasil analisis
menurut Donovan, Newmark dan Kawashumi, dengan menggunakan M=6.4 SR (7 Desember 2017)
terhadap beberapa bangunan yang runtuh dengan jarak radius yang bervariasi, diperoleh percepatan
gempa dipermukaan masing- masing; 0.23-0.47 gal, 0.177-0.3 gal dan 0.081-1.071 gal.
Kata kunci: Percepatan gempa, Pusat gempa, Radius, sesar, Pencegahan bencana.

ABSTRACT: The 6.4 SR of 7th December 2016 (05:03:36 West Indonesia Tim) Pidie Jaya Earthquake
has caused 104 causalities, 857 injuries, more than 45,000 refugees, 17,730 damage houses, 105 multi-
store collapse and 14 mousques destroy. 3.5 trillion rupiah of deficiency was predicted as roads, bridges
and other structure buildings failurealso with ground failure and resonance foundations failure. Pidie
Jaya located in some earthquake sources such as Indo Australia-Euro Asia subduction, Sumatra fault,
local faults and other faults. A comprehensive earth analysis of Pidei Jaya is a must as a disaster
prevention to reduce the damage scale of future disaster. Earthquake acceleration an analysis is conduct
to see the influence of buildings resonance as then will be used for reconstruction phase. The research
analysis show that Donovan, Newmark and Kawashumi methods with 6.4 SR (7 December 2017) for
collapse buildings within various radius, earthquake surface acceleration are 0.23-0.47 gal, p.177-0.3 gal
and 0.081-1.071 gal respectively.

Keywords: Earthquake acceleration, Earthquake focus, fault, Radius, Disater prevention.

1
1 PENDAHULUAN Bencana gempa di Aceh yang telah
terjadi di Andaman dengan 9,4 SR, 2004
Pidie Jaya adalah merupakan salah satu dan Pidie Jaya dengan 6,4 SR, 2016,
kabupaten di Provinsi Aceh dengan ibu telah
kota nya Meuruedu, kabupaten Pidie Jaya
termasuk sebua daerah yang rawan
bencana dan dikitari oleh berbagai sumber
gempa aktif. Diantaranya Pidie Jaya
dikitari oleh pertemuan lempeng tektonik
subduduction lempeng samudra Indo-
Australia dengan lempeng daratan
EuroAsia yang berpengaruh terhadap
terjadinya gempa gempa bumi tektonik,
kemudian kawasan ini juga dilintasi oleh
patahan Semangko Sumatera (Sumatran
fault), terdapat pula patahan-patahan lokal
(local fault) seperti yang baru terungkap
ditemukan oleh BMKG yaitu sesar Pidie Munirwansyah dan Amalia (2015)
Jaya, seperti diperlihatkan dalam Gbr. 1.
Gbr 2. Sebaran Magnitude Gempa Aceh,
Tahun (1990-2015).

mengakibatkan kerugian infrastruktur


hancur dan kehilangan nyawa masyarakat
yang sangat memilukan. Untuk itu ke
depan pembangunan infrastruktur Aceh
secara umum dan Pidie Jaya khususnya
harus memiliki standard perencanaan
pembangunan infrastruktur tahan gempa
yang akurat dan dipakai secara efektif
sebagai pedoman, sehingga hasilnya akan
dapat mengurangi tingkat resiko bencana
gempa dan merupakan upaya disaster
BMKG dan PUSGEN (2017).
prevention yang efektif dan diawasi
dengan pengawasan yang ketat.
Gbr 1. Gempa Pidie Jaya-Aceh (after shock
earth quake) 7 Desember, 2016
(M=6.4 SR).
2. HUBUNGAN EMPIRIS PARA
METER GEMPA
Seulawah volcano yang terdapat lebih
kurang 45 KM dari pusat kota Kabupaten
Energi yang menyebabkan gempa dan
Pidie Jaya ini juga merupakan bentuk gelombang gesernya merambat keluar dari
ancaman jangka panjang yang sangat sumber gempanya adalah karena adanya
perlu dipertimbangkan dalam decision deformasi pada kulit bumi. Sedangkan
making membangun kembali kota Pidie deformasi itu sendiri disebabkan oleh
Jaya. Data kejadian gempa dalam rentang terjadinya interaksi antar lempeng.
waktu 1990-2015 Aceh telah mengalami
gempa lebih dari 778 kali dengan 2.1. Mekanisme Gempa dan Perambatan
magnituda M ≥ 5.0 SR, dengan Gelombang Geser.
penyebaran seperti diperlihatkan dalam
Gbr. 2 juga perlu dipertimbangkan Lapisan mantel yang terdeformasi akan
pengaruhnya terhadap perencanaan mengumpulkan energy, energy deformasi
infrastruktur dalam wilayah Pidie ini akan terakumulasi sampai suatu saat
Jaya. kulit bumi ini menimbulkan gaya
geseran

2
resonansi antara tanah dasar dengan
struktur bangunan di atas nya.
pada patahan lama atau menimbulkan 2.2. Hubungan Percepatan dan
patahan baru. Seperti diperlihatkan dalam Magnitude Gempa
Gbr. 3, pergerakan dimula dari titik 1 yang
paling lemah pada patahan, akibatnya titik Fahlevi (2011:13), bahwa lama getaran
disampingnya mendapat tekanan yang yang terjadi saat gempa dipengaruhi oleh
lebih besar dari sebelumnya. Titik titik besarnya magnitude gempa, dikarenakan
inipun bergeser dan menjalar jauh dari getaran tersebut akan berlangsung
titik 2 posisi semula. minimal selama tidak terjadinya geseran
pada patahan. Percepatan gempa dan
magnitude gempa mempunyai
F F hubungan-hubungan empiris berikut.
1 A A
U U a) Berdasarkan hasil data percepatan
LT (1) LT gempa di Amerika Serikat, Jepang
(1) (2) dan Papua New Guinea, Donovan
2 (1970) dan (1972) masing
(2) menyatakan hubungan seperti pada
persamaan (1) dan persamaan (2).
M
Sebelum GempaOT Setelah Gempa
a = 1080 e0,5M / (d+25)1,32 (1)
IO
N Terjadi Gempa Bumi
Gbr. 3. Mekanisme a = 1320 e0,58 M / (d+25)1,52 (2)
Tektonik
b) Menurut rumus yang dikembangkan oleh
Esteva berdasarkan rumus A. J. Hendron
Setelah tahapan fault mechanism seperti Jr. (Newmark, 1968), untuk tanah keras
diperlihatkan dalam gambar di atas percepatan gempa dapat dihitung dengan
terjadi, bermakna masa tanah telah persamaan (3).
mengalami elastic rebound, disertai
mengalami stress-redistribution karena a = 1230 e0,8 M / (d+25)2 (3)
inhomogenity dari sifat material alamiah.
Sehingga sering terjadi timbulnya geseran- c) Sedangkan Kawasumi hubungan tersebut
geseran lagi pada daerah yang pernah dapat ditentukan dengan persamaan (4).
mengalami gempa, yang disebut dengan
gempa after shock yang akan dikaji juga Log a = M–5,45–0,00084 (d–100)+ (4)
dalam penelitian ini. Dengan demikian log (100/d)*(1/0,43429)
arah garis patahan atau sesar akan dapat dimana,
diketahui zonanya. M = magnitude gempa (Skala Richter);
Menyangkut dengan arah sesar, dengan a = percepatan gempa di permukaan
bantuan stereonet hasil pencatatan dari tanah (gal);
laporan BMKG ketika gempa di suatu e = bilangan logaritma Napier (2,718);
tempat terjadi, maka mekanisme patahan d = jarak hiposentrum dari sumber
tersebut serta arah sesar dan sebarannya gempa (km).
akan dapat diinisiasi dengan akurat dan
dilakukan pemetaan sesar. Selanjutnya,
pada zona yang dianggap penting dan 3. METODE HITUNGAN
linier pengaruhnya dalam penelitian ini PERCAPATAN
akan ditentukan parameter modulus geser GEMPA DI PERMUKAAN TANAH
maksimum (Gmaks) dengan rumus empiris
yang berpengaruh terhadap jumlah Percepatan gempa di permukaan dapat
kandungan fraksi halus (fc) di masing dihitung diawali dengan data dan sistem
masing site condition pada tanah pasir- koordinat BMKG dan koordinat peta
berlempung untuk langkah perhitungan gempa nasional melalui peta gempa
nasional yang telah yang telah diperbarui.
3
Seperti diperlihatkan dalam Gbr 4, didapat M=5-9.4 SR Pelabuhan Malahayati
jarak hiposentrum (d) pada pusat gempa, Banda Aceh sumber Gempa
dengan menggunakan persamaan (5) yaitu Andaman
dengan memasukkan data kedalaman pada tanggal 26 Desember 2004.
gempa dan jarak radius horizontal (R), 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
maka jarak sumber gempa ke lokasi yang
akan diteliti dapat ditentukan. Hasil kajian secara empiris percepatan
gempa di permukaan tanah terhadap
Cos ES (R) = Sin ΦE Sin ΦS + Cos ΦE pengaruh jarak focus sumber sumber
Cos ΦS Cos (LE-LS) …………………(5) gempa kuat yang dipilih terhadap jaraknya
(R) dari beberapa lokasi bangunan yang
dimana, runtuh di Pidie Jaya, selanjutnya di
analisis dengan menginput data magnitude
ΦE = koordinat bujur episenter;
gempa (M) pada ketiga metode Donovan,
ΦS = koordinat bujur lokasi penelitian; Newmark dan Kawashumi seperti pada
LE = koordinat lintang episenter; dan grafik Gbr. 5, maka hasil perhitungan
LS = koordinat lintang lokasi penelitian. percepatan gempa seperti diperlihatkan
dalam Tabel 1 s/d Tabel 3.

Tabel 1. Hasil perhitungan percepatan gempa


menurut Donovan

Tabel 2. Hasil perhitungan percepatan gempa


menurut Newmark

Gbr. 4. Perhitungan jarak horizontal dari


gempa pusat gempa ke lokasi

Dari hasil referensi Munirwansyah dan


Amalia (2015) terhadap percepatan
gempa dipermukaan pelabuhan Tabel 3. Hasil perhitungan percepatan gempa
Malahayati Banda Aceh dengan menurut Kawashumi
menggunakan asumsi persamaan (5) dan
Gbr. 4, terhadap sumber gempa
Andaman M=5-9.4 SR hasilnya seprti
diperlihatkan dalam Gbr. 5.

4.1. Tabulasi Hasil Perhitungan Percepatan


Gempa.

Hasil kajian yang dipilih utnuk


menentukan percepatan gempa di
permukaan adalah merupakan lokasi atau
kondisi bangunan yang rusak berat, runtuh

Gbr. 5. Perhitungan percepatan gempa variasi

4
total dan tidak dapat di retrofit kembali,
masing masing lokasi tinjauan yang
dipilih adalah;
1. Kantor Bupati Pijay
2. Mesjid Pangwa
3. Jembatan Pante Raja

Diharapkan hasil penelitian ini dapat


digunakan dan disesuaikan kembali bagi
pembaca untuk menghitung natural
frekwensi of soil (fn) pada profil tanah Gbr. 8. Percepatan gempa di permukaan tanah
setempat dan menentukan effek resonansi. pada Jembatan Pante Raja.

4.2. Nilai Percepatan Gempa sesuai 5. KESIMPULAN


Magnitude dan Jarak Focus. Kesimpulan yang dapat diambil dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Variasi nilai percepatan gempa di
permukaan yang sesuai dengan variasi 1. Berdasarkan data historis gempa bumi
magnitude gempa merusak (M>5 SR) dan periode 2004 sampai dengan 2016
dihitung sesuai dengan masing masing tercatat 8 kali gempa tektonik dari
jarak focus, hasilnya seperti diperlihatkan kekuatan 6.1 – 9.4 Skala Richter.
dalam grafik Gbr 6 s/d Gbr. 8. percepatan tanah maksimum tertinggi
pada skala gempa 6.4 dan 9.3 SR, pada
skala 6.4 SR berdasarkan metode
Donovan (1972), Kantor Bupati Pidie
Jaya sebesar 0.472 gal, Mesjid Pangwa
sebesar 0.232 gal, Jembatan Kr. Pante
Raja sebesar 0.329 gal.
2. Mencermati hasil yang diperlihatkan
dalam grafik Gbr. 6 sampai Gbr. 8,
bahwa besar nilai percepatan gempa
dipermukaan tanah pada lokasi
bangunan hasilnya tidak hanya
tergantung pada besarnya magnitude
Gbr. 6. Percepatan gempa di permukaan tanah
gempa.
pada kantor Bupati Pidie Jaya.
3. Pada ke tiga metode perhitungan
percepatan gempa di permukaan tanah,
baik Donovan. Newmark maupun
Kawashumi (Gbr 6, 7 dan 8) bahwa
percepatan gempa dipermukaan
mempunyai nilai yang besar pada
magnitude M= 9.4 SR yaitu sumber
gempa Andaman 26 Desember 2004
yang berjarak 290 km dari Gedung
Kantor Bupati Pijay. Tetapi
Gbr. 7. Percepatan gempa di permukaan tanah diperlihatkan juga pada magnitude yang
pada Masjid Pangwa. relati kecil M=6.4SR sumber gempa
dari sesar Pidie Jaya 7 Desember 2016
juga mempunyai nilai percepatan gempa
dipermukaan tanah yang bahkan sedikit
lebih pada lokasi yang sama yaitu di
Gedung Kantor Bupati Pidie Jaya. Hal
ini adalah dikarenakan jarak fokusnya
lebih dekat yakni 16.84 Km (sangat

5
dekat dengan Gedung Kantor Bupati Unite States Department, of
Pijay). Commerce Caithessburg, Meryland.
Idriss, IM., (1985), Evaluating Seismic
UCAPAN TERIMAKASIH Risk in Engineering Practice, Theme
Kami berterima kasih atas kesempatan Lecture No. 6, Proceeding, XI
yang telah diberikan oleh panitia HATTI International Conference on Soil
Jakarta untuk mempublikasi hasil Mechanics and Foundation
penelitian dalam Proceeding Annual Engineering, San Francisco.
Conference PIT XXI HATTI 2017 ini,
secara khusus juga apresiasi yang sangat Joyner, B and Boore DM., (1981), Peak
mendalam kami sampaikan kepada bapak Horizontal Acceleration and Velocity
Rektor melalui lembaga LPPM Universitas from Strong Motions Reccords
Syiah Kuala, Kementrian Riset Teknologi Including Records from the 1979
dan Pendidikan Tinggi, yang telah Imperial Valley, California,
memberi dana penelitian dengan keputusan Earthquake Bulletin of Seimological
nomor 1442/UN11/SP/PNBP/2017 tanggal Society of America, Vol. 71, No. 614.
18 Mei 2017. Kramer (1996), Geotechnical Earthquake
Engineering, Prentice Hall Inc. Upper
Suddle River , New Jersey.
REFERENSI
Irsyam, M. dan Himawan, A., (1997),
Peran Geologi Dalam Mitigasi Gempa
Mahler, A, (2004), Use Of Cone
Tektonik Terhadap Kerusakan
Penetration Test In Pile Design,
Bangunan, Materi Seminar pada Dinas
Department of Geotechnics Budapest
Pertambangan Daerah Khusus Ibu
University of Technology and
Kota Jakarta.
Economics H–1521 Budapest,
Hungary. Munirwansyah dan Fitri, A., (2015),
Analisis Potensi Likuifaksi di
Borger, E. (1975), Seismic Response of
Pelabuhan Malahayati Krueng Raya,
Axisymmetric Soil-Structure System,
Aceh Besar (Menggunakan Metode
University of California, Berkeley,
Kishida, Whitman dan Valera &
Fall.
Donovan), Jurusan Teknik Sipil-
Departemen Pekerjaan Umum (1983), Geoteknik, UNSYIAH, Banda Aceh.
Peraturan Perencanaan Tahan Gempa
Munirwansyah (2002), Penentuan
Indonesia untuk Gedung, Directorat
Modulus Geser dan Damping Rasio
Penyelidikan Bangunan, Dit. Jen Cipta
Pasir-Berlempung pada Uji Kolom
Karya, Bandung.
Resonansi untuk Kondisi Regangan
Gutenberg, G and Righter, C.F. (1956), Kecil, Jurusan Teknik Sipil-
Earthquake Magnitude Intensity, Geoteknik, Institut Teknologi
Energi and Acceleration, Second Bandung.
Paper, Bulletin in Seismological
Sengara, I.W. (1996), Dampak Gempa
Society of America, Vol. 46, No.
Terhadap Bangunan Tinggi, Lembaga
2.
Penelitian Institut Teknologi Bandung.
ISO, (996), Bases for Design of Structure
Yunita, H. (2013), Studi Parameter Efek
Seismic Action on Structure, ISO/TC
Kondisi Tanah Lokal dan Sumber
98/WG-1 N50, ISO/CD 3010 (Rev.).
Gempa dalam Analisis Respons
Idriss, IM., (1993), Procedure for Dinamik Tanah dan Ilmpimentasinya
Selecting Earthquake Ground Motion dalam Pembuatan Peta Mikrozonasi
at Rock Sites, A Report to National Kota Jakarta, Teknik Sipil-Geoteknik,
Institute of Standard and Technology Institut Teknologi Bandung.

6
Munirwansyah, Halida Yunita dam Reza
P.Munirwan (2017), Geotechnical
Engineering Aspects Related to Pidie
Jaya-Aceh Earthquake Disaster and
Mitigation, IJASEIT International
Journal by Scopus Index, GEO-
002/LoA/ICONBUILD-2017, UTM-
UNSRI, Agustus 2017.

Anda mungkin juga menyukai