Anda di halaman 1dari 37

9/3/2021

TOPIK KHUSUS

Peta Mikrozonasi Gempa Sebagai Acuan untuk


Melihat Potensi Wilayah Rawan Gempa
Studi Kasus Pembuatan Peta Mikrozonasi Gempa
Kota Semarang

Dr. Ir. Windu Partono MSc.

Pengantar Mikrozonasi Gempa


 Peta mikrozonasi gempa akan menjadi panduan untuk mitigasi dan
antisipasi gempa. Dengan cara itu, kerusakan besar seperti yang terjadi
pada gempa di Mexico City tahun 1985 dapat dihindari. Gempa Mexico
City berskala 8,1 SR itu menewaskan 9,500 orang, mencederai lebih dari
30,000 orang serta membuat 100,000 lainnya kehilangan tempat tinggal.
Di samping itu, 412 bangunan roboh dan sekitar 3,200 lainnya rusak parah
(Andi Arief, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana
Alam, 12/8/2010)
 Penyempurnaan pedoman perencanaan tata ruang berbasis
pengurangan risiko bencana saat ini telah memasuki tahap akhir. Dalam
rangka memperkaya substansi agar pedoman dapat lebih implementatif
maka dilakukan diskusi untuk menggali pengalaman daerah dalam
menyusun tata ruang berbasis aspek kebencanaan. “Pedoman dapat
menjadi acuan dalam rangka meningkatkan kualitas produk Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) yang berbasis kebencanaan” Galuh A. Niracanti,
Subdit Penataan Kawasan (FGD, Penyusunan Platform Penataan
Kawasan Rawan Bencana, 2018).

1
9/3/2021

Pengantar Mikrozonasi Gempa


 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tengah
memetakan zona kerentanan gempa di beberapa daerah. Langkah ini
dilakukan agar masyarakat lebih waspada terkait potensi gempa. Kepala
BMKG Dwikorita Karnawati (Republika,13/4/2021) menyatakan, saat ini
BMKG sedang melakukan survei untuk mengukur kerentanan tanah
terhadap gempa bumi. Hasil survei ini dapat menghasilkan peta mikro
zonasi kerentanan terhadap gempa bumi.
 Guru Besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi
Bandung (ITB) Prof Ir Iswandi Imran menegaskan perlunya peta
kerentanan risiko bangunan dan perancangan bangunan yang konsisten
dengan standar nasional Indonesia (SNI) (ANTARA FGD, 01/02/2021).
Adanya peta risiko itu akan mempermudah dalam mempertimbangkan
mitigasi yang harus dilakukan. Perancangan bangunan baru di wilayah
terdampak gempa sangat diperlukan untuk konsisten mengacu pada SNI
gempa dan detailing terbaru. Potensi kerentanan pada bangunan yang
masih berdiri saat ini, khususnya yang didesain dengan SNI 2002 atau
sebelumnya, karena memiliki kapasitas yang jauh lebih rendah
dibandingkan standar SNI 2012/2019.

PENGERTIAN DASAR
Mikrozonasi gempa merupakan langkah awal
dalam studi mitigasi risiko gempa dan
membutuhkan pendekatan multidisiplin dengan
kontribusi besar dari bidang geologi, seismologi,
geofisika, geoteknik dan rekayasa struktural. Hal
ini sangat penting untuk mengidentifikasi formasi
tektonik dan geologi di daerah studi untuk
menentukan sumber gempa dan juga untuk
membangun model bahaya gempa yang realistis
untuk penyelidikan.

2
9/3/2021

PENGERTIAN DASAR
Mikrozonasi gempa melibatkan penyelidikan
lapangan yang sangat rinci untuk mengevaluasi
bahaya. Hal ini sangat efektif dalam
menggambarkan variasi spasial pada bahaya
gempa. Mikrozonasi gempa juga berguna untuk
mengevaluasi skenario risiko di wilayah studi. Peta
mikrozonasi gempa sangat berguna dalam
perencanaan kota karena membantu untuk
memprediksi dampak gempa bumi di masa depan
dan juga dapat digunakan untuk menemukan
lokasi kunci fasilitas seperti rumah sakit, stasiun
pemadam kebakaran, pusat operasi darurat dll.

PENGERTIAN DASAR
Zonasi seismik terdiri dari membagi wilayah
nasional menjadi beberapa seismik zona yang
menunjukkan tingkat progresif dari intensitas
seismik yang diharapkan atau tanah puncak
percepatan untuk periode ulang yang berbeda
berdasarkan intensitas historis dan prediksi gerakan
tanah. Adalah umum untuk melihat negara-negara
diklasifikasikan menjadi tiga, empat atau lebih zona
seismik dan persyaratan desain seismik untuk
bangunan umumnya sama dalam zona seismik yang
ditentukan. Peta tersebut adalah peta skala kecil
yang mencakup wilayah yang luas.

3
9/3/2021

PENGERTIAN DASAR
Microzonasi gempa memberikan informasi rinci
tentang bahaya gempa di skala yang jauh lebih
besar. Nilai spectra percepatan untuk satu kondisi
tanah pada zona seismik sangat bervariasi dan
ditentukan oleh kondisi kondisi geologi wilayah
tersebut. Mikrrozonasi gempa memberikan
gambaran secara rinci semua kemungkinan scenario
gempa dan bahaya yang ditimbulkannya. Penelitian
mikrozonasi gempa melibatkan para ahli seismologi,
geologi, geoteknik dan mengintegrasikan hasil
kajian tersebut sehingga dapat memberikan
gambaran tingkat distribusi bahaya yang dapat
dipahami oleh perencana kota / wilayah.

PENGERTIAN DASAR
International Society of Soil Mechanics and
Foundation Engineering (ISSMFE) membagi tingkat
mikrozonasi gempa menjadi tiga tingkatan
berdasarkan peta gempa yang dihasilkan:
1. Level 1 : skala peta 1:500000 sampai 1:1000000
2. Level 2 : skala peta 1:10000 sampai 1:100000
3. Level 3 : skala peta 1:5000 sampai 1:25000

4
9/3/2021

PENGERTIAN DASAR
Metodologi
1. umum
Estimasi dalam melakukan
parameter gerakanmikrozonasi gempa suatu
tanah menggunakan
wilayah dapat dibagi menjadi empat tahapan utama:
seismisitas historis dan merekam data gerakan
gempa yang meliputi lokasi potensi sumber,
magnitudo, mekanisme, jarak episenter gempa.
2. Penelitian karakter wilayah berdasarkan data
geologi, geomorfologi, geofisika dan data
geoteknik.
3. Penilaian efek kondisi lokal yang mencakup
amplifikasi tanah, frekuensi dominan, bahaya
likuifaksi, tanah longsor, tsunami, dll.
4. Persiapan peta mikrozonasi seismik

PENGERTIAN DASAR
Data Geologi, Seismologi,
Seismotektonik, geofisika
Maximum Considered Earthquake,
Synthetic Ground Motion, Parameter
Analisis Hazard Gempa Hazard, PGA dan Spektra Percepatan pada
Deterministik dan Probabilistik Elevasi Bedrock

Data Geoteknik, Analisis Kondisi


Elevasi bedrock, Profile lapisan tanah, N-SPT,
Soil Mapping Tanah setempat
Peta Vs, Peta Vs30, Korelasi N-SPT dan Vs

Respon Perecepatan
Tanah Setempat di
Permukaan Peta PGA, Peta Faktor Amplifikasi, Respon
spektra percepatan, Korelasi N-SPT dan
Shear Modulus

Peta Hazard Gempa, Peta


Mikrozonasi Gempa, Peta
Kerentanan Wilayah dan Peta
Resiko Gempa

5
9/3/2021

LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG

6
9/3/2021

LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG

Tersier adalah istilah sebelumnya untuk periode geologi dari 66 juta hingga 2,58 juta tahun
yang lalu, rentang waktu yang terjadi antara periode Sekunder dan Kuarter yang digantikan.

7
9/3/2021

LATAR BELAKANG

Tersier adalah istilah sebelumnya untuk periode geologi dari 66 juta hingga 2,58 juta tahun
yang lalu, rentang waktu yang terjadi antara periode Sekunder dan Kuarter yang digantikan.

LATAR BELAKANG

Tersier adalah istilah sebelumnya untuk periode geologi dari 66 juta hingga 2,58 juta tahun
yang lalu, rentang waktu yang terjadi antara periode Sekunder dan Kuarter yang digantikan.

8
9/3/2021

LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG

9
9/3/2021

LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG

10
9/3/2021

LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG STUDI KASUS SEMARANG

Kota Semarang

11
9/3/2021

LATAR BELAKANG STUDI KASUS SEMARANG

LATAR BELAKANG STUDI KASUS SEMARANG

Tersier adalah istilah sebelumnya untuk periode geologi dari 66 juta hingga 2,58 juta tahun
yang lalu, rentang waktu yang terjadi antara periode Sekunder dan Kuarter yang digantikan.

12
9/3/2021

LATAR BELAKANG STUDI KASUS SEMARANG


 Indonesia merupakan daerah rawan gempa
 Sejak tahun 1900 sampai 2009 terjadi 52290 peristiwa
gempa di Indonesia (Asrurifak, 2010)
 Sampai tahun 2012 di seluruh dunia terjadi 89 peristiwa
gempa dengan magnituda minimum 8 Mw. Delapan
diantaranya terjadi di Indonesia (USGS, 2012)
 Gempa Aceh dengan magnituda 9.1 Mw merupakan
gempa ketiga terbesar yang pernah terjadi di dunia
 Meskipun gempa yang terjadi di Yogyakarta masuk
dalam kategori gempa dengan kekuatan sedang (6.3
Mw), jumlah korban jiwa akibat gempa yang terjadi di
wilayah ini cukup besar yaitu 5716 orang (Elnashai et al.,
2007).

LATAR BELAKANG STUDI KASUS SEMARANG


 Wilayah Semarang merupakan wilayah dengan
tingkat resiko kegempaan cukup tinggi karena posisi
kota ini sangat dekat dengan sumber gempa Sesar
Lasem (Peta Gempa Tahun 2010). Berdasarkan hasil
penelitian oleh Pusat Studi Gempa Nasional
(PUSGEN) pada tahun 2017, terdapat satu sumber
gempa yang melintas di Kota Semarang yaitu Sesar
Semarang.
 Perlu penelitian lebih detail tentang tingkat
kerawanan Kota Semarang terhadap peristiwa
gempa.

13
9/3/2021

LATAR BELAKANG STUDI KASUS SEMARANG


 Perlu dilakukan penelitian mikrozonasi gempa Kota
Semarang untuk melihat gambaran tingkat
kerawanan Kota Semarang terhadap peristiwa
gempa yang bersumber dari Sesar Lasem (mengacu
pada Peta Gempa tahun 2010)
 Perlu dilakukan penelitian mikrozonasi gempa Kota
Semarang untuk melihat perubahan tingkat
kerawanan Kota Semarang terhadap peristiwa
gempa yang bersumber dari Sesar Semarang
(mengacu pada Peta Gempa tahun 2017)

LATAR BELAKANG STUDI KASUS SEMARANG

14
9/3/2021

LATAR BELAKANG STUDI KASUS SEMARANG

LATAR BELAKANG STUDI KASUS SEMARANG

15
9/3/2021

LATAR BELAKANG STUDI KASUS SEMARANG

LATAR BELAKANG STUDI KASUS SEMARANG

16
9/3/2021

PERMASALAHAN
1. Identifikasi terhadap semua sumber
gempa dan pemodelan semua sumber
gempa yang berpotensi memberikan
pengaruh terhadap Kota Semarang.

2. Perhitungan spektra percepatan di


batuan dasar dan di permukaan dengan
menggunakan fungsi atenuasi
membutuhkan data VS30 dan data ini tidak
mudah diperoleh di Kota Semarang.

PERMASALAHAN
3. Data ground motion (acceleration time histories),
data elevasi batuan dasar dan data dinamis tanah
sangat diperlukan pada penelitian mikrozonasi
gempa tetapi ketiga jenis data tersebut tidak
mudah diperoleh di Kota Semarang.

4. Informasi lengkap elevasi batuan dasar belum ada


untuk Kota Semarang. Dan diperkirakan elevasi
batuan dasar untuk wilayah utara kota Semarang
berada pada kedalaman minimum 100 meter (Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1996).

17
9/3/2021

TUJUAN
1 Pengembangan Peta Hazard Gempa Kota Semarang untuk periode ulang
gempa 2500 tahun melalui pendekatan probabilistik dan deterministik
dengan menggunakan data geologi, geoteknik, geofisikaa dan data
seismisitas Kota Semarang

Pemilihan scenario gempa dan spektra percepatan di permukaan


untuk perencanaan bangunan tahan gempa.

3
Pembuatan peta mikrozonasi gempa Kota Semarang melalui
pendekatan probabilistik untuk periode ulang 2500 tahun dan deterministik
dengan mempertimbangkan pengaruh dari sumber gempa di sekitar
wilayah Kota Semarang.

METODE Pembuatan Peta Mikrozonasi Gempa


Faktor
Amplifikasi
SMS, SM1,
PGAM
PSHA PSHA dng
(2% dlm 50th) Fragility Effect
(1% dlm 50 th)
Spektra Permukaan
MCEG /
Menurut SNI 1726:2012
MCER
(SNI 1726:2019)
Faktor koreksi
Data DSHA akibat
arah, 84th
Gempa, Sesar Lasem
percentile.
Geologi,
Peta
Geoteknik
Mikrozonasi
Gempa
Time Histories
Deagregasi Spektra
Hazard
Semua Sumber SSA Permukaan
Gempa

Time Histories
Spektra
akibat Sesar SSA
Permukaan
Lasem

18
9/3/2021

LATAR BELAKANG :

Tahapan Penting pada


Pembuatan Peta 6. Perhitungan Spektra Percepatan
dan Ground Motion di Permukaan
Mikrozonasi Gempa
5. Perambatan Gelombang Gempa

4. Profil Lapisan Tanah


3. Ground Motion di Batuan Dasar
2. Perhitungan Percepatan Gempa dari
Sumber ke Batuan Dasar
1. Identifikasi
sumber gempa

Sumber : Kokusho et al. (1982) dan Irsyam (2010)

KEBUTUHAN DATA

38

19
9/3/2021

DATA GEMPA
Data gempa dan seismisitas sumber gempa yang terletak pada radius 500 km dari Kota
Semarang hasil pencatatan sejak tahun 1900 sampai 2016.

39

DATA GEMPA
Data gempa dan seismisitas sumber gempa yang terletak pada radius 500 km dari Kota
Semarang hasil pencatatan sejak tahun 1900 sampai 2016.

40

20
9/3/2021

DATA GEMPA

41

DATA SUMBER GEMPA

42

21
9/3/2021

DATA SUMBER GEMPA

43

DATA SUMBER GEMPA

44

22
9/3/2021

DATA SUMBER GEMPA

45

DATA SUMBER GEMPA

46

23
9/3/2021

DATA GEMPA

47

DATA ELEVASI MUKA TANAH

48

24
9/3/2021

DATA ELEVASI MUKA TANAH

49

DATA TANAH
Pekerjaan pengeboran dengan kedalaman minimum 30 meter pada 203 titik untuk
mendapatkan nilai N-SPT dan nilai kecepatan rambat gelombang geser VS

203 titik pengamatan.


50

25
9/3/2021

DATA TANAH

51

DATA PENGUJIAN MICROTREMOR


Data pengujian 241 titik pengamatan SINGLE STATION FEEDBACK SEISMOMETER untuk
memperkirakan elevasi batuan dasar.

52

26
9/3/2021

DATA PENGUJIAN MICROTREMOR


Proses Pengujian

53

DATA PENGUJIAN MICROTREMOR


Data yang diperlukan adalah data gelombang ambien dalam bentuk tiga komponen
gelombang (N-S, E-W dan V). Data gelombang kemudian dihitung nilai frekuensi dominan (Fo)
dengan pendekatan HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio).

54

27
9/3/2021

DATA PENGUJIAN MICROTREMOR


Data pengujian 218 titik pengamatan SINGLE STATION FEEDBACK SEISMOMETER menghasilkan
peta distribusi frkuensi dominan lapisan tanah (Fo) dan perkiraan elevasi batuan dasar.

55

DATA PENGUJIAN MICROTREMOR


Data pengujian 218 titik pengamatan menghasilkan peta distribusi frkuensi dominan lapisan
tanah (Fo) dan perkiraan elevasi batuan dasar.

56

28
9/3/2021

DATA PENGUJIAN ARRAY MICROTREMOR

57

DATA PENGUJIAN ARRAY MICROTREMOR

58

29
9/3/2021

DATA DENSITY TANAH DAN KECEPATAN RAMBAT GELOMBANG GESER

59

Data Seismograph (Acceleration Time Histories]

60

30
9/3/2021

Data Seismograph (Acceleration Time Histories]

61

Data Percepatan Gerakan Tanah

62

31
9/3/2021

Data Seismograph (Acceleration Time Histories]

63

Data Seismograph (Acceleration Time Histories]

64

32
9/3/2021

Data Seismograph (Acceleration Time Histories]

65

Data Seismograph (Acceleration Time Histories]

66

33
9/3/2021

Data Percepatan Gerakan Tanah


Spektra Percepatan Sesar Semarang M=6.5 Mw
1.6
R = 2 Km
1.4

1.2
R = 4 Km
Percepatan (g)

1 R = 6 Km

0.8 R = 8 Km
0.6 R = 10 Km
0.4
R = 12 Km
0.2
R = 14 Km
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Periode (detik)

67

Data Percepatan Gerakan Tanah


Spektra Percepatan Gempa San Simeon M=6.52 Mw
1.6

1.4 San Simeon 5.07 Km NS


1.2
San Simeon 5.07 Km EW
Percepatan (g)

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Periode (detik)

68

34
9/3/2021

Data Percepatan Gerakan Tanah


Spektra Percepatan Sesar Semarang M=6 Mw
1.2
R = 2 Km
1
R = 4 Km
Percepatan (g)

0.8
R = 6 Km
0.6 R = 8 Km

0.4 R = 10 Km

0.2 R = 12 Km

R = 14 Km
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Periode (detik)

69

Data Percepatan Gerakan Tanah


Spektra Percepatan Gempa Northridge M=6.05 Mw
0.3

0.25 Northridge 6.61Km NS


Northridge 6.61Km EW
Percepatan (g)

0.2

0.15

0.1

0.05

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Periode (detik)

70

35
9/3/2021

ANALISIS DATA

71

ANALISIS DATA
1. Analisis Probabilitas Hazard Gempa (PSHA)
dengan memperhatikan probabilitas
kehancuran bangunan (Fragility Effect).
2.Analisis Deterministik Hazard Gempa
(DSHA) akibat sumber gempa Sesar
Lasem.
3.Analisis Deagregasi Hazard untuk
menentukan scenario gempa dengan
kekuatan gempa (M) dan jarak sumber
gempa (R) yang berpengaruh pada Kota
Semarang. 72

36
9/3/2021

ANALISIS DATA

4. Pemilihan Ground Motion (Time


Histories).
5. Analisis rambatan gelombang gempa
dari batuan dasar ke permukaan
(SSA).
6. Perhitungan spektra percepatan dan
ground motion (Modified Time
Histories) di permukaan.

73

MODEL LAPISAN TANAH

MODEL 2
PEMODELAN LAPISAN
TANAH PADA ANALISIS
PERAMBATAN
GELOMBANG GEMPA DARI
BATUAN DASAR KE
PERMUKAAN (SSA)
MODEL 1

37

Anda mungkin juga menyukai