“Resiko Dan Mitigasi Bencana Gempa Tektonik Di Kabupaten
Konawe”
Disusun Oleh :
Intan Abdillah Arrasyid
R1D119008
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2021 Judul Resiko Dan Mitigasi Bencana Gempa Tektonik Di Kabupaten Konawe Jurnal Jurnal AKSARA PUBLIC Download file:///C:/Users/user/Downloads/mitigasi/223- Article%20Text-405-1-10-20190505.pdf Tahun 2019 Volume dan Nomor Volume 3 No.2 Penulis Erni Tamburaka Penerbit Edutech Consultant Bandung Peninjau Intan Abdillah Arrasyid Tanggal review 06 Juni 2021
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar tingkat seismisitas di Kabupaten Konawe, untuk menghasilkan peta sebaran zona ancaman, kerentanan, kapasitas dan risiko bencana gempa tektonik. Analisis tingkat seismisitas menggunakan metode statistik yaitu dengan menggunakan metode statistik likelihood yang diperoleh dari hubungan magnitudo gempa dengan frekuensi gempa menurut B. Guttenberg dan C.F. Richter (1954). Untuk menghasilkan peta zona sebaran ancaman, kerentanan, kapasitas dan risiko bencana gempabumi tektonik menggunakan metode analisa data spasial dengan aplikasi sistem informasi geografi (SIG) dan dipetakan dengan menggunakan software Arcview GIS. Hasil penelitian menunjukkan tingkat seismisitas yang paling tinggi berada pada daerah II , terendah berada pada daerah II yaitu Kecamatan Routa. Berdasarkan peta Risiko bencana gempabumi tektonik pada gambar diketahui bahwa sekitar 30,49 % daerah Kabupaten Konawe yang memiliki tingkat risiko gempabumi tektonik yang tinggi), 32,83 % merupakan daerah dengan tingkat risiko yang sedang (Routa), dan 36,68% (Latoma, Asinua, Unaaha, Puriala, Lalonggasumeeto) adalah daerah yang tidak berisiko gempabumi tektonik. Latar Belakang Berdasarkan data BMG Sultra perwakilan Kendari, gempa bumi yang terjadi pada tanggal 10 bulan Maret 2011 sekitar pukul 12.48.21 Wita berada pada posisi 3,96 LS dan 122,62 BT. Gempa yang berdurasi II MMI dan berkekuatan 3.9 SR tepatnya terjadi di Teluk Kendari sekitar kawasan Pantai Toronipa Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe yang berbatasan dengan Kota Kendari, dengan kedalaman gempa sekitar 10 kilometer di bawah laut. Gempa ini merupakan gempa tektonik akibat patahan jalur Lasolo yang merupakan jalur tektonik di Palu, sulawesi Tengah. Dampak yang ditimbulkan Getaran gempa ini tampak pada kaca-kaca jendela rumah dan perabotan rumah bergetar. Kondisi stratigrafi terdiri dari: batuanbatuan yang tersingkap di daerah ini mulai dari paleozoikum sampai kuarter. Berdasarkan peta geologi, Kabupaten Konawe terbagi atas sepuluh formasi batuan yang terdiri atas For- masi Tokala, Formasi Matano, Batuan Ofiolit, Batuan Malihan Paleozoikum, Pualam Paleo-zoikum, Terumbu Koral Kuarter, Aluvium, Formasi Alangga, Formasi Meluhu Dan For-masi Pandua. Mencermati tingkat seismisitas gempa bumi di Kabupaten Konawe, diperlukan observasi mengenai pemetaan sebaran zona ancaman (hazard), kerentanan (vulnera-bility), dan kapasitas (capacity), serta risiko (risk) bencana gempa bumi utuk implemen-tasi kebijakan yang berbasis mitigasi atau Pengurangan Risiko Bencana (PRB) gempa bumi. Tujuan Mengetahui seberapa besar tingkat seismisitas di Kabupaten Konawe, untuk menghasilkan peta sebaran zona ancaman, kerentanan, kapasitas dan risiko bencana gempa tektonik. Metode Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil observasi, wawancara, kuesioner serta pembobotan parameter bencana. Data sekunder berupa data yang diperoleh dari kajian pustaka dan beberapa peta tematik pendukung yaitu telaahan terhadap beberapa dokumen perencanaan (RTRW), peta- peta seperti administrasi, struktur geologi, keadaan litologi, jenis tanah, penggunaan lahan, data historis gempa bumi Kabupaten Konawe dari tahun 1973 sampai tahun 2014 dan data kependudukan. Formula Bobot dan Skor Parameter Bencana Besar pengaruh tiap parameter terhadap risiko bencana yang dapat ditimbulkan dapat dinyatakan dengan nilai bobot menggunakan skala Bogardus. Selanjutnya, parameter bencana diklasifikasikan kembali menjadi beberapa bagian. Parameter yang memiliki skor yang tinggi menunjukkan pengaruh yang besar terhadap risiko bencana dan sebaliknya. Klasifikasi Kelas Risiko Bencana Setelah penentuan besar bobot parameter dan skoring dilanjutkan dengan mengklasifikasikan komponen ancaman, Kerentanan, dan Kapasitas. Setelah itu dilanjutkan dengan menentukan kelas interval menggunakan metode aritmatik berdasarkan persamaan Hasil 1. Daerah Sebaran Gempa Tektonik di Kabupaten Konawe Dari peta sebaran gempa di Kabupaten Konawe dari tahun 1973 – tahun 2014 dapat dilihat bahwa daerah Kabupaten Konawe sering dilanda gempa yang di dominasi oleh gempa berkekuatan 2,0 SR – 4,0 SR yang termasuk gempa kecil dan di dominasi oleh gempa yang berkedalaman 31 km – 40 km sebanyak 64 kali kejadian yang menunjukkan bahwa kedalaman ini merupakan zona kedalaman aktif gempa dan termasuk gempa dangkal (table 4.1) Berdasarkan hal tersebut maka daerah duga aktif gempa berada pada daerah II yang meliputi (Latoma, Asinua, Abuki, Tongauna, Anggaberi, Uepai, Unaaha, Wawotobi, Meluhu, Konawe, Lambuya, Onembute, Puriala, Wonggeduku, Amonggedo, Pondidaha, Besulutu, Sampara, Bondoala, Lalonggasumeeto, Sampara). Selain itu jika dilihat berdasarkan frekuensi dan kedalaman gempa. 2. Analisis Tingkat Bencana Gempa Bumi Tektonik Menurut Gunawan dan Subardjo (200 4), gelombang seismik gempa bumi yang berasal dari episenter akan menjalar ke segala arah menuju permukaan bumi. Titik data parameter yang terletak di zona sesar (< 1000 m) memiliki skor yang tinggi dibanding dengan titik data yang terletak jauh dari zona sesar (> 1000 m). Analisis Komponen Ancaman, klasifikasi tingkat ancaman dilakukan dengan mengakumulasikan perkalian skor dan bobot menjadi total skor kemudian dihitung interval kelas dengan metode aritmatik. Interval nilai ≥ 0,33 tergolong dalam kategori rendah, Interval nilai 0,34 – 0,66 tergolong dalam kategori menengah, sedangkan interval nilai 0,67 – 1,00 tergolong dalam kategori tinggi. 3. Peta Tingkat Ancaman Gempa Bumi Tektonik Sebaran tingkat ancaman gempa bumi tektonik Kabupaten Konawe di sajikan pada Gambar 3.2. Berdasarkan klasifikasi kelas tingkat ancaman, diketahui bahwa daerahdaerah yang jaraknya dekat dengan garis sesar adalah daerah yang sangat terancam terhadap bencana gempa bumi tektonik, mengingat sesar merupakan pemicu utama dari terjadinya bencana gempa bumi. 4. Analisis dan Peta Tingkat Kerentanan Bencana Gempa Bumi Tektonik Komponen parameter tingkat kerentanan gempa bumi yaitu komponen sosial budaya, komponenen ekonomi, serta komponen fisik. Pembobotan komponen sosial budaya mempunyai bobot lebih besar dari bobot kerentanan ekonomi dan kerentanan fisik, karena keselamatan jiwa manusia lebih penting dibanding kerugian materi. Pada komponen kerentanan sosial budaya, indikator kepadatan penduduk diberikan skor yang tinggi dibandingkan dengan kelompok rentan yang didalamnya mencakup persentase orang cacat, usia lanjut, orang miskin, bayi dan ibu hamil. 5. Peta Tingkat Kerentanan Bencana Gempa Bumi Tektonik Sebaran tingkat ancaman gempa tektonik Kabupaten Konawe disajikan pada Gambar 5.3. Tingkat kerentanan gempa bumi ditentukan oleh 3 (tiga) komponen yaitu kerentanan fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan. Berdasarkan peta tematik tingkat kerentanan bencana gempa bumi tektonik pada gambar diketahui bahwa 1,53% luas wilayah yang tingkat kerentanannya tinggi terhadap bencana gempa bumi tektonik berada pada wilayah Kecamatan Unaaha dan Kecamatan Wawotobi. Hal ini dikarenakan kedua wilayah ini memiliki persentase kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Daerah dengan tingkat kerentanan sedang dengan luas wilayah 18,34% berada pada wilayah Kecamatan Sampara, Kecamatam Uepai, Kecamatan Puriala, Kecamatan Onembute, Kecamatan Wonggeduku, Kecamatan Abuki, dan Kecamatan Tongauna. Sedangkan daerah dengan tingkat kerentanan terendah luas wilayah 62,46% berada pada daerah Kecamatan Routa, Kecamatan Latoma, Kecamatan Asinua, Kecamatan Anggaberi, Kecamatan Lambuya, Kecamatan Konawe, Kecamatan Pondidaha, Kecamatan Amonggedo, Kecamatan Besulutu, Kecamatan Bondoala, Kecamatan Kapoiala, Kecamatan Lalonggasumeeto dan Kecamatan Soropia. 6. Analisis dan Peta Tingkat Kapasitas Bencana Gempa Bumi Tektonik Komponen kelembagaan /kebijakan, peringatan dini, penguatan kapasitas mitigasi dan kesiapsiagaan merupakan komponen kapasitas yang dapat mewujudkan dan meningkatkan kapasitas atau kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana sehingga dapat meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh bencana. Komponen ini mempunyai pengaruh yang sama sehingga diberikan bobot yang sama. Hasil overlay yang dilakukan melalui total bobot dari masing-masing komponen kapasitas sama yaitu 20 % dengan skor yang berbeda-beda mulai dari 3 nilai yaitu 0 - 0,2 tergolong dalam kategori rendah, interval nilai 0,3 – 0,5 tergolong kategori menengah, sedangkan interval nilai 0,6 – 0,8 tergolong kategori tinggi. Untuk pengskoran dan pembobotan tingkat kapasitas pada daerah penelitian tergolong kategori tinggi dengan nilai bobot dari semua kecamatan bernilai 0,6. 7. Analisis Klasifikasi dan Peta Tingkat Risiko Ancaman Bencana Gempa Bumi Tektonik Hasil analisis tingkat risiko dari over-lay basis data faktor bahaya, kerentanan dan kapasitas di Kabupaten Konawe diperoleh hasil bahwa wilayah yang memiliki tingkat risiko tinggi terletak pada wilayah Kecamatan A-buki, Kecamatan Tongauna, Kecamatan Ang-gaberi, Kecamatan Meluhu, Kecamatan Uepai, Kecamatan Lambuya, Kecamatan Onembute, Kecamatan Konawe, Kecamatan Wawotobi, Kecamatan Wonggeduku, Kecamatan Amonggedo, Kecamatan Pondidaha, Kecamatan Besulutu, Kecamatan Sampara, Kecamatan Bondoala, Kecamatan Kapoiala dan Kecamatan Soropia. Kesimpulan Daerah dengan tingkat aktivitas seismik tinggi, ( ) berada pada daerah II yang meliputi Kecamatan Latoma, Asinua, Abuki, Tongauna, Anggaberi, Uepai, Unaaha, Wawotobi, Meluhu, Konawe, Lambuya, Onembute, Puriala, Wonggeduku, Amonggedo, Pondidaha, Besulutu, Sampara, Bondoala, Lalonggasumeeto, Kapoiala, dan Sampara. Sedangkan daerah yang tingkat aktivitas seismiknya rendah ( ) berada pada daerah I yaitu meliputi Kecamatan Routa. Luas wilayah Kabupaten Konawe 666,625 Ha, berisiko tinggi untuk bencana gempa bumi tektonik sebesar 30,49 % meliputi Kecamatan Abuki, Kecamatan Tongauna, Kecamatan Anggaberi, Kecamatan Meluhu, Kecamatan Uepai, Kecamatan Lambuya, Kecamatan Onembute, Kecamatan Konawe, Kecamatan Wawotobi, Kecamatan Wonggeduku, Kecamatan Amonggedo, Kecamatan Pondidaha, Kecamatan Besulutu, Kecamatan Sampara, Kecamatan Bondoala, Kecamatan Kapoiala dan Kecamatan Soropia. Daerah dengan tingkat risiko yang sedang sebesar 32,83 % meliputi Kecamatan Routa, dan 36,68% meliputi Kecamatan Unaaha, Kecamatan Puriala, Kecamatan Lalonggasumeeto, Kecamatan Latoma, Kecamatan Asinua adalah daerah yang tidak berisiko gempa bumi tektonik.