Anda di halaman 1dari 6

ANALISA RESIKO GEMPA DENGAN TEOREMA PROBABILITAS TOTAL

UNTUK KOTA-KOTA DI INDONESIA


YANG AKTIFITAS SEISMIKNYA TINGGI

Helmy Darjanto 1
Adhi Muhtadi 2
1
Dosen & Praktisi, Anggota Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI)
Email: h.darjanto@consultant.com

ABSTRAK
Data digitasi percepatan riwayat waktu adalah bagian dari data gempa yang
diperlukan untuk analisa perambatan gelombang geser seismik pada suatu deposit
tanah. Data ini dapat memberikan gambaran spesifik tentang kondisi geologi dan
parameter-parameter kegempaan, misal nilai maksimum percepatan gempa di
batuan dasar, durasi, dan frekuensi. Oleh karena itu studi tentang pemilihan data
yang sesuai dengan kondisi geologi dan seismologi daerah yang ditinjau sangat
penting untuk mendapatkan hasil analisis kegempaan yang akurat. Sampai saat ini
masih banyak data riwayat gempa di Indonesia yang belum tercatat oleh
karenanya sangat diperlukan adanya pembuatan data digitasi untuk batuan dasar,
misal kota Surabaya & kota-kota lainnya yang aktifitas seismiknya cukup – sangat
tinggi sehingga dalam perencanaan konstruksi bangunan harus memperhitungkan
aspek-aspek kegempaan. Digitasi ground motion ini dibuat dengan
memperhitungkan kondisi tektonik, analisa resiko gempa, dan target spektra di
batuan dasar pada daerah yang ditinjau. Dalam hal ini analisa resiko gempa
menggunakan teorema probabilitas total (Cornel, 1968 & McGuire, 1976)
sedangkan untuk pembuatan data digitasi time histories dibantu dengan piranti
lunak / program SYNTH. Fungsi atenuasi digunakan sesuai dengan jenis gempa
nya: misal kota Surabaya, untuk gempa dangkal menggunakan atenuasi yang
diusulkan oleh Boore et al (1997) sedangkan untuk gempa subduksi menggunakan
atenuasi yang dikembangkan oleh Youngs et al (1997).

Kata kunci: data digitasi, teorema probabilitas total

1. PENDAHULUAN Indonesia sebagai benar satu negara yang


memiliki aktifitas seismik yang cukup tinggi
Gempa bumi adalah satu dari beberapa
dan rawan terhadap bahaya gempa,
bencana alam yang dapat menimbulkan
(Gambar 1).
kerugian yang sangat besar karena dapat
menyebabkan kerusakan struktur bangunan,
sarana infrastruktur, dan juga menimbulkan
korban jiwa. Nilai kerugian dapat menjadi
lebih besar bila kita juga memperhitungkan
terhentinya aktifitas ekonomi dan sosial
masyarakat sebagai akibat kerusakan di
atas.

Indonesia adalah termasuk negara yang


mempunyai resiko gempa cukup tinggi. Hal
ini dikarenakan oleh letak Indonesia yang
berada pada pertemuan empat lempeng
tektonik utama, yaitu lempeng Australia, Gambar 1. Aktifitas Seismik di Indonesia.
lempeng Asia, lempeng Pasifik, dan lempeng
laut Philipina. Interaksi antara ke empat Selain itu dari data pencatatan kejadian
lempeng utama tersebut menjadikan gempa di Indonesia yang dikeluarkan oleh

ISBN No. 978-979-18342-0-9 B-7


Helmy Darjanto & Adhi Muhtadi

lembaga-lembaga kegempaan nasional dan beserta periodanya. Tahap selanjutnya


inter-nasional, yaitu bahwa jumlah total adalah penentuan time histories dan analisa
kejadian gempa dengan Ms ≥ 5 yang tercatat perambatan gelombang, disini pengaruh
sejak tahun 1897 sampai tahun 2006 adalah kondisi tanah lokal terhadap frekuensi,
lebih dari 8000 atau > 80 kejadian per percepatan gempa dan respon spektra
tahun. Oleh karena tingginya aktifitas permukaan tanah.
seismik tersebut, maka perencanaan
bangunan di Indonesia harus memperhitung- Ibukota provinsi seperti kota Aceh,
kan aspek-aspek kegempaan. Surabaya, Jayapura, dan seterusnya yang
kaya akan sumber daya alam minyak dan
Parameter kegempaan yang diperlukan gas, merupakan tempat yang potensial bagi
dalam perencanaan umumnya dinyatakan investor sehingga pembangunan struktur dan
dalam percepatan gempa dan respon infrastruktur hendaknya harus memper-
spektra di permukaan. Untuk mendapatkan hatikan aspek kegempaan untuk menghin-
hasil analisa yang akurat perlu diketahui dari kerugian yang mungkin timbul karena
proses perambatan gelombang dari pusat resiko pengaruh gempa bumi.
gempa (fokus) hingga ke permukaan tanah
pada lokasi yang ditinjau. Perambatan Desain data digitasi ground motion
gelombang ini merupakan proses yang dilakukan dalam frekuensi domain dengan
panjang dan kompleks sebagaimana terlihat memperhitungkan kondisi geologi dan
pada Gambar 2 di bawah ini : seismologinya, dan sejarah kegempaan di
sekitar lokasi. Target parameter pergerakan
batuan dasar (ground motion parameter)
dikerjakan berdasarkan Teorema Proba-
bilitas Total sedangkan pembuatan time
histories dikerjakan berdasarkan peng-
gunaan data digitasi di suatu lokasi yang
sesuai dengan kondisi kegempaan di lokasi
gempa.

2. TEORI
Gambar 2. Perambatan GelombangGempa 2.1. Koleksi Data Gempa
Dari Fokus ke Permukaan Data gempa yang digunakan pada studi ini
dikumpulkan dari data gempa terbaru yang
Berdasarkan Gambar 2 di atas, secara umum
dikeluarkan oleh lembaga kegempaan na-
analisa kegempaan dapat dibagi ke dalam
sional seperti Catatan Gempa Indonesia yang
beberapa tahapan, yaitu analisa seismo-
dikeluarkan oleh Direktorat Meteorologi dan
tektonik (seismic source identification),
Geofisika maupun lembaga-lembaga inter-
penentuan fungsi atenuasi, analisa proba-
nasional seperti US. Geological Survey
bilitas, penentuan time histories, analisa
(USGS), dan National Earthquake Infor-
perambatan gelombang geser dari batuan
mation Center (NEIC).
dasar ke permukaan, dan analisa dinamika
struktur.
Pada tahap ini, data gempa yang telah
terkumpul kemudian dipisahkan antara
Analisa seismotektonik meliputi penentuan
gempa susulan (aftershock) dan gempa
lokasi gempa, magnitude, dan mekanisme
utama (main shock). Pemisahan data gempa
gempa yang akan digunakan sebagai data
ini dilakukan dengan menggunakan kriteria
input untuk analisa probabilitas. Analisa
Time and Distance Windows yang diberikan
probabilitas dibutuhkan untuk memper-
oleh Uhrhammer (1986), dan Firmansjah
kirakan besarnya parameter gempa untuk
(1999).
suatu lokasi di batuan dasar. Hasil
analisanya ini adalah berupa percepatan
2.2. Identifikasi Sumber Gempa
gempa dan respon spektra di batuan dasar
Identifikasi sumber gempa diperlukan untuk
untuk beberapa periode ulang tertentu
mengetahui sumber-sumber gempa yang

ISBN No. 978-979-18342-0-9 B-8


Analisa Resiko Gempa Dengan Teorema Probabilitas Total
Untuk Kota-Kota Di Indonesia Yang Aktifitas Seismiknya Tinggi
memiliki potensi untuk menghasilkan keja- dan kondisi tektonik suatu wilayah. Prosedur
dian gempa yang mempengaruhi suatu dae- ini dilakukan untuk mengidentifikasi mag-
rah tertentu. Suatu sumber gempa meng- nitude maksimum yang sesuai untuk sumber
gambarkan suatu area pada sebuah lempeng gempa potensial.
yang memiliki karakteristik aktivitas gempa Nilai magnitude maksimum dari tiap sumber
yang berbeda terhadap lempeng di seki- gempa yang mempengaruhi wilayah Indo-
tarnya. Suatu sumber gempa dapat di- nesia dapat dilihat pada Gambar 3.
identifikasi berdasarkan data-data geologi,
seismologi dan geofisika. Berdasarkan data-
data struktur geologi yang digabungkan
dengan data-data kejadian gempa historis,
maka dapat diperkirakan tingkat tegangan
tektonik yang terjadi.

Zona sumber gempa di Indonesia dapat


diklasifikasikan dalam tiga jenis berdasarkan
mekanismenya, yaitu zona subduksi, zona
transformasi (shallow crustal) dan zona Gambar 3. Magnitude Maksimum.
diffuse seismicity. Seluruh zona sumber
gempa tersebut tergolong aktif tetapi hanya 2.5. Fungsi Atenuasi
beberapa sumber gempa saja yang pernah Hingga saat ini belum ada fungsi atenuasi
menghasilkan kejadian gempa dengan Mw > yang dihasilkan secara spesifik untuk
8.5 dalam kurun waktu dua abad terakhir. wilayah Indonesia karena kurangnya data-
data yang dibutuhkan untuk menghasilkan
2.3. Model Zona Sumber Gempa suatu fungsi atenuasi. Oleh karena itu,
Hubungan antara data kejadian gempa untuk wilayah Indonesia digunakan fungsi
dengan model analisis dalam menentukan atenuasi dari wilayah lain yang memiliki
tingkat seismic hazard adalah model zona kemiripan tektonik dan geologi dengan
sumber gempa yang dibuat berdasarkan wilayah Indonesia. Dasar pemilihan fungsi
data-data pada suatu wilayah. Seluruh atenuasi ini yang paling penting adalah
interpretasi seismotektonik dari berbagai berdasarkan mekanisme kejadian gempa,
literatur yang ada harus dipertimbangkan dimana secara umum dikategorikan dalam
dalam pembuatan model zona sumber zona gempa subduksi dan zona gempa
gempa, sehingga berbagai data dari seis- shallow crustal.
mologi, geofisika dan geologi digabungkan
untuk menghasilkan model zona sumber Dalam studi ini, dipilih fungsi atenuasi di
gempa yang baik. Profil hypocenter di batuan untuk zona subduksi yang
sekitar lokasi yang ditinjau diperlukan untuk dikembangkan oleh Youngs (1997) dan untuk
mengkelompokkan data-data kejadian shallow crustal yang dikembangkan oleh
gempa ke dalam zona sumber gempa, Boore, Joyner & Fumal (1997) dan Sadigh
Gambar 2. (1997). Pemilihan ini berdasarkan atas studi
yang pernah dilakukan sebelumnya oleh
Firmansjah & Irsyam (2000).

2.6. Analisis Seismic Hazard


Analisis seismic hazard dilakukan dengan
menggunakan teori probabilitas total yang
dikembangkan McGuire (1976) berdasarkan
konsep probabilitas dari Cornell (1968).
Teori ini menggunakan asumsi bahwa suatu
kejadian gempa dengan magnitude, M dan
Gambar 2. Model Zona Sumber Gempa
jarak hiposenter, R sebagai variabel acak
indenpenden yang kontinus. Teorema proba-
2.4. Magnitude Maksimum
bilitas total dapat dinyatakan dalam formula
Magnitude maksimum ditentukan berdasar-
dasar sebagai berikut,
kan hasil evaluasi dari data yang tersedia

ISBN No. 978-979-18342-0-9 B-9


Helmy Darjanto & Adhi Muhtadi

.....(1) Langkah-langkah untuk pembuatan data


P[I ≥ i ] = ∫ ∫ P[I ≥i m and r ]. f M (m ). f R (r ).dm.dr
r m
digitasi ground motion di batuan dasar
dimana: (Gambar 5) dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
fM : fungsi distribusi magnitude 1. Koleksi data gempa,
fR : fungsi distribusi jarak hipo- 2. Analisa resiko gempa untuk men-
senter dapatkan percepatan gempa maksimum
P[I≥iM dan R : probabilitas bersyarat dari di batuan dasar (Peak Ground Accele-
intensitas I yang melam- ration, PGA) dan target spektra di
paui nilai i pada lokasi batuan dasar untuk lokasi yang ditinjau,
yang ditinjau untuk kejadi- misal kota Surabaya dengan mengguna-
an gempa dengan magni- kan teorema probabilitas total,
tude M dan jarak hiposen- 3. Mencari data digitasi di suatu lokasi
ter R yang mempunyai kondisi geologi dan
seismologi yang sesuai dengan kondisi
2.7. Parameter Resiko Gempa lokasi yang ditinjau,
Analisa resiko gempa dengan menggunakan 4. Pembuatan time histories percepatan
teorema probabilistik memerlukan parame- gempa di batuan dasar untuk lokasi yang
ter a dan b dari persamaan Guttenberg- ditinjau, misal kota Surabaya.
Richter :
log N (m ) = a − b . M .....(2)
dimana :
N(m) : frekuensi kejadian gempa dengan
magnitude ≥ M, per satuan waktu,
a : konstanta karakteristik kegempaan
yang merupakan fungsi dari jangka
waktu pengamatan dan tingkat
kegempaan daerah sumber,
b : konstanta karakteristik kegempaan
yang menunjukkan distribusi besar
dan kecil magnitude gempa.

2.8. De-Agregasi Gambar 5. Langkah-langkah Pembuatan Data


De-Agregasi dilakukan pada setiap sumber Digitasi Ground Motion di Batuan Dasar
gempa untuk mendapatkan kontribusi
jumlah kejadian gempa per tahun dari 4. HASIL
probabilitas gempa magnitude M dan jarak R
terhadap lokasi yang ditinjau, Gambar 4. 4.1. Jakarta
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan
teorema probabilitas total, input ground
motion untuk wilayah kota Jakarta, sumber
gempa Megathrust lihat Gambar 6.

Gambar 6. Input Motion Kota Jakarta, Sumber Gempa


Megathrust
Gambar 4. De-Agregasi
Untuk sumber gempa lainnya, misal Benioff,
Shallow Crustal, dan Background dengan
3. LANGKAH-LANGKAH
cara yang sama, input ground motion nya
dapat dihitung juga.

ISBN No. 978-979-18342-0-9 B-10


Analisa Resiko Gempa Dengan Teorema Probabilitas Total
Untuk Kota-Kota Di Indonesia Yang Aktifitas Seismiknya Tinggi

5. CATATAN
Masih banyak daerah / kota lainnya di
4.2. Surabaya Indonesia yang perlu dilakukan penelitian
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan response spectra batuan dan permukaan.
teorema probabilitas total, input ground
motion untuk kota Surabaya, lihat Gambar Response Spectra ini sangat dibutuhkan
7. khususnya terhadap bangunan yang khusus,
misal bangunan pencakar langit, jembatan
panjang, dan seterusnya.
6. UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-
besarnya kepada ustadz Ir. Masyhur Irsyam,
Gambar 7. Input Motion Kota Surabaya MSE., PhD atas pemberian ilmunya yang
mewarnai dalam penulisan paper ini. Begitu
4.3. Response Spectra juga kepada Panitia Seminar Nasional
Dari input motion yang telah dihitung maka ‘Aplikasi Teknologi Prasarana Perkotaan’
perhitungan selanjutnya response spectra Program Diploma Teknik Sipil FTSP ITS yang
batuan dan permukaan dapat dikerjakan, memberikan peluang kepada kami untuk
sesuai dengan data tanah lokasi, misal PLTU tampil dalam Seminar Nasional di atas.
– Pacitan, Gambar 8 dan jembatan Sura-
madu, Gambar 9. 7. REFERENSI
1. Boore et al (1997) Equation for
Estimating Horizontal Response
Spectra and Peak Acceleration from
Western North America Earthqukes: A
Summary of Recent Work, Seismolo-
gical Research Letters. Vol. 68. No. 1,
pp. 128-153.
2. Darjanto, H et al (2007) Pembuatan
Data Digitasi Ground Motion Untuk
Kota Surabaya, Seminar Teknik Sipil
III, Prodi Pascasarjana Teknik Sipil
FTSP – Institut Teknologi 10 November
Gambar 8. Response Spectra Permukaan – Surabaya.
PLTU Pacitan 3. Firmansjah, J (1999) Development of
Seismic Hazard Map for Indonesia,
Seminar HAKI.
4. Irsyam, M et al (1998) Pembuatan
Digitasi Sintetik di Batuan Dasar Untuk
Kota Jakarta, Laboratorium Mekanika
Tanah, Jurusan Teknik Sipil, Institut
Teknologi Bandung.
5. Irsyam, M et al (2001) Development of
Earthquake Microzonation and Site
Specific Response Spectra to Obtain
More Accurate Seismic Base Shear
Coefficient, University Research for
Gambar 9. Response Spectra Permukaan – Graduate Education Project, Bandung
Jembatan Suramadu Institute of Technology.

ISBN No. 978-979-18342-0-9 B-11


Helmy Darjanto & Adhi Muhtadi

6. Irsyam, M et al (2007) Usulan Revisi 10. Pacheco et al (1992) Seismic Moment


Peta Hazard Kegempaan Wilayah Catalog of Large Shallow Earthquake,
Indonesia, Institut Teknologi Bandung. Bulletin of the Seismological Society
of America, Vol. 82, No. 3, pp. 1306-
7. Irsyam, M et al (2007) Kumpulan
1349.
Materi Kuliah Rekayasa Gempa
Geoteknik, Institut Teknologi 11. Sadigh et al (1997) Strong Ground
Bandung, tidak dipublikasikan. Motion Attenuation Relationships for
Shallow Crustal Earthquakes Based on
8. McGuire, RK (1974) Seismic Structural
California Strong Motion Data,
Response Risk Analysis, Incorporating
Seismological Research Letters, Vol.
Peak Response Regression on Earth-
68, No. 1
quake Magnitude and Distance, MIT,
Dept. Civil Eng., Research Report. 12. Youngs, RR et al (1997) Strong Ground
Motion Attenuation Relationships for
9. McGuire, RK (1976) FORTRAN Compu-
Subduction Zone Earthquake, Seismo-
ter Program for Seismic Risk Analysis
logical Research Letters, Vol. 68, No.
US Geological Survey, Open File
1, pp. 58-74.
Report, pp. 67-76.

ISBN No. 978-979-18342-0-9 B-12

Anda mungkin juga menyukai