Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KARAKTERISTIK MEKANISME GEMPA BUMI DI PULAU

SUMBAWA MENGGUNAKAN METODE INVERSI MOMEN TENSOR


(STUDI KASUS : GEMPA TAHUN 2018-2019)

PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
RISKA YULIANA
G1B019063

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang terletak


diantara 6 derajat LU – 11 derajat LS dan diantara 95 derajat BT – 141 derajat
BT. Kondisi wilayah Indonesia yang terletak dalam lingkupan Ring of Fire dan
tepat berada pada lempeng Pasifik, Indo-Australia dan Eurasia sangat
berpengaruh dalam tingkat kebencanaan. Akibatnya banyak sekali event gempa
bumi bahkan tsunami yang terjadi. Gempa bumi adalah fenomena alam yang
tidak bisa dihindari, tetapi gempa bumi perlu diketahui Mitigasi korban
sebagaimana mestinya dan sebagai tindakan mitigasi bencana. Satu hal yang
perlu diketahui adalah mekanisme hiposenter dan arah gerak sesar.

Pemahaman terhadap karakteristik sesar yang mengakibatkan gempa bumi


diperlukan untuk memperkirakan atau mengetahui karakteristik dan konsekuensi
aktivitas seismik. Untuk mengetahui karakteristik ini dapat dilakukan dengan
memodelkan momen tensor gempa bumi (Shearer, 2009). Pemodelan momen
tensor ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode inversi yang
memanfaatkan waktu tiba gelombang-P dan diestimasi dengan menggunakan
fungsi green tiga komponen (Zahradnick,2008). Hasil analisis ini berupa
parameter gempa bumi yang meliputi : skala, kedalaman dan energi gempa bumi
serta model patahan penyebab gempa bumi.

Momen tensor ini digunakan untuk menggambarkan arah gaya penyebab


gempa bumi. Konsep momen tensor dapat memberi deskripsi yang lengkap
tentang gaya dari sumber titik seismik. Berdasarkan hal tersebut, studi ini
dilakukan untuk menganalisa momen tensor gempa bumi dan pola bidang
patahan Wilayah pulau Sumbawa dengan menggunakan program ISOLA-GUI
Pada proposal penelitian ini akan disajikan mengenai penelitian penentuan
karakteristik dan mekanisme gempa bumi, besarnya momen tensor, serta

2
mekanisme sumber gempa. Momen tensor ditentukan dengan menggunakan
program ISOLA GUI sehingga dapat diketahui besar dan arah gaya penyebab
gempa bumi serta parameter-parameter sesar strike, dip, dan rake. Yang
nantinnya akan dijadikan sebagai inputan untuk mennetukan mekanisme fokus
gempa bumi.

Dari hasil pengolahan menggunakan program ISOLA-GUI diperoleh


besar moment tensor untuk masing-masing kejadian gempa bumi (tanda negatif
menunjukan arah yang berlawanan). Nilai tersebut dapat diartikan sebagai hasil
dari aktivitas sesar antara dua lempeng yang saling bergerak. Data yang akan
didapatkan mencerminkan besar dari karakteristik bidang sesar yang terdiri dari
bidang lempeng dan bidang sesar. Sehingga hal ini menunjukkan adanya gaya
yang dibutuhkan untuk meneruskan gelombang seismik setelah terjadinya
gempa. Dan secara tidak langsung, nilai tersebut berhubungan dengan besar total
energi seismik yang disebabkan sesar. Hasil momen tensor yang diperoleh pada
penelitian akan diolah menggunakan fungsi green dan kemudian dilakukan
inversi waveform tiga komponen (NS, EW, dan Z). Hasil momen tensor dianalisa
untuk mengetahui arah gaya penyebab gempa bumi, sehingga diketahui jenis
sesarnya, yang digambarkan pada bola beachball.
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah proposal penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana mendapatkan solusi momen tensor dari event gempa yang terjadi?
2. Bagaimana menentukan mekanisme fokus gempa bumi serta kararteristiknya?
1.3 Tujuan
Untuk Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui dan menghitung solusi momen tensor dari event gempa
yang terjadi.

2. mengetahui bagaimana mekanisme fokus gempa bumi serta karakteristik


gempa bumi.
1.4 Batasan Masalah

3
Penelitian yang dilakukan dibatasi dengan topik penelitian yaitu,
a. Magnitude gempa yang diteliti yakni dari > 5.4 SR sepanjang tahun 2018
sampai tahun 2019 yang terjadi di pulau Sumbawa
b. Menggunakan data sekunder dari Website IRIS, yaitu berupa data waveform.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu mengetahui jenis dan arah patahan saat terjadi gempa
bumi dengan penelitian ini juga kita dapat mengetahui zona rawan bencana serta
bagaimana meminimalisir dampak dari gempa bumi berdasarkan mekanisme dan
karakteristik gempa saat terjadi gempa bumi.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pada penelitian yang dilakukan oleh Rizki dkk (2021) menggunakan


mekanisme fokus gempa atau focal mecanism. Dalam penelitian ini bertujuan untuk
menentukan besarnya momen tensor dari setiap event gempa dan menentukan
karakteristik gempa berdasarkan mekanisme fokus gempa di Nusa Tenggara pada
tahun 2018 sampai tahun 2019 dengan magnitude 5.7 SR dan mengetahui parameter
sesar yaitu strike, dip, dan rake menggunakan data waveform. Salah satu metode yang
sering digunakan untuk mengetahui mekanisme pusat gempa bumi adalah dengan
metode Inversi Momen Tensor. Hasil penelitian menunjukan bidang sesar yang
terbentuk adalah sesar naik (reverse fault) dan sesar kombinasi (oblique fault). Telah
dihitung, momen tensor masing-masing 6 komponen yaitu 𝑀𝑥𝑥 , 𝑀𝑦𝑦 , 𝑀𝑧𝑧 , 𝑀𝑥𝑦 , 𝑀𝑦𝑧
dan 𝑀𝑥𝑧 . Dari hasil analisis fokal mekanisme gempabumi Nusa Tenggara 2018-2019
diperoleh nilai parameter orientasi bidang sesar berupa strike, dip dan rake. Untuk
strike di Nusa Tenggara pada bidang 1 yaitu : 73°hingga 122° , Dip : 20° hingga 72°
dan Rake : 53° hingga 139° . Sedangkan pada bidang 2 untuk strike yaitu : 232° .
hingga 280° , dip : 28° . hingga 75° , rake : 52° hingga 102°.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Syafitri, dkk (2020) yaitu
Analisis centroid Momen Tensor (CMT) Gempa bumi di selatan sunda pada 22
Desember 2018 sebelum Tsuami Banten. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk menganalisis penyebab gempa di wilayah Selat Sunda dan menganalisis hasil
estimasi Centroid Moment tensor (CMT) dengan menggunakan metode inversi
waveform tiga komponen yang di implementasikan kedalam software MTINV.
Wilayah penelitian yang digunakan adalah wilayah Selat Sunda, hal ini karena
wilayah Selat Sunda memiliki tingkat seismik yang tinggi. Data yang digunakan pada
penelitian ini yaitu dua data sekunder pada tanggal 22 Desember 2018 dan pada
tanggal 13 Februari 2019 yang memiliki magnitudo sama yaitu 5.1 SR, data penelitian
diunduh pada laman WEBDC3 at BMKG. Estimasi CMT menghasilkan momen
seismik (Mo), magnitudo momen (Mw), lattitude, longitude, kedalaman centroid, dan

5
orientasi bidang sesar yang meliputi strike, dip, dan rake. Estimasi CMT juga
memberikan informasi mengenai penyebab terjadinya gempa dengan mengetahui
persentase DC, CLVD, dan ISO. Hasil dari kedua data tersebut masing-masing
memiliki nilai DC yang lebih dominan daripada nilai CLVD, hal ini menunjukkan
bahwa event gempa bumi diwilayah Selat Sunda tersebut dikarenakan oleh aktivitas
tektonik.
Rusmilawati (2019) melakukan penelitian tentang mekanisme sumber
gempabumi dengan menggunakan data gerak awal dari gelombang P dan mencari
penyebab dari kejadian gempabumi di wilayah Kalimantan tahun 2015-2018.
Dilakukan pengolahan data menggunakan program fokal mekanisme dengan memilih
data gempa bumi yang mempunyai magnitude 24 Skala Ricther (SR). Penelitian ini
menggunakan metode gerak awal gelombang P dengan penentuan polaritas
gelombang yang berupa gelombang naik (kompresi) dan gelombang turun (dilatasi).
Hasil analisis fokal mekanisme gempabumi Kalimantan 2015- 2018 diperoleh nilai
parameter orientasi bidang sesar berupa strike, dip dan rake. Untuk strike di
Kalimantan bagian Utara: 114°/170°, Dip: 80°/90° dan Rake: 112°/136°,
sedangkan di Kalimantan Timur, Strike: 158°/174°, Dip: 85°/89° dan Rake:
122°/179°. Kalimantan Selatan dengan Strike: 127°/159°, Dip: 40°/47° dan Rake:
88°/97°. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penyebab gempa Kalimantan bagian
Utara secara umum berupa sesar oblique dan Sesar geser (strike slip). Sedangkan
Kalimantan bagian Timur merupakan sesar geser (strike slip) serta Kalimantan bagian
Selatan berupa sesar naik (reverse fault) dan Sesar oblique (oblique reverse fault).
Pada penelitian Pratama dan Santosa (2018) yaitu menentukan
mekanisme fokus gempa bumi di wilayah Maluku Utara dengan inversi momen tensor
dengan memanfatkan program ISOLA_GUI. Pengolahan data dengan menggunakan
ISOLA bertujuan untuk mengetahui momen tensor dari data gempa, menentukan jenis sesar
serta parameter gempa yakni strike, dip dan rake. Dari inversi momen tensor dapat
ditentukan parameter jenis sesar (strike,dip dan rake). Disajikan besar dari ketiga
parameter jenis sesar. Strike merupakan parameter sesar dengan sudut orientasi fault.
Nilai pada kolom strike menunjukkan nilai sudut yang dibentuk oleh bidang patahan

6
dengan permukaan horisontal. Strike dapat membuat sudut dari 0º hingga 360º.
Selanjutnya adalah kolom dip, dip adalah parameter sesar berupa sudut kemiringan
fault. Nilai pada kolom dip dibentuk antara patahan dengan bidang horisontal. Dip
dapat membuat sudut dari 0º hingga 360º. Kemudian terdapat kolom rake yang
menunjukkan nilai sudut pergerakan bidang. mekanisme fokal menunjukkan tipe
sesar naik (reverse fault), selain itu juga terdapat normal fault dan strike slip fault
mendominasi Laut Maluku yang terletak diantara kedua busur magmatik.
Serhalawan, dkk (2017) telah melakukan penelitian tentang pemodelan
mekanisme gempa bumi Ransiki pada tahun 2012 yang berkekuatan MW 6.7 ,
dilakukan proses inversi momen tensor menggunakna data sinyal seismik, koordinat
stasiun pencatat gempa bumi , data polezero, data model kecepatan dan daata
parameter gempa bumi. Data stasiun pencatat gempa bumi yang termasuk sinyal
observasi. Tujuan penelitian ini adalah membuat pemodelan dan menganalisis
mekanisme sumber gempa bumi untuk mengetahui sesar penyebab gempa bumi
Ransiki. Mekanisme sumber gempa bumi dimodelkan dari proses inversi tensor
momen menggunakan program Isola. Untuk menentukan “bidang sesar
sebenarnya” (true fault plane) digunakan program HC-plot. Hasil inversi tensor
momen menunjukan bahwa gempa bumi Ransiki merupakan gempa bumi
mekanisme sesar geser dengan bidang nodal 1; strike 355°, dip 68°, rake -165° dan
bidang nodal 2; strike 259°, dip 76°, rake -23°. Pengolahan dengan program HC-
plot menghasilkan “bidang sesar sebenarnya”yaitu bidang nodal 2 dengan strike
259°, dip 76°, rake -23°. Hasil ini menunjukan bahwa gempa bumi Ransiki 21 April
2012 Mw6,7, disebabkan oleh sesar Yapen dengan mekanisme sesar geser
mengiri berarah barat-timur,tidak disebabkan oleh sesar Ransiki.
Umar (2016) melakukan studi tentang Mekanisme Sumber Gempa Bumi
( focal mecanism ) merupakan studi tentang penentuan parameter orientasi bidang
sesar yang berupa Strike, Dip, dan Rake. Metode yang digunakan dalam artikel ini
adalah metode impuls gelombang P dengan penentuan polaritas gelombang yang
berupa gelombang naik (kompresi) dan gelombang turun (dilatasi). Kemudian
dilakukan juga pengeplotan data gempa utama 8.1 SR dan gempa susulan lainnya

7
dengan Magnitudo ≥ 6.0 SR. Penentuan parameter orientasi bidang sesar pada
peristiwa gempabumi Manokwari menggunakan perangkat komputer dengan
pengolahan data melalui program Focal Mechanism. Dari hasil perhitungan Focal
Mechanism gempa utama dan gempa susulan di atas 6.0 SR maka diperoleh nilai
parameter orientasi bidang sesar berupa strike, dip, dan rake yaitu untuk gempa utama
dengan magnitudo 8.1 SR rake 145°/83°. Sementara gempa susulan lainnya dengan
magnitudo ≥ 6.0 SR strike berkisar antara 29°/172°, dip : 13°/37° dan nilai rake :
82° − 110° oleh karena itu setelah melalui proses analisis data maka jenis sesar akibat
gempabumi Manokwari adalah sesar naik (Reverse fault) dan sesar oblique naik
(Oblique Reverse Fault). Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya perubahan pola
mekanisme tektonik secara lokal dari sesar geser ( lateral slip fault) berubah menjadi
sesar naik (Reverse Fault) dan sesar oblique naik (Oblique Reverse Fault) .
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa metode inversi momen tensor untuk
menentukan menentukan jenis sesar serta parameter gempa yakni strike, dip dan rake.
Momen tensor juga digunakan untuk menenetukan mekanisme dan karakteristik
gempa bumi berdasarkan event gempa yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai