Anda di halaman 1dari 8

VOL.2 NO.

2 JANUARI 2022 : 18-25 E-ISSN 2809-5774


Moh. Iqbal Tawakal

IDENTIFIKASI BAHAYA GEMPABUMI KALIMANTAN TIMUR


MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIC SEISMIC
HAZARD ANALYSIS (PSHA) UNTUK PROBILITAS
TERLAMPAUI 10 % DALAM 50 TAHUN (500 TAHUN)
SEISMIC HAZARDS IDENTIFICATION EAST KALIMANTAN
USING PROBABILISTIC SEISMIC HAZARD ANALYSIS
(PSHA) METHOD FOR PROBILITY EXCEEDING 10% IN 50
YEARS (500 YEARS)
Moh Iqbal Tawakal,*
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II Tangerang Selatan,
Jl.Abdul Ghani no.5 Cempaka Putih, Tangerang Selatan
*Email: moh_iqbaltwk@gmail.com

ABSTRAK
Wilayah Kalimantan Timur merupakan wilayah yang direncanakan menjadi ibukota
Negara Indonesia baru. Pembangunan sarana pra-sarana dalam mendukung proses
pemindahan Ibukota terus dipersiapkan. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) perlu
memperhatikan potensi bencana alam, terutama gempabumi. Metode analisis potensi
bencana gempabumi merupakan salah satu metode untuk mengidentifikasi risiko yang
ditimbulkan saat terjadi gempabumi. Hasil dari metode ini berupa peta Probabilistic
Seismic Hazard Analysis (PSHA) yang memberikan gambaran kekuatan guncangan
akibat gempabumi terhadap suatu bangunan. Analisis seismik hazard dilakukan dengan
bantuan program USGS-PSHA dengan memperhatikan sumber-sumber gempabumi
yang terjadi di wilayah Kalimantan Timur dan sekitarnya. Hasil analisis perhitungan PSHA
menunjukan nilai percepatan tanah maksimum (PGA) di batuan dasar wilayah
Kalimantan Timur untuk probabilitas terlampaui 10% dalam 50 tahun berkisar 0.01 – 0.58
g. Nilai PGA untuk spektrum spektrum respon T=1s pada rentang 0.05 – 0.43 g, dan
untuk spektrum respon T=0,2s pada rentang 0.02 – 0.85 g.Kota Penajam Paser Utara
dan Kutai Kartanagara memiliki tingkat risiko kegempaan yang cukup tinggi dibandingkan
dengak kota-kota lain yang berada di Kalimatan Timur. Nilai Pecepatan Maksimum di
daerah ini berkisar 0.2 – 0.58 g.

Kata kunci: Gempabumi, Percepatan, PSHA, PGA, Probabilitas.

ABSTRACT
The East Kalimantan region is planned to be the capital of the new State of Indonesia.
Construction of infrastructure facilities to support the process of moving the capital city
continues to be prepared. The Regional Spatial Plan (RTRW) must consider the potential
for natural disasters, especially earthquakes. The method of analyzing the potential for
earthquake disasters is one method to identify earthquake risk. The result of this method
is a Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) map to see the effects of earthquake
vibrations on buildings. Seismic hazard analysis using the USGS-PSHA program which is
based on earthquake sources in East Kalimantan and its surroundings. The results of
PSHA calculations show that the peak ground acceleration (PGA) value in the bedrock of
the East Kalimantan region for a probability of exceeding 10% in 50 years ranges from
0.01 – 0.58 g. The PGA values for the T=1s response spectrum ranged from 0.05 – 0.43
g, and for the T=0.2s response spectrum it ranged from 0.02 – 0.85 g.The cities of North
PenajamPaser and KutaiKartanagara have high level of seismic risk compared to other

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 18


VOL.2 NO.2 JANUARI 2022 : 18-25 E-ISSN 2809-5774
Moh. Iqbal Tawakal

cities in East Kalimantan. The Peak Ground Acceleration Value in this area ranges from
0.2 – 0.58g.

Keywords: Earthquake, Acceleration,PSHA, PGA,Probalistic.

1. Pendahuluan mengurangi dampak hazard


gempabumi tersebut, upaya mitigasi
Adanya wacana pemindahan perlu dilakukan secara dini dan
Ibukota Negara Indonesia dari optimal. Salah satu upaya mitigasi
Jakarta ke Kabupaten Panajam yang perlu dilakukan adalah dengan
Paser Utara dan Kutai Kartanegara membuat peta hazard gempabumi,
yang dinilai sebagai kawasan yang peta hazard yang menggambarkan
ideal untuk penempatan ibukota efek gempabumi pada suatu lokasi
baru [1]. Selain memiliki wilayah yang membantu dalam rangka
yang luas untuk membangun antisipasi dan mengurangi korban
infrastruktur sebuah Ibukota, wilayah jiwa maupun kerugian materi.
Kalimantan Timur juga dianggap
aman dari potensi gempabumi, serta Penelitian ini menggunakan Metode
secara geografis terletak sentris Probabilistic Seismic Hazard
diantara Kepulauan Indonesia [2]. Analysis (PSHA), merupakan
metode yang digunakan untuk
Wilayah Kalimantan Timur memiliki menganalisis risiko bahaya
tingkat risiko bencana yang kegempaan deterministik dan
tergolong rendah, tetapi hal ini tidak probabilistik. Penentuan risiko bukan
menjamin daerah Kalimantan Timur hanya berdasarkan pada parameter
terbebas dari risiko bencana alam. gempa yang menghasilkan
Adanya potensi tsunami yang pergerakan tanah terbesar saja,
diakibatkan oleh longsoran dasar tetapi juga berdasarkan
laut di Selat Makasar yang juga kemungkinan kondisi terburuk dari
perlu diwaspadai. Selain itu Wilayah suatu kejadian gempabumi di suatu
Kalimantan merupakan daerah yang daerah [5]. Metode PSHA dapat
rawan bencana banjir, tanah lonsor, mengkaji probabilistik gempabumi
serta kebakaran hutan dan lahan. berdasarkan pada parameter yang
tidak pasti seperti frekuensi,
Secara tektonik, terdapat tiga sesar
magnitudo, jarak episenter, daerah
utama di Kalimantan, yaitu Maratus, yang di amati, dan lain-lain. Metode
Mangkalihat, dan Patemoster yang PSHA memiliki kerangka kerja yang
hingga saat ini masih sangat aktif terstruktur sehingga ketidakpastian
[3]. Berdasarkan data dari BMKG dalam penelitian ini dapat
mencatat bahwa daerah Kalimantan
diidentifikasi, diperkirakan, dan
Timur pernah terjadi gempabumi
dapat digabungkan dengan metode
yang merusak sebanyak 7 kali, yaitu
yang rasional sehingga mendapat
pada tahun 1921, 1964, 1982, 1983, gambaran yang lebih lengkap
2000, 2006, dan 2007 [4]. Gempa-
mengenai kejadian gempa.
gempa yang pernah terjadi memiliki
kekuatan gempa yang cukup besar, Adapun tujuan dari penelitian ini
bahkan dapat mengakibatkan adalah untuk menganalisis bahaya
tsunami. gempa yang disajikan dalam nilai
percepatan tanah maksimum di
Untuk itu, perlu dilakukan
batuan dasar untuk wilayah
pengukuran potensi gempabumi Kalimantan Timur (PGA) untuk
signifikan yang terjadi di Wilayah
probabilitas terlampaui 10% dalam
Kalimantan Timur. Untuk

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 19


VOL.2 NO.2 JANUARI 2022 : 18-25 E-ISSN 2809-5774
Moh. Iqbal Tawakal

50 tahun atau setara dengan Parameter input lainnya adalah


periode ulang gempabumi 475 parameter subduksi wilayah
tahun. Penelitian hazard gempabumi Sulawesi Utara, parameter patahan
untuk wilayah Indonesia sebelumnya di radius 500 km dari Kalimantan
telah dilakukan oleh Pusat Studi Timur yang akan digunakan sebagai
Gempa Nasional [6]. parameter input dalam pengolahan
nilai PGA untuk sumber gempabumi
2. Data dan Metode subduksi dan patahan (Gambar 2).
Data yang digunakan dalam
penelitian ini berdasarkan dua
katalog gempabumi dari tahun 1923
– 2020 yaitu katalog Badan
Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) [7] dan United
State Geological Survey (USGS) [8].
Parameter magnitudo yang dipilih
adalah lebih dari 5 skala magnitudo
(Gambar 1). Kemudian dilakukan
konversi menjadi magnitudo skala
momen (Mw). Magnitudo momen
(Mw) dapat mencerminkan besarnya
energi dan dimensi rekahan yang
dilepaskan ketika terjadi suatu
gempa. Kedalaman gempabumi
dibatasi kurang dari 300 km, karena Gambar 2. Sumber Penunjaman
kedalaman gempabumi diatas itu Sulawesi Utara dan Patahan di
tidak berpotensi menimbulkan Kalimantan Timur.
kerusakan.
Parameter patahan yang dibutuhkan
antara lain slip rate, Focal
Mechanism, Dip, Top, Bottom,
Length, dan Mmax yang sesuai
berdasarkan titik koordinat patahan.
Parameter patahan dalam penelitian
ini didapatkan dari penelitian
sebelumnya yang dilaksanakan oleh
Tim Revisi Peta Gempa Indonesia
yang dilaksanakan pada tahun 2017.
Parameter tersebut disajikan pada
tabel 1.

Gambar 1. Peta Seismitas Kalimantan


Timur Periode 1923-2020.
.

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 20


VOL.2 NO.2 JANUARI 2022 : 18-25 E-ISSN 2809-5774
Moh. Iqbal Tawakal

Tabel 1. Parameter input patahan sebagai sumber gempabumi.


ID Fault Slip- Focus Dip Top Bottom L (Km) M
Rate Mechanism mAx
m/yr
1 Tarakan 0.3 Strike-Slip 90 3 18 100 7.0
2 Mangkalihat 0.5 Strike-Slip 90 3 18 111 7.0
3 Meratus 0.2 Reverse-Slip 45 W 3 18 105 7.0

Data gempabumi diidentifikasi Bozorgnia NGA (2008) [12], Youngs,


berdasarkan jenisnya. Gempa et. al (1997)[13], Atkinson Boore
sebelum (foreshock), gempa susulan (2003) [14], dan Chiou Young NGA
(aftershock) dan gempa utama (2006) [15].
(mainshock) untuk menentukan
tingkat resiko gempa. Penelitian ini 3. Hasil dan Pembahasan
menggunakan kriteria empiris
Hasil penelitian terdiri dari tiga peta
Gardner dan Knopoff (1974) [9].
percepatan tanah di wilayah
Berdasarkan suatu rentang waktu dan
Kalimantan Timur untuk probabilitas
jarak tertentu dari suatu kejadian
terlampaui 10% dalam 50 tahun.
gempa besar. Pemisahan data
Terdapat tiga jenis nilai PGA yang
gempa ini disebut dengan tahap De-
diperoleh yaitu PGA batuan dasar
Clustering yang dijalankan
(bedrock) dengan periode T=0s,
menggunakan program ZMAP.
T=0.2s untuk periode pendek, dan
Secara garis besar perhitungan PSHA T=1s untuk periode panjang. Setiap
terdiri dari empat tahapan yaitu: periode percepatan mewakili periode
getaran struktur untuk masing-masing
(1) Identifikasi semua sumber gempa tingkatan. Misal, pada T=0s, maka
bumi yang kemungkinan akan cukup berpengaruh pada
menghasilkan percepatan tanah getaran pondasi bangunan. Pada
merusak. T=0.2s digunakan untuk mewakili
periode getar struktur terpendek atau
(2) Karakterisasi distribusi magnitudo bangunan 2 tingkat, sedangkan T=1s
gempabumi. berpengaruh pada guncangan di
gedung bertingkat hingga 10 lantai.
(3) Karakterisasi distribusi jarak
Apabila bangunan gedung tersebut
sumber ke site yang berkaitan berdiri pada wilayah dengan nilai
dengan potensi gempa. percepatan tanah di permukaan yang
(4) Prediksi distribusi intensitas cukup tinggi serta memiliki periode
gerakan tanah yang dihasilkan alami struktur yang sama dengan
sebagai suatu fungsi dari besaran periode gempabumi, maka dapat
gempabumi, jarak, dan sebagainya. dipastikan terjadi amplifikasi dan
resonansi yang menyebabkan
Dalam penelitian ini, sumber-sumber gedung tersebut kemungkinan
gempabumi yang dipergunakan mengalami simpangan dan terancam
merujuk pada program Probabilistic runtuh [16].
Seismic Hazard Analysis (PSHA) dari
USGS yang dikembangkan oleh Bella
(2008) [10]. Fungsi atenuasi
mengikuti formulasi dari Boore
Atkinson NGA (1995) [11], Campbell

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 21


VOL.2 NO.2 JANUARI 2022 : 18-25 E-ISSN 2809-5774
Moh. Iqbal Tawakal

22 November 2009 yang


mengakibatkan kerusakan bangunan
di Kabupaten Paser diperkirakan
berkaitan dengan aktivitas Sesar
Paternoster [17].

Serangkaian kejadian gempabumi


merusak di Kalimantan Timur
memberikan gambaran bahwa
wilayah ini tidak terbebas dari
ancaman gempabumi. Oleh karena
itu perlu adanya upaya mitigasi yang
optimal. Upaya mitigasi gempabumi
pada prinsipnya adalah mencegah
agar bahaya gempabumi tidak
mengakibatkan terjadinya bencana.
Upaya mitigasi ini dilakukan secara
fisik atau struktural dan non fisik atau
non struktural.

Gambar 3. Peta Percepatan Puncak di


Batuan Dasar (SB) Kalimantan Timur
Untuk Probabilitas Terlampaui 10%
dalam 50 Tahun (Periode Ulang 500
Tahun).

Nilai percepatan tanah maksimum


pada kondisi T=0s di Wilayah
Kalimantan Timur untuk periode
ulang 500 tahun berkisar 0.01
sampai 0.58g (Gambar 3). Nilai PGA
tertinggi berada di sebelah selatan
Gambar 4. Tektonik dan Struktur Geologi
Kalimantan Timur. Selain sesar
Kalimantan [17].
Meratus, keberadaan Sesar
Paternoster memberikan pengaruh
Kota Penajam Paser Utara dan Kutai
yang besar di wilayah ini. Sesar ini
Kartanagara yang merupakan calon
melintasi wilayah Kabupaten Paser
ibukota Negara Indonesia memiliki
yang jalurnya berarah barat-timur.
tingkat risiko kegempaan yang cukup
Meskipun termasuk kategori sesar
tinggi dibandingkan dengan kota-kota
berusia tersier, namun sejarah
lain yang berada di Kalimantan Timur.
mencatat bahwa sering terjadi
Keberadaan sesar Paternoster
gempa kuat dengan potensi
menjadi sumber kegempaan. Nilai
magnitudo skala enam (Gambar 4).
Pecepatan Maksimum di daerah ini
berkisar 0.2 – 0.58 g. Hal ini
Berdasarkan Peta Sumber dan
mengindikasikan potensi Intensitas
Bahaya Gempa Indonesia Tahun
atau guncangan gempa yang
2017 sesar Paternoster belum
dihasilkan berskala VI-VII MMI atau
diperhitungkan sebagai sumber
secara faktual gempa yang terjadi
gempabumi. Meskipun demikian,
dapat menimbulkan kerusakan tingkat
banyak gempa-gempa merusak
sedang hingga berat di Sekitar Kota
bersumber dari sesar ini. Seperti
Penajam Paser Utara.
kejadian gempa bumi pada tanggal

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 22


VOL.2 NO.2 JANUARI 2022 : 18-25 E-ISSN 2809-5774
Moh. Iqbal Tawakal

Gambar 2. Peta Percepatan Spektrum Gambar 3. Peta Percepatan Spektrum


Respon 0.2 Detik di Batuan Dasar (SB) Respon 1.0 Detik di Batuan Dasar (SB)
Kalimantan Timur Untuk Probabilitas Kalimantan Timur Untuk Probabilitas
Terlampaui 10% dalam 50 Tahun Terlampaui 10% dalam 50 Tahun
(Periode Ulang 500 Tahun). (Periode Ulang 500 Tahun).

Gambar 2 menunjukan bahwa Sebagian besar gempa yang


secara umum nilai percepatan tanah bersumber di wilayah Kalimantan
maksimum memiliki rentang nilai Timur dipicu oleh aktivitas sesar aktif.
PGA dengan periode ulang 500 Sehingga, meskipun magnitudonya
tahun untuk T=0.2s adalah 0.02 – tidak sebesar yang bersumber di zona
0.85 g. sedangkan pada kondisi megathrust, tetapi dapat berdampak
spektrum T=1.0s menghasilkan nilai merusak bangunan. Potensi bahaya
PGA berkisar 0.05 – 0.43g. Hasil ini gempa bumi harus diantisipasi
memperlihatkan bahwa pada kondisi dengan menerapkan building code
spektrum T=0.2s nilai PGA lebih dengan baik dalam membangun
besar daripada spektrum T=1.0s struktur bangunan. Infrastruktur yang
(Gambar 3). direncanakan harus sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah
Bagian Selatan Kalimantan Timur (RTRW) yang berbasis mitigasi
memiliki nilai PGA yang lebih tinggi. bencana gempabumi. Sehingga
Dominasi Sesar Mangkalihat dan diharapkan risiko bencana dapat
Meratus di sebelah Utara lebih kecil dikurangi dan keselamatan
daripada keberadaan sesar masyarakat dapat ditingkatkan.
Paternoster di sebalah Selatan.
Daerah – daerah yang berada dekat
dengan sesar memiliki potensi risiko
bencana lebih tinggi.

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 23


VOL.2 NO.2 JANUARI 2022 : 18-25 E-ISSN 2809-5774
Moh. Iqbal Tawakal

4. Kesimpulan [3] Rahmat, H. K., Syarifah, H.,


Kurniadi, A., Putra, R. M. &
Nilai percepatan tanah maksimum di Wahyuni, S. W. (2021).
batuan dasar Wilayah Kalimantan Implementasi Kepemimpinan
Timur untuk periode ulang 500 tahun Strategis Guna Menghadapi
berkisar 0.01 sampai 0.58g. Nilai Ancaman Bencana Banjir Dan
percepatan spektrum respon T=0.2 Tsunami Di Provinsi Kalimantan
berkisar 0.02 – 0.85 g, sedangkan Timur. Jurnal Manajemen
pada kondisi spektrum T=1.0s Bencana, 7, 1–18.
menghasilkan nilai PGA berkisar
0.05 – 0.43g. Hasil ini [4] Ifad Fadlurrahman, A. R. S.
memperlihatkan bahwa pada kondisi Widana, I.D.K., Wilopo, Kerta, &
spektrum T=0.2s nilai PGA lebih Julius, A.M. (2018). Peranan
besar daripada spektrum T=1.0s. BMKG Stasiun Geofisika
Nilai PGA tertinggi berada di Balikpapan Dalam Mendukung
sebelah selatan Kalimantan Timur, Informasi Gempabumi Donggala
terutama kota Penajam Paser Utara. Tahun 2018. Jurnal Manajemen
Bencana, 7, 387–397.
Kota Penajam Paser Utara dan Kutai
Kartanagara memiliki tingkat risiko [5] Tim Revisi Peta Gempa
kegempaan yang cukup tinggi Indonesia.(2010).Ringkasan
dibandingkan dengan kota-kota lain Hasil Studi Tim Revisi Peta
yang berada di Kalimantan Timur. Gempa Indonesia 2010.
Nilai Pecepatan Maksimum di Laporan
daerah ini berkisar 0.2 – 0.58 g. hal Penelitian,KementerianPekerjaa
ini mengindikasikan potensi n Umum, Jakarta.
Intensitas atau guncangan gempa
yang dihasilkan berskala VI-VII MMI [6] Pusgen, (2017). Peta Sumber
atau secara faktual gempa yang dan Bahaya Gempa Indonesia
terjadi dapat menimbulkan Tahun 2017. Jakarta : Badan
kerusakan tingkat sedang hingga Penelitian dan Pengembangan
berat. Kementrian Pekerjaan
Umum dan Perumahan
Daftar Pustaka Rakyat.

[1] Nahak, Simon. (2019). Implikasi [7] Katalog Pusat Gempabumi dan
Hukum Pertanahan Terhadap Tsunami BMKG (2020).
Pemindahan Ibu Kota Negara http://repogempa.bmkg.go.id/rep
Republik Indonesia Dari Jakarta o_new/, diakses 15 Maret 2021.
ke Kalimantan Timur. Jurnal
Ilmu Sosial dan Humaniora, 2, [8] USGS Search Earthquake
31-40. Catalog(2020).https://earthquak
e.usgs.gov/earthquakes/search/,
[2] Toun, N. R. (2018). Analisis diakses 7 Maret 2021.
Kesiapan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah dalam [9] Gardner, J. K., & Knopoff, L.
Wacana Pemindahan Ibu Kota (1974). Is the Sequence of
Negara Republik Indonesia ke Earthquakes in Southern
Kota Palangkaraya. Jurnal Ilmu California, With Aftershocks
Politik Pemerintah dan Removed, Poissonian?. Bulletin
Adminitasi Publik, 1, 124-148. of the Seismological
Society of America, 64, 1363-
1367.
BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 24
VOL.2 NO.2 JANUARI 2022 : 18-25 E-ISSN 2809-5774
Moh. Iqbal Tawakal

[10] Bella, R.A. (2008). Struktur Bangunan Gedung


Pembuatan Program Interface dan Non Gedung, SNI
Untuk Software USGS PSHA 726:2012. Jakarta: Badan
2007 Dengan Studi Kasus Standardisasi Nasional.
Pembuatan Peta Spectra
Hazard di Wilayah Nusa [17] Supartoyo, (2017), Ancaman
Tenggara Timur. Thesis: dan Potensi Gempabumi di
Magister Teknik Sipil ITB. Kalimantan, Prosiding
Pertemuan Ilmiah Tahunan
[11] Atkinson, G., Boore, D.(1995). Riset Kebencanaan Ke 4,1-13,
New Ground Motion Relations depok: Universitas Indonesia.
for Eastern North America,
Bull. Seismol. Soc. Am., 85, 17–
30.

[12] Campbell, K.W. and


Bozorgnia, Y.(2008). Ground
Motion Model for the Geometric
Mean Horizontal Component
of PGA, PGV, PGD and
5%-damped Linear Elastic
Response Spectra for
Periods Ranging from 0.01 to
10.0 s. Earthquake Spectra, 24.

[13] Youngs, R.R., Chiou, S.J.,


Silva, W.J., Humphrey, J.R..
(1997). Strong Ground Motion
Attenuation Relationships for
Subduction Zone Earthquakes.
Seismol. Res. Lett., 68.58–73.

[14] Atkinson, G.M., Boore,


D.M.(2003). Empirical
GroundMotion Relations for
Subduction Zone Earthquakes
and Their Application to
Cascadiaand Other Regions,
Bull. Seismol. Soc. Am.,93.
1703-1729.

[15] Chiou, B. and Youngs,


R.(1998).A NGA Model for
the Average Horizontal
Component of Peak Ground
Motion and Response Spectra,
Earthquake Spectra, 2.

[16] BSN (2012). SNI 1726: 2012


Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 25

Anda mungkin juga menyukai