Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No.

2, Desember 2017

EARTHQUAKE AND TSUNAMI POTENTIAL IN


BANGGAI LAUT REGENCY, CENTRAL SULAWESI PROVINCE

POTENSI GEMPA DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANGGAI LAUT,


PROVINSI SULAWESI TENGAH

Heru Sri Naryanto 1

Abstract

Banggai Laut Regency in Central Sulawesi is part of the framework of


Indonesia's tectonic system. This area lies in the meeting of three major
tectonic plates of the world, the Indo-Australian Plate, Eurasian Plate and
the Pacific Plate, resulting in high seismic and tsunami activity levels.
Banggai Laut Regency consists of archipelago in which nearly all beaches
have the potential of tsunami disaster. The relatively flat beach is widely
used by residents for settlements, offices, public facilities or special facilities
and all other infrastructures, have a high tsunami disaster potential.
Considering the classification of earthquake intensity (MMI scale) as well as
PGA of USGS, Banggai Laut Regency can be divided into 2 classes,
medium earthquake hazard with PGA value 0.2 - 0.3 g and zone with high
earthquake hazard with PGA 0,3-0,4 g. Data and information of potential
earthquake and tsunami hazard maps of Banggai Laut Regency are needed
by BPBD of Kabupaten Banggai Laut. The map could be used as a
reference in the development planning of Banggai Laut Regency particularly
from the point of view of disaster and earthquake risk reduction. The
earthquake and tsunami hazard maps are expected to support the disaster
risk reduction effort to be more focused, integrated, comprehensive, efficient
and coordinated.

Keywords: Banggai Laut, earthquake and tsunami hazard, disaster risk


reduction

Abstrak

Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah merupakan bagian dari


kerangka sistem tektonik Indonesia. Daerah ini terletak pada pertemuan tiga
lempeng tektonik utama dunia, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng
Eurasia dan Lempeng Pasifik, sehingga mengakibatkan tingkat aktivitas
kegempaan dan tsunami yang tinggi. Kabupaten Banggai Laut yang
terbentuk kepulauan, hampir di semua pantai yang mengelilinginya
berpotensi untuk terjadi bencana tsunami. Pantai yang relatif datar banyak
dimanfaatkan oleh penduduk untuk permukiman, perkantoran, fasilitas
umum/khusus dan segala infrastruktur lainnya, mempunyai potensi tsunami
yang tinggi dengan persebaran yang luas. Dengan mempertimbangkan
klasifikasi besar intensitas gempabumi (skala MMI) dan klasifikasi besaran
goncangan, serta rentang nilai PGA dari USGS, maka Kabupaten Banggai
Laut dibagi menjadi 2 klas, yaitu klas zona bahaya gempabumi sedang
dengan nilai PGA 0,2 - 0,3 g, klas zona bahaya gempabumi tinggi dengan
PGA 0,3-0,4 g. Data dan informasi peta potensi bahaya gempabumi dan
tsunami Kabupaten Banggai Laut sangat diperlukan oleh BPBD Kabupaten

46
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No. 2, Desember 2017

Banggai Laut. Peta tersebut menjadi acuan dalam proses pembangunan di


Kabupaten Banggai Laut, untuk pengurangan risiko bencana gempabumi
dan tsunami yang mungkin terjadi baik jiwa maupun harta. Dengan
dibuatnya peta bahaya gempa dan tsunami tersebut, diharapkan
penanggulangan bencana dapat dilaksanakan dengan lebih terarah,
terpadu, menyeluruh, efisien serta terkoordinasi.

Kata kunci: Banggai Laut, bahaya gempabumi dan tsunami, pengurangan


risiko bencana

1
Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana – Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi, Jl. M. H. Thamrin No. 8, Jakarta 10340, email:
heru.naryanto@bppt.go.id

1. PENDAHULUAN yang wajib dilakukan, mulai dari yang bersifat


1.1. Latar Belakang makro-politis sampai dengan yang bersifat
Kabupaten Banggai Laut merupakan mikro-teknis.
termasuk dalam Provinsi Sulawesi Tengah
1.2. Maksud dan Tujuan
mempunyai luas wilayah 12.882,45 Km2..
Maksud dari kegiatan pembuatan peta
Secara geografis Kabupaten Banggai Laut
daerah rawan bencana Kabupaten Banggai
terletak pada posisi 1o26’54’’ – 2o23’20’’ LS
Laut ini adalah menyediakan informasi
dan 122o54’22’’ – 124o12’35’’ BT, posisi ini
potensi bahaya gempabumi dan tsunami di
menempatkan Banggai Laut pada wilayah
Kabupaten Banggai Laut, yang akan menjadi
paling timur Provinsi Sulawesi Tengah
pedoman dan acuan bagi BPBD Kabupaten
dengan wilayah yang sebagian besar adalah
Banggai Laut dalam mengkoordinasikan
berupa pulau-pulau besar dan kecil,
semua rencana penyusunan kebijakan dan
berpenghuni dan tidak berpenghuni (Bappeda
kegiatan secara lebih terarah, terpadu dan
Kab. Banggai Laut, 2015). Permasalahan
menyeluruh serta terkoordinasi baik dengan
bencana yang terjadi di Kabupaten Banggai
instansi-instansi lain.
Laut adalah bencana alam, khususnya
Adapun tujuan pembuatan peta
gempabumi dan tsunami.
potensi bahaya gempabumi dan tsunami
Sesuai dengan UU No 24 Tahun 2007,
Kabupaten Banggai Laut adalah untuk
pembentukan BNPB di pusat dan BPBD di
menjadi acuan dalam proses pembangunan
daerah diharapkan penanggulangan bencana
di Kabupaten Banggai Laut, untuk
dapat dilaksanakan dengan lebih terarah,
mengurangi dampak bencana gempabumi
terpadu, menyeluruh, efisien serta
dan tsunami yang mungkin terjadi baik jiwa
terkoordinasi. Sejalan dengan dibentuknya
maupun harta
Badan Penanggulangan Bencana daerah
(BPBD) Kabupaten Banggai Laut, 1.3. Lokasi Penelitian
penanggulangan bencana diharapkan juga Lokasi penelitian meliputi seluruh
dapat dilaksanakan dengan lebih baik serta wilayah Kabupaten Banggai Laut merupakan
terkoordinasi dengan baik dengan instansi- termasuk dalam Provinsi Sulawesi Tengah,
instansi lain. Tantangan yang dihadapi oleh yang terbagi atas 3 Kelurahan dan 63 desa
BPBD adalah masih terbatasnya yang tersebar di 7 wilayah kecamatan, yakni
ketersediaan data dan informasi tentang kecamatan-kecamatan Banggai, Banggai
kebencanaan di Kabupaten Banggai Laut. Tenggah, Banggai Selatan, Banggai Utara,
Untuk meningkatkan berlangsungnya peran Bakurung, Labobo, dan Bokan Kepulauan.
dan fungsi BPBD Kabupaten Banggai Laut,
maka pengkajian terhadap aspek 2. METODA PENELITIAN
kebencanaan dalam setiap rencana Pendekatan dalam kegiatan
pembangunan sudah merupakan sesuatu pembuatan peta daerah rawan bencana

47
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No. 2, Desember 2017

Kabupaten Banggai Laut dilaksanakan parameter dalam menentukan zonasi


sebagai berikut: gempabumi di Kabupaten Banggai Laut
 Koordinasi dengan instansi terkait. selain data Peta Peak Ground Acceleration
 Pengumpulan data sekunder dan referensi (PGA) yang dikeluarkan oleh Kementerian PU
terkait. 2010, adalah sebagai berikut:
 Pengumpulan data primer langsung di  Peta geologi skala 1:250.000.
lapangan.  DEM SRTM 90 meter.
 Pengolahan dan analisis data secara  Data seismisitas NEIC USGS (Kekuatan/
spasial/ kualitatif/ kuantitatif. energi, jarak episentrum, interval, kondisi
 Validasi data. bawah tanah).
 Penyusunan dokumen profil bencana dan  Data seismisitas dari BMKG.
peta potensi bahaya gempabumi dan  Batas lempeng tektonik.
tsunami.  Sejarah kegempaan.
 Evaluasi data.  Batimetri.
 Penyelesaian data.  Kondisi patahan-patahan sekunder yang
 Pembuatan laporan. terdapat di Kabupaten Banggai Laut.
Metodologi yang digunakan dalam  Survey lapangan.
penyusunan peta potensi bahaya gempabumi  Analisis data.
dan tsunami Bencana di Kabupaten Banggai
2.2. Metodologi Potensi Bahaya Tsunami
Laut ditempuh melalui analisis teknis dengan
menggunakan bantuan perangkat lunak Metodologi mengenai potensi bahaya
ArcGIS yang akan dituangkan ke dalam peta tsunami di Kabupaten Banggai Laut
potensi bahaya Kabupaten Banggai Laut. dituangkan ke dalam peta potensi bahaya
Peta potensi bahaya (hazard map) tsunami, melalui pertimbangan berbagai
merupakan suatu peta tematik yang berisikan parameter sebagai berikut:
informasi mengenai potensi suatu kejadian  DEM SRTM 30 meter.
alam atau aktivitas manusia yang dapat  Topografi pantai.
mengakibatkan kerusakan dan/ atau  Batimetri kawasan pantai.
kerugian.  Sumber gempa penyebab tsunami.
 Konfigurasi bentuk pantai.
2.1. Metodologi Pembuatan Peta Potensi  Sejarah kejadian tsunami.
Bahaya Gempabumi Sebagai dasar utama dalam
Metodologi mengenai potensi bahaya menentukan zonasi potensi bencana tsunami
gempabumi di Kabupaten Banggai Laut secara umum adalah dengan menggunakan
dituangkan ke dalam peta potensi bahaya Peraturan Kepala BNPB No. 02 Tahun 2012
gempabumi, dengan dasar utama tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko
menggunakan data Peta Peak Ground Bencana (BNPB, 2012) (Tabel 1). Pembagian
Acceleration (PGA) yang dikeluarkan oleh zona bahaya juga bisa dibedakan
Kementerian PU 2010 dengan merevisi berdasarkan kondisi bentuk dan kondisi
standar peraturan perencanaan ketahanan pantai setempat (Tabel 2).
gempa untuk stuktur bangunan gedung yaitu
SNI-03-1726-2002. Pertimbangan berbagai
Tabel 1. Kriteria penentuan bahaya tsunami menurut BNPB (2012)
Kelas indeks
Komponen/Indikator Bahan rujukan
Rendah Sedang Tinggi
Peta Estimasi Ketinggian < 1 meter 1-3 meter >3 Panduan dari
Genangan Tsunami/ Peta meter Badan Geologi
Bahaya Tsunami Nasional-ESDM dan
BMKG

48
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No. 2, Desember 2017

Tabel 2. Kriteria bahaya tsunami berdasarkan elevasi dan morfologi


Bahaya
Zone Deskripsi Tinggi Sedang Rendah Tak Risiko
(meter) (meter) (meter) (meter)
Open coast Radius 2km dari garis pantai 0-3 3 – 10 10 – 30 > 30
Coastal Topografi datar & rendah dari
0 – 1,5 1,5 – 6 6 – 15 > 15
estuary lembah dan dasar sungai
Bay Teluk 0 – 1,5 1,5 – 3 3–5 >5
Semua
Uplands Pedalaman dan jauh dari pantai - - -
ketinggian

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Wilayah Indonesia bagian timur yang


3.1. Kondisi Tektonik di Indonesia Bagian mempunyai tatanan tektonik rumit telah
Timur dilanda gempabumi dengan berbagai macam
Tektonik di bagian timur Indonesia besaran. Tercatat pernah terjadi gempabumi
terbentuk akibat tumbukan Lempeng Indo- dengan skala 8,6 SR di laut di selatan
Australia, Pasifik dan Eurasia. Selain Gorontalo pada tahun 1939, gempabumi 8,3
ditunjukkan oleh adanya zona penunjaman SR tahun 1932 di Basin Gorontalo,
lempeng, tektonik aktif juga membentuk jalur gempabumi 8,6 SR tahun 1938 di Laut
gempa, patahan aktif, rentetan gunungapi Banda, gempabumi 8,1 SR tahun 1916 di
aktif, serta tanah longsor. utara Nabire.
Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Berdasarkan peta seismisitas daerah
Tengah merupakan bagian dari kerangka Banggai Laut, tampak aktivitas kegempaan di
sistem tektonik Indonesia. Daerah ini terletak daerah ini cukup tinggi, hal ini disebabkan
pada zona “triple junction”, terletak pada karena lokasinya yang berada pada zona
pertemuan tiga lempeng tektonik utama sesar aktif baik di daratan dan di lautan.
dunia, yaitu Lempeng Indo-Australia, Melihat daerahnya yang kaya sumber
Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik, gempabumi berupa patahan aktif serta
sehingga ketiganya bertumbukan dilingkupi beberapa zona pembangkit
mengakibatkan tersebut sebagai salah satu gempabumi di lautan, maka daerah
daerah yang memiliki tingkat aktivitas Kabupaten Banggai Laut merupakan
kegempaan yang tinggi di Indonesia. kawasan yang memiliki risiko tinggi terhadap
Berdasarkan peta seismisitas Daerah gempabumi dan tsunami.
Banggai, tampak aktivitas kegempaan di
daerah ini cukup tinggi, hal ini disebabkan
karena lokasinya yang berada pada zona
sesar aktif baik di daratan dan di lautan.
Melihat daerahnya yang kaya sumber
gempabumi berupa patahan aktif serta
dilingkupi beberapa zona pembangkit
gempabumi di lautan, maka daerah
Kabupaten Banggai merupakan kawasan
yang memiliki risiko tinggi terhadap
gempabumi dan tsunami (Daryono, 2010).
Struktur Sesar Naik Balantak, Sesar
Naik Batui, Sesar Naik Sangihe Timur dan
Sesar Naik Sorong Utara, Sesar Naik Sula,
Sesar Matano dan Sesar Sorong Utara
merupakan generator gempabumi yang Gambar 1. Peta tektonik dan sejarah
berpotensi mengguncang wilayah Kabupaten kegempaan di wilayah Indonesia
Banggai dan sekitarnya (Steve & Moyra, timur Indonesia sejak abad tahun
1998). 1600 (Sumber: USGS ;
Natawidjaja, 2007).

49
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No. 2, Desember 2017

susah berdiri tegap, jendela dan beberap


perkakas gelas pecah, rak buku dan perkakas
lain terguling dan sedikit plester tembok mulai
terkelupas. Klasifikasi VI MMI ini ekuivalen
dengan besar percepatan tanah puncak di
permukaan sebesar 9,2-18% g (0,092-0,18 g)
dan diklasifikasikan (USGS) ke dalam tingkat
kerusakan ringan (Naryanto, 2016).
3.2.2. Peta Bahaya Gempabumi Kabupaten
Banggai Laut
Berdasarkan klasifikasi besar getaran
gempabumi dari Skala Intensitas Mercalli
Gambar 2. Peta sejarah kegempaan di Modifikasi (Tabel 1) dan USGS (Gambar 2)
wilayah Kabupaten Banggai Laut dapat kita buat klasifikasi tingkat bahaya
dan sekitarnya skala 4-7 SR goncangan gempabumi. Pada skala
tahun 1900-2017 (Sumber: intensitas Mercalli Modifikasi (MMI) terlihat
Analisis data gempa USGS). bahwa skala VI MMI merupakan batas
permulaan dari adanya kerusakan (kecil).
3.2. Potensi Bahaya Gempabumi di Disebutkan bahwa goncangan dalam skala VI
Kabupaten Banggai Laut MMI dapat dirasakan oleh semua orang,
Jika mencermati fakta sejarah sebagian besar ketakutan dan lari keluar,
kegempaan Banggai Laut, sejak dahulu susah berdiri tegap, jendela dan beberapa
daerah ini merupakan kawasan yang sudah perkakas gelas pecah, rak buku dan
berulangkali mengalami kerusakan setiap perkakas lain terguling dan sedikit plester
terjadi gempabumi kuat. Sejarah gempabumi tembok mulai terkelupas. Klasifikasi VI MMI
merusak yang dilaporkan pernah terjadi di ini ekuivalen dengan besar percepatan tanah
Daerah Banggai adalah Gempabumi puncak di permukaan sebesar 9,2 -18 % g
Sulawesi Tengah 1939. Pada tanggal 4 Mei (0,092-0,18 g) dan diklasifikasikan oleh
2000 lalu di Kabupaten Banggai juga pernah USGS ke dalam tingkat kerusakan ringan.
terjadi bencana gempabumi berkekuatan 6,5 Kondisi kegempaan Kabupaten
SR yang mengakibatkan puluhan rumah dan Banggai Laut sesuai dengan peta PGA dari
bangunan kantor pemerintah serta rumah Kementerian PU tahun 2016 mempunyai
ibadah mengalami kerusakan yang cukup harga PGA antara 0,2-0,4 g. Menurut USGS,
parah. Bahkan, jalan aspal sepanjang 200 skala 0,2-0,4 g termasuk klasifikasi Moderate
meter menuju ke arah bandar udara Bubung (sedang) sampai sedang-tinggi. Skala sedang
retak selebar 30-45 cm. Gempabumi Banggai dengan besaran MMI sekitar skala VII.
juga mengakibatkan tsunami dengan Besaran skala VII MMI. gambarannya adalah
ketinggian air hingga tiga meter di wilayah bangunan sulit berdiri, furniture rusak,
Kecamatan Totikum. Sedangkan di wilayah kerusakan sedikit pada bangunan dengan
Salakan sejumlah rumah penduduk dan desain dan kontruksi yang baik, terjadi
kantor pemerintahan rusak berat. Korban kerusakan ringan sampai sedang untuk rata-
meninggal dunia dalam bencana ini mencapai rata bangunan yang dibangun secara baik,
40 orang dan ratusan korban luka-luka. terjadi kerusakan yang cukup berarti pada
Berdasarkan klasifikasi besar getaran bangunan yang didirikan dengan desain
gempabumi dari USGS dan Skala Intensitas buruk, beberapa cerobong rusak, dirasakan
Mercalli Modifikasi dapat kita buat klasifikasi oleh orang yang sedang mengendarai motor.
tingkat bahaya goncangan gempabumi. Pada Sedangkan skala sedang sampai tinggi
skala intensitas Mercalli Modifikasi (MMI) mempunyai besaran MMI sekitar skala VIII.
terlihat bahwa skala VI MMI merupakan batas Besaran skala VIII MMI. gambarannya adalah
permulaan dari adanya kerusakan (kecil). terjadi sedikit kerusakan pada struktur yang
Disebutkan bahwa goncangan dalam skala VI didesain khusus. Beberapa bagian dari
MMI dapat dirasakan oleh semua orang, bangunan (kualitas rata-rata) roboh.
sebagian besar ketakutan dan lari keluar,

50
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No. 2, Desember 2017

Kerusakan hebat pada bangunan berstruktur yang pernah terjadi maka dibagi menjadi 2
buruk. Cerobong, tumpukan barang, (dua) zona yaitu potensi bencana gempa
monumen, dinding roboh. sedang dan potens bencana gempa tinggi.
Pembagian zonasi potensi bencana Pembagian PGA tersebut adalah 0,2-0,3 g
gempa di Kabupaten Banggai Laut (klasifikasi sedang) dan 0,3-0,4 g (klasifikasi
berdasarkan besaran PGA menurut tinggi) (BPPT-BPBD Kabupaten Banggai
Kementerian PU (2010) dan pertimbangan Laut, 2016).
kondisi tektonik, geologi, sejarah kegempaan

Gambar 3. Skala besaran PGA (g) Kesetaraannya dengan besaran Intensitas (MMI) (Sumber:
USGS)

Tabel 3. Daftar klasifikasi skala Intensitas Mercalli Modifikasi (Modified Mercalli Intensity)
SKALA
DAMPAK YANG TERAMATI
(MMI)
I Goncangan tidak dirasakan, kecuali oleh sedikit orang yang dalam keadaan / situasi hening
II Dirasakan oleh beberapa orang yang sedang beristirahat, khususnya orang yang berada di
lantai-lantai bagian atas, terjadi ayunan pada barang yang tergantung.
III Dirasakan secara nyata oleh orang dalam rumah, khususnya yang berada dilantai atas.
Tetapi banyak yang tidak mengenalinya sebagai gempa, Getaran seperti truk sedang
melintas.
IV Pada siang hari dirasakan oleh banyak orang dalam rumah, beberap orang diluar rumah.
Pada malam hari beberapa orang terbangunkan, suara gaduh dari jendela, meja, pintu,
dinding menimbulkan suara mulai retak/patah, seperti ada truk besar menabarak rumah,
kendaraan yang terparkir kelihatan bergoncang.
V Hampir dirasakan oleh semua orang, sebagian besar terbangun, beberapa meja dan jendela
rusak, barang-barang tak kokoh terguling, jam pendulum berhenti.
VI Dirasakan oleh semua orang, sebagian besar ketakutan dan lari keluar rumah, berjalan
sempoyongan. Jendela, meja dan barang pecah belah pecah, rak buku dan beberapa meja
kursi besar berjungkir balik, sebagian dinding plester mengelupas. Terjadi sedikit kerusakan.
VII Sulit berdiri, furniture rusak, kerusakan sedikit pada bangunan dengan desain dan kontruksi
yang baik, terjadi kerusakan ringan sampai sedang untuk rata-rata bangunan yang dibangun
secara baik, terjadi kerusakan yang cukup berarti pada bangunan yang didirikan dengan
desain buruk, beberapa cerobong rusak, dirasakan oleh orang yang sedang mengendarai
motor.
VIII Terjadi sedikit kerusakan pada struktur yang didesain khusus. Beberapa bagian dari
bangunan (kualitas rata-rata) roboh. Kerusakan hebat pada bangunan berstruktur buruk.
Cerobong, tumpukan barang, monument, dinding roboh.
IX Terjadi kepanikan secara umum, terjadi kerusakan berarti pada bangunan dengan struktur
yang didesain khusus, struktur kerangka yang didesain baik terlepas, terjadi kerusakan
besar pada bagian-bagian utama dari bangunan, disertai beberapa bagian runtuh, Fondasi
bangunan patah.
X Beberapa struktur bangunan kayu yang terbangun baik rusak, bangunan bata,struktur kolom
dan fondasi rusak. Rel kereta bengkok.
XI Sangat sedikit struktur bangunan bata yang masih mampu berdiri, jembatan rusak, rel kereta
bengkok parah.
XII Terjadi kerusakan total, garis pandang terdistorsi (pandangan kabur) dan barang-barang
terlempar ke udara

51
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No. 2, Desember 2017

Gambar 4. Kondisi kegempaan di Kabupaten Banggai Laut, harga PGS antara 0,2-0,25g yang
termasuk skala sedang (Kementerian PU, 2010).

Dengan mempertimbangkan klasifikasi Patahan-patahan yang terdapat di


besar intensitas gempabumi (skala MMI) dan Kabupaten Banggai Laut antara lain adalah
klasifikasi besaran goncangan, serta rentang Patahan Maluku-Sorong yang berarah barat-
nilai PGA dari USGS, maka telah ditetapkan timur, Patahan Palu-Koro di Pulau Sulawesi,
bahwa Kabupaten Banggai Laut dibagi Batui Thrust, Tolo Thrust dan lain-lain.
menjadi 2 klas, yaitu klas bahaya tingkat Dari hasil analisis kegempaan terutama
sedang dengan nilai PGA 0,2-0,3 g, klas berdasarkan pertimbangan PGA yang
tinggi dengan PGA 0,3-0,4 g. dikeluarkan oleh Kementerian PU (2010)
Besaran tingkatan kegempaan yang ditunjang dengan referensi dari pusat-
tergantung jarak terhadap sumber gempa dan pusat gempa yang ada disekitarnya dari
kondisi batuan setempat. Batuan yang kuat BMKG maupun USGS, sejarah kegempaan
mempunyai daya tahan terhadap goncangan yang pernah terjadi di sekitar tersebut, serta
gempabumi yang mengenai wilayah tersebut. kondisi geologi, maka Kabupaten Banggai
Sumber gempa yang bisa menyebabkan Laut dibagi menjadi dua (2) zona, yaitu Zona
goncangan di Kabupaten Banggai Laut Bahaya Gempabumi Tinggi dan Zona Bahaya
berasal dari gesekan pada zona subduksi Gempabumi Sedang.
antara Lempeng Eurasia, Lempeng Samodra Zona bahaya gempabumi tinggi
Pasifik yang terdapat di sebelah timur dan terdapat di bagian tenggara dan bagian timur
Lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Kabupaten Banggai Laut, yaitu di Pulau
patahan-patahan aktif yang terdapat di sekitar Bokan Kepulauan, Pulau Mbuang-Mbuang,
zona subduksi tersebut serta Patahan aktif Pulau Timpaus, Pulau Sonit dan pulau-pulau
yang terdapat di sekitar Kabupaten Banggai kecil di sekitarnya. Hal ini bisa dijelaskan
Laut. Banyaknya patahan-patahan aktif yang bahwa sumber-sumber gempa yang
berada di zona subduksi tersebut serta berpengaruh terhadap Kabupaten Banggai
patahan aktif yang terdapat di sekitar akan Laut banyak terjadi di bagian tenggara dan
bisa memicu terjadinya goncangan dan timur kapupaten tersebut. Zona bahaya
kerusakan yang lebih tinggi (Naryanto, 2016 ; gempabumi tinggi di Kabupaten Banggai Laut
BPPT-BPBD Kab. Banggai Laut, 2016). terdapat di Kecamatan Bokan Kepulauan.

52
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No. 2, Desember 2017

Desa-desa yang termasuk zona bahaya Banggai Laut, termasuk pulau-pulau besar
gempa tinggi tersebut adalah: Sonit, Panapat, seperti Pulau Banggai, Pulau Labobo, Pulau
Paisubebe, Nggasuang, Ndindibung, Bangkurung, Kepulauan Pulau Bokan
Mbuang-Mbuang, Mandel, Keak, Kaukes, Kepulauan bagian timur dan pulau-pulau di
Kasuari, Bungin, dan Bolokut. sekitarnya.
Zona bahaya gempabumi sedang
terdapat hampir menyeluruh di Kabupaten

Gambar 5. Peta bahaya gempabumi Kabupaten Banggai Laut (BPPT-BPBD Kab. Banggai
Laut, 2016).

3.3. Potensi Bahaya Tsunami Kabupaten Sejarah tsunami merupakan kejadian


Banggai Laut tsunami yang telah didokumentasikan, baik
atas dasar penuturan saksi mata maupun
3.3.1. Gambaran Umum Tsunami
pengamatan instrumental dalam catatan
Kabupaten Banggai Laut
sejarah. Data historis tsunami Indonesia
Hampir di semua pantai yang
periode 1600 sampai dengan 1998 telah
mengelilingi Kabupaten Banggai Laut
dikompilasi dan dibuatkan katalog tsunami
berpotensi untuk terjadi bencana tsunami.
Indonesia (Latief, 2000). Berdasarkan Katalog
Tsunami yang bersumber dari gempa-gempa
Tsunami Indonesia setidaknya telah terjadi
bawah laut berasal dari perairan di sekitar
110 bencana tsunami di Indonesia, 100
Kabupaten Banggai Laut maupun diluar
kejadian diantaranya disebabkan oleh
kabupaten tersebut. Pantai yang relatif datar
gempabumi, 9 kejadian disebabkan oleh
dan berupa teluk, akan mempunyai potensi
letusan gunung berapi dan 1 kejadian
sangat tinggi. Bentuk teluk akan
disebabkan oleh tanah longsor. Kejadian
mempercepat pergerakan gelombang
tsunami bisa disebabkan oleh gempabumi,
tsunami akibat penyempitan daerah,
tanah longsor ataupun letusan gunung berapi
sehingga akan berdampak lebih parah
yang terjadi di laut. Bencana tsunami yang
dibandingkan dengan pantai yang relatif
paling sering terjadi adalah yang diakibatkan
panjang.
oleh gempabumi tektonik yang berpusat di
Sehubungan dengan tingginya
dasar laut.
frekuensi tsunami menerjang pesisir
Menurut BMKG, kejadian gempabumi
Kabupaten Banggai Laut serta besarnya
penyebab tsunami di Indonesia biasanya
kerugian yang ditimbulkan baik jiwa manusia
berkekuatan > 6.3 SR dan berfokus pada
maupun harta benda, maka untuk ke depan
kedalaman dangkal yang terjadi di dasar laut
perlu dilakukan pengkajian risiko bencana
yang berasosiasi dengan deformasi pantai
tsunami serta tindakan mitigasinya.
samudera. Beberapa kejadian gempabumi

53
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No. 2, Desember 2017

yang menimbulkan tsunami di Indonesia sejarah kejadian tsunami disekitar Banggai


umumnya berasosiasi dengan patahan naik, Laut, melihat kondisi tektonik Wilayah
sedangkan patahan turun (normal) dan Kabupaten Banggai Laut dan melakukan
patahan mendatar sering sebagai struktur simulasi tsunami. Peta bahaya yang akan
patahan yang mengalami pengaktifan kembali dibuat sekarang adalah dengan cara
oleh adanya gempa utama yang merupakan mengidentifikasi titik-titik potensial terjadinya
cermin dari gempa-gempa susulan sebagai tsunami yang kemudian dengan
reaksi dari aksi gaya (stress) menuju mempertimbangkan kedekatan dan arah
kesetimbangan baru di dalam kerak bumi. tsunami terhadap garis pantai di Papua Barat
Pada 10 Juli 2009 wilayah Kabupaten akan diperkirakan tinggi tsunaminya.
Banggai dan Banggai Kepulauan diguncang Perkiraan tinggi tsunami hanya menjadi dua
gempabumi dan berdampak dan kelas saja, yaitu tsusami kedalaman 2 m atau
menyebabkan terjadinya bencana tsunami. kelas menengah tsunami dengan kedalaman
Episentrum gempa yang mengguncang 5 m atau tsunami besar. Sedangkan untuk
wilayah timur Provinsi Sulteng itu berada memperkirakan titik - titik potensi
pada koordinat 0,24 Lintang Utara dan 123,44 gempabuminya, dilakukan dengan
Bujur Timur, dengan kedalaman 211 berdasarkan pada informasi, berikut:
kilometer dari permukaan laut. Pusat gempa  Kondisi tektonik Kabupaten Banggai Laut
ini berada di Teluk Tomini atau sekitar 52 dan sekitarnya melalui peta tektonik yang
kilometer arah tenggara Kota Gorontalo dan ada
sangat dekat dengan kota Luwuk.  Sebaran pusat-pusat gempabumi di masa
Salah satu tempat dimana gelombang lampau
tsunami menjadi lebih dahsyat adalah di Beberapa kejadian gempabumi yang
daerah teluk, karena gelombang tsunaminya menimbulkan tsunami di Indonesia umumnya
akan mengalami amplifikasi dan berasosiasi dengan patahan naik, sedangkan
gelombangnya bertambah tinggi. Proses patahan turun (normal) dan patahan
amplifikasi ini akan sangat efektif pada mendatar sering sebagai struktur patahan
daerah teluk yang posisinya berhadapan yang mengalami pengaktifan kembali oleh
langsung dengan sumber tsunami. adanya gempa utama yang merupakan
3.4. Peta Potensi Bahaya Tsunami cermin dari gempa-gempa susulan sebagai
Kabupaten Banggai Laut reaksi dari aksi gaya (stress) menuju
Wilayah Kabupaten Banggai Laut, kesetimbangan baru di dalam kerak bumi.
Provinsi Sulawesi Tengah mempunyai Kabupaten Banggai Laut terbentuk oleh
potensi terhadap bahaya tsunami. Hampir di banyak sekali pulau-pulau besar dan kecil
semua pantai yang mengelilingi Kabupaten yang dikelilingi oleh laut. Untuk
Banggai Laut berpotensi untuk terjadi penggambaran lebih rinci potensi bahaya
bencana tsunami. Sumber terjadinya tsunami tsunami pada masing-masing lokasi, maka
berasal dari gempabumi yang bersumber di dibuat index peta bahaya tsunami Kabupaten
laut. Bencana tsunami dapat ditimbulkan oleh Banggai Laut.
tsunami yang terjadi didaerah dekat dari Potensi bahaya tsunami di Pulau
sumbernya atau bahkan dari daerah yang Banggai terdapat di bagian barat di
jauh. Sehingga untuk melakukan kajian Kecamatan Banggai, yaitu di desa-desa
tentang tsunami kita harus memperhatikan Dodung, Tano Bonunungan, Lompio, Lampa,
juga potensi sumber-sumber tsunami secara Tinakin Laut, Gong-gong yang berada pada
regional. Sumber bencana tsunami di posisi teluk, Monsongan, Potil Pololoba, Bone
Kabupaten Banggai Laut bisa berasal dari Baru, Tolibe Tubono. Bagian utara Desa
Samudera Pasifik, Kepulauan Maluku dan Paisumosoni dan Desa Lokotoy. Pulau
sekitarnya termasuk dari luar Indonesia. Banggai bagian timur secara setempat-
Identifikasi daerah berpotensi sebagai setempat di desa-desa Pasir Putih, Kendek,
tempat terbentuknya tsunami dapat dilakukan Kelapa Lima, Desa Bentean. Di bagian
berdasarkan pada beberapa cara, selatan berpotensi di desa-desa Tolokibit,
diantaranya adalah dengan mempelajari Labuan Kapelak, dan Matanda. Kawasan
teluk biasanya mempunyai persebaran

54
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No. 2, Desember 2017

potensi bahaya tsunami yang tinggi karena besar di kawasan tersebut, Biasanya pada
terjadinya penyempitan, sehingga lokasi datar ini banyak dimanfaatkan oleh
menyebabkan peningkatan kecepatan arus penduduk untuk permukiman, perkantoran,
ke arah teluk tersebut. fasilitas umum/khusus dan segala
Sebagian pantai Pulau Banggai infrastruktur lainnya, sehingga diperlukan
terbentuk oleh kelerengaan yang cukup mitigasi bencana tsunami yang baik.
curam, sehingga bahaya tsunami tidak Perlindungan pantai terhadap tsunami bisa
banyak mengancam kawasan yang berlereng dilakukan secara struktural yaitu dengan
curam tersebut. Pantai yang relatif datar membangun bangunan proteksi di sekitar
mempunyai potensi tsunami yang tinggi pantai, tetapi dengan biaya murah bisa juga
dengan persebaran yang luas. Pada dilakukan upaya bioengineering atau
kenampakan kawasan teluk di Banggai, penanaman dengan tanaman yang kuat di
nampak permukiman sangat padat di sekitar pantai untuk menahan hantaman
kawasan tersebut, potensi bahaya tsunami gelombang tsunami.

Gambar 6. Potensi Bahaya Tsunami pada beberapa pantai di Pulau Banggai (BPPT-BPBD
Kab. Banggai Laut, 2016).

55
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No. 2, Desember 2017

Gambar 8. Kawasan pantai di Pulau Banggai


Gambar 7. Permukiman padat penduduk di
yang banyak ditanami pohon
kawasan pantai yang perlu
kelapa dengan rapat di sepanjang
waspada terhadap bahaya
pantai yang sangat membantu
tsunami di Pulau Banggai.
dalam meredam gelombang
tsunami di kawasan tersebut.

Gambar 9. Proteksi pantai Banggai Laut sangat bermanfaat dalam menahan abrasi dan
gelombang tsunami di kawasan pantai tersebut.
Potensi bahaya tsunami di Pulau Persebaran potensi bahaya tsunami di bagian
Labobo merata hampir di sepanjang pantai barat Pulau Labobo terdapat di desa-desa
pulau, hanya persebarannya yang relatif Paisulamo, Padingkian, dan Alasan dengan
pendek dari garis pantai. Hal ini persebaran secara setempat-setempat yang
keterkaitannya dengan topografi yang terbatas jauhnya dari garis pantai.
kebanyakan relatif tinggi di sepanjang pantai Sebagian besar kelerengan di Pulau Labobo
Pulau Labobo. Desa-desa yang berpotensi datar di sekitar pantai dan langsung curam
terhadap bahaya tsunami tersebut di bagian dengan perbukitan di sekitarnya. Lebar
utara adalah Desa Mansalean dengan kawasan yang datar tidak terlalu luas, dan
persebaran yang relatif merata sepanjang biasanya banyak dimanfaatkan oleh
pulau, hanya zonasi bahaya tsunami tinggi penduduk untuk tempat tinggal. Evakuasi
pelamparannya tidak terlalu jauh dari garis tsunami lebih mudah dilakukan karena
pantai. Zonasi cukup luas terdapat di bagian langsung berbatasan dengan bukit yang
selatan Pulau Labobo, yaitu di Desa Bontosi terjal. Sebagian besar pantai mempunyai
termasuk pulau kecil di selatannya dan kelerengan yang terjal, dan banyak dijumpai
setempat-setempat Desa Liputalas dengan tanaman dengan akar yang cukup kuat di
persebaran yang tidak terlalu luas, serta di sepanjang pantai tersebut. Tanaman tersebut
bagian timur di sekitar teluk Desa sangat membantu dalam memproteksi pantai
Lipulalongo. Bahaya tsunami di Desa Lalong terhadap abrasi, gelombang pasang maupun
yang terletak pada bagian timur mempunyai tsunami.
persebaran yang pendek dari garis pantai.

56
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No. 2, Desember 2017

Gambar 10. Potensi Bahaya Tsunami pada beberapa pantai di Pulau Labobo bagian utara dan
barat (BPPT-BPBD Kab. Banggai Laut, 2016).

Potensi bahaya tsunami di Pulau


Bangkurung terdapat di sepanjang pantai.
Persebaran bahaya tsunami cukup luas
terdapat di bagian utara di Desa Sasabobok,
di bagian timur pantai Desa Bone-Bone dan
Desa Kalupapi. Persebaran bahaya tsunami
cukup luas terdapat di bagian barat pantai
Desa Bungin Luean dan Desa Tabulang.
Sementara di bagian selatan Pulau
Bangkurung, persebaran bahaya tsunami
cukup luas terdapat di Desa Tadung dan
secara setempat - setempat di Desa
Lantibung.
Gambar 11. Permukiman padat penduduk di
Pulau Labobo pada kawasan
sekitar pantai yang langsung
berhadapan dengan bukit terjal
di belakangnya.

57
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No. 2, Desember 2017

Gambar 12. Potensi Bahaya Tsunami pada beberapa pantai di Pulau Bangkurung (BPPT-
BPBD Kab. Banggai Laut, 2016).
Paisubebe, bagian utara Desa Kaukes,
sebagian kecil di Desa Panapat bagian timur,
timur Desa Keak dan Ndindibung.
Pulau-pulau kecil yang jumlahnya
sangat banyak yang berada di bagian selatan
termasuk wilayah Desa Nggasuang,
Kecamatan Bokan Kepulauan, potensi
bahaya tsunami cukup tinggi sampai tinggi.
Bungin sebagai Ibukota kecamatan
Bokan Kepulauan salah satu wilayan yang
relatif datar dan mempunyai potensi terhadap
Gambar 13. Potensi bahaya tsunami pada bahaya tsunami. Permukiman penduduk di
permukiman pantai di Desa daerah tersebut cukup padat. Bencana abrasi
Lantibung, Pulau Bangkurung pantai telah banyak terjadi di wilayah
yang di belakangnya langsung tersebut. Pemerintah pusat dan daerah telah
berupa perbukitan. membuat tanggul proteksi terhadap abrasi,
Potensi bahaya tsunami di Bokan yang sekaligus sebagai proteksi terhadap
Kepulauan dengan persebaran cukup luas di bahaya tsunami. Tanggul yang lama telah
Desa Mbuang-Mbuang termasuk pulau-pulau rusak dan direncanakan akan direhabilitasi
kecil yang berada di selatan desa tersebut, dengan bangunan yang baru.
Desa Ngasuang, sepanjang pantai Desa
Kokudang, persebaran terbatas di pantai
barat dan timur Desa Minanga, Desa

58
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No. 2, Desember 2017

Gambar 14. Proteksi pantai yang tertata mengelingi pantai di Bokan Kepulauan akan sangat
bermanfaat dalam menahan gelombang pasang dan gelombang tsunami di
kawasan pantai tersebut.
Kecamatan Bokan Kepulauan di bagian
timur, Desa Timpaus mempunyai potensi
bahaya tsunami cukup luas di hampir
sepanjang pantai barat. Persebaran zona
bahaya tsunami sedang luas sampai ke arah
tengah pulau di Desa Taipaus. Untuk Desa
Kasuari potensi bahaya tsunami tinggi juga
cukup luas terdapat di bagian tenggara, timur
dan bagian teluk.
Persebaran bahaya tsunami di Pulau
Sonit terdapat di bagian barat, selatan dan di
dalam teluk. Persebaran zona bahaya
tsunami tinggi cukup luas, selain zona bahaya Gambar 16. Potensi Bahaya Tsunami di
sedang dan zona bahaya rendah. Pulau Sonit Pulau Sonit bagian barat (BPPT-
sebagian besar mempunyai morfologi rendah BPBD Kab. Banggai Laut, 2016).
sampai sedang, sehingga potensi bahaya
tsunami besar di pulau tersebut (BPPT-Kab. 4. KESIMPULAN
Banggai Laut, 2016). Dari hasil pembahasan di atas bisa
disimpulkan dan disarankan sebagai berikut:
 Kabupaten Banggai Laut terletak pada
pertemuan tiga lempeng tektonik utama
dunia, yaitu Lempeng Indo-Australia,
Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik,
sehingga mengakibatkan tingkat aktivitas
kegempaan dan tsunami yang tinggi di
daerah tersebut.
 Dengan mempertimbangkan klasifikasi
besar intensitas gempabumi (skala MMI)
Gambar 15. Potensi Bahaya Tsunami pada dan klasifikasi besaran goncangan, serta
pantai di Pulau Timpaus bagian rentang nilai PGA dari USGS, maka telah
utara (BPPT-BPBD Kab. ditetapkan bahwa Kabupaten Banggai Laut
Banggai Laut, 2016) dibagi menjadi 2 klas, yaitu klas zona
bahaya gempabumi sedang dengan nilai
PGA 0,2-0,3 g, klas zona bahaya
gempabumi tinggi dengan PGA 0,3-0,4 g.
 Pada skala intensitas Mercalli Modifikasi
(MMI) terlihat bahwa skala VI MMI
merupakan batas permulaan dari adanya

59
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No. 2, Desember 2017

kerusakan (kecil). Klasifikasi VI MMI ini UCAPAN TERIMA KASIH


ekuivalen dengan besar percepatan tanah Penulis mengucapkan terima kasih
puncak di permukaan sebesar 9,2 -18 % g kepada Hasmana Soewandit, Ahmad
(0,092 – 0,18 g) dan diklasifikasikan oleh Pratama Putra dan Deliyanti Ganesha, yang
USGS ke dalam tingkat kerusakan ringan. telah banyak membantu dalam proses survei
 Zona bahaya gempabumi tinggi terdapat di lapangan dan analisis data di laboratorium.
bagian tenggara dan bagian timur
Kabupaten Banggai Laut, yaitu di Pulau DAFTAR PUSTAKA
Bokan Kepulauan, Pulau Mbuang-Mbuang, Badan Standardisasi Nasional, 2002. Tata
Pulau Timpaus, Pulau Sonit dan pulau- Cara Perencanaan Ketahanan
pulau kecil di sekitarnya. Hal ini bisa Gempa untuk Bangunan Gedung
dijelaskan bahwa sumber-sumber gempa (SNI 03-1726-2002).
yang berpengaruh terhadap Kabupaten Bappeda Kabupaten Banggai Laut, 2015.
Banggai Laut banyak terjadi di bagian Draft RTRW Kabupaten Banggai Laut
tenggara dan timur kapupaten tersebut. 2015-2035.
Zona bahaya gempabumi tinggi di BNPB, 2012. Peraturan Kepala Badan
Kabupaten Banggai Laut terdapat di Nasional Penanggulangan Bencana
Kecamatan Bokan Kepulauan. Desa-desa Nomor 02 tahun 2012 Tentang
yang termasuk zona bahaya gempa tinggi Pedoman Umum Pengkajian Risiko
tersebut adalah: Sonit, Panapat, Bencana.
Paisubebe, Nggasuang, Ndindibung, BPPT-BPBD Kabupaten Banggai Laut, 2016.
Mbuang-Mbuang, Mandel, Keak, Kaukes, Pemetaan Kawasan Rawan Bencana
Kasuari, Bungin, dan Bolokut. Kabupaten Banggai Laut, Laporan
 Hampir di semua pantai yang mengelilingi Akhir, tidak dipublikasikan.
Kabupaten Banggai Laut berpotensi untuk Daryono, 2010, Kabupaten Banggai:
terjadi bencana tsunami. Kawasan Rawan Gempabumi dan
 Tsunami yang bersumber dari gempa- Tsunami, BMKG.
gempa bawah laut berasal dari Sekitar http://earthquake.usgs.gov/research/hazmap/
Kabupaten Banggai Laut, Kepulauan product_data/.
Maluku, Papua serta berasal dari pantai http://www.bmkg.go.id.
barat Amerika bagian selatan. Kementerian Pekerjaan Umum, 2010, Peta
 Pantai yang relatif datar mempunyai potensi Hazard Gempa Indonesia.
tsunami yang tinggi dengan persebaran Latief H., 2000. Tsunami Catalog and
yang luas. Biasanya pada lokasi datar ini Zoning in Indonesia, Journal of
banyak dimanfaatkan oleh penduduk untuk Natural Disaster, Japan.
permukiman, perkantoran, fasilitas Naryanto, H.S., 2016. Laporan Analisis
umum/khusus dan segala infrastruktur Potensi Bahaya Geologi di
lainnya, sehingga diperlukan mitigasi Kabupaten Banggai Laut, BPPT,
bencana tsunami yang baik. Laporan, tidak diterbitkan.
 Sebagian pantai Pulau Banggai terbentuk Natawidjaja, 2007. Tektonik Setting Indonesia
oleh kelerengaan yang cukup curam, dan Pemodelan Gempa dan
sehingga bahaya tsunami tidak banyak Tsunami, Pelatihan Pemodelan
mengancam kawasan yang berlereng Tsunami Run-up, RISTEK, 20
curam tersebut. Agustus, 2007.
 Perlindungan pantai terhadap tsunami bisa Steve, J.M. and E.J.W. Moyra, 1998.
dilakukan secara struktural yaitu dengan Biogeographic Implication of the
membangun bangunan proteksi di sekitar Tertiary Paleogeaographic Evolution
pantai, tetapi dengan biaya murah bisa juga of Sulawesi and Borneo, SE Asia
dilakukan upaya bioengineering atau Research Group, University of
penanaman dengan tanaman yang kuat di Technology, Perth, Australia.
sekitar pantai untuk menahan hantaman Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
gelombang tsunami. 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana.

60

Anda mungkin juga menyukai