Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Laporan Kajian Deterministic Seismic Hazard Analysis (DSHA) Sesar Palu-Koro di Sulawesi Tengah ini
disusun sebagai kegiatan analisis Tim Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) dalam membantu
mengurangi resiko bencana gempa terhadap infrastruktur di Kota Palu. Laporan ini disusun berdasarkan
hasil diskusi, kajian literatur dan analisis data. Untuk itu dalam laporan ini dipaparkan materi-materi yang
meliputi pendahuluan, analisis data dan kesimpulan serta saran berdasarkan data-data yang didapatkan.

Dengan selesainya penyusunan laporan akhir ini, kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah memberikan bantuan dalam penyusunan laporan ini. Semoga hasil laporan ini dapat memberikan
manfaat besar terhadap kegiatan pengurangan resiko bencana gempa di Kota Palu khususnya.

Direktur Bina Teknik


Permukiman dan Perumahan

Ir. Dian Irawati, M.T.


NIP : 196707251996032001

i
TIM PENYUSUN

Dr. Ir. M. Asrurifak


(Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia)

Prof. Ir. Masyhur Irsyam. MSE., Ph.D.


(Institut Teknologi Bandung)

Arifan Jaya Syahbana, M.Eng


(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)

Ir. Lutfi Faizal


(Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan)

Erik Rolando Sarumpaet, M.T.


(Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan)

ii
Kajian Deterministic Seismic Hazard Analysis (DSHA)
Sesar Palu-Koro di Sulawesi Tengah

1. Pendahuluan
Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak pada koordinat 119°-
124° BT dan 4° LS - 1.5° LU serta memiliki luas wilayah 61.841,29 km². Sebagai daerah yang terimbas
dengan aktivitas seismisitas tinggi, lokasi ini memiliki sejarah kegempaan yang tinggi (Setiyono et al.,
2019) . Beberapa kejadian gempa bumi merusak dengan magnitude besar yang pernah mengguncang
Provinsi Sulawesi Tengah di antaranya pada tanggal 23 Agustus 1982 (5.4 Mw), 25 Oktober 1983 (5.8
Mw), 31 Oktober 1983 (6.0 Mw), 22 Juli 1996 (7.0 Mw), 28 September 1997 (5.9
Mw), 10 Oktober 1998 (6.1 Mw), 4 Mei 2000 (6.5 Mw), 8 Mei 2010 (5.8 Mw), 15 Februari 2011 (6.1
Mw), 29 Mei 2017 (6.6Mw) dan 28 September 2018 (5.9Mw;7.4Mw). Menjadi salah satu wilayah yang
strategis, daerah ini memiliki infrastruktur yang penting namun berpotensi risiko tinggi terhadap bahaya
gempa dengan adanya beberapa segmen sesar aktif di darat ataupun di laut. Salah satu contoh kejadian
ini ialah terdapatnya akses pipa air dan jalan yang melintas pada Sesar Palu Koro (Gambar 1 dan Gambar
2). Oleh karenanya, maka perlu adanya analisis kegempaan yang berfungsi untuk mengurangi risiko
pada infrastruktur tersebut.

Gambar 1. Sesar Palu Koro yang melintas pada infrastruktur jalur pipa dan jalan yang
berpotongan dengan Sesar Palolo Segmen B (PusGen, 2017).

Page 1 of 13
Gambar 2. Sesar hasil tracking terbaru ini terdiri atas segmen Palu dan Saluki-Moa (Pusgen, 2019).
Analisis kegempaan yang digunakan dalam studi ini adalah Deterministic Seismic Hazard Analysis (DSHA)
dengan alasan lokasi infrastruktur yang dikaji terletak berdekatan dengan sumber gempa sesar (kurang
dari 15km untuk magnitudo maksimal kurang lebih 7 Mw). Metode DSHA dilakukan dengan
mempertimbangkan skenario yang meliputi asumsi kejadian gempa dengan magnitudo tertentu
akan terjadi pada lokasi yang telah ditetapkan. Metode ini pada umumnya digunakan untuk
menghitung percepatan gempa pada perencanaan bangunan vital atau strategis dengan
pertimbangan bahaya yang akan terjadi sangat membahayakan (PuSGeN, 2017). Nilai akselerasi
yang dicari adalah pada periode 0 detik dan senilai 1.8 median (84% percentile). Piranti lunak yang
digunakan ialah USGS Deterministic Seismic Hazard Analysis.

Page 2 of 13
2. Data
Data yang digunakan pada analisis ini adalah:

a. Sumber sesar Palu Koro dengan 2 segmen yaitu: segmen Palu dan Saluki-Moa.
b. Parameter magnitude maksimum untuk segmen Palu 7.5 Mw dan Saluki-Moa 7.4 Mw
c. Data trace sesar darat terbaru Pusgen (Puspito et al., 2019) dan telah disampaikan juga pada
Buku Laporan Progress Penegasan Zona Rawan Bencana Sesar Palu Koro Pasca Gempa Palu 28
September 2018 (PuSGeN, 2019).
d. Data dari Kasatgas Penanganan Bencana Sulawesi Tengah berupa file SHP jalur pipa, saluran air,
jalan, BM, dsb.

3. Kajian DSHA
3.1 Analisis Berdasarkan Koordinat Sesar dan File SHP
Ploting koordinat pematokan Sesar Palu-Koro oleh PuSGeN (2019) dan penelitian terbaru oleh Mudrik
dkk. (2020) menunjukkan kemenerusan sesar aktif yang sama. Berdasarkan ploting data SHP, diketahui
bahwa jalur pipa, saluran air, jalan, dsb memotong sesar aktif Palu-Koro di bagian selatan. Hasil ploting
data SHP dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.2 Nilai PGA berdasarkan analisis DSHA


Analisis deterministik dilakukan pada nilai median spectra (50-percentile) dengan mengikuti SNI
2833:2016 dan nilai median + 1 standar deviasi (84percentile) dengan mengikuti SNI 1726:2019 (BSN,
2019; Irsyam et al., 2020) dan ASCE/SEI 7-16 Minimum Design Loads and Associated Criteria for Buildings
and Other Structures (2016). Piranti lunak yang digunakan untuk analisis adalah USGS Software for
Deterministic Seismic Hazard Analysis. GMPE yang digunakan adalah Campbell - Bozorgnia, 2007 (NGA),
Boore - Atkinson, 2007 (NGA) dan Chiou - Youngs, 2008 (NGA) dengan korelasi jarak terhadap
magnitudo 7,4 Mw (Segmen Palu) dan 7,5 Mw (Segmen Saluki-Moa) sebagaimana terlihat pada Gambar
3. Sebaran nilai PGA berdasarkan analisis DSHA dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5.

Gambar 3. Hubungan antara magnitude dan jarak untuk masing-masing fungsi atenuasi (GMPE) yang
digunakan pada analisis beserta 1.8 median (84% percentile) untuk magnitude 7.4 Mw (kiri)
dan 7.5 Mw (kanan).

Page 3 of 13
Gambar 4. Hasil analisis Hazard Deterministic Median (50-percentile) menggunakan USGS DSHA untuk
Sesar Palu Koro. Jalur jalan dan pipa yang berlokasi dekat Sesar Palu Koro perlu
direncanakan dan didesain menggunakan nilai percepatan puncak (PGA) 0.5-0.55 g.

Page 4 of 13
Gambar 5. Hasil analisis Hazard Deterministic Median + 1 standar deviasi (84-percentile) menggunakan
USGS DSHA untuk Sesar Palu Koro. Jalur jalan dan pipa yang berlokasi dekat Sesar Palu Koro
perlu direncanakan dan didesain menggunakan nilai percepatan puncak (PGA) 0.9-0.95 g.

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis deterministik yang telah dilakukan, maka perencanaan pembangunan jalur
pipa air dan jalan mengacu pada peta hazard (Gambar 4) dengan nilai PGA terbesar adalah 0.5 - 0.55
g. (50-percentile) bila mengacu pada SNI 2833:16 dan peta hazard (Gambar 5) dengan nilai PGA
terbesar adalah 0.9 -0.95 g. (84-percentile) bila mengacu pada SNI 1726:2019.

Page 5 of 13
5. Saran
Terdapat Sesar Palolo yang cukup dekat dengan jalur pipa dan infrastruktur lain namun karakteristik /
parameternya belum teridentifikasi dengan baik. Oleh sebab itu, disarankan perlunya penelitian lebih
lanjut terkait sesar tersebut sehingga parameter-parameter (seperti: trase, slip-rate, M mak, geometri,
mekanisme, dll) dari sesar bisa diidentifikasi dengan baik untuk mengetahui potensi bahaya yang dapat
ditimbulkan.

Page 6 of 13
Daftar Pustaka
American Society of Civil Engineers (2016): ASCE/SEI 7-16 Minimum Design Loads and Associated
Criteria for Buildings and Other Structures., American Society of Civil Engineers, Reston, Virginia.
Boore, D. M., and Atkinson, G. M. (2007): Boore-Atkinson NGA Ground Motion Relations for the
Geometric Mean Horizontal Component of Peak and Spectral Ground Motion Parameters,
Report PEER 2007/01, (May 2007), 234.
BSN (2019): SNI 1726:2019 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung
dan Non Gedung, (1), 238.
Campbell, K. W., and Bozorgnia, Y. (2007): Campbell-Bozorgnia NGA Ground Motion Relations for the
Geometric Mean Horizontal Component of Peak and Spectral Ground Motion Parameters,
Report PEER 2007/02, (May 2007), 240.
Chiou, B. S.-J., and Youngs, R. R. (2008): An NGA Model for the Average Horizontal Component of Peak
Ground Motion and Response Spectra, Earthquake Spectra, 24(February 2008), 43.
Irsyam, M., Cummins, P. R., Asrurifak, M., Faizal, L., Natawidjaja, D. H., Widiyantoro, S., Meilano, I.,
Triyoso, W., Rudiyanto, A., Hidayati, S., Ridwan, M., Hanifa, N. R., and Syahbana, A. J. (2020):
Development of the 2017 national seismic hazard maps of Indonesia, Earthquake Spectra, I(25),
25. https://doi.org/10.1177/8755293020951206
PusGen (2017): Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017 (1st ed.), Puslitbang Perumahan
dan Pemukiman, Bandung, 376.
Pusgen (2019): Laporan Progress Penegasan Zona Rawan Bencana Sesar PaluKoro Pasca Gempa Palu
28 September 2018, Puslitbang Perumahan dan Pemukiman, Bandung, Indonesia.
Puspito, T., Asrafil, D. S. H., Irsyam, M., Hanifa, N. R., Faizal, L., and Arifianto, R. (2019): GPS Installation
After The 2018 Palu Earthquake: One Step Towards Better Understanding of Earthquake Post-
seismic Deformation, 69 in PROCEEDING BOOK Vol.2, Bogor, Indonesia.
Setiyono, U., Gunawan, I., Priyobudi, P., Yatimantoro, T., Imananta, R. T., Ramdhan, M., Hidayanti, H.,
Anggraini, S., Rahayu, R. H., Hawati, P., Yogaswara, D. S., Julius, A. M., Apriani, M., Harvan, M.,
Simangunsong, G., and Kriswinarso, T. (2019): Katalog Gempabumi Signifikan dan Merusak
Tahun 1821-2018, Pusat Gempabumi dan Tsunami Kedeputian Bidang Geofisika Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.

Page 7 of 13
Lampiran 1
Ploting Data SHP terhadap Sesar yang Menerus

Page 8 of 13
Page 9 of 13
Page 10 of 13
Page 11 of 13
Lampiran 2
Pembaruan Trase Sesar Palu Koro oleh Tim PuSGeN 2019

Page 12 of 13
Page 13 of 13
Page 14 of 13

Anda mungkin juga menyukai