ABSTRAK
Makassar merupakan kota metropolitan dengan pembangunan infrastruktur yang tinggi. Makassar
jauh dari fokus gempabumi besar, tetapi getaran yang paling mempengaruhi konstruksi bangunan
adalah gempa-gempa kecil atau mikrotremor. Untuk meminimalisir kerusakan bangunan akibat
dampak mikrotremor secara terus-menerus, maka dilakukan mitigasi salah satunya mikrozonasi.
Upaya mikrozonasi daerah rawan kerusakan dilakukan dengan pengukuran mikrotremor
menggunakan metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) dan data SPT (Standard
Penetration Test). Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan menentukan daerah rawan
kerusakan di Makassar berdasarkan parameter frekuensi dominan, amplifikasi, kecepatan
gelombang S hingga kedalaman 30 meter (Vs30), ketebalan sedimen, dan indeks kerentanan
seismik. Sehingga dapat menjelaskan tingkat kerawanan seismik yang berguna sebagai
perencanaan pembangunan di Makassar. Penelitian ini menggunakan 59 titik pengukuran
mikrotremor dan 11 data SPT. Dalam penentuan Vs30 dengan inversi HVSR dan ketebalan
sedimen digunakan data SPT untuk menghindari ketidakunikan data mikrotremor. Analisis data
menunjukkan nilai frekuensi dominan berada pada rentang 1,2-19,09 Hz, nilai amplifikasi pada
rentang 1,91-12,98, nilai Vs30 pada rentang 105,97-311,88 m/s, nilai ketebalan sedimen pada
rentang 3,1-31,16 m, dan nilai indeks kerentanan seismik berkisar antara 0,26-78,97. Kesimpulan
dari penelitian ini menunjukkan daerah dengan tingkat kerawanan rendah berada di sebelah timur
Makassar dan daerah dengan tingkat kerawanan tinggi berada di sebelah barat Makassar.
Kata kunci: Mikrotremor, HVSR, data SPT, Frekuensi Dominan, Vs30.
ABSTRACT
Makassar is a metropolitan city with high infrastructure development. Makassar is far from the
focus of a great earthquake, but the most vibrations that affect building construction are small
earthquakes or microtremor. To minimize the damage of buildings due to the impact of
microtremor continuously, then mitigation is done one of them is mikrozonation. The
microzonation efforts of the damage-prone areas were done by microtremor measurement using
HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) and SPT (Standard Penetration Test) data. This study
aims to map and determine vulnerable areas in Makassar based on dominant frequency
parameters, amplification, S wave velocity up to 30 meters depth (Vs30), sediment thickness, and
seismic susceptibility index. Therefore, it can explain the level of seismic vulnerability that is useful
as development planning in Makassar. This research used 59 microtremor measurement points
and 11 SPT data. In the determination of Vs30 with HVSR inversion and sediment thickness used
SPT data to avoid microtremor data uniqueness. The data analysis showed that the dominant
frequency values were about 1.2-19.09 Hz, the amplification value in the range 1.91-12.98, the
Vs30 value in the range 105.97-311.88 m/s, the value of sediment thickness in the range of 3.1-
31.16 m, and seismic susceptibility index value ranged from 0.26-78.97. The conclusions of this
study indicate areas with low levels of vulnerability located next to the east of Makassar and areas
with high levels of vulnerability in the west of Makassar.
Keywords: Microtremor, HVSR, SPT data, Dominant Frequency, Vs30.
Penetration Test). Data SPT memuat Mikrozonasi adalah proses membagi daerah
informasi perlapisan tanah dan kedalaman yang aktif secara seismik ke dalam sub
untuk mengetahui geologi lokal daerah regional yang mempunyai karakteristik yang
hubungan nilai frekuensi dominan, kecepatan dengan aktivitas seismik dan prosesnya
dipetakan ke dalam zona mikro disebut E. Frekuensi Dominan
mikrozonasi seismik (Sitharam, 2010). Frekuensi dominan adalah nilai frekuensi
yang kerap muncul sehingga diakui sebagai
C. Mikrotremor
nilai frekuensi dari lapisan batuan di wilayah
Menurut Nakamura (1989), lapisan
tersebut sehingga nilai frekuensi dapat
permukaan biasanya terkena getaran oleh
menunjukkan jenis dan karakteristik batuan.
aktivitas alam (badai, gelombang laut) dan
aktivitas buatan (mobil, kereta api dan lain- Tabel 1. Klasifikasi tanah berdasarkan nilai
frekuensi dominan oleh Kanai (Arifin dkk.,
lain). Gelombang laut menyebabkan getaran
2014)
suatu relativitas dalam jangka waktu lama
atau long period (2 - 3 detik atau lebih) yang
disebut mikroseismik. Badai dan aktivitas
buatan menyebabkan getaran dalam periode
singkat atau short period yang disebut
mikrotremor.
𝑚 = ∑𝑖{[𝐻𝑉𝑆𝑅𝑂𝐵𝑆 (𝑓𝑖 ) −
Dengan 𝑆𝐻𝑆 adalah spektrum komponen
𝐻𝑉𝑆𝑅𝑇𝐻𝐸 (𝑓𝑖 )]𝑊𝑖 }2 (2)
horizontal, 𝑆𝑉𝑆 adalah spektrum komponen
vertikal dan 𝑇𝑆𝐼𝑇𝐸 adalah struktur geologi Dimana 𝑂𝐵𝑆 adalah HVSR observasi, 𝑇𝐻𝐸
lokal atau site effect. adalah HVSR teroritikal dan 𝑊𝑖 adalah
pembobotan.
G. Kecepatan Gelombang S pada perbedaan itu, maka perbesaran yang dialami
Kedalaman 30 m (Vs30) gelombang akan semakin besar (Arifin dkk.,
Vs30 adalah indikator yang baik untuk 2014).
menggambarkan karakteristik kekakuan dan
Tabel 3. Klasifikasi nilai faktor amplifikasi
kekuatan tanah (Muzli dkk., 2016). Nilai (Setiawan, 2009)
Vs30 ini dapat digunakan untuk
memperkirakan bahaya gempabumi dan
penentuan standar bangunan tahan gempa
(Roser dan Gosar, 2010).
𝑣
𝑚 = 4𝑓0 (4) A. Lokasi Penelitian
𝑟
Lokasi penelitian ini berada pada koordinat
J. Indeks Kerentanan Seismik 5,204°LS - 5,097°LS dan 119,397°BT –
Indeks kerentanan seismik merupakan indeks 119,507°BT Kota Makassar dan Sekitarnya,
yang menggambarkan tingkat kerentanan Sulawesi Selatan. Dapat dilihat pada gambar
lapisan tanah permukaan terhadap deformasi 3.
saat terjadi gempabumi (Nakamura, 2008).
Besarnya indeks kerentanan seismik (𝐾𝑔)
dapat dihitung dengan persamaan
(Nakamura, 2000),
𝐴0 2
𝐾𝑔 = (5)
𝑓0
batuan dasar yang lebih dangkal daripada Nilai ketebalan sedimen dipadukan dengan
zona berwarna biru. Mikrozonasi Vs30 data SPT yang memuat informasi tentang
berkisar 240 m/s sampai 310 m/s ditandai jenis litologi, ketebalan litologi, dan
dengan warna jingga sampai merah kedalaman batuan dasar. Semakin besar
didominasi oleh Formasi Batuan Vulkanik ketebalan sedimen, maka semakin kecil
dengan dengan lapisan yang lebih tipis, mengalami penguatan goncangan yang tinggi
sehingga bangunan mengalami kerusakan,
dan sebaliknya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alfiana, AN. 2010. Metode Ordinary Kriging Konno, Katsuaki, dan Tatsuo Ohmachi. 1998.
pada Geostatistika. Skripsi, Yogyakarta: "Ground-Motion Characteristics
Universitas Negeri Yogyakarta. Estimated from Spectral Ratio betwen
Horizontal and Vertical Components of
Arifin, Satria Subkhi, Bagus Sapto Mulyatno, Microtremor." Bulletin of the
Marjiyono, dan Roby Setianegara. 2014. Seismological Society of America 88 (1):
"Penentuan Zona Rawan Guncangan 228 - 241.
Bencana Gempabumi Berdasarkan
Analisis Nilai Amplifikasi HVSR Lantu, Dewi Ika Kartika, Sabrianto Aswad,
MIkrotremor dan Analisis Periode dan Muh. Imran Tahir. 2012. "Investigasi
Dominan Daerah Liwa dan Sekitarnya." Pergerakan Tanah Berbasis Pola
Jurnal Geofisika 2 (1). Kecepatan Tanah Maksimum (PGV)
Akibat Gempa Bumi Untuk Identifikasi
Bour, M., D. Fouissac, P. Dominique, dan C. Stabilitas Wilayah Sebagai Salah Satu
Martin. 1998. "On the Use of Acuan Pembangunan Infrastruktur."
Microtremor Recording in Seismic
Lyons, Richard G. 2001. "Understanding Gempa Bumi di WIlayah Ende sebagai
Digital Signal Processing." Prentice Hall Data Dasar Perencanaan dan
PTR. Pengembangan Wilayah." Jurnal
Geologi Indonesia 5 (3): 171 - 186.
Muhtar, dan Arief Alihudien. 2008. "Indeks
Kerentanan dan Amplifikasi Tanah Seht, Malte Ibs-von, dan Jurgen Wohlenberg.
Akibat Gempa di Wilayah Universitas 1999. "Microtremor Measurements Used
Muhammadiyah Jember." Media Teknik to Map Thickness of Soft Sediments."
Sipil (Universitas Muhammadiyah Bulletin of the Seismologi Society of
Jember) 158 - 162. America 89 (1): 250 - 259.
Muzli, M., R. Pandhu Mahesworo, Siswoyo, Setiawan, J.R. 2009. "Mikrozonasi Seismitas
S. Pramono, K.R. Dewi, Budiarta, dan O. Daerah Yogyakarta dan Sekitarnya."
Sativa. 2016. "Pengukuran Vs30 (ITB).
Menggunakan Metode MASW Untuk
Wilayah Yogyakarta." (BMKG). Sitharam, T.G. 2010. Technical Document on
Geotechnical/Geophysical
Nakamura, Yutaka. 1989. "A Method for Investigations For Seismic
Dynamic Characteristics Estimation of Microzonation Studies of Urban Centres
Subsurface using Microtremor on the in India. New Delhi: Working Group of
Ground Surface." (Railway Technical Experts Geotechnical Engineering
Research Institute) 30 (1). (WGE-GT), NDMA.
Nakamura, Yutaka. 2000. "Clear SNI 4153. 2008. Cara Uji Penetrasi
Identification of Fundamental Idea of Lapangan dengan SPT. Jakarta: Badan
Nakamura's Technique and Its Standardisasi Nasional.
Applications." (System and Data
Research Co. Ltd). SNI 1726. 2012. Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Nakamura, Yutaka. 2008. "On The H/V Bangunan Gedung dan Non Gedung.
Spectrum." (The 14th World COnference Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
on Earthquake Engineering).
Sukamto, Rab, dan Sam Supriatna. 1982.
Okada, Hiroshi. 2003. "The Microtremor Geologi Lembar Ujungpandang,
Survey Method." Geophysical Benteng dan Sinjai, Sulawesi. Bandung:
Monographs Series (Society of Direktorat Geologi, Departemen
Exploration Geophysics) (12). Pertambangan, Republik Indonesia.
Roser, J., dan A. Gosar. 2010. "Determination Syahruddin, Muhammad Hamzah, Sabrianto
of Vs30 for Seismic Ground Aswad, Erni Fransisca Palullungan,
Classifications in the Ljubljana Area." Maria, dan Syamsuddin. 2014.
Acta Geotechnica Slovenia. "Penentuan Profil Ketebalan Sedimen
Lintasan Kota Makassar dengan
Saaty, Thomas L. 1993. "The Hierarchon: A Mikrotremor." Jurnal Fisika
Dictionary of Hierarchies." AHP Series (Geophysics Departement, Hasanuddin
5: 496. University) 4 (1).
Saputra, S.E.A., A. Suhaimi, dan F. Tan, Li. 2008. Digital Signal Processing
Mulyasari. 2010. "Makrozonasi dan Fundamentals and Applications. San:
Mikrozonasi Kerentanan Bencana Elsevier.
Towhata, Ikuo. 2008. Geotechnical
Earthquake Engineering. Edited by Wei
Wu and Ronaldo I. Borja. Tokyo:
Springer.
Tuladhar, R., N.N.H. Cuong, dan F.
Yamasaki. 2004. "Seismic
MIcrozonation of Hanoi, Vietnam Using
Microtremor Observation." (13th World
Conference on Earthquake Engineering)
(2539).
Wakamatsu, K., M. Matsuoka, dan K.
Hasegawa. 2006. "GSI-Based
Nationwide Hazard Zoning Using The
Japan Engineering Geomorphologi
Classification Map." Procaeding of the
8th U.S. National Conference on
Earthquake Engineering 849.