1 Program Studi Teknik Geofisika, Jurusan Teknologi Produksi, Industri, dan Informasi,
Institut Teknologi Sumatera
ABSTRAK
Telah dilakukan pengukuran mikrotremor untuk mendapatkan karakter sedimen lokal (site effect)
dalam merespon getaran gempa, menghitung kedalaman dari lapisan sedimen lapuk, dan mengestimasi
kerentanan seismik di lingkungan Institut Teknologi Sumatera. Area pengukuran seluas 1,5 x 1,5 km2 dibagi
menjadi 11 titik pengukuran dengan durasi antara 45 hingga 45 menit, cukup panjang untuk mengakomodasi
frekuensi natural terendah yang sudah diperkirakan sebelumnya. Untuk mendapatkan parameter site effect
berupa frekuensi natural (f0) dan faktor amplifikasi, data mikrotremor terukur diolah dengan menggunakan
metode Horizontal to Spectral Ratio (HVSR). Hasil pengolahan HVSR menunjukkan adanya dua frekuensi
dominan, f0 yang berkisar pada frekuensi 0,7 hingga 1,31 Hz, dan f1 yang berkisar pada frekuensi 3,88 hingga
8,71 Hz. Dua frekuensi dominan ini dapat diasosiasikan dengan dua lapisan tuff, dimana lapisan yang lebih
dangkal memiliki karakter lunak dan terlapukkan, dengan lapisan tuff padat di bawahnya. Faktor
amplifikasi A0 bervariasi dari 2,5 hingga 9, merupakan batas bawah dari amplifikasi sebenarnya. Kedalaman
dari lapisan tuff lunak diestimasi sedalam 8 hingga 18 m. Sedangkan level kerentanan seismik pada wilayah
kampus Institut Teknologi berkisar antara 7 hingga 65, menunjukkan level kerentanan seismik sedang.
Seluruh parameter site effect yang diperoleh menunjukkan bahwa karakter sedimen lokal di lingkungan
Institut Teknologi Sumatera termasuk rentan terhadap ancaman gempa, dan pembangunan yang sedang
berlangsung diharapkan mempertimbangkan desain mitigasi yang tepat.
ABSTRACT
A microtremor survey has been done at Institut Teknologi Sumatera to obtain its local site effect, to
calculate the depth of the sedimentary layer, and to estimate its seismic vulnerability. The measurement
was done at 1.5 x 1.5 km2 campus area, deploying 11 points of measurement. The recording of 45 to 60
minutes long for each point has been done to accommodate the lowest possible natural frequency we may
obtain. To characterize the site effects in a local area, the natural frequency and the amplification factors
has been estimated by performing Horizontal-to-Spectral Ratio on the recorded microtremor data. The
HVSR estimation shows that there are two predominant frequency, F0 and F1, ranging from 0.7 to 1.31 Hz
and 3.88 to 8.71 Hz. These two dominant frequencies are associated with two layers of tuff, a soft weathered
laying on a thicker and stiffer tuff rock layer. The amplification factors Ao are varied from 2.5 to 9 and is
considered as the low bound of the real amplification factor. The depth of the soft weathered tuff is estimated
ranging from 8 to 18 m. The seismic vulnerability estimated from this research is ranged from 7 to 65,
implying that the area has mid-level of vulnerability. From all site effect parameters obtained imply that
the area of Institut Teknologi Sumatera is vulnerable towards earthquake hazard. Therefore, the
development of this campus is suggested to thoroughly consider the earthquake mitigation design.
---------------------
*Corresponding author:
E-mail: maria.sudibyo@tg.itera.ac.id
64 Microtremor Assessment to Investigate the Local Site Response and the Depth of Weathering Rock at
Institut Teknologi Sumatera Campus Area
Gambar 1. Struktur geologi sebuah basin sedimen. Pergerakan tanah secara horizontal pada lapisan sedimen memiliki
simpangan lebih besar dibandingkan pergerakan vertikal. Pada lapisan batuan dasar (basement ground)
simpangan gerakan horizontal sama dengan vertikal (modifikasi dari Nakamura, 1989, 2000)
Microtremor Assessment to Investigate the Local Site Response and the Depth of Weathering Rock at 65
Institut Teknologi Sumatera Campus Area
Gambar 2. Lokasi titik pengukuran mikrotremor (ditandai dengan titik merah) di Institut Teknologi Sumatera
Nakamura [4] menjelaskan bahwa kedalaman dari megeliminasi beberapa titik pengukuran, diperoleh
lapisan lapuk dapat diestimasi dari relasi antara 11 titik yang layak untuk diolah untuk
frekuensi natural (F0) dan kecepatan gelombang S mendapatkan nilai frekuensi natural dan faktor
(𝐶𝑠 ), yang dituliskan pada persamaan 7. Estimasi amplifikasinya (lihat Gambar 2).
perhitungan kerentanan seismik (𝐾𝑔 ) dituliskan Pengukuran mikrotremor dilakukan dengan
pada persamaan 8. instrument yang memiliki laju pencuplikan 100
Hz dan durasi 45 hingga 60 menit. Panjang durasi
𝐶𝑠
𝐹0 = (7) pengukuran telah memenuhi syarat untuk
4𝐻 mendapatkan panjang data yang cukup dengan
𝐴𝑔2 asumsi nilai frekuensi terendah yang akan
𝐾𝑔 = (8) didapatkan [1].
𝐹𝑔
Pengolahan data untuk mengestimasi nilai
Dimana 𝐹𝑔 adalah frekuensi natural dan 𝐴𝑔 adalah frekuensi natural dan faktor amplifikasi dilakukan
faktor amplifikasi pada permukaan. dengan menggunakan open software Geopsy.
Untuk meminimalisir pengaruh transient noise,
Akuisisi dan Pengolahan Data. Pengukuran metode STA/LTA diterapkan pada rekaman data
mikrotremor dilakukan di dalam kampus Institut dengan perbandingan panjang window 1 s/ 25 s.
Teknologi Sumatera dengan luas area 1,5 x 1,5 km. Panjang data pada window LTA harus sama
Desain akuisisi dilakukan dengan gridding dengan dengan panjang window pada data spektra
jarak antar pengukuran sebesar 250 m. Akan tetapi, frekuensi. Untuk lebih meredam pengaruh
beberapa titik pengukuran terlalu dekat dengan transient noise, amplitudo spektra frekuensi data
jalan raya, sehingga gangguan transient noise dari dihaluskan dengan mengaplikasikan konstanta
aktivitas manusia menjadi terlalu dominan. Setelah Konno-Ohmachi sebesar 40 [6].
Gambar 3. Rasio spetra frekuensi horizontal terhadap vertikal pada 11 titik pengukuran. Beberapa titik pengukuran
menunjukkan adanya dua puncak frekuensi dominan.
Microtremor Assessment to Investigate the Local Site Response and the Depth of Weathering Rock at 67
Institut Teknologi Sumatera Campus Area
(a) (b)
Gambar 4. Distribusi frekuensi natural F0 (a) dan F1 (b) di lingkungan Institut Teknologi Sumatera.
Gambar 6. Variasi kedalaman lapisan tuff lapuk pada area Institut Teknologi Sumatera. Kedalaman berkisar dari 8 hingga
18.5 m
Gambar 7. Variasi nilai kerentanan seismik pada area Institut Teknologi Sumatera.
Microtremor Assessment to Investigate the Local Site Response and the Depth of Weathering Rock at 69
Institut Teknologi Sumatera Campus Area
Berdasarkan data litologi, perlapisan batuan di Teknologi Sumatera memiliki tingkat kerentanan
Institut Teknologi Sumatera tersusun atas seismik sedang. Hasil parameter site effect
perlapisan tuff. Lapisan tuff bervariasi dari lapisan menunjukkan bahwa area Institut Teknologi
lunak terlapukkan hingga lapisan yang lebih Sumatera termasuk rentan terhadap ancaman
kompak dan keras. Frekuensi dominan yang bencana gempa bumi, sehingga dalam proses
terdiri dari F0 dan F1 dapat diasosiasikan dengan pembangunannya diharapkan memperhitungkan
dua lapisan tuff yang memiliki frekuensi natural desain mitigasi yang tepat.
masing-masing: lapisan tuff dangkal yang sudah
terlapukkan, dan lapisan tuff dalam yang jauh
lebih kompak. UCAPAN TERIMA KASIH
Kedalaman lapisan tuff terlapukkan dapat
diestimasi dengan menggunakan nilai frekuensi Penulis mengucapkan terima kasih kepada
natural F1 dan kecepatan gelombang S. Kecepatan Institut Teknologi Sumatera yang telah mensuport
gelombang S didapatkan dari model global Vs30 penelitian ini melalui Hibah Penelitian Mandiri
yang diestimasi oleh USGS untuk wilayah ITERA. Penulis juga mengucapkan terima kasih
Lampung Selatan [9,10]. Kecepatan gelombang S kepada BMKG yang telah mendukung
yang diestimasi dari topografi Lampung Selatan pelaksanaan akuisisi pengukuran data.
adalah 282,2 m/s [9,10]. Kedalaman lapisan lapuk
tuff di lingkungan Sumatera bervariasi dari 8
hingga 18 m, dipetakan pada Gambar 6. DAFTAR PUSTAKA
Hasil estimasi nilai kerentanan seismik (Kg) di
Institut Teknologi Sumatera ditampilkan pada [1] SESAME European Research Project
Gambar 7. Berdasarkan studi nilai Kg gempa (2004), Guidelines for the Implementation of
Loma Prietta, daerah yang memiliki nilai the H/V Spectral Ratio Technique on
kerentanan seismik pada rentang 20 hngga 100 Ambient Vibrations: Measuring, Processing,
terdampak kerusakan serius, sedangkan daerah and Interpretation, European Commision –
yang memiliki nilai kerentanan seismik lebih kecil Research General Directorate Project.
dari 10 tidak mengalami kerusakan. Nilai [2] Panou, A., Hatzidimitriou, K, and C.
kerentanan seismik terestimasi untuk Institus Papazachos (2005), Ambient noise
Sumatra berada pada rentang nilai 7 hingga 65, horizontal-to-vertical spectral ratio in site
dengan nilai Kg yang tinggi terletak pada daerah effects estimation and correlation with
paling selatan dari area Institut. Nilai rata-rata Kg seismic damage distribution in urban
pada Institut Teknologi Sumatera adalah 16, environment: the case of the city Thessaloniki
sehingga tingkat kerentanan seismik di wilayah ini (Northern Greece). Soil Dynamics and
termasuk pada level sedang. Earthquake Engineering, 25, 261-274.
[3] Nakamura, Y. (1989), A method for dynamic
characteristics estimation of subsurface
KESIMPULAN using microtremor on the ground surface,
Report of Railway Technical Research
Hasil pengukuran mikrotremor di area Institut Institute (RTRI), Vol 30, No. 1.
Teknologi Sumatera menghasilkan dua nilai [4] Nakamura, Y. (2000), Clear identification of
frekuensi dominan, f0 yang berkisar dari 0,7 fundamental idea of Nakamura's technique
hingga 1,35 Hz dan f1 yang berkisar dari 3,8 and its applications, Proceedings of the XII
hingga 8,71 Hz. Dua frekuensi dominan tersebut World Conference Earthquake Engineering.
diasosiasikan denagn dua lapisan batuan tuff, Paper no 2656
dengan lapisan tuff atas telah mengalami [5] Mangga, A., Amirudiddin, S. Suwarti, T.,
pelapukan dan memiliki ketebalan bervariasi dari Gafoer, S., and Sidarto (1994). Geology of
8 hingga 18 m. Faktor amplifikasi yang Tanjungkarang Quadrangle, Sumatera.
didapatkan berkisar dari 2,5 hingga 9, dengan area Geological Research and Development
paling selatan memiliki faktor amplifikasi paling Centre, Bandung, 19pp.
tinggi. Konstanta kerentanan seismik yang [6] Konno, K., and T. Ohmachi (1998), Ground
diperoleh untuk wilayah ini bervariasi dalam motion characteristics estimated from
rentang 7 hingga 65. Secara rata-rata, Institut spectral ratio between horizontal and vertical
70 Microtremor Assessment to Investigate the Local Site Response and the Depth of Weathering Rock at
Institut Teknologi Sumatera Campus Area