Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS JURNAL FISIKA

BUMI
OLEH
NAMA : SHARMILA
NIM : 1910247940

DOSEN PENGAMPU : DR.

PENDIDIKAN FISIKA
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSIAS RIAU
JUDUL JURNAL: KAJIAN POTENSI BAHAYA GEMPABUMI
DAERAH SUMBAWA BERDASARKAN EFEK
TAPAK LOKAL (EARTHQUAKE HAZARD POTENTIAL
STUDY IN SUMBAWA BASED LOCAL SITE EFFECT)

PENULIS :Bambang Sunardi, Daryono, Januar


Arifin, Pupung Susilanto, Drajat Ngadmanto , Boko
Nurdiyanto , Sulastri

JURNAL METEOROLOGI DAN GEOFISIKA VOL. 13 NO.


2 TAHUN 2012 : 136 131-137
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Tingkat kerusakan akibat gempa bumi umumnya dipengaruhi oeh


magnitudo dan jarak pusat gempa bumi.

Beberapa kasus yang terjadi, tingkat kerusakan yang diakibatkan oleh


gempa bumi tidak semata2 karena magnitudo dan jarak pusat gempa bumi,
namun juga dipengaruhi oleh kondisi geologi lokal atau efek tapak lokal.

kawasan dengan litologi yang lebih lunak mempunyai resiko yang lebih
tinggi karena akan mengalami penguatan yang lebih besar dibandingkan
dengan batuan yan lebih kompak.
LATAR BELAKANG

Penelitian oleh Nakamura, Y. (2000). menunjukkan bahwa kerusakan lebih


parah terjadi pada dataran alluvial dibandingkan dengan daerah perbukitan.

Beberapa kasus gempa bumi yang menyebabkan kerusakan yang besar


disebabkan oleh kondisi tapak lokal diantaranya adalah:

1. Gempa bumi Bantul 27 mei 2006, (Graben Bantul merupakan cekungan


yang berisi material lepas produk erupsi Gunungapi Merapi)

2. Gempa bumi Michohoacan, Mexico 19 september 1985.( Kota Michoacan


dibangun di atas bekas rawa)

Ketebalan lapisan sedimen di kedua kota ini memicu terjadinya resonansi


gelombang gempabumi, sehingga menimbulkan amplifikasi getaran
gempabumi.
LATAR BELAKANG

Berdasarkan ulasan tersebut, memahami potensi bahaya gempa sangat lah


penting karena dapat mengurangi resiko dari bahaya gempa tersbut.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mengetahui potensi bahaya
gempa bumi adalah dengan melakukan kajian efek tapak lokal (local site
effect)
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dinamis kondisi
geologi lokal diantaranya :

• Frekuensi resonansi (fo)


1

• Indeks kerentanan seismik (Kg)


2

• Nilai percepatan getaran tanah (PGA)


3
LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini berlokasi di daerah


Sumbaya.

Penelitian ini dibatasi pada koordinat


117.2125°-117.2275° BT dan 8.785°-
8.815 ° LS (Gambar 1).
KONDISI TEKTONIK
LOKASI PENELITIAN
Adanya pergerakan
tektonik secara
konvergen antara
lempeng indo-Australia
dan lempeng eurasia Sumbawa menjadi daerah yang
yang menyebabkan memiliki kerawanan gempabumi
lempeng Indo-Australia
dari arah selatan.
menyusup ke bawah
Diapit oleh dua buah generator sumber lempeng Eurasia.
gempabumi, yaitu dari arah selatan Sumbawa
berupa desakan lempeng Indo-Australia, dan di
sebelah utara Sumbawa, terdapat sesar aktif
busur belakang (Flores back arc thrust).
adanya struktur
tektonik sesar naik
belakang busur Daerah Sumbawa juga sangat
kepulauan atau rawan gempabumi dari utara
biasa dikenal
sebagai back arc
thrust.
KENYATAAN MASALAH

Beberapa kasus di daerah-daera tertentu, tingkat kerusakan yang diakibatkan


oleh gempa bumi adalah diatas kewajaran. Tingkat kerusakan oleh gempa bumi
tersebut tidak semata-mata di pengaruhi oleh besarnya magnitudo dan jarak
pusat gempa bumi namun juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti kondisi bawah
permukaan dan jenis litologi suatu kawasan.
METODE PENELITIAN
Mirotrometer merupakan data getaran tanah dengan
amplitudo mikrometer yang dapat ditimbulkan oleh
peristiwa alam ataupun buatan, misalnya angin,
gelombang laut maupun getaran kendaraan yang
dapat menggambarkan kondisi geologis dekat
Penelitian dilakukan permukaan
dengan menggunakan
data Mikrotremor.

Sumber-sumber lain dari mikrometer


adalah interaksi angin-bangunan, arus laut
dan gelombang laut periode panjang
Data Penelitian

 Data mikrotermor diperoleh berdasarkan hasil pengukuran di 71 titik yang


tersebar di daerah penelitian

 Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Digital Portable Seismograph


dengan durasi pengukuran di tiap titik selama 30 menit pada interval
sampling 1/100 detik.

 Data kegempaan yang dipergunakan dalam kajian ini meliputi data kejadian
gempabumi di wilayah Nusa Tenggara Barat dan sekitarnya tahun 1973 –
2011 sebanyak 1.854 event

 Luasan data gempabumi yang digunakan dalam perhitungan PGA mencakup


radius 500 kilometer dari daerah kajian.
Metodologi

Hasil pengukuran mikrotremor di lapangan berupa data


getaran tanah dalam fungsi waktu yang tercatat dalam 3
komponen yaitu komponen vertikal dan dua komponen
horisontal.

Data mikrotremor dianalisis dengan metode


Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR).
Seluruh perhitungan
dikerjakan menggunakan
program Geopsy
Diperoleh sebuah rata-rata
spektrum rasio H/V.

Perbandingan spektrum fourier komponen


H dan V mengikuti persamaan

Deskripsi komputasi rasio H/V


Metodologi

Dari spektrum tersebut dapat diketahui nilai


frekuensi predominan (fo) dan puncak spektrum
HVSR (Ag) di lokasi pengukuran mikrotremor

Selanjutnya nilai fo dan Ag tersebut


dipergunakan untuk menghitung nilai indeks
kerentanan seismik (Kg), mengikut persamaan
Seluruh perhitungan
dikerjakan menggunakan
program Geopsy

Dilakukan Perhitungan PGA di daerah kajian dengan


menggunakan metode Kannai dengan memperhatikan
faktor local site effect yaitu nilai periode dominan hasil α adalah percepatan getaran tanah,
pengukuran mikrotremor. mengikut persamaan Tg merupakan periode dominan tanah (s),
M merupakan magnitudo gempabumi (skala ricthter)
R merupakan jarak hiposenter gempabumi (km).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Frekuensi Resonansi (fo)

Nilai fo yang relatif rendah ini


Secara spasial, nilai frekuensi banyak terdapat pada lokasi di
resonansi (fo) pada titik sekitar jalur sungai yang banyak
pengukuran 1-40 relatif lebih terdapat material sedimen, antara
rendah (kurang dari 35 Hz) lain pada lokasi titik pengukuran 7,
9, 24, 30 dan 37

frekuensi tinggi yang ditampilkan


Secara spasial, nilai frekuensi dengan warna merah secara fisis
resonansi pada titik pengukuran menggambarkan kondisi lapisan
41-71 didominasi oleh frekuensi sedimen yang sangat tipis atau
resonansi yang relatif lebih tinggi di bahkan adanya keterdapatan
atas 35 Hz singkapan batuan di permukaan
pada lokasi pengukuran

Secara geologi, pada lokasi ini terdapat Distribusi spasial frekuensi resonansi
batuan-batuan keras seperti breksi andesit (fo) di daerah kajian.
atau andesit di permukaan
Indeks Kerentanan Seismik (Kg)

indeks kerentanan seismik (Kg) pada disebabkan oleh kondisi geologi di


titik pengukuran 1-71 secara umum daerah ini yang tersusun oleh
menunjukkan nilai yang sangat material batuan breksiandesit
rendah, yaitu berkisar antara 0,1 atau andesit di permukaan
hingga 4,8

hanya dua lokasi saja yang memiliki


nilai indeks kerentanan seismik (Kg) berhubungan dengan keterdapatan
yang agak tinggi yaitu pada titik 52 lapisan material sedimen tipis seperti
dan 42 dengan indeks kerentanan topsoil atau lempung.
seismik (Kg) 3,3 dan 4,8

secara tapak lokal lokasi ini relatif aman


dari guncangan gempabumi. Distribusi spasial nilai indeks kerentanan
seismik (Kg) di daerah penelitian.
Peak Ground Acceleration (PGA)

Nilai PGA yang relatif tinggi terdapat pada


Sebagian besar nilai PGA pada beberapa lokasi pengukuran seperti pada
titik 1-40 sekitar 0,30 g titik 10, 15, 17, 28, 31 dan 32. Sementara
itu nilai PGA yang relatif rendah terdapat
pada titik 7, 9, 24, 30, 37 dan 40.

Sebagian besar nilai PGA pada Nilai PGA yang relatif tinggi terdapat
titik 41-71 berkisar antara 0,27 pada lokasi titik pengukuran 50, 54 dan
hingga 0,34 g 55 sedangkan nilai PGA yang relatif
rendah terdapat pada lokasi titik
pengukuran 41, 42, 43 dan 45.

variasi nilai PGA tidak terlalu mencolok. Hal ini


menunjukkan bahwa variasi nilai PGA lebih banyak
dipengaruhi oleh besarnya nilai periode dominan di
titik pengukuran mikrotremo Distribusi spasial nilai PGA di daerah
kajian dengan metode Kannai.
KESIMPULAN
Kesimpulan

 Berdasarkan nilai frekuensi resonansi (Fo), daerah penelitian memiliki nilai frekuensi
yang tinggi (berkisar antara 24.4-48.114 Hz). Hal ini dikarenakan kondisi geologi
setempat berupa batuan yang masif, sehingga secara seismik daerah kajian relatif
stabil.

 Berdasarkan Nilai indeks kerentanan seismik (Kg), daerah penelitin memiliki nilai
indeks kerentanan yang rendah (berkisar antara 0.1- 4.8). Hal ini dikarenakan kondisi
geologi setempat berupa batuan yang masif, daerah dengan nilai indeks kerentanan
seismik (Kg) yang rendah relatif stabil karena memiliki nilai shear-strain yang relatif
kecil saat terjadi gempabumi

 Nilai PGA di daerah kajian menunjukkan variasi yang tidak terlalu mencolok (berkisar
antara 0.25-0.36 g). hal ini menunjukkan bahwa nilai PGA lebih banyak dipengaruhi
oleh input nilai periode dominan di daerah kajian.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai