Anda di halaman 1dari 4

JURNAL FISIKA LABORATORIUM_GEOFISIKA_2019 1

KARAKTERISTIK LAPISAN TANAH


DENGAN METODE MIKROTREMOR
Afif Mahrus Kurnia Putra, Bramantya Ramadhany, Bagus Jaya Santosa
Departemen Fisika, Fakultas Sains, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail : bramantya.r@gmail.com
Abstrak – Praktikum ini berjudul “Karakteristik Lapisan lapisan tanah di suatu daerah terhadap gempabumi. Alat
Tanah dengan Metode Mikrotremor”. Tujuan dari praktikum ini deteksi mikrotremor mempunyai tiga komponen sensor; dua
adalah profiling kecepatan batuan bawah permukaan tanah. Alat sensor horizontal dan satu sensor vertikal.
dan bahan yang dugunakan adalah 1 set mikrotremor, aki, Salah satu faktor penting yang bisa digunakan untuk
Geopsy, dan easy HVSR. Pada titik 1, diatur alat mikrotremor
dan ditunggu perekaman data selama 30 menit. Kemudian
memprediksi bahaya gempa bumi pada suatu bangunan adalah
dilakukan hal yang sama untuk titik 2 dan titik 3. Didapatkan dilakukan pengukuran resonansi antara frekuensi natural
sinyal mentah yang harus diolah dahulu dengan geopsy dan easy bangunan dan tanah di bawahnya. Jika nilai frekuensi
HVSR. Dari pengolahan data sinyal, didapatkan data berupa bangunan mendekati nilai frekuensi natural material di
kecepatan batuan bawah permukaan dan dibandingkan dengan bawahnya, maka getaran seismik akan memunculkan
peta geologi Surabaya. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik resonansi pada bangunan yang akan meningkatkan stress pada
lapisan tanah pada daerah praktikum adalah karakteristik dari bangunan tersebut. Sekarang telah banyak diciptakan
tanah Alluvium. teknologi untuk menganalisis berbagai macam gejala alam
Kata kunci – HVSR, Kecepatan Batuan, Mikrotremor
seperti gempabumi. Teknologi di jaman sekarang sudah sangat
kompleks. Tidak hanya digunakan sebagai media komunikasi
I. PENDAHULUAN

S
antar manusia, tetapi juga sebagai media informasi antara
eismisitas merupakan suatu gejala bergetarnya lapisan
manusia dan alam sekitar.
tanah yang disebabkan oleh adanya kegiatan tektonik
Mikrotremor didasarkan pada perekaman ambient noise
seperti penunjaman (subduksi) lempeng, sesar,
untuk menentukan parameter karakteristik dinamika (damping
gunungapi, lipatan atau patahan, maupun kondisi geologi
ratio dan frekuensi natural) dan fungsi perpindahan (frekuensi
lainnya yang dapat menimbulkan getaran–getaran seismik.
dan amplifikasi) bangunan. Teknik HVSR (Horizontal to
Gelombang seismik merupakan gelombang mekanik yang
Vertical Fourier Amplitude Spectral Ratio) pada analisis data
menjalarkan energi menembus lapisan bumi. Kecepatan
mikrotremor telah digunakan secara luas untuk studi efek
penjalaran gelombang seismik ditentukan oleh karakteristik
lokal dan mikrozonasi. Selain sederhana dan bisa dilakukan
lapisan di mana gelombang tersebut menjalar. Karakteristik
kapan dan dimana saja, teknik ini juga mampu mengestimasi
lapisan tanah dapat diketahui, salah satunya dengan
frekuensi resonansi secara langsung tanpa harus mengetahui
mengetahui kecepatan batuan di bawah permukaan tanah
struktur kecepatan gelombang geser dan kondisi geologi
dengan menggunakan metode mikrotremor.
bawah permukaan lebih dulu. Metode HVSR untuk analisis
Mikrotremor merupakan getaran tanah dengan amplitudo
mikrotremor bisa digunakan untuk memperoleh frekuensi
beberapa mikrometer yang dapat ditimbulkan oleh peristiwa
natural sedimen.
alam maupun buatan, misal angin, gelombang laut, getaran
Mikrotremor rasio spektrum horizontal-to-vertikal (HVSR)
kendaraan. Mikrotremor disebut juga vibrasi tanah dengan
yang dapat ditentukan dengan mudah hanya dengan satu
amplitude displacement sekitar 0,1 mikron - 1 mikron dengan
sensor dengan tiga komponen dapat mengestimasi faktor
amplitude velocity 0,001 cm/s - 0,01 cm/s. Mikrotremor dapat
amplifikasi dari daerah setempat untuk insiden gelombang S
juga diartikan sebagai getaran harmonik alami tanah yang
secara vertikal, karena HVSR merepresentasikan karakteristik
terjadi secara terus menerus, terjebak di lapisan sedimen
dinamik setempat. Untuk itu, dengan menggunakan software
permukaan, terpantulkan oleh adanya bidang batas lapisan
Model HVSR yang dikembangkan, dilakukan pengolahan
dengan frekuensi yang tetap, disebabkan oleh getaran mikro di
inversi kurva HVSR yang berbasis gelombang badan untuk
bawah permukaaan tanah dan kegiatan alam lainnya.
mengestimasikan kecepatan gelombang VS. Nilai VS bawah
Karakteristik mikrotremor mencerminkan karakteristik
permukaan yang diperoleh dari hasil inversi kurva HVSR
batuan di suatu daerah. Penelitian mikrotremor juga banyak
tersebut digunakan untuk mengestimasikan VS30 yang berguna
dilakukan pada studi penelitian struktur tanah (soil
untuk klasifikasi tanah berdasarkan kekuatan getaran
investigation) untuk mengetahui keadaan bawah permukaan
gempabumi akibat efek lokal. Nilai VS30 ini dapat
tanah. Penelitian mikrotremor dapat mengetahui karakteristik
dipergunakan untuk memperkirakan bahaya gempabumi dan
lapisan tanah berdasarkan parameter periode dominannya dan
penentuan standard bangunan tahan gempa.
faktor penguatan gelombangnya (amplifikasi). Analisa
mikrotremor dapat digunakan untuk memperkirakan
karakteristik tanah sehingga metode ini dapat melihat
bagaimana pengaruh kondisi geologi setempat dan kondisi
JURNAL FISIKA LABORATORIUM_GEOFISIKA_2019 2

Gambar 1. Peta Geologi Surabaya

II. METODOLOGI Gambar 2. Klasifikasi Lapisan Tanah menurut Eurocode


A. Alat dan Bahan
Untuk praktikum ini, peralatan yang digunakan adalah satu III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
set alat mikrotremor dan aki. Untuk pengolahan data A. Analisa data
digunakan Geopsy dan easy HVSR. Data hasil perkenalan ini berupa sinyal mentah yang harus
diolah dulu dengan software geopsy dan easy HVSR. Hasil
B. Langkah Kerja dari pengolahan dengan Geopsy dan easy HVSR dapat dilihat
Praktikum ini dilakukan di daerah yang cukup sepi agar pada Tabel 1.
tidak terjadi noise yang banyak. Pada titik pertama, satu set
alat mikrotremor diatur dengan bantuan asisten laboratorium, B. Pembahasan
dicatat longitudinal dan latitude juga waktu pelaksanaan Praktikum ini memiliki tujuan, yaitu untuk profiling
perekaman dimulai. Perekaman data dilakukan selama 30 kecepatan batuan di permukaan bawah tanah. Peralatan yang
menit.Dilakukan hal yang sama pada kedua titik lainnya (titik perlu disiapkan adalah satu set alat mikrotremor dan aki yang
2 dan titik 3). Data yang didapat dari alat mikrometer ini kemudian diatur di titik percobaan dan dilakukan perekaman
adalah sinyal mentah yang nantinya akan diolah dengan getaran selama 30 menit. Setelah itu, dilakukan hal yang sama
software Geopsy dan easy HVSR. di titik-titik selanjutnya. Pada praktikum ini ada 3 titik
pengambilan data, yaitu di depan laboratorium Akustik
C. Flowchart Departemen Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Dari praktikum ini didapatkan flowchart yang dapat dilihat (ITS) , di belakang J108, dan di belakang teater C. Data yang
pada Gambar 3. didapat adalah sinyal yang harus diolah terlebih dahulu
dengan software geopsy dan easy HVSR. Setelah itu, data
dapat dibaca dan dianalisis.
JURNAL FISIKA LABORATORIUM_GEOFISIKA_2019 3

Tabel 1. Stratigraphic model


Start Peak
Titik Number of frequency Value Vs30
Mismatch
percobaan layers of ellipticity (m/s)
(Hz)
Survei lapangan 1 3 0,5 9,37 101,69
2 3 0,5 22,51 1414,51
3 3 0,5 4,73 1293,7
Peralatan disiapkan

Ditentukan titik-titik percobaan

Diatur alat mikrotremor

Dicatat titik longitudinal, latitude, waktu mulai perekaman

Gambar 4. Alat Mikrotremor

Perekaman selama 30 menit mikrotremor adalah alat mudah dibawa, murah, dan non
destruktif.
Umumnya data mikrotremor dipadukan dengan data bor
sehingga lebih detail data yang didapat. Output dari
Data sinyal mikrotremor adalah kecepatan batuan pada kedalaman 30
meter. Hal ini dikarenakan getaran-getaran yang terjadi mulai
pada kedalaman 30 m dan kecepatan batuannya
mempengaruhi situasi pada atas permukaan bumi. Terdapat
Pengolahan data dengan geopsy dan easy HVSR beberapa metode pengolahan data mikrotremor, yaitu SPA,
HVSR, PCA, Dumping, dan lainnya. Pada praktikum ini
dilakukan metode HVSR. Metode HVSR adalah rasio antara
gelombang horizontal dan vertikal. Metode HVSR dapat
Beda potensial, waktu, dan posisi menentukan frekuensi natural dan amplifiaksi (penguatan
pengukuran diukur dan dicatat gelombang).
Mikrotremor sangat sensitif terhadap getaran, sehingga
akan terdapat banyak noise. Sehingga dalam pengolahan data,
dilakukan filtering dan smoothing. Noise dalam praktikum ini
dapat disebabkan oleh suara motor dan suara orang yang
Belum berbicara dengan keras. Sedangkan smoothing dilakukan
Apakah semua untuk menghilangkan spike (data yang keluar dari range).
titik sudah Dari pengolahan data didapat data kecepatan tanah dari
diukur? ketiga titik, yaitu titik 1 sebesar 101,7 m/s; titik 2 sebesar
1414,51 m/s; dan titik 3 sebesar 1293,7 m/s. Pada Gambar 2,
dengan nilai kecepatan batuan permukaan bawah tanah kurang
Sudah
lebih 100 m/s, maka dapat dikatakan bahwa lapisan tanah pada
titik-titik percobaan adalah tanah lembung atau alain yang
Finish lunak. Selain itu, pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa
karakteristik lapisan tanah pada kota Surabaya, khususnya
Gambar 3. Flowchart daerah ITS adalah Alluvium (kerakal, kerikil, pasir, lempung
dan setempat pecahan cangkang fosil), yaitu sejenis tanah liat,
Alat deteksi mikrotremor mempunyai tiga komponen halus dan dapat menampung air hujan yang tergenang.
sensor; dua sensor horizontal (north east dan south west) dan Sedangkan pada titik 2 dan 3 lapisan tanahnya terdeteksi
satu sensor vertical (up and down). Mikrotremor memiliki sebagai lapisan yang sangat padat. Hal ini dapat terjadi
fungsi, yaitu untuk mengetahui daerah rawan longsor, gempa dikarenakan pada saat pengukuran, lapisan tanah dibawah alat
bumi, dumping ratio, dan mikrozonasi bangunan. Mikrozonasi mikrotremor adalah lapisan beton yang tebal.
bangunan adalah menguji apakah suatu bangunan tersebut
aman atau rawan kerusakan gempa. Selain itu, kelebihan dari
JURNAL FISIKA LABORATORIUM_GEOFISIKA_2019 4

Pada Tabel 1 terdapat mismatch yang mana jika bernilai


semakin kecil, error dari pengukuran juga semakin kecil dan
data yang dihasilkan dapat dikatakan valid.

IV. KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa, pada titik 1
dengan Vs30 101,69 m/s lapisan di permukaan bawah tanah
adalah lapisan tanah Alluvium. Sedangkan untuk titik 2 dan 3
Vs30-nya diatas 800 m/s itu menandakan lapisan dibawah
permukaan bawah tanahnya adalah lapisan yang sangat padat.

UCAPAN TERIMA KASIH


Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan ini dapat
terselesaikan. Terima kasih pula kepada Bapak Bagus Jaya
Santosa sebagai Dosen Fisika Laboratorium Geofisika kelas D
dan Bramantya Ramadhany sebagai Asisten Laboratorium
yang telah membantu kami dalam Praktikum Fisika
Laboratorium ini, serta seluruh teman-teman yang telah
membantu dalam proses memahami praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Sukardi. 1992. Geologi Lembar Surabaya & Sapulu, Jawa. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi.
[2] [2] Nakamura, Y. Gurler, Dilek, E. Saita, Jun. Rovelli, Antonio. Donati,
Stefano. 2000. Vunerability Investigation of Roman Colosseum Using
Microtremor. 12WCEE.
[3] [3] Arai, H., Tokimatsu, K., 2004. S-wave velocity profiling by joint
inversion of microtremor H/V spectrum. Bulletin of the Seismological
Society of Amerca, 94(1), 54-63.
[4] [4] Nakamura Y, 1989, A method for dynamic characteristics estimation
of subsurface using microtremor on the ground surface, Quarterly
Report of the Railway Technology Research Institute, Japan ;30(1):25–
33.
[5] [5] Sungkono. B,. J., Santosa. 2011. Karakterisasi Kurva Horizontal-to-
Vertical Ratio: Kajian Literatur dan Permodelan. Submit to Neutrino
Journal
[6] [6] Herak, M. 2008. ModelHVSR: a Matlab tool to model horizontal-to-
vertical spectral ratio of ambient noise. Computers and Geosciences 34,
1514–1526.
[7] [7] Rošer, J. and Gosar, A. 2010. Determination of Vs30 for seismic
ground classifications in the Ljubljana area. Slovenia. Acta Geotechnica
Slovenia.
[8] [8] CEN (2004). Eurocode 8—design of structures for earthquake
resistance. Part 1: general rules, seismic actions and rules for buildings.
European standard EN 1998-1. December 2004. European Committee
for Standardization. Brussels

Anda mungkin juga menyukai