Anda di halaman 1dari 14

PENGGUNAAN METODE HVSR MIKROTREMOR PADA DAERAH

RAWAN GUNCANGAN GEMPA BUMI

Zahrotul Aeni

Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Tekhnologi UIN Sunan Kalijaga

zahrotulaeni12@gmail.com

Abstraksi

Mikrotremor merupakan vibrasi atau getaran tanah yang dapat disebabkan oleh sumber alam
seperti angin dan gelombang laut yang berperioda panjang ataupun gangguan buatan seperti
aktivitas lalu lintas, mesin pabrik, dan sebagainya. Dalam mikrotremor dikenal metode HVSR
(Horizontal to Vertical Spectral Ratio). Metode HVSR biasanya digunakan pada seismik pasif
(mikrotremor) tiga komponen. Metode HVSR dilakukan dengan cara estimasi rasio spektrum
Fourier komponen vertikal terhadap komponen horisontal. Titik pengukuran pada penelitian
kali ini yaitu pada kecamatan Berbah dengan penyebab terdapatnya sesar opak.

dapat disebabkan oleh gangguan buatan seperti


aktivitas lalu lintas, mesin pabrik, dan
1. PENDAHULUAN
sebagainya. Dapat juga disebabkan oleh sumber
1.1 Latar Belakang
alam seperti angin dan gelombang laut yang
Gempabumi adalah getaran pada bumi yang
berperioda panjang. Dalam mikrotremor dikenal
disebabkan oleh pergerakan tiba–tiba akibat
metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral
patahnya batuan yang mengalami regangan
Ratio). Metode ini merupakan metode yang
melampaui batas elastisitasnya (Sapiie dkk,
efektif, murah dan ramah lingkungan yang dapat
2001). Akumulasi energi penyebab terjadinya
digunakan pada wilayah permukiman (Warnana
gempabumi dihasilkan dari lempeng tektonik
dkk 2011). Metode HVSR biasanya digunakan
yang bergerak. Energi yang dihasilkan
pada seismik pasif (mikrotremor) tiga
dipancarkan ke segala arah dalam bentuk
komponen. Nakamura menyebutkan bahwa
gelombang gempa bumi.
metode HVSR untuk analisis mikrotremor bisa
Mikrotremor disebut juga vibrasi tanah dengan
digunakan untuk memperoleh frekuensi natural
amplitude displacement sekitar 0,1-1 mikron
sedimen dan ketebalan sedimen (Mufida dkk,
dengan amplitude velocity 0,001-0,01 cm/s
2013; Syaifuddin F dkk, 2016). Teknik HVSR
(Mirzaoglu dan Dykmen, 2003). Getaran ini
(Horizontal to Vertical Spectral Ratio) pada metode HVSR mikrotremor. Analisis ini
analisis data mikrotremor telah digunakan secara menggunakan aplikasi Geopsy sebagai
luas untuk studi efek lokal dan mikrozonasi. pengambilan data frekuensi resonansi (fo) dan
Metode HVSR dilakukan dengan cara estimasi factor implikasi (Ao) serta pengambilan gambar
rasio spektrum Fourier komponen vertikal kurva H/V dan aplikasi QGIS sebagai bahan
terhadap komponen horisontal. Frekuensi pembuatan peta titik pengukuran dan peta kontur
natural setempat merupakan frekuensi pada rasio fo, Ao, dan Kg pada daerah rawan guncangan
HVSR puncak pertama, sedangkan rasio HVSR gempa bumi.
pada frekuensi natural merupakan nilai 2. DASAR TEORI
amplifikasi geologi setempat (SESAME, 2004). Metode HVSR merupakan metode
Parameter penting yang dihasilkan dari metode membandingkan spektrum komponen horizontal
HVSR adalah frekuensi natural dan amplifikasi. terhadap komponen vertikal dari gelombang
HVSR yang terukur pada tanah bertujuan untuk mikrotremor. Mikrotremor terdiri dari ragam
karakterisasi geologi setempat, frekuensi natural dasar gelombang Rayleigh, diduga bahwa
dan amplifikasi yang berkaitan dengan periode puncak perbandingan H/V mikrotremor
parameter fisik bawah permukaan (Herak, memberikan dasar dari periode gelombang S.
2008). Amplifikasi merupakan perbesaran Perbandingan H/V pada mikrotremor adalah
gelombang seismik yang terjadi akibat adanya perbandingan kedua komponen yang secara
perbedaan yang signifikan antar lapisan, dengan teoritis menghasilkan suatu nilai. Periode
kata lain gelombang seismik akan mengalami dominan suatu lokasi secara dasar dapat
perbesaran, jika merambat pada suatu medium diperkirakan dari periode puncak perbandingan
ke medium lain yang lebih lunak dibandingkan H/V mikrotremor. Pada tahun 1989, Nakamura
dengan medium awal yang dilaluinya. mencoba memisahkan efek sumber gelombang
Sementara itu frekuensi natural sangat berkaitan dengan efek geologi dengan cara menormalisir
erat dengan ketebalan lapisan sedimennya. spektrum komponen horizontal dengan
Karena nilai amplifikasi dan frekuensi natural komponen vertikal pada titik ukur yang sama.
merupakan dua parameter penting yang Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rekaman
dihasilkan dari kurva HVSR maka dicari pada stasiun yang berada pada batuan keras,
hubungan keduanya. Apakah pada daerah nilai maksimum rasio spektrum komponen
dengan nilai frekuensi natural yang rendah nilai horizontal terhadap vertikal mendekati nilai 1.
amplifikasinya rendah juga atau sebaliknya. Sedangkan pada stasiun yang berada pada
1.2 Tujuan batuan lunak, rasio nilai maksimumnya
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengalami perbesaran (amplifikasi), yaitu lebih
daerah rawan guncangan gempa bumi dengan besar dari satu.
Mikrotremor adalah getaran tanah yang sangat resiko gempa bumi terhadap kerusakan akibat
kecil dan terus menerus dari berbagai macam gempa bumi menunjukkan adanya hubungan
sumber getaran baik berupa gangguan buatan yang linier. Indeks Kerentanan Seismik dihitung
maupun sumber alam. Gangguan buatan dapat dengan persamaan sebagai berikut:
berupa aktivitas manusia, mesin industri, dan
lain sebagainya. Sementara itu gangguan yang 2
A
bersumber dari alam dapat berupa angin dan Kg = O
fo
gelombang laut. Getaran tanah dapat disebut
(2)
juga sebagai vibrasi tanah. Data yang direkam
berasal dari ambient noise yang dapat
memberikan gambaran respon spektral tanah Kg = Indeks Kerentanan Seismik (10-6 dt2 /cm).

dari suatu daerah studi . Pada batuan keras, A0 = faktor amplifikasi (dt).

gerak partikel pada komponen horizontal (H) f0 = frekuensi predominan (Hz).

dan komponen vertikal (V) mendekati nilai yang


sama, sedangkan pada batuan lunak komponen Indeks Kerentanan Seismik yang tinggi

horizontalnya mengalami penguatan. umumnya ditemukan pada tanah dengan litologi

Secara matematik, frekuensi dasar dari suatu batuan sedimen yang lunak. Nilai indeks yang

lokasi dapat dihitung melalui perbandingan H tinggi menggambarkan bahwa daerah tersebut

dengan V dari spektrum getar alami dengan ω rentan terhadap gempa dan jika terjadi gempa

adalah frekuensi angular, S adalah gelombang dapat mengalami goncangan yang kuat sehingga

sekunder, NS adalah arah utara–selatan, dan EW tingkat kerusakan juga akan semakin besar.

adalah arah timur–barat sebagaimana dituliskan Sebaliknya, nilai yang kecil umumnya

dalam persamaan berikut : ditemukan pada tanah dengan litologi batuan


penyusun yang kokoh sehingga saat terjadi
gempa tidak mengalami banyak goncangan.

[ ]
2 2 1/ 2
H S ( ω ) NS+ S ( ω ) EW
= Amplifikasi merupakan perbesaran gelombang
V 2
2 S ( ω) V
seismik yang terjadi akibat adanya perbedaan
(1)
yang signifikan antar lapisan, dengan kata lain
gelombang seismik akan mengalami perbesaran,
Indeks Kerentanan Seismik menggambarkan
jika merambat pada suatu medium ke medium
tingkat kerentanan lapisan tanah permukaan
lain yang lebih lunak dibandingkan dengan
terhadap deformasi saat terjadi gempa bumi.
medium awal yang dilaluinya. Semakin besar
Nilai Indeks Kerentanan Seismik berkaitan
perbedaan itu, maka perbesaran yang dialami
langsung dengan kondisi geomorfologis. Indeks
gelombang tersebut akan semakin besar.
kerentanan seismik di suatu daerah dan tingkat
Nakamura (2000) menyatakan bahwa nilai Data yang digunakan yaitu data sekunder
faktor penguatan (amplifikasi) tanah berkaitan berupa data parameter-parameter gempa bumi
dengan perbandingan kontras impedansi lapisan pada episenter. Data sekunder diambil
permukaan dengan lapisan di bawahnya. Bila dari 31 titik penelitian. Penelitian ini dilakukan
perbandingan kontras impedansi kedua lapisan dengan beberapa tahapan, yaitu ;
tersebut tinggi maka nilai faktor penguatan juga
a. Pengambilan data frekuensi resonansi, factor
tinggi, begitu pula sebaliknya. Marjiyono (2010)
implikasi dan kurva H/V
menyatakan bahwa, amplifikasi berbanding
1. Membuka aplikasi Geopsy kemudian add
lurus dengan nilai perbandingan spektral
data MSD sekunder setelah itu pilih satu
horizontal dan vertikalnya (H/V). Nilai
data yang akan digunakan
amplifikasi bisa bertambah, jika batuan telah
2. Kemudian untuk kurva H/V yaitu pilih
mengalami deformasi (pelapukan, pelipatan atau
bagian dengan tanda H/V pada aplikasi
pesesaran) yang mengubah sifat fisik batuan.
kemudian klik centang pada beberapa
Pada batuan yang sama, nilai amplifikasi dapat
bagian di time windows, select data dan
bervariasi sesuai dengan tingkat deformasi dan
klik star
pelapukan pada tubuh batuan tersebut.
3. Langkah selanjutnya mencari nilai Ao, fo
Berdasarkan pengertian tersebut, maka
pada kurva H/V yaitu dengan cara
amplifikasi dapat dituliskan pada persamaan 1
mengeser-geserkan kursor pada bagian
sebagai suatu fungsi perbandingan nilai kontras
kurva, kemudian mencatat nilai Ao, fo
impedansi, yaitu
pada Microsoft excel setelah itu
Ao = {( ρb v b ) / ( ρ s v s ) }
menyimpan kurva H/V dalam bentuk
(3) JPEG
4. Kemudian menghitung nilai Kg pada
ρb = densitas batuan dasar (gr/ml). Microsoft Excel menggunakan nilai Ao
vb= kecepatan rambat gelombang di batuan dan fo yang telah didapat
dasar (m/dt). b. Pembuatan peta kontur
vs = kecepatan rambat gelombang di batuan 1. Membuka QGIS kemudian add data yang
lunak (m/dt). telah didapatkan pada proses sebelumnya
ρs = rapat massa dari batuan lunak (gr/ml). menggunakan add delimited text layer
setelah itu pilih file csv Pilih kolom X
3. METODE PENELITIAN field dengan Longitude dan Y field
3.1 Data dan Metode Pengolahan dengan Latitude
2. Kemudian peta dasar dengan
menggunakan peta online setelah itu
overlay antara data gempa bumi dan peta A0 = faktor amplifikasi (dt).
dasar f0 = frekuensi predominan (Hz).
3. Langkah selanjutnya menglasifikasikan
data gempa sesuai dengan kategori yang
telah dibuat (Ao, fo, dan Kg) dan
melanjutkan dengan pembuatan layout 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. Kemudian diperoleh lah output berupa
4.1 Hasil
peta kontur
a) Kurva HVSR (H/V)
Kurva HVSR ialah gabungan anatar
3.2 Metode Analisi Data gelombang permukaan dan frekuensi
Mencari nilai indeks kerentanan seismik (Kg) gelombang S. Rosenblad dan Gooetz (2010)
: menunjukan bahwa frekuensi natural yang
2
A O destimasi dari HVSR gelombang S dan
Kg =
fo gelombang Rayleigh mempunyai nilai yang
hamper sama, tetapi amplifikasinya berbeda.

Keterangan, Berdasarkan data gempa bumi terjadi di 31

Kg = Indeks Kerentanan Seismik (10-6 dt2 titik kajian dengan kurva sebagai berikut :

/cm).

(kurva H/V UPN 1) (kurva H/V UPN 2)


(kurva H/V UPN 3) (kurva H/V UPN 4)

(kurva H/V UPN 5) (kurva H/V UPN 6)

(kurva H/V UPN 7) (kurva H/V UPN 8)

(kurva H/V UPN 9) (kurva H/V UPN 10)


(kurva H/V UPN 11 ) (kurva H/V UPN 12 )

(kurva H/V UPN 13 ) (kurva H/V UPN 14 )

(kurva H/V UPN 15 ) (kurva H/V UPN 16 )


(kurva H/V UPN 17) (kurva H/V UPN 18 )

(kurva H/V UPN 19 ) (kurva H/V UPN 20 )

(kurva H/V UPN 21 ) (kurva H/V UPN 22 )


(kurva H/V UPN 23 ) (kurva H/V UPN 24 )

(kurva H/V UPN 25 ) (kurva H/V UPN 26 )

(kurva H/V UPN 27 ) (kurva H/V UPN 28 )


(kurva H/V UPN 29 ) (kurva H/V UPN 30 )

(kurva H/V UPN 31 )

(gambar 1. Kurva H/V )


b) Data Titik Pengukuran

No ID Latitude Longitude A0 F0 Kg
1. UPN 1 -7.802741667 110.4423167 5.26232 0.877411 31.56104925
2. UPN 2 -7.801616667 110.45236 6.35886 0.75656 53.44599305
3. UPN 3 -7.811163333 110.451875 5.79198 0.878294 38.19567516
4. UPN 4 -7.820578333 110.4507667 3.34908 14.6547 0.765374716
5. UPN 5 -7.829735 110.4510717 7.05192 0.672148 73.98605022
6. UPN 6 -7.828756667 110.4422683 5.34359 0.911561 31.32423841
7. UPN 7 -7.821863333 110.4407717 6.68605 1.33179 33.56630145
8. UPN 8 -7.829971667 110.4339667 5.59139 1.4838 21.06998391
9. UPN 9 -7.83092 110.42442 3.82552 1.24578 11.74734164
10. UPN 10 -7.811566667 110.41478 3.64875 0.617621 21.55590008
11. UPN 11 -7.82034 110.4231817 4.52093 1.09247 18.70880488
12. UPN 12 -7.811253333 110.4240633 4.36819 0.601797 31.70684446
13. UPN 13 -7.811551667 110.433625 5.01963 1.1741 21.46042529
14. UPN 14 -7.820528333 110.43257 4.82724 1.15434 20.18664
15. UPN 15 -7.811225 110.461225 3.70095 2.00741 6.823235364
16. UPN 16 -7.801491667 110.4630167 4.15941 1.02808 16.8281569
17. UPN 17 -7.812981667 110.470265 3.09166 0.3086262 30.97067441
18. UPN 18 -7.820015 110.4695317 7.71442 1.01594 58.5785341
19. UPN 19 -7.829648333 110.46943 4.73592 0.752548 29.80399688
20. UPN 20 -7.793726667 110.4422 5.1263 0.807762 32.53303781
21. UPN 21 -7.793705 110.449795 5.01165 0.830943 30.22666503
22. UPN 22 -7.792746667 110.4608183 5.26091 0.607617 45.55036154
23. UPN 23 -7.780183333 110.4623017 4.08507 0.681831 24.47497533
24. UPN 24 -7.77406 110.449705 4.13611 0.757799 22.57512339
25. UPN 25 -7.788433333 110.4681433 6.28201 0.664758 59.36543771
26. UPN 26 -7.800485 110.4797767 6.73004 0.867126 52.23397569
27. UPN 27 -7.811436667 110.4793767 5.49137 1.32521 22.75499315
28. UPN 28 -7.822091667 110.4843067 2.76765 2.33104 3.286038216
29. UPN 29 -7.812488333 110.487745 6.60058 1.06155 41.041549
30. UPN 30 -7.822376667 110.4619433 3.44604 4.17284 2.845829622
31. UPN 31 -7.786056667 110.4522833 4.38977 0.72542 26.56403277
(table 1. Data hasil pengukuran)
c)

d) Peta Kontur Ao, fo dan Kg kontur frekuensi resonansi(fo), factor


Berdasarkan data yang didapatkan maka amplikasi(Ao) dan indeks kerentanan
diperoleh peta titik pengukuran dan peta seismik(Kg) sebagai berikut :
(gambar 2. Peta titik pengukuran )

(gambar 3. Peta kontur factor Amplifikasi tanah)

(gambar 4. Peta kontur resonansi frekuensi )


(gambar 5. Peta kontur indeks kerentanan seismik)

4.2 Pembahasan yang didapatkan bahwa gempa yang terjadi


Dari hasil yang diperoleh bisa didapatkan guncangannya lumayan besar sehingga bisa
peta titik kejadian dimana peta tersebut menyebabkan kerusakan. Dari data resonansi
menunjukan bahwa gempa terjadi pada frekuensi dan amplikasi didapatkan bahwa
kecamatan Berbah, Sleman kota Yogyakarta gempa yang terjadi pada daerah tersebut
dimana pada daerah tersebut memang rawan merupakan karena factor daerah yang rawan
terjadi guncangan gempa bumi. Lokasi gempa dimana itu bisa disebabkan oleh
kecamatan Berbah berada di 7.80254’LS dan kondisi tanah maupun karena terdapat sebuah
110.44290’ BT, kecamatan Berbah ini berada sesar pada daerah tersebut. Gempa kali ini
pada dataran rendah. Gempa kali ini adalah bisa disebabkan karena pada kecamatan
gempa yang terjadi pada 27 Mei 2006 Berbah terdapat sesar opak yaitu patahan
dimana gempa tersebut terjadi pada beberapa turun yang berupa patahan normal dimana
wilayah yaitu Imogiri, Berbah dan sampai ke memiliki bidang miring kearah barat dan
Klaten Jawa Tengah. Kemudian dari kurva dibagian atasnya terkubur dibawah endapan
merapi sehingga bidangnya tidak terlihat. dengan Metode Horizontal
Kuat dugaan pada gempa kali ini to Vertical Spectral Rati
diperkirakan pola kemiringan patahan opak (HVSR) di Tapak RDE,
ini menjadi terbalik, yaitu bidang yang Serpong. Jakarta : Batan.
disebelah timur relative naik dengan arah
Setiawati Yuni. 2017. Analisis GSS
patahannya miring kearah timur.
(Ground Shear Strain)
dengan Metode HVSR
5. KESIMPULAN
Menggunakan Data Mikroseismik Pada
Pada penelitian kali ini telah didapatkan
Jalur Sesar Opak.
bahwa gempa yang terjadi terdapat pada
Yogyakarta:
kecamatan Berbah ini ditunjukan oleh peta
Universitas Negeri
titik pengukuran yang kemudian data yang
Yogyakarta.
dihasilkan pada kurva menunjukan bahwa
gempa yang terjadi lumayan cukup besar Sitonus Nomensen, dkk. 2017. Analisis
sehingga bisa menimbulkan kerusakan pada Nilai Frekuensi Natural dan
lingkungan sekitar. Penyebabnya diprediksi Amplifikasi Desa Olak
yaitu karena sesar opak yang naik sehingga Alen Blitar Menggunakan
terjadi guncangan pada daerah disekitar Metode Mikrotremor HVSR.
pusat. Surabaya : Institut
Tekhnologi Sepuluh November.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin Setya Subkhi, dkk. 2013.


Penentuan Zona Rawan
Guncangan Bencana Gempa
Bumi Berdasarkan Analisis
Nilai Amplifikasi HVSR
Mikrotremor dan
Analisis Periode Dominan Daerah
Liwa dan Sekitarnya.
Lampung : Jurnal
Geofisika Eksplorasi.

Iswanto Eko Rudi, dkk. 2019. Studi


Mikrotremor

Anda mungkin juga menyukai