Anda di halaman 1dari 10

Pengolahan Data Seismik Refraksi Dengan Metode Intercept Time

Andy Yanottama (F1D114008)1

Abstract
Seismic refraction method is a method in which the active geophysical measurements
were performed using a stimulus seismic vibrations (punch/explosion). Seismic refraction
method is normally used to determine the lithology of rocks and geological structures at
shallow depths. In this method measures the travel time of the waves from the source to the
geophones.
From the results of data processing by picking first break the speed of the wave, then
from such data can be obtained curve T-X, and can determine the time and distance of each
wave propagation direct ray, refracted ray 1 dan refracted ray 2. So as to obtain the number
of layers and the depth of a layer by using the intercept calculation time.

Keywords: seismik refraksi method, direct ray, refracted ray 1 dan refracted ray 2.

Sari

Metode seismik refraksi merupakan metode geofisika aktif dimana pengukuran


dilakukan dengan menggunakan stimulus berupa getaran seismik (pukulan/ledakan). Metode
seismik refraksi ini biasanya digunakan untuk menentukan litologi batuan dan struktur
geologi pada kedalaman yang dangkal. Pada metode ini mengukur waktu tempuh gelombang
dari sumber menuju geophone.
Dari hasil pengolahan data dengan picking first break kecepatan gelombang,
kemudian dari data tersebut dapat diperoleh kurva T-X, serta dapat ditentukan waktu dan
jarak setiap penjalaran gelombang direct ray, refracted ray 1 dan refracted ray 2. Sehingga
dapat diperoleh jumlah lapisan serta kedalaman dari suatu lapisan dengan menggunakan
perhitungan intercept time.

Kata kunci: metode seismik refraksi, direct ray, refracted ray 1 dan refracted ray 2.

1)
Teknik Pertambangan, Universitas Jambi. Email: andyyanottama@yahoo.com

I. PENDAHULUAN Metode geofisika umumnya dibagi


Penggunaan metode geofisika pada menjadi metode aktif dan pasif. Metode
dunia kebumian seringkali hanya aktif adalah suatu metode yang dilakukan
dipergunakan dalam hal sempit yaitu dengan membuat medan buatan kemudian
dalam eksplorasi minyak dan gas bumi. mengukur resons yang dilakukan oleh
Padahal metode seismic ini juga bumi. Sedangkan metode pasif adalah
dipergunakan sebagai cara mengetahui suatu metode yang digunakan untuk
struktur perlapisan pada bawah mengukur medan alami yang dipancarkan
permukaan. oleh bumi. Dalam hal ini medan buatan
adalah suatu getaran atau gelombang yang cepat dibandingkan dengan batuan yang
dapat menimbulkan suatu respon seperti bersifat brittle, porous. Namun tingkat
ledakan dinamit, pemberian arus listrik, kepadatan batuan sangat dipengaruhi oleh
dan lain-lain. posisi dari perlapisan tersebut, semakin
Metode seismik merupakan metode dalam perlapisan maka tekanan dari
geofisika yang mempergunakan lapisan yang berada pada bagian
gelombang yang terekam pertama kali atasnya/burial semakin besar, sehingga
datang pada geophone. Metode yang tingkat kecepatan merambatkan
digunakan adalah metode seismik refraksi, gelombang lebih cepat dibanding batuan
yang menggunakan gelombang bias yang yang berada pada posisi lebih dekat
timbul karena penjalaran gelombang dengan permukaan bumi.
melalui bidang batas perlapisan batuan
II. TEORI DASAR
yang kembali ke permukaan. Pada
A. Gelombang Seismik
dasarnya dalam metode ini merupakan
Gelombang seismik merupakan
metode geofisika aktif, yang menggunakan
gelombang yang merambat melalui bumi.
sumber yang diberikan terhadap bumi.
Perambatan gelombang ini bergantung
Sumber tersebut memberikan usikan yang
pada sifat elastisitas batuan. Gelombang
mengganggu bagian dangkal permukaan
seismik ada yang merambat melalui
bumi kemudian gejala fisis yang terjadi
interior bumi yang disebut sebagai body
dicatat melalui geophone dan dipantau
wave, dan ada juga yang merambat melalui
melalui alat MsSeis. Hal tersebut
permukaan bumi yang disebut surface
memberikan gambaran bawah permukaan
wave. Body wave dibedakan menjadi dua
berdasarkan kecepatan rambat gelombang
berdasarkan pada arah getarnya.
seismik yang merambat pada lapisan
Gelombang P (Longitudinal) merupakan
batuan. Gelombang yang menjalar melalui
gelombang yang arah getarnya searah
sifat kekerasan/kepadatan batuan
dengan arah perambatan gelombang,
mempengaruhi tingkat kecepatannya. Dari
sedangkan gelombang yang arah getarnya
nilai kecepatan suatu perlapisan
tegak lurus dengan arah rambatannya
mengidentifikasi bawah permukaannya.
disebut gelombang S (Transversal).
Secara matematis dapat mengetahui pula
Surface wave terdiri atas Rayleigh wave
kedalaman litologi dari perlapisan tersebut.
(ground roll) dan Love wave (Telford et
Secara umum batuan yang memiliki
al.1976).
tingkat kepadatan yang tinggi dapat Gelombang seismik mempunyai sifat
menjalarkan gelombang seismik lebih yang sama dengan sifat gelombang cahaya,
sehingga hukum-hukum yang berlaku akan dibiaskan jika sudut datang
untuk gelombang cahaya berlaku juga gelombang lebih kecil atau sama
untuk gelombang seismik. Hukum-hukum dengan sudut kritisnya. Gelombang
tersebut antara lain : akan dipantulkan jika sudut datangnya
a) Prinsip Huygens
lebih besar dari sudut kritisnya.
Menurut Susilawati (2004),
Dengan persamaan hukum Snellius
prinsip Huygens dalam metode
sebagai berikut :
seismik refraksi diasumsikan bahwa
sin i v1
Titik-titik yang dilewati gelombang sinr = v2
akan menjadi gelombang baru. Muka
(2.1)
gelombang (wavefront) yang menjalar
dimana : i = sudut datang
menjauhi sumber adalah superposisi
r = sudut bias
dari beberapa muka gelombang yang
v1 = kecepatan gelombang
dihasilkan oleh sumber gelombang
pada medium 1
baru tersebut.
b) Asas Fermat v2 = kecepatan gelombang
Prinsip Fermat yang lebih pada medium 2
lengkap dan lebih umum dinyatakan B. Metode Seismik
pertama kali oleh ahli matematika Metode seismik merupakan metode
Prancis Pierre de Fermat pada abad geofisika yang memanfaatkan perambatan
ke-17 yang menyatakan bahwa gelombang seismik ke dalam bumi
lintasan yang dilalui oleh cahaya (Setiawan, 2008). Metode seismik
untuk merambat dari satu titik ke titik merupakan salah satu bagian dari
lain adalah sedemikian rupa sehingga seismologi eksplorasi yang dikelompokkan
waktu perjalanan itu tidak berubah dalam metode geofisika aktif, dimana
sehubungan dengan variasi-variasi pengukuran dilakukan dengan
dalam lintasan tersebut (Tipler, 2001). menggunakan getaran seismik
c) Hukum Snellius (palu/ledakan). Setelah usikan diberikan,
Bunyi hukum Snellius yaitu
terjadi gerakan gelombang di dalam
Gelombang akan dipantulkan atau
medium (tanah/batuan) yang memenuhi
dibiaskan pada bidang batas antara
hukum-hukum elastisitas ke segala arah
dua medium (Susilawati, 2004). Hal
dan mengalami pemantulan ataupun
ini menyatakan bahwa gelombang
pembiasan akibat munculnya perbedaan
yang jatuh diatas bidang batas dua
kecepatan.
medium yang mempunyai perbedaan
densitas, maka gelombang tersebut
Pada metode seismik, komponen menunjukkan data kecepatan gelombang
gelombang seismik yang direkam oleh alat primer pada beberapa medium.
Tabel 1. Data Kecepatan Gelombang
perekam berupa waktu datang gelombang
Primer Pada Beberapa Medium (Burger
seismik. Setelah waktu datang diukur,
dalam Setiawan, 2008)
sehingga dapat digunakan untuk
mendapatkan waktu tempuh gelombang
seismik yang berguna memberi informasi
mengenai kecepatan seismik dalam suatu
lapisan.
Gelombang seismik merambat dari
sumber ke penerima melalui lapisan bumi
dan mentransfer energi sehingga dapat
menggerakkan partikel batuan.
Kemampuan besar partikel batuan untuk Pada metode ini, gelombang yang
bergerak jika dilewati gelombang seismik terjadi setelah sinyal pertama (firstbreak)
menentukan kecepatan gelombang seismik diabaikan, karena gelombang seismik
pada lapisan batuan tersebut (Aissa, 2008). refraksi merambat paling cepat
Dalam menentukan litologi batuan dan dibandingkan dengan gelombang lainnya
struktur geologi, metode seismik kecuali pada jarak offset yang relatif dekat
dikategorikan menjadi dua bagian yaitu sehingga yang dibutuhkan adalah waktu
metode seismik refleksi dan metode pertama kali gelombang diterima oleh
seismik refraksi. Metode seismik refleksi setiap geophone.
biasanya digunakan untuk menentukan Parameter jarak dan waktu penjalaran
litologi batuan dan struktur geologi pada gelombang dihubungkan dengan cepat
kedalaman yang dalam, sedangkan metode rambat gelombang dalam medium.
seismik refraksi digunakan untuk Besarnya kecepatan rambat gelombang
menentukan litologi dan struktur geologi tersebut dikontrol oleh sekelompok
yang relatif dangkal. konstanta fisis yang ada dalam material
C. Metode Seismik Refraksi yang dikenal sebagai parameter elastisitas
Metode seismik refraksi yang di ukur
(Nurdiyanto, 2011). Elastisitas batuan
adalah waktu tempuh gelombang dari
yang berbeda-beda menyebabkan
sumber menuju geophone. Berdasarkan
gelombang merambat melalui lapisan
bentuk kurva waktu tempuh terhadap
batuan dengan kecepatan yang berbeda-
jarak, dapat ditafsirkan kondisi batuan di
beda.
daerah penelitian. Pada (Tabel 2.1)
Untuk memahami penjalaran 5) Makin bertambahnya kedalaman
gelombang seismik pada batuan bawah lapisan batuan maka semakin
permukaan digunakan beberapa asumsi. kompak batuannya sehingga
Beberapa asumsi yang digunakan yaitu kecepatan gelombang pun
(Setiawan, 2008) : bertambah seiring bertambahnya
1) Panjang gelombang seismik yang
kedalaman.
digunakan jauh lebih kecil Metode seismik refraksi menerapkan
dibandingkan ketebalan lapisan waktu tiba pertama gelombang dalam
batuan. Dengan kondisi seperti ini perhitungannya. Gelombang P memiliki
memungkinkan setiap lapisan kecepatan lebih besar dibandingkan
batuan akan terdeteksi. dengan kecepatan gelombang S sehingga
2) Gelombang seismik di pandang
waktu datang gelombang P yang
sebagai sinar yang memenuhi
digunakan dalam perhitungan. Gelombang
hukum Snellius dan prinsip
seismik refraksi yang dapat terekam oleh
Huygens. Menurut Snellius,
receiver pada permukaan bumi hanyalah
gelombang akan dipantulkan atau
gelombang seismik refraksi yang
dibiaskan pada bidang batas antara
merambat pada batas antar lapisan batuan.
dua medium yang berbeda
Hal ini hanya dapat terjadi jika sudut
sedangkan dalam prinsip Huygens,
datang merupakan sudut kritis atau ketika
titik yang dilewati gelombang akan
sudut bias tegak lurus dengan garis normal
menjadi gelombang baru. Muka
(r = 900 sehingga sin r =1). Hal ini sesuai
gelombang (wavefront) yang
dengan asumsi awal bahwa kecepatan
menjalar menjauhi sumber adalah
lapisan dibawah interface lebih besar
superposisi dari beberapa muka
dibandingkan dengan kecepatan
gelombang yang dihasilkan oleh diatas interface (Nurdiyanto, 2011).
Gelombang seismik berasal dari
sumber gelombang baru tersebut.
3) Medium bumi dianggap berlapis- sumber seismik merambat dengan
lapis dan tiap lapisan menjalarkan kecepatan v1 menuju bidang batas (A),
gelombang seismik dengan kemudian gelombang dibiaskan dengan
kecepatan yang berbeda. sudut datang kritis sepanjang interface
4) Pada bidang batas antar lapisan
dengan kecepatan v2 (Gambar 2.1).
(interface), gelombang seismik
Dengan menggunakan prinsip Huygens
menjalar dengan kecepatan
pada interface, gelombang ini kembali ke
gelombang pada lapisan
permukaan sehingga dapat diterima oleh
dibawahnya.
penerima yang ada di permukaan.
Gambar 1. Pembiasan dengan Sudut
Kritis (Telford et al., 1976)
Gelombang yang dapat ditangkap oleh Gambar 2. Posedur kerja interpretasi
receiver dapat berupa gelombang langsung seismik refraksi

(direct wave), gelombang refleksi


IV. HASIL DAN PENGOLAHAN
(reflection wave), ataupun gelombang
DATA
refraksi (refraction wave). Untuk jarak
4.1. Hasil Data 1
offset (jarak geophone dengan sumber
seismik) yang relatif dekat, gelombang
yang paling cepat diterima oleh receiver
adalah gelombang langsung dan
gelombang yang paling lama diterima
adalah gelombang refleksi (Setiawan,
2008).
Tahapan akhir dalam metode seismik
Gambar 3. Proses picking
refraksi adalah membuat atau melakukan
interpretasi hasil dari survei menjadi data
Tabel 1. Hasil data picking
bawah permukaan yang akurat. Data-data
waktu dan jarak dari kurva travel time
diterjemahkan menjadi suatu penampang
seismik, dan akhirnya dijadikan menjadi
penampang geologi (Nurdiyanto, 2011).

III. METODOLOGI.

Adapun Metodologi yang


dilakukan untuk melakukan analisa
Metode Seismik Refraksi ini, sebagai
berikut :
Gambar 4. Kurva T-X hasil picking

Gambar 5. Kurva Interpretasi Ray

Tabel 2. Hasil Interpretasi Ray

Gambar 6. Penampang bawah permukaan


dari hasi perhitungan intercept time

Tabel 3. Hasil perhitungan kedalaman 4.2. Hasil Data 2


berdasarkan intercept time
Tabel 4. Tabel data forward and reverse
profile
yang di ukur adalah waktu tempuh
gelombang dari sumber menuju geophone.
Berdasarkan pengolahan data pertama
pada metode seismik refraksi ini berupa
data sekunder dalam bentuk akuisisi yang
Gambar 7. Kurva X-T profil forward nantinya akan dilakukan picking sehingga
maupun reverse akan di peroleh kurva T-X dari data
picking tersebut. Dari kurva T-X data
picking, akan di peroleh juga kurva
interpretasi ray sehingga dapat pula
ditentukan kecepatan gelombang
V1=166,6667 m/s atau berupa direct ray
yaitu gelombang yang merambat
dipermukaan bumi yang dekat dengan
Gambar 8. Kurva arah up dan down dari
geophone, kecepatan gelombang V2=588,
profil forward maupun reverse
23529 m/s atau berupa refracted ray 1
yaitu gelombang yang merambat dibawah
Tabel 5. Kecepatan direct wave dan
permukaan pada lapisan pertama, dan
refracted wave dari profil forward dan
V3=769,23077 m/s atau berupa refracted
reverse
ray 2 yaitu gelombang yang merambat
dibawah permukaan pada lapisan yang
kedua.
Berdasarkan kecepatan rambat
V. ANALISIS gelombang V2 pada lapisan pertama
Pada praktikum kali ini mengenai dengan kedalaman 1,13831 meter maka
metode seismik refraksi, metode ini dapat diinterpretasikan atau diasumsikan
dikelompokkan termasuk kedalam metode sebagai lapisan weathered layered, soil,
geofisika aktif dimana pengukuran alluvium, sand (unsaturate), sand and
dilakukan dengan menggunakan stimulus gravel unsaturated, sand and gravel
berupa getaran seismik (pukulan/ledakan). saturated, ataupun bisa jadi berupa lapisan
Metode seismik refraksi ini biasanya glacial till unsaturated. Sedangkan
digunakan untuk menentukan litologi kecepatan rambat gelombang V3 pada
batuan dan struktur geologi pada lapisan kedua dengan kedalaman 0,44033
kedalaman yang dangkal. Pada metode ini meter maka dapat diinterpretasikan atau
diasumsikan sebagai lapisan weathered 1) Noise yang timbul sesaat kemudian
layered, alluvium, sand (unsaturated), lenyap. Noise ini diakibatkan oleh
sand and gravel saturated, ataupun bisa orang berjalan, motor/mobil, dan
jadi berupa lapisan glacial till unsaturated. sebagainya. Untuk menghindari noise
Selanjutnya pengolahan data kedua semacam ini, pada saat sumber
pada metode seismik refraksi ini berupa gelombang (source) ditimbulkan,
tabel data profil forward and reverse. diusahakan agar tidak ada sesuatu
Pengukuran forward dan reverse ini yang bergerak disekitar geophone.
2) Noise yang timbul terus menerus.
merupakan pengukuran gelombang yang
Noise ini biasanya ditimbulkan oleh
memiliki arah berlawanan namun terletak
angin, pohon (bergoyang), aliran air
dalam 1 lintasan.
sungai, dan sebagainya. Untuk
Berdasarkan hasil pengolahan data
menghindari keadaan semacam ini
pada profil forward kecepatan gelombang
sebaiknya setiap kali mengadakan
V1=3333,33 ft/s dan V2=14285,71 ft/s,
pengukuran seismik, diadakan terlebih
sehingga dapat diinterpretasikan bahwa
dahulu noise tes. Jika noise yang
pada data profil forward ini hanya terdapat
timbul cukup kecil dibanding dengan
satu lapisan saja. Sedangkan data pada
sinyal yang dihasilkan maka
profil reverse kecepatan gelombang V1=
pengukuran dapat dilaksanakan.
-3333,33 ft/s dan V2= -14285,7143 ft/s,
Tetapi jika noise cukup besar
sehingga dapat diinterpretasikan bahwa
dibanding sinyal, pengukuran perlu
pada data profil reverse ini juga hanya
ditunda beberapa saat sampai nois
terdapat satu lapisan saja.
menjadi kecil.
Hal yang perlu diperhatikan pada saat
pengukuran di lapangan adalah nois yang IV. KESIMPULAN
sifatnya mengganggu. Ada beberapa hal Dari hasil analisis metode seismik
penyebab noise antara lain adalah angin, refraksi yang dilakukan dapat disimpulkan
pohon, aliran sungai (parit), benda-benda sebagai berikut :
lain yang bergerak dekat dengan geophone 1. Seismik refraksi dilakukan dengan cara
(orang berjalan, sepeda motor, dan memberikan injeksi gelombang berupa
sebagainya). Untuk mendapatkan hasil pukulan. Gelombang akan merambat
yang diharapkan, noise ini harus ditekan menuju bawah permukaan bumi dan
sekecil mungkin. Ada dua macam noise dibiaskan pada bidang batas antar
yang dapat dibedakan, lapisan yang berbeda. Gelombang akan
diterima kembali ke source dan dicatat Susilanto. 2011. Penentuan Tingkat
waktu tempuh gelombang. Kekerasan Batuan Menggunakan
2. Berdasarkan data yang digunakan pada
Metode Seismik Refraksi. Jurnal
praktikum, data 1 memiliki penampang
Meteorologi dan Geofisika Volume.
bawah permukaan yang terdiri dari 2
12 Nomor. 3. Hal : 211-220.
lapisan sedangkan data 2 hanya
Setiawan, B. 2008. Pemetaan Tingkat
memiliki 1 lapisan.
Kekerasan Batuan Menggunakan
3. Dari data 1, lapisan pertama dan lapisan
Metode Seismik Refraksi. Skripsi.
kedua memiliki kecepatan rambat yang
Depok : Universitas Indonesia
berbeda yaitu soil dan sand and gravel
Sulystyaningrum, Endah. 2014. Aplikasi
saturated. Semakin dalam lapisan
Metode Seismik Refraksi untuk
tersebut maka nilai cepat rambatnya
Identifikasi Pergerakan Tanah di
akan semakin besar. Lapisan yang
Perumahan Bukit Manyaran Permai
terdapat pada data 2 tidak dapat
(BMP) Semarang. UNNES :
diidentifikasi karena memiliki cepat
Semarang.
rambat yang tinggi.
Susilawati. 2004. Seismik Refraksi (Dasar
Teori & Akuisisi Data). USU Digital
DAFTAR PUSTAKA
Library.
Dyanaka. 2011. Identifikasi Lapisan
Telford, M.W., L.P. Geldart, R.E. Sheriff,
Bawah Permukaan Menggunakan
& D.A. Keys. 1976. Applied
Seismik Refraksi Metode TX pada
Geophysics. New York : Cambridge
Daerah Kampus Sastu Universitas
University Press.
Pembangunan Nasional VETERAN
Tipler, P. A. 2001. Fisika Untuk Sains dan
Yogyakarta.
Teknik (3th ed.). Jakarta : Erlangga.
Nurdiyanto, B., E. Hartanto, D.
Ngadmanto, B. Sunardi, & P.

Anda mungkin juga menyukai