Oleh:
SHARMILA
NIM. 1910247940
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, salawat serta salam disampaikan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, sehingga makalah ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
tugas matakuliah Penelitian Pengembangan dan PTK dapat diselesaikan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
terutama kepada :
1. Bapak Dr. Azhar, S.Pd., MT dan Ibu Dr. Azizahwati, S.Si., M.Si selaku dosen
pengampu mata kuliah Penelitian Pengembangan dan PTK.
2. Kedua orangtua dan saudara-saudara yang telah memotivasi dan memberikan
dukungan kepada penulis.
3. Rekan-rekan seperjuangan yang selalu dan saling memberikan semangat kepada
penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
3.1 KESIMPULAN....................................................................................16
3.2. SARAN...............................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan model penelitian pengembangan
ISMAN?
1.2.4 Bagaimana tahap-tahap model penelitian pengembangan ISMAN ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui apa yang dimaksud dengan model penelitian
pengembangan ADDIE .
1.3.2 Mengetahui Bagaimana tahap-tahap model penelitian pengembangan
ADDIE.
1.3.3 Mengetahui apa yang dimaksud dengan model penelitian
pengembangan ISMAN.
1.3.4 Mengetahui bagaimana tahap-tahap model penelitian pengembangan
ISMAN.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
model ini. Dengan demikian tahap kelima model ini yakni tahap evaluasi
merupakan tahap evaluasi terhadap kesatuan atau atau keseluruhan produk
pengembangan rupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Model ADDIE terdiri atas lima langkah, yaitu: (1) analisis (analyze),
(2) perancangan (design), (3) pengembangan (development), (4) implementasi
(implementation) dan (5) evaluasi (evaluasi). Analisis perencanaan desain
pengembangan implementasi dan evaluasi model dapat dilihat pada gambar 1
ANALYZE
DEVELOP
4
peserta didik yang akan menggunakan produk pengembangan ini ? Hal ini
berkenaan dengan keadaan peserta didik yang akan menjadi sasaran pengguna
produk pengembangan . Keadaan peserta didik yang dimaksud antara lain:
pengetahuan awal yang dimiliki, minat dan bakat secara umum, gaya belajar,
kemampuan berbahasa dan lain sebagainya. Ketiga, sesuai dengan
kompetensi yang dituntut dan karakteristik peserta didik, materi apa saja
yang perlu dikembangkan ? Pertanyaan ketiga berkenaan dengan analisis
materi berupa materi-materi pokok, sub-subbagian bagian dari materi pokok,
anak bagian dan seterusnya.
5
bagan dan tabel-tabel pendukung, pembuatan gambar-gambar ilustrasi,
pengetikan, pengaturan layout, penyusunan instrumen evaluasi dan lain-lain
6
dapat dilihat dari beberapa aspek atau tinjauan, antara lain komponen,
instrument, pelaksana, fungsi dan sifat evaluasi.
7
efektif sehingga menjamin kinerja yang kompeten dari peserta didik.
Tujuan utama dari model Isman adalah mengorganisir kegiatan belajar
jangka panjang dan aktivitas full learning. Model ini masuk dalam
kategori model desain pembelajaran berorientasi kelas (untuk skala
mikro).
b. Landasan Teori Model Isman
Landasan teori model Isman berasal dari aliran behaviorisme,
kognitivisme, dan pandangan konstruktivisme. Behaviorisme sebagai
teori belajar menjadi pijakan untuk menciptakan hubungan antara
stimulus & respon, faktor penguatan, dan merancang kondisi lingkungan.
Teori ini digunakan untuk memotivasi siswa supaya mau belajar.
Behavioris memandang desain pembelajaran memiliki lima langkah yaitu
analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Dalam
langkah-langkah analisis, desainer pembelajaran mengidentifikasi
informasi inputan seperti tujuan pembelajaran, sasaran, karakteristik
guru, karakteristik siswa, bahan, dan lainnya. Pada langkah desain,
desainer pembelajaran merancang kegiatan belajar mengajar. Pada
langkah pengembangan, desainer pembelajaran mengembangkan bahan
pembelajaran dan metode pembelajaran. Pada langkah pelaksanaan, guru
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pada langkah terakhir, perancang
pembelajaran memeriksa output pembelajaran. Model Isman
menggunakan keempat langkah tersebut untuk merancang kegiatan
pembelajaran.
Teori kognitivisme berorientasi pada motivasi, proses belajar
intelektual, pengalaman, dan isi. Model Isman menggunakan teori ini
yang melandasi bagaimana pebelajar/peserta didik menyimpan informasi
ke dalam memori jangka panjang. Pandangan aliran kognitivisme
terhadap desain pembelajaran adalah membangun pengetahuan baru
dengan pengalaman mereka sendiri. Peserta didik harus belajar
bagaimana berpikir dan bagaimana cara belajar memecahkan masalah
belajar mereka. Peran guru adalah merancang pengalaman yang berarti
dalam lingkungan belajar. Rancangan pembelajaran memberikan
8
pengalaman bermakna dan harus memotivasi peserta didik untuk
membangun pengetahuan baru di memori jangka panjang mereka. Peran
peserta didik adalah bergabung dalam diskusi dan kegiatan kolaborasi.
Teori kognitif menjadi landasan model Isman karena model desain
pembelajaran ini lebih menekankan siswa membangun pengetahuan baru,
memberikan pengalaman belajar bermakna, memotivasi, dan
pengorganisasian.
Konstruktivisme cenderung menekankan kemampuan pribadi.
Menurut McGriff (2001), proses pembelajaran harus memperhatikan
pengalaman dan konteks yang membuat peserta didik mau dan
memungkinkan untuk belajar. Ini adalah salah satu hal bahwa model
Isman menggunakan teori ini dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik
menjadi subjek aktif, mencerminkan pemikiran mereka sendiri dan
menjadi pebelajar yang otonom. Selama kegiatan pembelajaran, peserta
didik mencoba untuk mendapatkan suatu pengalaman mereka sendiri.
Pengalaman pribadi mereka memotivasi untuk terlibat dalam proses
tersebut secara aktif. Dengan bantuan pengalaman, mereka mencari
makna sendiri dengan informasi yang dipelajari sehingga memungkinkan
lebih mudah untuk diingat.
Pandangan konstruktivis terhadap desain pembelajaran adalah
belajar dengan melakukan. Dengan kata lain, pembelajaran aktif adalah
jantungnya konstruktivis dari proses desain pembelajaran. Konstruktivis
menekankan proses aktif selama kegiatan pembelajaran. Peserta didik
harus aktif dan menggunakan aktivitas kognitif untuk membangun
pengetahuan baru. Selama kegiatan kognitif, lingkungan belajar
memainkan peran kunci untuk membantu membangun pengetahuan baru.
Lingkungan belajar harus mencerminkan aktivitas kehidupan nyata.
Dalam lingkungan ini, apa yang dipelajari dan bagaimana ia harus belajar
dirancang bersama-sama karena bagaimana ia belajar tergantung pada
apa yang dipelajari.
Model desain pembelajaran Isman didasarkan pada pembelajaran
aktif. Selama kegiatan pembelajaran, peserta didik aktif dan
9
menggunakan kegiatan belajar kognitif untuk membangun pengetahuan
baru. Untuk membangun pengetahuan baru, material teknologi
pendidikan digunakan. Bahan-bahan ini terkait dengan tujuan
pembelajaran.
c. Tahapan-tahapan Model Isman
Model Isman memiliki lima langkah sistematis yaitu: input, proses,
output, umpan balik, dan belajar. Kelima langkah sistematis ini secara
bertahap tersaji pada gambar 1.
INPUT
11. Kembali ke
UMPAN BALIK Tahap Terkait
10
Berdasarkan gambar model desain pembelajaran Isman di atas,
model tersebut mencerminkan adanya suatu urutan yang harus lewati
tahap demi tahap. Lebih detail berikut dijelaskan aktivitas yang
dilakukan pada setiap tahap.
1. Tahap Input
Langkah pertama dalam model Isman adalah mengidentifikasi faktor
input. Input atau masukan adalah dasar dari kegiatan belajar dan
pembelajaran. Pada langkah input terdapat lima komponen di dalamnya
seperti tersaji pada gambar 2.
3. Identifikasi Tujuan
1. Identifikasi 2. Identifikasi Isi dan Sasaran
Kebutuhan
INPUT
11
pembelajaran. Hasil belajar biasanya diklarifikasi sebagai tujuan perilaku,
tujuan pembelajaran, atau tujuan kinerja. Ada lima kategori hasil belajar
yaitu keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal,
keterampilan motorik, dan sikap. Tujuan dan sasaran biasanya
mengandung keterampilan, pengetahuan, dan sikap. Keterampilan bisa
menjadi keterampilan psikomotor dan keterampilan intelektual. Ketika
siswa belajar keterampilan psikomotor, mereka mengembangkan tindakan
otot. Ketika siswa belajar keterampilan intelektual, mereka
mengembangkan aktivitas kognitif seperti diskriminasi, pelaksanaan, dan
pemecahan masalah. Tujuan dan sasaran berasal dari penilaian kebutuhan
dan isi.
d) Mengidentifikasi Metode Pembelajaran
Setelah identifikasi kebutuhan, isi, dan tujuan, selanjutnya adalah
menetapkan metode pembelajaran. Metode pembelajaran harus berkaitan
dengan isi dan tujuan karena tujuan pembelajaran akan tercapai dengan
metode yang tepat.
e) Mengidentifikasi Media Pembelajaran
Tahap terakhir adalah mengidentifikasi media pembelajaran. Ini adalah
cara pengiriman pesan dalam proses desain pembelajaran. Ada dua
kelompok media pembelajaran yaitu media pembelajaran tradisional dan
media pembelajaran modern. Media pembelajaran tradisional meliputi
buku-buku, jurnal, grafik, model, gambar, poster, kartun, koran, diorama,
perjalanan, papan tulis dan lainnya. Media pembelajaran modern termasuk
multimedia, film, radio, telepon, televisi, komputer, proyeksi data,
internet, dan lain-lain. Media pembelajaran biasanya digunakan untuk
meningkatkan proses terjadinya belajar. Tujuan utama media adalah untuk
menerapkan aktivitas komunikasi dan aktivitas pembelajaran.
Mengidentifikasi media pembelajaran didasarkan pada kajian kebutuhan,
isi, tujuan, dan metode pengajaran. Media pembelajaran harus memotivasi
peserta didik untuk belajar dan membantu membangun pengetahuan baru
dalam memori jangka panjang.
12
2. Tahap Proses
Aktivitas proses dalam desain pembelajaran seperti tersaji pada gambar 3.
13
Gambar 4. Tahap Output dari Model Isman
Tahap output berisi dua langkah yaitu kegiatan penilaian dan revisi
pembelajaran. Pada langkah penilaian, guru menilai kegiatan pembelajaran
dalam model desain pembelajaran. Desainer pembelajaran menggunakan
metode evaluasi formatif dan sumatif untuk memeriksa tujuan dan sasaran.
Proses ini menuntut guru untuk mengimplementasikan alat penilaian untuk
menentukan apakah peserta didik menunjukkan keterampilan,
pengetahuan, dan sikap yang dijelaskan guru dalam tujuan pembelajaran
atau tidak. Untuk menentukan aktivitas belajar peserta didik, pengukuran
pembelajaran dan proses evaluasi harus dilaksanakan oleh guru. Proses ini
memberikan hasil tentang apa yang peserta didik pelajari dari kegiatan
pembelajaran. Guru harus menganalisis hasil dan membuat keputusan
tentang efektivitas pembelajaran. Langkah revisi dilakukan, setelah
desainer pembelajaran mengevaluasi semua kegiatan pembelajaran.
Apabila desainer pembelajaran menemukan adanya masalah, kemudian
desainer pembelajaran merevisi bagian yang mengalami masalah tersebut.
4. Tahap Umpan Balik
Pada tahap umpan balik adalah kembali ke tahap atau langkah terkait.
11. Kembali ke
UMPAN BALIK
tahap terkait
14
desainer pembelajaran akan membuat perubahan dan memulai proses dari
tahap input. Proses ini akan dilakukan sampai semua tujuan pembelajaran
dipelajari atau tercapai oleh peserta didik. Selama siklus ini, perancang
pembelajaran dapat kembali ke langkah manapun terkait masalah yang
terjadi.
5. Tahap Belajar
Tahap belajar merupakan tahap terakhir dari model Isman. Tahap ini bisa
dicapai apabila tahap-tahap sebelum tidak mengalami kendala sehingga
tercipta modus full learning. Tahap belajar disajikan seperti gambar di bawah.
15
merancang satu periode belajar tertentu. Model ini memandu guru bagaimana
mengelola, menciptakan interaksi belajar mengajar, memotivasi peserta didik
dengan tepat, mendorong kreativitas peserta didik, membangun kerja sama
antara peserta didik dengan guru, peserta didik lainnya, maupun pihak-pihak
lainnya yang terlibat dalam model ini. Ditinjau dari komponen-komponen
model, model isman relatif lebih banyak memiliki komponen dari pada
Model-model yang berorientasi produk seperti model Hannafin dan Peck
yang terdiri dari tiga fase yaitu fase analisis kebutuhan, fase desain, dan fase
pengembangan dan implementasi. Komponen model Isman lebih lengkap
mulai dari identifikasi faktor input, proses, output, feedback, dan aktivitas
belajar dalam jangka panjang. Perbaikan dalam model ini juga dimasukkan
guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Model ini juga
dapat diterapkan sendiri oleh guru tanpa tim khusus. Peran guru dalam model
ini adalah menyampaikan materi dan mengelola kegiatan kelas.
Pengelolaan kela dapat dilakukan seperti pengelompokan peserta didik
menjadi belajar mandiri maupun belajar tim dengan berpedoman pada teori
belajar konstruktivistik individu dan sosial. Hasil penelitian menujukan
bahwa model Isman efektif untuk meningkatkan pembelajaran di kelas.
Penelitian ini dilakukan oleh Isman (2005b) pada mahasiswa pascasarjana.
Berdasarkan uji t, ada perbedaan yang signifikan antara prestasi kelompok
eksperimen dan prestasi kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
model Isman efektif untuk meningkatkan prestasi mahasiswa. Jadi, dapat
dikatakan bahwa model ini dapat diterapkan untuk merancang pembelajaran
di kelas.
e. Komentar
Model desain pembelajaran Isman memiliki tahap-tahap yang lengkap dan
detail. Implementasi dapat optimal dengan dipahaminya tiap tahap dan
diimplementasikan dengan baik. Model ini dapat memudahkan guru untuk
menciptakan pembelajaran yang efektif. Model Isman memenuhi esensi dari
sebuah model desain pembelajaran yaitu adanya tujuan, peserta didik, metode,
dan evaluasi. Keempat komponen itu telah dilandasi oleh teori belajar dan
pembelajaran yaitu teori belajar behavioristik, kognitif, dan konstruktivistik.
16
Model Isman juga menerapkan prinsip komunikasi. Hal ini ditandai dengan
adanya penentuan media pembelajaran dan penentuan metode pembelajaran.
Media pembelajaran membantu proses komunikasi antara guru dan siswa.
Sedangkan metode pembelajaran memudahkan terjadinya interaksi guru
dengan siswa, siswa dengan siswa, maupun siswa dengan sumber belajar
terkait.
Dari beberapa sisi kelebihan model Isman, berdasarkan analisis tahap-
tahapan model tersebut dan penelusuran di internet tentang penelitian yang
menggunakan model Isman dapat dirumuskan beberapa kelemahannya.
Pertama, pada tahap input, langkah identifikasi kontent dilakukan sebelum
identifikasi tujuan. Berdasarkan kecenderungan perencanaan model desain
pembelajaran yang berorientasi konstruktivistik bahwa tujuan pembelajaran
mesti identifikasi terlebih dahulu. Pada tujuan pembelajaran dirumuskan apa
yang hendak dicapai oleh peserta didik. Tujuan pembelajaran dapat dicapai
dengan melakukan langkah berikutnya yaitu identifikasi kontent. Kedua,
melatih peserta didik untuk merefleksi diri dan menumbuhkan belajar jangka
panjang (long term learning) apabila dikaitkan dengan konteks pembelajaran di
Indonesia cukup sulit dicapai.
Model ini menekankan apabila peserta didik belum mengalami full
learning, maka pembelajaran diulang hingga peserta didik benar-benar merasa
belajar itu bermakna dan memberikan dampak terhadap keberlanjutan proses
belajar peserta didik itu sendiri. Proses pengulangan ini membutuhkan waktu
yang cukup lama, karena mencari letak kesalahan pada setiap tahapnya dan
melakukan pembelajaran ulang. Sedangkan konteks pendidikan di Indonesia
sudah ditentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai
atau dituntaskan dalam kurun waktu tertentu. Ketiga, model Isman relatif baru,
maka tidak semua pengajar mengenal model ini sehingga belum banyak yang
tahu mengenai efektivitas penerapan model Isman. Ini sebagai akibat belum
banyak penelitian terkait model ini yang mengindikasikan keefektifannya.
Keempat, model Isman juga tidak menjelaskan secara detail karakteristik tipe
isi dan kegiatan pembelajaran yang cocok diterapkan dengan model Isman.
17
BAB III
PENUTUP
12. Belajar Jangka
BELAJAR Panjang
3.1 Kesimpulan
Model ADDIE terdiri atas lima langkah, yaitu: (1) analisis (analyze), (2)
perancangan (design), (3) pengembangan (development), (4) implementasi
(implementation), dan (5) evaluasi (evaluation). Tahapan pada model ADDIE
mudah dipahami dan diimplementasikan untuk mengembangkan produk
pengembangan seperti buku ajar, modul pembelajaran, video pembelajaran,
multimedia dan lain sebagainya. Model ADDIE memberi peluang untuk
melakukan evaluasi terhadap aktivitas pengembangan pada setiap tahap.
Dampak positif yang ditimbulkan dengan adanya evaluasi pada setiap
tahapan adalah meminimalisir tingkat kesalahan atau kekurangan produk
pada tahap akhir model ini.
Model isman memiliki lima langkah sistematis yaitu: input, proses,
output, umpan balik dan belajar. Langkah pertama dalam model Isman adalah
mengidentifikasi factor input. Input atau masukan adalah dasar dari kegiatan
belajar dan pembelajaran. Tahap proses memiliki tiga langkah yaitu menguji
prototype, merancang ulang pembelajaran dan kegiatan pembelajaran. Tahap
output berisi dua langkah yaitu kegiatan penilaian dan revisi pembelajaran.
Pada tahap umpan balik adalah kembali ke tahap atau langkah terkait. Tahap
belajar merupakan tahap terakhir dari model Isman. Tahap ini bisa dicapai
apabila tahap-tahap sebelumya tidak mengalami kendala, sehingga tercipta
modul full learning
3.2 Saran
Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai model penelitian
pengembangan ADDIE dan ISMAN yang menjadi bahasan dalam makalah
ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya
pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang saya peroleh
hubungannya dengan makalah ini. Saya juga sangat mengharapkan saran
18
dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian
penutup dari saya sebagai penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
21