Anda di halaman 1dari 15

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

TUJUAN
Memisahkan komponen zat warna (pigmen plastida) yang terdapat dalam ekstrak brokoli yaitu karoten, xantofil, klorofil A dan klorofil B dengan menggunakan kromatografi pigmen plastida.

1.2 1.2.1 1.2.2 1.2.3

PRINSIP Berdasarkan Hukum Distribusi Nerst Berdasarkan proses adsorpsi masing-masing komponen ekstrak daun pada kolom selulosa. Berdasarkan pada perbedaan kecepatan migrasi dari suatu zat yang dipisahkan antara dua fase yaitu selulosa sebagai fase diam dan petroleum benzen sebagai fase gerak.

1.2.4

Berdasarkan Hukum Like disolved like Dimana senyawa polar akan relatif lebih larut dalam pelarut polar dan senyawa nonpolar relatif lebih larut dalam pelarut nonpolar.

1.3

TEORI Kromatografi merupakan teknik pemisahan berdasarkan perubahan pada migrasi

(distribusi yang berbeda partisi) dari suatu sampel atau komponen sampel diantara dua fasa yaitu fasa diam atau stasioner dan fasa gerak atau mobile. Dengan menggunakan kromatografi sebagai metode pemisahan, maka pemisahan tersebut dapat dicapai jauh lebih cepat dan efektif daripada sebelemnya. Dalam kromatografi transfer massa antara fasa gerak dan fasa diam terjadi bila molekul-molekul campuran terserap pada permukaan partikelpartikel atau terserap dalam pori-pori partikel atau terbagi kedalam sejumlah cairan yang terikat pada permukaan (Khopkar, 1990).

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.

Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Klorofil merupakan katalisator fotosintesis yang sangat penting dalam semua jaringan tumbuhan berfotosintesis. Klorofil terdapat dalam kloroplas dan sering berkaitan dengan protein, tetapi mudah diekstraksi ke dalam pelarut lipid. Di dalam tumbuhan, paling sedikit terdapat lima jenis klorofil. Secara kimia, seluruh jenis klorofil mengandung satu inti porfirin dengan satu atom Mg terikat di tengah. Perbedaan setiap jenis klorofil disebabkan perbedaan dalam rantai alifatik yang terikat pada inti porfirin. Klorofil bersifat labil, selama isolasi dapat mengurai atau kehilangan atom Mg. Klorofil yang kekurangan rantai samping pirol akan membentuk klorofilida, sedangkan klorofil yang kehilangan atom Mg akan membentuk protoklorofil. Selain klorofil, di dalam tumbuhan juga terdapat pigmen warna lain yang disebut karotenoid. Selain sebagai pigmen warna, karotenoid juga membantu dalam fotosintesis. Terdapat lebih dari 300 jenis karotenoid, tetapi yang terdapat dalam tumbuhan tinggi hanya sedikit, umumnya berupa karoten. Salah satu turunan karotenoid, yaitu hidrokarbon tak jenuh turunan likopen atau turunan likopen teroksigenesi dikenal sebagai xantofil. Xantofil yang umum terdapat berupa monohidroksikaroten (ketrin dan rubixantin), dihdroksi-karoten (zeakantin)

atau dihidroksi-epoksikaroten (violaxantin). Untuk memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi teknik kromatografi merupakan teknik yang banyak digunakan. Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michael Tswett, seorang ahli botani Rusia, pada tahun 1906. Kromatografi berasal dari bahasa Yunani Kromatos yang berarti warna dan Graphos yang berarti menulis. Kromatografi merupakan metode pemisahan yang sederhana. Kromatografi mencakup berbagai proses yang berdasarkan pada perbedaan distribusi dari penyusunan cuplikan antara dua fasa, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di dalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam absorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion dinamakan kromatografi sehingga masing-masing zat dapat diidentifikasi atau ditetapkan dengan metode analitik. Pada dasarnya, teknik kromatografi ini membutuhkan zat terlarut terdistribusi di antara dua fase, satu diantaranya diam (fase diam), yang lainnya bergerak (fase gerak). Fase gerak membawa zat terlarut melalui media, hingga terpisah dari zat terlarut lainnya yang tereluasi lebih awal atau lebih akhir. Umumnya zat terlarut dibawa melewati media pemisah oleh cairan atau gas yang disebut eluen. Fase diam dapat bertindak sebagai zat penyerap atau dapat betindak melarutkan zat terlarut sehingga terjadi partisi antara fase diam dan fase gerak (Anonim, 1995). Prosedur kromatografi masih dapat digunakan, jika metode klasik tidak dapat dilakukan karena jumlah cuplikan rendah, kompleksitas campuran yang hendak dipisahkan atau sifat berkerabat zat yang dipisah. Kromatografi ada bermacam-macam diantaranya kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, penukar ion, penyaringan gel dan elektroforesis.

Macam-macam kromatografi : a. Kromatografi Lapis Tipis Yaitu kromatografi yang menggunakan lempeng gelas atau alumunium yang dilapisi dengan lapisan tipis alumina, silika gel, atau bahan serbuk lainnya. Kromatografi lapis tipis pada umumnya dijadikan metode pilihan pertama pada pemisahan dengan kromatografi. b. Kromatografi Penukar Ion Merupakan bidang khusus kromatografi cairan-cairan. Seperti namanya, system ini khusus digunakan untuk spesies ion. Penemuan resin sintetik dengan sifat penukar ion sebelum perang Dunia II telah dapat mengatasi pemisahan rumit dari logam tanah jarang dan asam amino. c. Kromatografi Penyaringan Gel Merupakan proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi dekstranmolekul polisakarida linier yang mempunyai ikatan silang. Bahan ini dapat menyerap air dan membentuk susunan seperti saringan yang dapat memisahkan molekul-molekul berdasarkan ukurannya. Molekul dengan berat antara 100 sampai beberapa juta dapat dipekatkan dan dipisahkan. Kromatografi permeasi gel merupakan teknik serupa yang menggunakan polistirena yang berguna untuk pemisahan polimer. d. Elektroforesis Merupakan kromatografi yang diberi medan listrik disisinya dan tegak lurus aliran fasa gerak. Senyawa bermuatan positif akan menuju ke katode dan anion menuju ke anoda. Sedangkan kecepatan gerak tergantung pada besarnya muatan. e. Kromatografi Kertas Merupakan kromatografi cairan-cairan dimana sebagai fasa diam adalah lapisan tipis air yang diserap dari lembab udara oleh kertas jenis fasa cair lainnya dapat digunakan. Teknik ini sangat sederhana.

Kromatografi mencakup berbagai proses yang berdasarkan pada perbedaan distribusi dari penyusun cuplikan antara dua fasa. Satu fasa tetap tinggal pada sisitem dan dinamakan fasa diam. Gerakan fasa gerak bergerak kontinyu pada setiap titik sepanjang kolom terjadi kesetimbangan antara fasa-fasa itu dengan sangat cepat walaupun tak pernah tercapai seimbang sempurna. Ada beberapa cara dalam mengelompokkan teknik kromatografi kebanyakan berdasarkan pada macam fasa yang digunakan atau fasa diam atau fasa gerak. Misalnya, kromatografi gas dan kromatografi cairan. Cara pengelompokkan lainnya berdasarkan mekanisme yang membuat distribusi fasa. Dua ciri khas dari pemisahan dengan kromatografi yang berdasarkan perbedaan migrasi dari berbagai senyawa dalam cuplikan dan penyebaran sepanjang kolom dari molekul suatu senyawa tertentu. Perbedaan migrasi berhubungan dengan perbedaan kecenderungan terhadap kecepatan gerak dari senyawa yang berbeda sepanjang kolom. Perbedaan migrasi merupakan dasar pemisahan kromatografi, t anpa perbedaan dalam kecepatan migrasi dari dua senyawa yang tidak mungkin terjadi suatu pemisahan (Sudjadi, 1988). Cara pemisahan yang dikenal sebagai kromatografi cairan atau lebih khusus kromatografi cair, kinerja tinggi secara umum ada beberapa cara : 1. Kromatografi Cair-Padat Cara ini didasarkan pada penyerapan larutan pada penyerap polar seperti silika gel atau alumina. Kolom dapat di kemas dengan partikel mikro atau makro. 2. Kromatografi Partisi Cara ini didasarkan partisi yang larut antara dua pelarut yang tidak bercampur, salah satunya diam (fasa diam) dan yang lainnya bergerak (fasa gerak). 3. Kromatografi Penukar Ion

Cara ini didasarkan pada pertukaran atau penguapan ion antara fasa gerak dan titik ion pada kemasan. 4. Kromatografi Eklusi Cara ini didasarkan pada pemisahan ukuran suatu molekul terlarut. (Jhonson, 1991). Kromatografi kolom terbuka biasa dipakai secara luas karena caranya yang sederhana. Jika memakai silika gel 3 g cuplikan per gram. Penyerap 50-20 mm dan di pisahkan,tetapi beban yang tinggi ini hanya mungkin jika Rf komponen yang akan dipisahkan berbeda jauh. Beban 10 mg cuplikan per gram penyerap lebih umum. Pembatasa kromatografi kolom terbuka klasik adalah : a. Pemisahan lambat b. Penyerapan linorut yang tidak bolak-balik c. Tidak dapat dipakai jika partikelnya kecil Untuk mengatasi kakurangan tersebut dicoba cara pendekatan lain untuk kromatografi preparatif salah satunya adalah kromatografi kolom kering cepat dan memerlukan pelarut yang sedikit. Kromatografi kolom kering berguna untuk fraksionasi awal secar ekstrak tumbuhan yang mempunyai aktivitas anti tumor (Hostettman & Hostettman, 1995). Plastida adalah organel khusus di dalam sitoplasma, organel ini dikelilingi oleh dua membran. Plastida yang nyata dan khas adanya pada sel tumbuhan hijau adalah kloroplas. Kloroplas menyerap energi sinar dan menggunakannya untuk mereduksi karbondioksida membentuk karbohidrat seperti pati dengan membebaskan molekul oksigen karena kloroplas mengandung sejumlah besar pigmen klorofil. Sel fotosintesis umumnya hijau tetapi mempunyai warna-warna lainnya bergantung pada jumlah relatif pigmen lain di dalam kloroplasnya yang rumit berlipat-lipat membentuk piringan tilakoid. Pada kloroplas juga mengandung DNA, RNA, ribosom (Lehninger,1982).

Kloroplas merupakan pigmen berwarna hijau yang terdapat di dalam kloroplas bersama-sama dengan karoten dan santofil. Ada dua jenis klorofil yang telah berhasil diisolasi yaitu klorofil a dan klorofil b. Keduanya terdapat pada tanaman dengan perebandingan 3:1. Klorofil a termasuk dalam pigmen yang disebut porfirin, hemoglobin juga termasuk di dalamnya. Pada prinsipnya, molekul klorofil sangat besar dan terdiri dari empat cincin. Pirol yang dihubungkan satu dengan lainnya oleh gugus metana membentuk sebuah molekul yang pipih. Pada karbon ke-7 terdapat residu propionat yang teresterifikasi dengan fitol dan rantai cabang ini bersifat larut dalam lipid. Karoten dan likopen merupakan molekul yang sintetik, artinya separuh bagian kiri merupakan bayangan cermin dari bagian kanannya -karoten banyak mengandung di dalam wortel dan di lada. Kadang-kadang bebas dan kadang-kadang bercampur dengan dan karoten, tidak semua karoten benar-benar simetrik, misalnya dan - karoten mempunyai cincin ferminol yang tidak sama dengan karotenoid yang mengandung gugus hidroksil disebut santofil. Salah satu pigmen yang termasuk kelompok santofil adalah kriptosantin (Winarno, 1984). Fasa diam yang biasa digunakan yaitu silika gel. Biasanya digunakan untuk kromatografi lapis tipis dan mempunyai ukuran 10-40 meter. Ukuran ini terutama mempengaruhi kecepatan alir dan kualitas pemisahan (Jhonson, 1991).

BAB II ISI

2.1 2.1.1

Prosedur Preparasi ekstrak pigmen plastida Bunga brokoli dipisahkan dari tangkainya, kemudian bunga brokoli dipotong-potong

hingga kecil-kecil. Lalu, dikeringkan di dalam oven pada suhu 37O C. 2.1.2 Ekstraksi Bunga brokoli yang sudah dikeringkan, digerus sampai halus dengan menggunakan stamper dan mortir. Lalu diayak dan serbuk bunga brokoli yang sudah halus ditimbang sebanyak 3 gram menggunakan neraca analitis di atas kertas timbang. Kemudian dimasukkan ke dalam mortir lalu ditambahkan 10 ml aseton di atas penangas es. Setelah itu, digerus hingga serbuk bunga brokoli larut dalam aseton. Lalu, disaring dengan corong saring berisi kapas selanjutnya dilakukan proses ekstraksi. Bunga brokoli yang sudah larut dalam aseton dimasukkan dalam corong pisah, lalu ditambahkan 20 ml petroleum benzen dan 50 ml air suling. Kemudian dikocok perlahan-lahan, dibuang gasnya dan dibiarkan selama 20 menit. Selanjutnya, lapisan bawah dibuang dan lapisan atasnya dicuci dua kali dengan air suling. Setelah itu, lapisan bawah dibuang dan lapisan atas ditampung pada tabng reaksi yang berisi kalium sulfat anhidrat. 2.1.3 Kromatografi kolom Kapas dimasukkan ke dalam kolom gelas, kemudian dijenuhkan dengan menggunakan petroleum benzen hingga tetesannya konstan. Setelah itu, bubur selulosa diambil dengan menggunakan pipet tetes, lalu diisikan ke dalam kolom gelas hingga tingginya 10-11 cm. Kemudian dielusi terus dengan petrolrum benzen sampai diperoleh massa yang kompak dan tetesan yang konstan. Lalu, dimasukkan 0,5 ml ekstrak bunga brokoli sampai semuanya meresap ke dalam kolom selulosa. Dielusi terus dengan petroleum

benzen, dijaga jangan sampai bubur selulosa kering. Pigmen warna yang keluar pertama berwarna kuning tua yaitu karoten, ditampung pada tabung reaksi I. Pigmen warna kedua berwarna kuning muda yaitu santofil, ditampung pada tabung reaksi II. Kemudian, diganti eluen dengan petroleum benzen 12 ml dan aseton 1 ml. Lalu, dielusi sampai pigmen berwarna hijau kebiruan yaitu klorofil a keluar semua, ditampung pada tabung reaksi III. Setelah itu, dielusi kembali hingga didapatkan pigmen berwarna hijau kekuningan yaitu klorofil b dan ditampung pada tabung reaksi IV.

2.2

Pembahasan Kromatografi merupakan suatu cara pemisahan molekul atau partikel berdasarkan

perbedaan kecepatan migrasi dari zat yang akan dipisahkan di antara dua fase yaitu fase gerak dan fase diam. Kromatografi terdiri dari dua jenis, yaitu kromatografi partisi dan kromatografi adsorbsi. Kromatografi partisi merupakan kromatografi yang terjadi distribusi karena adanya perbedaan kelarutan komponen dalam pelarut-pelarut yang tidak melarutkan. Kromatografi adsorbsi yaitu distribusi fase yang terjadi karena adanya perbedaan daya adsorbsi komponen pada fase padat. Pada percobaan ini digunakan kromatografi jenis adsorbsi yaitu kromatografi kolom pigmen plastida. Kromatografi kolom prinsip kerjanya berdasarkan terjadinya distribusi fase adsorbsi cair-padat. Kromatografi kolom termasuk kromatografi serapan yang disebut kromatografi elusi karena senyawa yang akan terpisah akan terelusi oleh kolom. Pada percobaan ini yang berperan sebagai fase gerak adalah petroleum benzena dan yang berperan sebagai fase diam adalah selulosa. Fase gerak yaitu fase yang memperkolasi atau menyerap melalui celah-celah sedangkan fase diam yaitu fase yang tetap tinggal dalam sistem. Langkah pertama yang dilakukan yaitu preparasi ekstrak pigmen plastida. Bunga brokoli dipisahkan dari tangkainya dan dipotong-potong kecil-kecil, hal ini bertujuan untuk

memperbesar luas permukaan sehingga bunga brokoli lebih cepat kering ketika proses pengeringan berlangsung. Kemudian, dimasukkan ke dalam oven. Tujuannya yaitu untuk menghilangkan molekul air yang terdapat dalam bunga brokoli. Proses pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven agar pemanasannya merata dan tidak merusak pigmen plastida yang terdapat pada ekstrak bunga brokoli. Metode pengeringan selain menggunakan oven yaitu dengan menggunakan sinar UV. Tetapi, metode sinar UV tidak digunakan dalam percobaan ini sebab dapat merusak pigmen plastida yang terdapat pada bunga brokoli. Selain itu juga, pemanasannya tidak merata. Suhu oven yang digunakan untuk proses pengeringan yaitu 37o C. Suhu ini merupakan suhu optimum. Apabila suhu oven lebih dari 37o C maka akan merusak struktur pigmen plastida yang terdapat pada bunga brokoli dan apabila suhu yang digunakan kurang dari 37o C dikhawatirkan masih terdapat molekul air yang belum teruapkan seluruhnya pada bunga brokoli. Selanjutnya, pembuatan ekstrak bunga brokoli. Bunga brokoli yang sudah kering digerus dengan tujuan untuk memperbesar luas permukaan. Selain itu juga, untuk mempermudah kontak antara zat dalam pigmen plastida dengan pelarutnya yaitu aseton, serta mempermudah proses pelarutannya. Kemudian disaring agar didapatkan ukuran yang homogen sehingga diperoleh ukuran yang lebih kecil agar mempermudah pelarutannya. Setelah itu, ditimbang menggunakan neraca analitis sebab ketelitiannya lebih tinggi daripada neraca teknis. Lalu, dilarutkan dengan aseton di atas penangas es. Fungsi aseton yaitu untuk menarik molekul air yang masih terdapat pada ekstrak juga untuk melarutkan ekstrak. Karena aseton dan air bersifat polar maka molekul air yang terdapat pada ekstrak dapat ditarik oleh aseton. Apabila masih terdapat molekul air pada pigmen maka akan mengganggu proses kromatografi. Penggunaan penangas es bertujuan untuk memperkecil kemungkinan penguapan aseton karena aseton bersifat volatil. Selain itu juga, untuk menyerap panas yang dihasilkan dari gesekan antara stamper dan mortir. Kemudian disaring menggunakan corong

saring dan kapas. Digunakan kapas karena kapas memiliki pori-pori yang lebih kecil dibandingkan dengan kertas saring, sehingga pada proses penyaringan ekstrak terpisah dari ampasnya. Apabila digunakan kertas saring dikhawatirkan kertas saring akan robek, selain itu juga ampasnya tidak tersaring. Fungsi penyaringan yaitu untuk memisahkan ekstrak dengan ampas agar yang didapatkan yaitu ekstrak dari brokolinya saja. Kemudian, dilakukan proses ekstraksi. Ekstraksi yaitu suatu metode pemisahan dua atau lebih suatu zat berdasarkan pada kelarutan suatu zat yang tidak saling bercampur. Tujuan proses ekstraksi yaitu untuk memisahkan ekstrak pigmen dengan aseton. Ekstrak pigmen bunga brokoli dimasukkan ke dalam corong pisah lalu ditambahkan petroleum benzena. Tujuannya yaitu untuk menarik ekstrak pigmen yang bersifat non polar sebab petroleum benzena bersifat non polar. Setelah itu, ditambahkan air suling yang berfungsi untuk menarik aseton yang bersifat polar. Kemudian, dikocok pelan-pelan agar tidak terbentuk emulsi. Emulsi adalah koloid yang terbentuk akibat tersuspensinya partikel cairan kecil dalam cairan lain, sambil membuang gas yang terdapat dalam corong pisah. Pembuangan gas bertujuan untuk menguranggi tekanan yang ada di dalam corong pisah sehingga tidak mengakibatkan pecahnya alat karena adanya tekanan yang tinggi. Pengocokan dilakukan sampai tidak terdapat gas di dalam corong pisah. Setelah itu, didiamkan agar terbentuk dua fase yaitu lapisan atas dan lapisan bawah. Lapisan atas terdiri dari petroleum benzena dan ekstrak pigmen sedangkan lapisan bawah terdiri dari air suling dan aseton. Air suling dan aseton mempunyai berat molekul lebih besar dibandingkan dengan petroleum benzena dan ekstrak pigmen. Oleh karena itu, air dan aseton berada di lapisan bawah. Setelah itu, lapisan bawah dibuang dan lapisan atasnya dicuci kembali dengan air suling untuk menarik aseton yang masih tertinggal sehingga ekstrak yang diperoleh sudah tidak mengandung aseton. Kemudian ekstrak pigmen ditampung pada tabung reaksi yang telah diisi dengan kalium sulfat anhidrat. Fungsi kalium sulfat anhidrat yaitu untuk menarik molekul air, karena pada saat melakukan

pencucian menggunakan air suling dikhawatirkan dalam ekstrak pigmen bunga brokoli masih terdapat kandungan air. Senyawa anhidrat adalah senyawa yang tidak mengandung air tetapi dapat menyerap molekul air. Setelah itu, dilakukan proses kromatografi kolom. Pada bagian bawah kolom gelas disumbat dengan kapas yang berfungsi untuk menahan bubur selulosa. Kapas yang dimasukkan tidak boleh terlalu padat karena dikhawatirkan cairan tidak akan keluar dari kolom. Apabila kapas yang dimasukkan terlalu renggang maka sukar diperoleh tetesan yang konstan. Lalu, dimasukkan bubur selulosa setinggi 11 cm, karena merupakan tinggi optimum. Apabila pengisian bubur selulosa kurang dari 11 cm maka akan sulit diamati karena ekstrak belum terpisah dengan sempurna dan bila pengisiannya lebih dari 11 cm maka pemisahannya membutuhkan waktu yang lebih lama, selain itu juga bubur selulosanya cepat kering. Pengisian cairan ke dalam kolom gelas harus melalui dinding dalam kolom dan melingkar agar terdistribusi dengan merata dan strukturnya tidak berongga. Karena apabila terdapat rongga pada bubur selulosa maka akan mempengaruhi kecepatan migrasi sehingga akan mengganggu proses pemisahan. Kemudian elusi terus kolom dengan petroleum benzena sampai diperoleh massa yang kompak dengan tetesan yang konstan. Proses elusi bubur selulosa dengan menggunakan petroleum benzena agar dapat mengikat ekstrak pigmennya keluar dari kolom, selain itu juga agar bubur selulosa tidak kering. Setelah itu, ekstrak pigmen bunga brokoli dimasukkan ke dalam kolom gelas secara perlahan sambil dielusi dengan petroleum benzena. Pigmen warna yang pertama keluar adalah karoten yang berwarna kuning tua. Selanjutnya, pigmen warna kedua yaitu xantofil yang berwarna kuning muda. Karoten dan xantofil merupakan pigmen warna yang bersifat non polar. Namun, bersifat lebih non polar karoten dibandingkan dengan xantofil. Karena xantofil memiliki gugus hidroksil yang bersifat hidrofilik atau menyukai air maka xantofil akan berinteraksi dengan bubur selulosa sehingga agak terhambat keluarnya. Setelah semua fraksi karoten dan

xantofil keluar, eluen diganti dengan campuran petroleum benzena dan aseton. Penambahan aseton pada petroleum benzena berfungsi untuk menambah kepolaran dari eluen. Selain itu juga, berfungsi untuk menarik pigmen klorofil a dan klorofil b keluar dari kolom karena klorofil a dan klorofil b bersifat polar sama seperti aseton. Hal ini sesuai dengan hukum like disolved like yaitu senyawa polar akan relatif lebih larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan relatif lebih larut dalam pelarut non polar. Klorofil a merupakan pigmen yang berwarna hijau kebiruan dan mempunyai lima gugus hidroksil sedangkan klorofil b berwarna hijau kekuningan dan mempunyai enam gugus hidroksil. Oleh karena itu, klorofil b bersifat lebih polar dibandingkan dengan klorofil a. Sehingga ikatan dengan selulosa lebih kuat. Oleh sebab itu juga klorofil b keluar lebih lama dibandingkan dengan klorofil a. Selulosa merupakan karbohidrat yang monomernya glukosa dan mempunyai gugus hidroksil sehingga bersifat hidrofilik atau menyukai air. Pada percobaan ini petroleum benzena merupakan fase gerak, adapun syarat-syarat dari fase gerak yaitu bersifat murni, inert atau tidak bereaksi dengan senyawa yang direaksikannya, memiliki viskositas yang rendah dan dapat memperkolasi atau menyerap melalui cela-celah fase diam dengan baik. Sedangkan bubur selulosa merupakan fase diam, adapun syarat-syarat dari fase diam yaitu bersifat murni, inert dan dapat tinggal baik di dalam sistem. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses migrasi yaitu sifat fase diam dan fase gerak, sifat dan zat yang akan dipisahkan, jumlah fase gerak, banyaknya ikatan hidrogen dan proses elusi.

BAB III PENUTUP

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa ekstrak pigmen brokolu mengandung karoten berwarna kuning tua, xantofil berwarna kuning muda, klorofil a berwarna hijau kebiruan dan klorofil b berwarna hijau kekuningan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Ed. IV. Diakses dari http :www//chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/kromatografi1/. Pada tanggal 15 Mei 2011.
Hostettman, K dan Hostettman, M.1995.Cara Kromatografi Preparatif. Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata.Bandung:ITB. Jhonson, L.E. & Roberts.1991.Dasar Kromatografi Cair. Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata.Bandung:ITB. Khopkar, J.M.1990.Konsep Dasar Kimia Analitik. Diterjemahkan oleh A. Saptorahardjo.Jakarta:UI-press. Lehninger, A.L.1982.Dara-dasar Biokimia. Diterjemahkan oleh Maggy Therrawidjaja.Jakarta:Erlangga. Sudjadi.1988.Metode Pemisahan.Yogyakarta:Kanisius. Winarno, F.G.1984.Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta:Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai