Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

Mata Kuliah Metode Penelitian Pengembangan

MODEL ADDIE

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Yatim Riyanto, M.Pd
Dr. Andi Mariono, M.Pd
Dr. Alim Sumarno, M.Pd

Disusun Oleh:

Eko Yuliyanto (22070996004)


Fitri Maiziani (22070996020)
Aristiawan (22070996013)
Ahsan Muafa (22070996028)
Lutfi Isni Badiah (22070996007)

PROGRAM STUDI S3 TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2023

1
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan
kesempatan untuk studi pada program studi S3 Teknologi Pendidikan. Pada semester II
sesuai dengan ketentuan kurikulum program studi Teknologi Pendidikan sedang
memprogram mata kuliah Penelitian dan Pengembangan. Mata kuliah ini berbagai model
pengembangan produk atau proses yang digunakan dalam pembelajaran, diantaranya: 4D,
Dick and Carey, ADDIE, dan Borg and Gall. Model-model tersebut dikaji secara
berkelompok dan dianalisis bersama antara dosen dan mahasiswa.

Pada kesempatan ini kami dari kelompok 4 mendapatkan tugas mengkaji model
ADDIE sekaligus menyajikan dalam bentuk makalah. Pada model ini terdapat 5 langkah, dan
pada setiap langkahnya ada beberapa sub prosedur. Pada proses kajian ini diharapkan
mahasiswa mampu mengkritisi terhadap proses pengembangan tersebut, baik dari sisi
keunggulan dan kelemahan prosedur pengembangan, serta bagaimana rasionalisasi model
tersebut. Guna melengkapi pemahaman model tersebut, maka diberikan satu contoh
penggunaan model pengembangan.

Sajian makalah ini merupakan hasil pekerjaan tim, sehingga apabila dalam
menyajikan pemahaman model ADDIE, kami memiliki kekurangan, mohon koreksinya.
Semoga makalah ini bermanfaat dalam memahami model pengembangan dengan model
ADDIE. Terima kasih atas semua kerjasama dan support pada berbagai pihak dalam
penyelesaian makalah ini.

Wassalamu’alikum wr wb.

Surabaya, 1 Maret 2023

Tim Penulis

i 2
Daftar Isi

Kata Pengantar ................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar ADDIE ............................................................................................ 3


B. Prosedur Model Pengembangan ADDIE ............................................................... 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 34

Daftar Rujukan .................................................................................................................... 35

ii 3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ilmu pengetahuan bersifat dinamis, dimana pengetahuan selalu mengalami
perubahan dan pembaharuan. Perubahan dan inovasi pendidikan harus melewati proses
ilmiah yakni melalui sebuah penelitian. Ada begitu banyak jenis penelitian yang dapat
digunakan dalam dunia pendidikan. Salah satu penelitian yang dapat digunakan adalah
penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan adalah Proses menafsirkan teori
melalui lahirnya produk-produk pengembangan. Ada berbagai jenis produk
pengembangan yang dapat dihasilkan melalui penelitian pengembangan.

Untuk melakukan penelitian pengembangan, maka dibutuhkan sebuah model


pengembangan. Model pengembangan merupakan ketentuan langkah-langkah dalam
melakukan kegiatan penelitian pengembangan. Ada banyak model penelitian
pengembangan yang dapat digunakan. Pemilihan model pengembangan disesuaikan
dengan produk yang akan dikembangkan. Ada berbagai jenis produk yang dapat
dikembangkan, seperti pengembangan model pembelajaran, pengembangan media
pembelajaran, dan lain sebagainya. Mengembangakn model pembelajaran dapat
menggunakan beberapa jenis model pengembangan yang di sesuaikan dengan model
pembelajaran, salah satunya yaitu model ADDIE. Model ADDIE telah ada selama
beberapa dekade dan memiliki sejarah yang panjang dalam dunia pendidikan dan
pelatihan. Sejarah pengembangan model ADDIE ini dimulai pada tahun 1975 ketika para
ahli di bidang pelatihan dan pembelajaran di Universitas Florida State mengembangkan
model ini. Sejak itu, model ADDIE telah menjadi salah satu model pengembangan
program pelatihan atau pembelajaran yang paling terkenal dan sering digunakan di dunia.
Model ini telah mengalami beberapa perubahan seiring waktu dan telah diadaptasi untuk
digunakan dalam berbagai konteks, termasuk pendidikan formal, pelatihan karyawan,
dan pengembangan e-learning.

Sebagaimana diketahui bahwa model ADDIE terus mengalami perkembangan,


namun model ADDIE memiliki tahap-tahap yang harus dilakukan untuk melakukan
sebuah proses pengembangan dengan model ini. Secara sederhana, model ADDIE
terlihat ringkas jika dibandingkan dengan model-model pengembangan yang lainnya.
Dimana model ADDIE terdiri dari tahap Analisis, Desain, Develop (mengembangkan),
Implementasi, dan Evaluasi. Apakah pelaksanaan model ADDIE semudah yang
terlihat? Bagaimana melakukan penelitian menggunakan model ADDIE, apa yang harus
diperhatikan model ADDIE dalam melakukan penelitian pengembangan?. Ada begitu
banyak pertanyaan yang mempertanyakan pelaksanaan penelitian pengembangan dengan
menggunakan model ADDIE. Bahkan tak jarang, bebrapa peneliti melaksanakan
langkah-langkah Model Pengembangan ADDIE dengan cara yang kurang tepat.

Berdasarkan masalah diatas, melalui makalah ini penulis ingin mendeskripsikan


bagaimana melakukan penelitian pengembangan dengan model pengembangan ADDIE.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dari makalah
ini adalah :

1. Bagaimana konsep dasar model pengembangan ADDIE?


2. Bagaimana Prosedur Pengembangan dengan model Pengembangan ADDIE?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah :

1. Untuk menjelaskan konsep Dasar Model Pengembangan Addie


2. Untuk menjelaskan Prosedur Pengembangan dengan model Pengembangan ADDIE

D. Manfaat Penulisan
Besar harapan penulis, makalah ini memberikan banyak manfaat bagi berbagai
pihak, adapun menjadi manfaat dalam penulisan ini adalah :

1. Bagi penulis makalah bermanfaat sebagai sarana belajar mengenai Model


Pengembangan ADDIE
2. Bagi pembaca sebagai bahan referensi mengenai Model Pengembangan ADDIE

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Model Pengembangan ADDIE

ADDIE merupakan akronim dari Analyze, Design, Develop, Implement, and


Evaluate. Konsep ADDIE diterapkan untuk membangun pembelajaran berbasis kinerja.
Pembuatan produk menggunakan proses ADDIE menjadi salah satu cara saat ini alat
yang paling efektif. Hal ini dikarenakan ADDIE merupakan sebuah proses yang
berfungsi sebagai pedoman kerangka kerja untuk situasi yang kompleks. Sehingga modle
ini sangat tepat untuk mengembangkan produk pendidikan dan sumber belajar lainnya.
Perkembangan ADDIE memiliki sejarah panjang pada proses hingga saat ini. Secara
singkat perkembangan ADDIE tersaji pada gambar 1.

Gambar 1. Sejarah perkembangan Model ADDIE


Sumber: 1. http://www.nwlink.com/~donclark/history_isd/addie.html
2. Alan Januszewski & Michael Molenda (2009:109)

ADDIE memiliki konsep khas dibandingkan dengan model lain. Secara garis
besar proses pengembangan instruksi pembelajaran menggunakan model ini memiliki
5 tahap. Pada setiap tahap terdiri dari beberapa sub tahapan. Adanya subtahapan ini
menjadikan proses pengembangan sangat teliti dan detail. Berikut bagaimana konsep
model ADDIE disajikan pada gambar 2.

3
Gambar 2. Konsep Model ADDIE
Sumber: Robert Maribe Branch (2009: 2)

Selanjutnya tahapan detail untuk setiap tahapan disajikan pada gambar 3.

Gambar 3. Prosedur desain instruksional umum yang diselenggarakan oleh ADDIE


Sumber: Robert Maribe Branch (2009: 3)

4
B. Prosedur Model ADDIE

Sebagaimana diketahui bahwa model ADDIE terdiri dari lima tahap yakni tahap
Analisis, Desain, Develop (pengembangan), Implementasi, dan Evaluasi. Berikut
akan dijelaskan secara rinci setiap langkah prosedur Model ADDIE.

1. ANALYZE
Tujuan dari tahap analisis adalah untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab
kesenjangan kinerja, maka langkah-langkahnya dapat dicapai sebagai berikut:
a. Validasi kesenjangan kinerja
b. Menentukan tujuan instruksional
c. Menganalisis pembelajar
d. Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan
e. Tentukan potensi sistem penyampaian (termasuk estimasi biaya)
f. Menyusun rencana manajemen proyek

Pencapaian pada tahap analisis dilakukan secara bertahap, langkah yang harus
dilakukan yaitu validasi kesenjangan kinerja. Hal ini bertujuan untuk menetapkan
tujuan berdasarkan kesenjangan kinerja pembelajar. Jika kesenjangan kinerja
disebabkan oleh alasan selain kurangnya pengetahuan dan skill, maka proses
pengembangan menggunakan ADDIE tidak pelru dilanjutkan.
Contoh kesenjangan kinerja:
a. Pemasangan fitur baru pada komputer pada suatu perusahaan, sehingga hal ini
menurunkan kinerja karyawan.
b. Teknologi baru pada motor, menurunnya kualitas layanan teknisi yang terbiasa
dengan permasalahan motor toknologi konvensional.

Tiga langkah utama untuk melakukan penilaian kinerja :


a. Mengukur Kinerja Aktual
b. Konfirmasi Performa yang Diinginkan
c. Mengidentifikasi penyebab kesenjangan kinerja

Langkah 1. Ukur kinerja aktual


a. Observasi
b. Test
c. Wawancara (learner terbaik, ahli materi, pemula, pengawas)
d. Mengumpulkan data dari (Standar, survey, laporan kejadian, laporan
kesalahan, dan kriteria penghargaan)

Langkah 2. Konfirmasi Performa yang Diinginkan


a. Observasi
a. Test
b. Wawancara (learner terbaik, ahli materi, pemula, pengawas)
c. Mengumpulkan data dari (Standar, survey, laporan kejadian, laporan

5
kesalahan, dan kriteria penghargaan)

Langkah 3. Identifikasi Penyebab Kesenjangan Kinerja


Secara garis besar disebabkan oleh:
a. Sumber belajar (tidak dianjurkan untuk lanjut proses ADDIE)
b. Motivasi
c. Pengetahuan dan skill

Contoh Penilaian Kinerja:


Divisi Maintenance Services Big Box Stores, sebuah bisnis retail nasional
meminta tawaran untuk proyek pengembangan pelatihan. Sebuah kelompok desain
instruksional menanggapi permintaan proposal. Permintaan pelatihan
menunjukkan beberapa contoh eskalator toko yang rusak dan menyebabkan cedera
ringan. Tim melakukan analisis kinerja. Tim mewawancarai pemangku
kepentingan dari semua tingkatan perusahaan. Sebanyak 80 orang berpartisipasi
dalam analisis kinerja.

Contoh bagan penilaian kinerja

6
Prosedur Validasi Kesenjangan Kinerja dirangkum dalam Pernyataan Tujuan
(Purpose Statement). Aturan dalam membuat pernyataan tujuan perlu
mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Dinyatakan dalam hal apa fungsi guru nantinya menyelesaikan.
b. Gunakan bahasa sederhana. Seorang klien atau non training profesional harus
memahami tujuan keseluruhan dari instruksi yang diusulkan.
c. Tunjukkan hubungan antara instruksi dan kebutuhan untuk pelatihan tersebut.
d. Batasi hingga 25 kata.

Pada tahap analisis, setelah ditemukan kesenjangan kerja yang diwujudkan dalam
bentuk pernyataan tujuan. Maka tahap selanjutnya menentukan tujuan pembelajaran.
Tahap ini bertujuan: menghasilkan tujuan untuk merespons kesenjangan kinerja
yang ada disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan keterampilan. Supaya tujuan
pembelajarn terukur maka tujuan instructional didasarkan pada Bloom’s Taxonomy.
Tahapan analisis yang ketiga, setelah menetapkan tujuan pembelajaran
berdasarkan taksonomi bloom, maka perlu dilakukan analisis kondisi pembelajar.

7
Tahap ini bertujuan: Mengidentifikasi kemampuan, pengalaman, preferensi, dan
motivasi dari pembelajar. Pada fase analisis, mengumpulkan data dalam
mengkonfirmasi audiens siswa yang dituju, meliputi beberapa hal:
a. Identifikasi kelompok
b. Karakteristik umum ( age, gender distribution,level of education)
c. Jumlah siswa
d. Lokasi siswa
e. Tingkat pengalaman
f. Sikap Siswa
g. Keterampilan yang berdampak potensial untuk berhasil dalam pembelajaran
lingkungan

Berikut contoh hasil konfirmasikan pembelajar yang dituju:

8
Tahapan analisis, setelah melakukan identifikasi pembelajar, maka informasi
yang telah didapatkan selanjutnya digunakan untuk mempersiapkan sumber-sumber
belajar yang sesuai guna mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan tahap ini: mengidentifikasi semua jenis sumber daya yang akan diperlukan
untuk menyelesaikan seluruh proses ADDIE. Ada empat jenis Sumber Daya yang
harus diperiksa:
a. Sumber Daya Konten
b. Sumber Daya Teknologi
c. Fasilitas Pembelajaran
d. Sumber Daya Manusia (teachers, trainers, facilitators)
Proses mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan, dapat dilakukan dengan
cara mendata semua sumber menggunakan form berikut:

Pasca ditemukan sumber daya yang dibutuhkan, selanjutnya melakukan analisis


penyampaian materi. Tujuan tahap ini : Tentukan potensi sistem penyampaian dan
perkiraannya biaya. Sistem penyampaian materi secara umum meliputi:
a. Physical Face-to-Face Meetings
b. Training
c. Video
d. Internet-based Learning Management Systems
e. Blended (two or more of the above)

Pada tahap ini, juga perlu dilakukan kalkulasi biaya proses pelaksanaan ADDIE.
Berikut list biaya-biaya yang digunakan dalam seluruh rangkaian pengembangan
desain pembelajaran menggunakan ADDIE.
a. Nine-Step Estimation Procedure ( estimasi biaya)
b. Identify the delivery options under consideration
Estimate the length of time for each delivery option under consideration

9
c. Compute cost for the Analyze Phase [actual]
d. Estimate cost for the Design Phase
e. Estimate cost for the Develop Phase
f. Estimate cost for the Implement Phase
g. Estimate cost for the Evaluate Phase
h. Total the estimated costs for all five ADDIE phases
i. Provide an estimated cost range (see Fig. 1.10 below for a sample of an
estimated cost worksheet)

Selanjutnya hasil perhitungan kebutuhan biaya, dapat diringkas dalam tabel.


Berikut contoh ringkasan estimasi biaya yang dibutuhkan pada ADDIE.

Beberapa langkah telah diselesaikan, selanjutnya menyusun timeline pelaksanaan


ADDIE. Jadwal pelaksanaan dapat dibuat dengan tabel berikut:

10
Secara umum hasil Ringkasan Analisis, meliputi:
a. Laporan Penilaian Kinerja
b. Pernyataan Tujuan
c. Daftar Tujuan Instruksional
d. Profil Siswa
e. Daftar Sumber Daya yang Dibutuhkan
f. Sistem Pengiriman Potensial (termasuk perkiraan biaya)
g. Rencana Manajemen Proyek

11
2. DESIGN

Tujuan dari fase Desain adalah untuk memverifikasi kinerja yang diinginkan dan
metode pengujian yang sesuai. Prosedur umum yang terkait dengan Tahap desain
adalah sebagai berikut:

a. Melakukan inventarisasi tugas


b. Menyusun tujuan kinerja
c. Menghasilkan strategi pengujian
d. Menghitung Modal awal dan target keuntungan

Hasil dari fase ini adalah Design Brief. Komponen umum dari sebuah Desain
adalah sebagai berikut:

a. Diagram inventaris tugas


b. Seperangkat tujuan kinerja yang lengkap
c. Satu set lengkap soal tes
d. Strategi pengujian
e. Proposal (hitungan modal, taret keuntungan, dan investasi)

Melakukan inventarisasi Tugas

Tujuan Mengidentifikasi tugas-tugas penting yang diperlukan untuk


mencapai tujuan pembelajaran.

1. Tujuan pembelajaran
Hal-hal yang harus 2. Ciri-ciri umum kelompok mahasiswa
diperhatikan : 3. Semua sumber daya yang dibutuhkan untuk
melengkapi proses ADDIE
4. Kemungkinan sistem pengiriman
5. Anggaran umum
6. Anggota tim inti dan tugas utamanya

12
Materi : Perkenalan

Melakukan Inventarisasi Tugas adalah prosedur pertama


dalam Fase desain dari proses ADDIE. Meskipun klien
mungkin tidak melihat Inventaris Tugas. Inventaris tugas itu
penting, oleh karena itu :
1. Menentukan penampilan yang diinginkan
2. Mengidentifikasi tugas belajar utama yang harus
dicapai sebuah tujuan
3. Inventarisasi langkah-langkah yang diperlukan
untuk melakukan tugas-tugas kompleks
4. Memfasilitasi cara untuk menentukan kesiapan
peserta didik

Inventaris Tugas secara logis mengatur konten sehingga siswa dapat membangun
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Istilah persediaan secara harfiah berarti daftar lengkap item. Barang-
barang, dalam konteks ini, merujuk pada tugas kinerja yang diminta kepada siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hasil Inventaris Tugas adalah diagram yang
menentukan Tugas penting yang Diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Beberapa asumsi yang terkait dengan konsep task inventory adalah sebagai berikut:

a. Bahwa inventaris tugas sangat penting untuk desain instruksional yang baik
b. Bahwa inventaris tugas adalah komponen yang paling sedikit dipahami dari
proses desain pembelajaran
c. Bahwa inventaris tugas kurang dari ilmu pasti
d. Bahwa inventaris tugas hanya dapat diandalkan seperti verifikasi terakhir
e. Konteks yang berbeda menuntut metode inventarisasi yang berbeda, dengan
kata lain, satu ukuran tidak cocok untuk semua!

Konsep inventarisasi tugas dalam konteks desain pembelajaran adalah cara untuk
mengidentifikasi item-item esensial yang dibutuhkan dan dipelajari untuk mencapai
tujuan tertentu. Ini prosedur desain pembelajaran yang sering disebut sebagai tugas
analisis. Tujuan pembelajaran dapat dianalisis menurut pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan prosedur yang harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Sasarannya
luas dan gambaran umum tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan Prosedur.
Inventaris tugas menentukan kinerja diperlukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

Tugas = Pembagian pekerjaan; biasanya bagian yang ditugaskan pekerjaan yang


dimaksudkan untuk diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Bagian ini berfokus
pada tiga jenis tugas: Tugas kognitif, Tugas motorik, Tugas procedural

13
Tiga kategori tugas kinerja umumnya terkait dengan desain Pembelajaran

Tugas kognitif Melibatkan pemikiran, ide, dan persepsi Pengetahuan

Tugas motoric Melibatkan aktivitas fisik Keterampilan

Tugas pesanan Melibatkan urutan tugas Prosedur

Tugas Kinerja

Tugas kinerja mewakili beberapa jenis pembelajaran dan beragam tingkat


pembelajaran. Perhatikan Taksonomi Bloom pada Gambar 2.5 sebagai sebuah
contoh.

1. Pengamatan dan mengingat kembali informasi


Pengetahuan 2. Pengetahuan tentang tanggal, peristiwa, tempat
3. Pengetahuan tentang ide-ide utama

1. Terjemahkan pengetahuan ke dalam konteks baru


Pemahaman 2. Menafsirkan fakta, membandingkan, kontras
3. Urutkan, kelompokkan, simpulkan penyebab

1. Gunakan informasi
Aplikasi 2. Gunakan metode, konsep, teori dalam situasi baru
3. Memecahkan masalah menggunakan
keterampilan atau pengetahuan yang diperlukan

1. Melihat pola
Analisis 2. Organisasi bagian-bagian
3. Identifikasi komponen

1. Gunakan ide lama untuk membuat yang baru


Sintesis 2. Generalisasi dari fakta yang diberikan
3. Menghubungkan pengetahuan dari beberapa
daerah

1. Bandingkan dan bedakan antara ide-ide


Evaluasi 2. Menilai nilai teori, presentasi
3. Verifikasi nilai bukti

14
Empat langkah untuk melakukan Inventarisasi Tugas adalah sebagai berikut:

Pertama. Ulangi Pernyataan Tujuan.Pernyataan tujuan mungkin telah berkembang


sejak akhir Fase Analisis. Oleh karena itu, pernyataan terbaru harus diulang untuk
memastikan bahwa semua pemangku kepentingan mengacu pada tujuan yang sama.

Kedua. Menegaskan kembali Tujuan Instruksional. Menegaskan kembali tujuan


instruksional yang berkaitan dengan tujuan yang dinyatakan. Tujuan harus
melengkapi Pernyataan Tujuan.

Ketiga. Identifikasi tugas kinerja utama. Mengidentifikasi tugas-tugas penting


yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembelajaran. Mengidentifikasi tugas-tugas
penting dicapai melalui mengikuti strategi pengumpulan data, diantaranya adalah :

a. Pengamatan terhadap pemain yang terampil

b. Ulasan rekaman video dari artis yang terampil

c. Wawancara

d. Tinjauan manual teknis

e. Tinjauan dokumentasi

f. Grup fokus

g. Selesaikan tugas itu sendiri

Teknik proses berikut dapat memfasilitasi proses pengumpulan data selama kerja
mandiri dan juga kerja sama tim:

a. Flip chart

b. papan pengumuman

c. Peta konsep

d. Catatan tempel

e. Menyusun diagram terpisah untuk setiap inventaris tujuan

Keempat. Tentukan prasyarat pengetahuan dan keterampilan. Setiap pengetahuan


dan keterampilan memiliki standar atau persyaratan untuk dicapai oleh peserta didik.
Berikut hal-hal yang harus diperhatikan, antara lain :

a. Semua tugas harus dimulai dengan kata kerja kinerja (termasuk prasyarat)

b. Tugas tidak boleh mencakup kondisi untuk pertunjukan

15
c. Tugas tidak boleh memasukkan kriteria kinerja

d. Jangan ulangi tugas apa pun di seluruh diagram inventaris

e. Setiap pernyataan tugas harus sespesifik mungkin

f. Setiap pernyataan tugas harus terukur

g. Gunakan konvensi visual untuk memisahkan prasyarat dari tugas lain,


seperti garis putus-putus

h. Diagram persediaan harus mengalir ke atas dan ke atas Kanan

i. Hindari kata-kata ''Belajar,'' ''tahu,'' dan ''Memahami''

j. Belum ada tujuan

Menyusun Tujuan Kinerja

Tujuan meliputi komponen kondisi, komponen kinerja, dan komponen


kriteria.

1. Semua tugas kinerja utama untuk setiap tujuan instruksional


Hal yang perlu yang telah ditentukan
anda ketahui 2. Kemampuan dan kemampuan umum siswa yang
kemungkinan akan terlibat dalam lingkungan belajar yang
disengaja
3. Tugas-tugas prasyarat yang diperlukan untuk memulai
proses pembelajaran intensif

Tujuan menentukan kinerja adalah : 1) Prestasi yang harus ditunjukkan oleh siswa
sebelum dianggap kompeten, 2) Kondisi dimana kinerja diukur, 3) Standar kinerja
siswa yang dapat diterima. Kategori pembelajaran seperti Taksonomi Bloom dapat
digunakan untuk menentukan hasil belajar. Berikut akan dipaparkan taksonomi
Bloom. Dalam hal ini akan dijabarkan pada ranah kognitif. Ranah kognitif dibagi
menjadi beberapa tingkatan dengan tingkat keterampilan terendah ditempatkan di
tingkat bawah dan yang lebih tinggi tingkat memancar ke atas:

Evaluasi (Tingkat tertinggi)


Sintesis
Analisis
Aplikasi
Pemahaman

16
Pengetahuan (Tingkat Terendah)

Tujuan kinerja memberikan panduan untuk beberapa hal, diantaranya adalah :

1) Metode pengujian yang tepat


2) Pemilihan konten
3) Pemilihan atau pengembangan media
4) Menentukan strategi pembelajaran yang tepat
5) Menilai kesiapan siswa
6) Mengukur prestasi siswa
7) Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh
guru
8) Sumber daya yang dibutuhkan

Dalam menetapkan Tujuan kinerja, Ada tiga komponen tujuan kinerja yang
harus diperhatikan, yaitu:

1) Kinerja, yaitu seputar : Apa yang akan dilakukan siswa?


2) Kondisi, yaitu terkait : Keadaan penting di mana kinerja diperkirakan akan
terjadi.
3) Kriteria, yaitu berupa : Kualitas atau standar kinerja yang dianggap dapat
diterima.

Menghasilkan Strategi Pengujian

Tujuan membuat item untuk menguji kinerja siswa

Hal yang harus kamu Bahwa komponen kriteria tujuan kinerja memberikan
ketahui standar ukuran untuk menentukan keberhasilan.

Materi Pengujian adalah bagian integral dari pembelajaran berbasis


kinerja. Pengujian memberikan umpan balik kepada guru
tentang apakah pembelajaran sedang terjadi, kepada siswa
tentang kemajuan yang dia capai, membuat ke arah
menyelesaikan tugas-tugas kinerja, dan untuk desainer
tentang seberapa baik instruksi memfasilitasi tujuan dan
sasaran.

Tugas kinerja pada dasarnya adalah tes. Strategi pengujian harus memiliki
kesetiaan yang tinggi antara tugas, tujuan, dan benda uji. Item tes harus asli dan
disimulasikan ruang pertunjukan. Penting untuk menemukan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan berikut:

17
1) Apakah siswa menunjukkan kinerja yang dibutuhkan?
2) Apakah siswa memenuhi kriteria kinerja?
3) Apakah siswa tampil di bawah kondisi yang ditentukan?

Dengan kata lain, pengujian diperlukan untuk mengetahui benar atau tidaknya
siswa mencapai tujuan dan sasaran yang ditentukan selama proses ADDIE.
Kinerja yang dibutuhkan oleh siswa harus cocok dengan salah satu dari Tingkat
pembelajaran Bloom. Pertandingan Kondisi Tes juga harus kongruen dengan
kondisi itu muncul dalam tujuan. Kriteria yang digunakan dalam tes juga harus
sesuai dengan kriteria yang dinyatakan dalam tujuan. Beberapa ketentuan dalam
menetapkan kriteria, antara lain :

1) Semakin tinggi kesesuaian antara tugas, tujuan, dan soal tes, semakin besar
potensi untuk berhasilnya proses belajar dan sumber belajar pendamping.
2) Semakin besar keaslian strategi instruksional dan sumber belajar, potensi
yang lebih besar untuk program studi untuk menutup kesenjangan kinerja.
3) Ingat: Anda hanya dibatasi oleh kreativitas Anda

Menghitung Pengembalian Investasi

Tujuan Perkirakan biaya untuk menyelesaikan seluruh proses ADDIE.

Hal yang harus Tujuan, sasaran, strategi pengujian, dan semua sumber daya
kamu ketahui yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses ADDIE

Prosedur 1. Hitung biaya pelatihan


penghitungan
RAB adalah 2. Hitung manfaat yang diperoleh dari pelatihan tersebut
sebagai berikut:
3. Bandingkan manfaat pelatihan dengan biaya pelatihan

Pada model ADDIE sebenarnya perhitungan dana dilakukan untuk setiap


tahapnya, yakni tahap menganalisis, desain, mengembangkan, melaksanakan, dan
evaluasi. Dalam menghitung rincian Biaya, maka terdapat beberapa ketentuan,
yakni :

1) Jika angka yang dihasilkan dari perhitungan lebih besar dari 100%, maka
manfaat yang diberikan pelatihan melebihi biayanya.

18
2) Jika angka yang dihasilkan dari perhitungan kurang dari 100%, maka biaya
pelatihan lebih besar daripada manfaatnya.

Kesimpulan Fase Desain:

Hasil dari fase Desain adalah Design Brief. Komponen umum dari Desain
secara singkat adalah sebagai berikut:

1) Inventarisasi Tugas
2) Daftar Lengkap Tujuan Kinerja
3) Satu Set Item Tes Lengkap
4) Strategi Pengujian Komprehensif
5) Perhitungan Biaya-Manfaat

Selama pertemuan klien di mana Ringkasan Desain disampaikan, biasanya


salah satu dari dua hal terjadi: (A) klien meminta perubahan spesifikasi fungsional
atau (B) klien puas. Jika permintaan klien berubah, ulangi fase Desain atau bagian
yang relevan dari fase Desain dan menyiapkan Ringkasan Desain yang telah
direvisi. Jika klien puas, dapatkan dukungan yang sesuai dan lanjutkan ke fase
Mengembangkan

3. DEVELOP
Tujuan dari tahap Pengembangan ini adalah untuk menghasilkan dan memvalidasi
sumber belajar yang dipilih. Prosedurnya dari tahap Pengembangan ini adalah
sebagai berikut:
a. Menghasilkan Konten
Konten disini fokus untuk melibatkan siswa selama proses konstruksi
pengetahuan. Tujuannya adalah membuat rencana pembelajaran. Strategi yang
berpusat pada siswa harus menjadi kerangka panduan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Strategi pembelajaran didefinisikan sebagai organisasi dan
urutan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, aktivitas awal, aktivitas tengah,
dan aktivitas akhir menandai setiap pembelajaran.

1) Kegiatan Awal terdiri dari:


a) Memberikan motivasi (untuk dapatkan perhatian siswa)
b) Informasi tentang tujuan pembelajaran
c) Konfirmasi prasyarat (meninjau pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk memulai episode ini)
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti cenderung memfasilitasi interaksi paling banyak antara
siswa, guru, media, dan konten. Pertukaran konten yang efektif dan
aktivitas pengembangan keterampilan meliputi :
a) Demonstrations

19
b) Role plays
c) Simulations
d) Discussions
e) Presentations
f) Case-based exercises
g) Project-based exercises
h) Games
i) Observation
j) Group question development
k) Peer teaching
l) Peer review

Kegiatan Inti lainnya bisa digabungkan untuk:


a) Praktek Terpandu
b) Praktik Mandiri
c) Penilaian

3) Aktivitas Akhir/ Penutup


Penutupan dapat mencakup kegiatan seperti :
a) Pembekalan di akhir kegiatan
b) Transisi dari satu episode ke episode lainnya
c) Meninjau kegiatan
d) Ringkasan
e) Rencana Aksi

b. Memilih atau Mengembangkan Media


Tujuan dari langkah ini adalah memilih atau mengembangkan media yang
memadai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media harus dipilih untuk
mendukung acara instruksional.
Media pembelajaran harus memfasilitasi pembelajar dari : Dari diketahui
sampai Tidak Diketahui, dari Mudah sampai Sulit, dari Sederhana sampai
Kompleks, dari Konkret sampai menuju ke Abstrak.

Dalam memilih media perlu diperhatikan alasan berikut:


1) Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
2) Menyajikan dan memperkuat pengetahuan dan keterampilan penting.
3) Mengakomodasi berbagai gaya belajar. tiga gaya belajar umum yang patut
diperhatikan ; Auditori, Visual dan Kinestetik

20
Media yang bisa pilih atau dikembangkan

Visual Whiteboard
powerpoint
chart
video
handout

Auditory audiotape recorder


peer discussion

Kinestetik storyboard
video demontrasi
aktifitas pemanasan fisik
memvideo aktifitas siswa

c. Mengembangkan Panduan bagi Siswa


Tujuan dari langkah ini adalah untuk memberikan informasi untuk
membimbing siswa dalam melakukan pembelajaran. Salah satu fungsi sistem
pendidikan adalah memfasilitasi pembelajaran. Memberikan panduan untuk
menavigasi strategi pembelajaran dapat meningkatkan pengalaman belajar.
Siswa dapat lebih fokus pada tugas pembelajaran ketika diberi tahu tentang
apa yang diharapkan.

Ada banyak versi panduan bagi siswa, sebagai contoh dari Panduan untuk
Siswa terdiri dari:
1) Halaman Judul
2) Hak Cipta
3) Halaman Ucapan Terima Kasih
4) Daftar Isi
5) Tubuh
6) Glosarium
7) Lampiran

d. Mengembangkan Pedoman untuk Guru


Tujuan langkah ini adalah memberikan informasi untuk membimbing guru
saat guru memfasilitasi pembelajaran. Bagian ini berfokus pada elemen-
elemen yang memungkinkan guru untuk membimbing siswa melalui strategi
pembelajaran yang direncanakan. Panduan bagi Guru mirip dengan Panduan
untuk siswa, tetapi menambahkan beberapa bagian, yaitu:
1) Halaman Judul
2) Hak Cipta
3) Halaman Ucapan Terima Kasih
4) Daftar Isi
5) Cara Menggunakan [Artefak] ini

21
6) Revisi dan Pembaruan
7) Instruksi Khusus
8) Simbol dan Ikon Legenda
9) Tubuh
10) Glosarium
11) Lampiran

e. Melakukan Revisi Formatif


Tujuan langkah ini adalah merevisi produk dan proses pembelajaran sebelum
diimplementasikan. Evaluasi formatif dalam desain instruksional dapat
diartikan sebagai pengumpulan data tentang bagaimana siswa belajar.

Sumber data umum yang digunakan untuk merevisi meliputi:


1) Analisis Item Individual
2) Item Uji Tertanam
3) Pra-tes
4) Pasca-tes
5) Kuesioner Sikap
6) Pengamatan

Ada tiga fase Evaluasi Formatif:


1) Uji Coba Satu per Satu
2) Percobaan Kelompok Kecil
3) Uji Coba Lapangan

f. Melakukan Uji Coba


Tujuan dari langkah ini adalah melakukan Uji Coba Lapangan sebagai tahap
akhir dari tahap evaluasi formatif.

Adapun prosedur untuk Melakukan Uji Coba adalah sebagai berikut:


1) Siswa dalam Kelas Percontohan harus mewakili kelompok siswa yang
sama persis dengan program yang dirancang.
2) Fasilitator harus memimpin pembelajaran. (Perancang tidak boleh
memainkan peran ini; perancang harus mengamati prosesnya.)
3) Klien atau orang yang memiliki keputusan akhir mengenai
rekomendasi pelaksanaan harus mengikuti Uji Coba.

Pengumpulan data diperoleh dari sumber-sumber berikut:


1) Tanya jawab instruktur pilot
2) Pengamatan
3) Wawancara peserta
4) Skor tes tertanam
5) Skor pasca tes

22
Data yang dikumpulkan harus dikelompokkan di seluruh peserta didik, dan
kemudian ditampilkan secara grafis seperti melalui diagram analisis
instruksional atau peta konsep. Ini harus mencerminkan gambaran keseluruhan
dari instruksi, yang diatur berdasarkan tujuan. Untuk melaksanakan Uji Coba,
terlebih dahulu menyiapkan Rencana Uji Coba. Komponen khas dari Rencana
Uji Coba meliputi:
1) Deskripsi Peserta
2) Prasyarat
3) Lokasi, Tanggal, Waktu
4) Lingkungan Belajar
5) Kualifikasi Fasilitator
6) Rencana Pengukuran
7) Deskripsi Tim Evaluasi

4. IMPLEMENT

Tahap implementasi ini merupakan tahap penerapan produk yang telah


dikembangkan kepada peserta didik. Pada tahap implementasi, desainer harus lebih
berperan aktif daripada peran pasif. Peran desainer semakin intensif dengan
munculnya fase ini. Agar produk dapat disampaikan secara efektif, desainer harus
terus menganalisis, mendesain ulang, dan menyempurnakan produk.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini di antaranya adalah penyampaian


materi, menyiapkan instrumen atau alat pendukung dan perencanaan/evaluasi lebih
lanjut jika terjadi kendala yang bersifat teknis. Ini bertujuan agar kendala atau
masalah yang ada bisa cepat teratasi. Ketika peserta didik dan pengembang adalah
kontributor yang aktif dalam implementasi, modifikasi dapat dilakukan langsung ke
pembelajaran atau program untuk memastikan efektivitas.

Tujuan utama dari tahap implementasi, yang merupakan langkah realisasi


desain dan pengembangan, adalah sebagai berikut.
a. Membimbing siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi.
b. Menjamin terjadinya pemecahan masalah/ solusi untuk mengatasi kesenjangan
hasil belajar yang dihadapi oleh siswa.
c. Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran siswa perlu memiliki
kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan.

23
Pertanyaan–pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang
perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah implementasi yaitu
sebagai berikut.
a. Metode pembelajaran seperti apakah yang paling efektif untuk digunakan
dalam menyampaikan bahan atau materi pembelajaran?
b. Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk menarik dan
memelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan perhatian terhadap
penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang disampaikan?

Prosedur umum yang terkait dengan fase implementasi adalah


mempersiapkan guru dan mempersiapkan siswa.

a. Mempersiapkan guru

Pada fase ini, desainer harus mengidentifikasi dan menyiapkan guru


untuk memfasilitasi strategi instruksional dan sumber belajar yang baru
dikembangkan. Komponen yang terdapat dalam prosedur menyiapkan guru
tediri dari 3 bagian, yakni:
1) Identifikasi
Orang yang bertanggung jawab untuk memilih fasilitator akan
menggunakan Rencana Fasilitator untuk mengidentifikasi dan
menjadwalkan guru yang memenuhi syarat untuk memfasilitasi
pengajaran. Kualifikasi guru awalnya ditentukan selama fase Analisis;
namun, perlu mengulang kualifikasi dan menambahkan prasyarat baru
untuk guru sebagai bagian dari Rencana Fasilitator sebagai hasil dari
pengembangan sumber belajar dan hasil evaluasi formatif.
2) Jadwal
Jadwal disiapkan menunjukkan kapan dan di mana masing-masing
guru akan disiapkan. Guru yang telah dipilih untuk memfasilitasi
instruksi yang baru dikembangkan dijadwalkan untuk menyelesaikan
pelatihan TOT (Train-of-Trainer).
3) Pelatihan guru
Pelatihan guru harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
khusus para guru untuk berperan sebagai fasilitator. Pelatihan guru yang
paling efektif mencakup kesempatan untuk mempraktekkan fasilitasi

24
instruksi yang baru dikembangkan, seperti Microteaching, di mana setiap
guru memiliki kesempatan untuk mencoba keterampilan fasilitasi mereka
dan merekam sesi tersebut untuk dikritik oleh rekan mereka, diri mereka
sendiri, dan teman mereka. pengawas dengan tujuan yang dinyatakan
untuk menunjukkan perbaikan selama uji coba berikutnya.

b. Mempersiapkan siswa

Pada tahap mempersiapkan siswa,, desainer harus Identifikasi dan


persiapkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pengajaran dan berinteraksi
secara efektif dengan sumber belajar yang baru dikembangkan. Persiapan
siswa merupakan komponen dari strategi implementasi. Mempersiapkan siswa
merupakan prosedur dalam fase implementasi. Salah satu komponen dari
prosedur mempersiapkan siswa rencana siswa yang berfokus pada 4 bagian,
yakni:
1) Identifikasi
Tujuan dari komponen identifikasi ini adalah untuk memastikan gaya
belajar siswa yang disukai, prasyarat pengetahuan dan keterampilan
siswa, strategi rekrutmen, dan rencana retensi siswa. Siswa peserta
ditentukan dengan hati-hati selama fase analisis.
2) Jadwal
Komponen jadwal harus memasukkan metode untuk memastikan bahwa
setiap siswa diidentifikasi untuk ikut berpartisipasi, dan bahwa setiap
siswa akan memenuhi prasyarat sebelum berpartisipasi dalam
pengajaran. Jadwal untuk partisipasi siswa dikembangkan dengan
indikasi pada: 1) Jumlah siswa yang akan berpartisipasi dalam
pengajaran, 2) Jumlah siswa per kelas, 3)Tempat pertemuan, 4) daftar
kelas
3) Komunikasi pra-pelatihan
Pada tahap ini, siswa dipastikan untuk mengerti mengenai spesifikasi
mata pelajaran/pembelajaran. Desainer dapat menggunakan rencana
pelajar untuk dapat mengembangkan sikap positif siswa terhadap
pembelajaran
4) Penelusuran/Pelacakan

25
Pelacakan adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan
proses pencatatan siswa. Desainer harus menetapkan persyaratan untuk
memelihara catatan siswa.

5. EVALUATE
Tujuan dari fase Evaluasi adalah untuk menilai kualitas produk dan proses
pembelajaran, baik sebelum maupun sesudah implementasi. Prosedur umum yang
terkait dengan fase Evaluasi terkait dengan penentuan kriteria evaluasi, pemilihan
alat evaluasi yang tepat, dan pelaksanaan evaluasi. Setelah menyelesaikan fase
Evaluasi, selanjutnya adalah mengidentifikasi keberhasilan yang dicapai,
merekomendasikan perbaikan untuk kegiatan selanjutnya yang memiliki cakupan
serupa. Hasil dari fase ini adalah Rencana Evaluasi. Komponen umum dari rencana
evaluasi adalah ringkasan yang menguraikan tujuan, alat pengumpulan data, waktu,
dan orang atau kelompok yang bertanggung jawab untuk tingkat evaluasi tertentu,
seperangkat kriteria evaluasi sumatif, dan seperangkat alat evaluasi. Selama
pertemuan klien dimana Rencana Evaluasi disampaikan, fokusnya adalah pada
pengukuran. Titik referensi panduan untuk keputusan penilaian dan evaluasi adalah
kesenjangan kinerja.
Pengantar Evaluasi
Tujuan dari fase Evaluasi adalah untuk menilai kualitas produk dan proses
pembelajaran, baik sebelum maupun sesudah implementasi.
Prosedur umum yang terkait dengan fase evaluasi adalah sebagai berikut:
1) Menentukan kriteria evaluasi
2) Memilih alat evaluasi
3) Melakukan evaluasi
Setelah menyelesaikan fase evaluasi, Anda harus dapat mengidentifikasi
keberhasilan Anda, merekomendasikan perbaikan untuk proyek selanjutnya yang
memiliki cakupan serupa, menutup semua akun yang terkait dengan proyek ini,
melepaskan otoritas ad hoc apa pun yang diberikan kepada Anda untuk proyek ini,
menghentikan semua pekerjaan, alihkan semua tanggung jawab untuk implementasi
dan evaluasi proyek kepada administrator atau manajer yang ditunjuk, dan tunda tim
desain dan pengembangan. Hasil dari fase ini adalah rencana evaluasi.
Sedangkan komponen umum pada rencana evaluasi adalah sebagai berikut:

26
1) Ringkasan yang menguraikan tujuan, alat pengumpulan data, waktu dan orang
atau kelompok yang bertanggung jawab atas tingkat evaluasi
2) Satu set kriteria evaluasi sumatif

Menentukan Kriteria Evaluasi

Objektif Identifikasi persepsi, pembelajaran, dan kinerja sebagai tiga tingkat


utama evaluasi yang terkait dengan desain instruksional.

Anda 1. Ringkasan Analisis telah ditutup dan sekarang diarsipkan.


Harus 2. Ringkasan Desain telah ditutup dan sekarang digunakan terutama
Sudah sebagai referensi untuk tujuan dan sasaran.
Tahu 3. Sumber Belajar telah divalidasi.

Isi Tujuan evaluasi dalam desain instruksional pendekatan ADDIE adalah


untuk menentukan apakah kualitas sumber belajar memenuhi standar
yang ditetapkan pada tahap Desain.
Penentuan tersebut didasarkan pada kriteria penilaian yang terbebani
dalam tujuan instruksional dan tujuan kinerja.

Evaluasi adalah disiplin yang berbeda layak studi mendalam tentang teori dan
praktek terpisah dari disiplin lain yang berkaitan dengan pelatihan dan pendidikan.
Namun, karena peran evaluasi yang menonjol dan penting dalam desain
instruksional, itu adalah fitur dari pendekatan ADDIE. Evaluasi yang diterapkan
pada ADDIE telah dipengaruhi oleh ahli teori seperti Daniel Stufflebeam1 dan
Michael Scriven 2
Evaluasi memulai proses ADDIE, menembus proses ADDIE, dan
menyimpulkan proses ADDIE. Evaluasi dalam desain instruksional berfokus pada
pengukuran kemampuan siswa untuk menunjukkan pengetahuan dan
keterampilannya yang baru dibangun di lingkungan kerja yang otentik. Ada banyak
alasan untuk melakukan evaluasi selama proses desain pembelajaran seperti
menentukan akuntabilitas kegiatan pelatihan, menggalang dukungan untuk proposal
anggaran, menghasilkan data komparatif, menentukan tingkat keberhasilan program
pelatihan dan pendidikan, menyediakan data dasar untuk formula potensi laba atas

27
investasi (ROI), dan menjadi sumber kebanggaan atas pekerjaan yang dilakukan
dengan baik.

Evaluasi digunakan untuk menilai banyak jenis solusi pembelajaran.


Pendekatan ADDIE untuk desain pembelajaran secara sistematis menilai variasi
solusi pembelajaran melalui berbagai tingkat evaluasi. Evaluator terkemuka seperti
Donald Kirkpatrick3 dan Jack Phillips4 telah memengaruhi praktik berbagai tingkat
evaluasi sebagaimana diterapkan pada desain instruksional selama beberapa dekade.
Buku Kirkpatrick (1998) '' Mengevaluasi Program Pelatihan: Empat Tingkat ''
menyempurnakan model evaluasinya sendiri untuk mengukur
1) Reaksi siswa: apa yang mereka pikirkan dan rasakan tentang pelatihan
2) Pembelajaran: hasil peningkatan pengetahuan atau kemampuan
3) Perilaku: sejauh mana peningkatan perilaku dan kemampuan serta
penerapan/penerapan
4) Hasil: efek pada bisnis atau lingkungan yang dihasilkan dari kinerja peserta
pelatihan

Artikel Phillips (1996) '' Mengukur ROI: Tingkat Kelima Evaluasi ''
menekankan perlunya menghitung laba atas investasi dan berusaha mengukur
1) Perencanaan Reaksi dan Tindakan: reaksi dan rencana peserta untuk
menggunakan pengetahuan dan keterampilan baru
2) Pembelajaran: perubahan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta
3) Lamaran Kerja: penerapan pengetahuan dan keterampilan baru peserta ke
lokasi kerja
4) Hasil Bisnis: apakah lamaran peserta membuahkan hasil di tempat kerja
5) Pengembalian Investasi: apakah manfaat dari hasil melebihi biaya program

Setiap tingkat evaluasi melayani tujuan yang berbeda, namun semua tingkatan
dipraktekkan dalam efek kumulatif. Level 1 harus diberikan sebelum pemberian
Level 2. Level 2 harus diberikan sebelum pemberian Level 3, dan seterusnya. Setiap
tingkat evaluasi selanjutnya dibedakan oleh faktor-faktor tertentu yang mencirikan
cara setiap tingkat evaluasi dikelola yang disebut di sini sebagai ''5 W's & H,'' siapa,
apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana.

28
Siapa yang akan mengelola evaluasi? (Personil)
Apa yang secara spesifik akan diukur? (Jenis Data)
Kapan evaluasi akan dilaksanakan? (Waktu)
Di mana evaluasi akan dilakukan? (Lokasi)
Mengapa evaluasi ini penting? (Tujuan)
Bagaimana data evaluasi akan dikumpulkan? (Peralatan)

Pendekatan ADDIE untuk desain instruksional mempromosikan tiga tingkat


evaluasi yaitu tingkat 1: Persepsi’ tingkat 2: Belajar dan tingkat 3: Kinerja.

Evaluasi tingkat 1 mengukur kenyamanan


Level 1 mengukur hal-hal seperti persepsi siswa tentang isi kursus, sumber
daya yang digunakan selama kursus, kenyamanan lingkungan kelas fisik, atau
kemudahan navigasi di lingkungan kelas virtual dan gaya fasilitasi guru. Namun,
Level 1 tidak mengukur apakah pembelajaran telah terjadi. Lihat evaluasi Level 1 ''5
W & H'' di bawah ini. Berikut contoh alat evaluasi Tingkat 1.

Siapa Dikelola oleh Guru

Apa Mengukur persepsi siswa

Kapan Segera di akhir kursus

Di mana Di dalam ruang belajar (kelas)

Mengapa Tentukan tingkat kepuasan terhadap konten,


Tentukan tingkat kepuasan dengan guru

Bagaimana Survei, Daftar pertanyaan, Wawancara, Skala Likert, Pertanyaan terbuka

Evaluasi tingkat 2 mengukur pembelajaran


Level 2 mengukur kemampuan siswa untuk melakukan tugas-tugas yang
ditunjukkan dalam setiap tujuan dan sasaran. Namun, evaluasi Tingkat 2 tidak
menjamin apakah pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari selama pengajaran
benar-benar akan digunakan di tempat kerja. Lihat evaluasi Level 2 ''5 W & H'' di
bawah ini. Berikut adalah contoh alat evaluasi Tingkat 2.

29
Siapa Dikelola oleh guru atau orang lain yang ditunjuk

Apa Mengukur perolehan pengetahuan dan keterampilan

Kapan Biasanya segera setelah menyelesaikan suatu program studi,


bagaimanapun, bisa kapan saja selama periode yang dimulai dengan
penyelesaian kursus sampai tanggal sebelum penerapan yang baru,
memperoleh pengetahuan dan keterampilan di tempat kerja

Di mana Ruang belajar (ruang kelas)


Ruang kinerja (di tempat kerja)

Mengapa Tentukan potensi siswa untuk tampil di pekerjaan


Menentukan kualitas sumber belajar

Bagaimana Pemeriksaan, Permainan peran, Pengamatan, Praktik, Simulasi

Evaluasi tingkat 3 mengukur kinerja pekerjaan


Level 3 mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa sebagaimana
diterapkan dalam lingkungan kerja yang sebenarnya. Namun, evaluasi Tingkat 3
tidak memberikan ukuran dampak terhadap tujuan organisasi. Lihat evaluasi Level 3
''5 W & H'' di bawah ini. Berikut adalah contoh alat evaluasi Level 3.

Siapa Dikelola oleh supervisor atau pihak ketiga yang netral

Apa Ukur transfer pembelajaran yang sebenarnya

Kapan Periode dimulai segera setelah siswa kembali ke pekerjaan sampai


tanggal yang mewakili siklus tugas lengkap yang diperlukan kebutuhan
untuk melakukan pengetahuan dan keterampilan yang baru diperoleh

Di mana Ruang kinerja (on the job) dalam unit kerja fungsional

Mengapa Tentukan kemampuan siswa untuk melakukan tugas dengan tulus


Konsekuensi , Menilai apakah kesenjangan kinerja telah ditutup

Bagaimana Tugas kerja otentik, Daftar periksa kinerja, Penilaian pengawas, Ulasan
rekan,Pengamatan

30
Tingk Siapa Apa Kapan Dimana Kenapa Bagaimana
at 1
Dikel Menguku Segera di akhir Di ruang Menentukan Survei,
Persep
ola r persepsi kursus belajar tingkat Kuesioner,
si
oleh siswa (kelas) kepuasan Wawancara,
guru terhadap Skala
konten dan Likert,
tingkat pertanyaan
kepuasan terbuka
terhadap
guru

Tingk Dikel Menguku Biasanya Ruang • •


at 2 ola r segera setelah belajar Menentukan Pemeriksaan
Belaja oleh perolehan suatu program (ruang Murid • Permainan
r guru pengetah studi selesai kelas) berpotensi peran
atau uan dan hingga tanggal untuk •
ditunj keterampi sebelum Ruang tampil di Pengamatan
uk lan penerapan pertunjuka pekerjaan • Praktik
lainny pengetahuan n (di • Simulasi
a dan tempat •
keterampilan kerja) Menentukan
yang baru kualitas dari
diperoleh. sedang
belajar
sumber daya

31
Tingk Dikel Menguku Periode yang Performan • • Tugas
at 3 ola r dimulai segera ce Space Menentukan kerja otentik
Pertun oleh transfer setelah siswa (on the siswa yang • Daftar
jukan guru aktual kembali ke job) dalam berpotensi periksa
atau pembelaj pekerjaan unit kerja untuk tampil kinerja
orang aran sampai tanggal fungsional di pekerjaan • Penilaian
lain yang mewakili penyelia
yang siklus tugas • • Ulasan
ditunj lengkap yang Menentukan rekan
uk membutuhkan kualitas •
kebutuhan sumber Pengamatan
untuk belajar
melakukan
pengetahuan
dan
keterampilan
yang baru
diperoleh

Gambar 4 Tiga Level Evaluasi untuk Desain Pembelajaran Pendekatan ADDIE

Gambar 4 menyajikan informasi yang berkaitan dengan Siapa, Apa, Kapan,


Dimana, Mengapa, dan Bagaimana untuk masing-masing dari tiga tingkat evaluasi
desain instruksional.

32
C. CONTOH PENGEMBANGAN MODEL ADDIE

Judul:
Developing an intelligent virtual reality interactive system based on the ADDIE model
for learning pour-over coffee brewing

Link: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2666920X21000242

33
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tahap Analisis bertujuan untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab
kesenjangan kinerja, langkahnya sebagai berikut: memvalidasi kesenjangan kinerja,
menentukan tujuan instruksional, menganalisis pembelajar, mengidentifikasi sumber
daya yang dibutuhkan, menentukan potensi sistem penyampaian (termasuk estimasi
biaya), dan menyusun rencana manajemen proyek.
Tahap Desain bertujuan untuk merancang produk yang akan di produksi. Komponen
umum dari Desain secara singkat adalah sebagai berikut: 1) Inventarisasi Tugas, 2)
Daftar Lengkap Tujuan Kinerja, 3) Satu Set Item Tes Lengkap, 4) Strategi Pengujian
Komprehensif, 5) Perhitungan Biaya-Manfaat.
Tujuan dari tahap Pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan dan
memvalidasi sumber belajar yang dipilih. Prosedurnya sebagai berikut: Menghasilkan
konten, memilih atau mengembangkan media, mengembangkan panduan bagi siswa,
mengembangkan pedoman untuk guru, melakukan revisi formatif dan melakukan uji
coba
Pada tahap implementasi, desainer harus lebih berperan aktif daripada peran pasif.
Peran desainer semakin intensif dengan munculnya fase ini. Agar produk dapat
disampaikan secara efektif, desainer harus terus menganalisis, mendesain ulang, dan
menyempurnakan produk. Ada 2 prosedur yang terkait dengan fase implementasi, yakni
mempersiapkan guru dan mempersiapkan siswa.
Pada tahap evaluasi, dihasilkan rencana evaluasi. Rencana Evaluasi diwujudkan
dalam bagan ringkasan yang menunjukkan ''5 W's & H'' untuk masing-masing dari tiga
tingkat evaluasi. Hal ini digunakan sebagai acuan bagi tim desain instruksional untuk
menghasilkan setidaknya satu alat pengukuran untuk masing-masing dari tiga tingkat
evaluasi sebagai bagian dari Rencana Evaluasi.

34
DAFTAR PUSTAKA

Rayanto, Y. H. (2020). Penelitian Pengembangan Model Addie Dan R2d2: Teori &
Praktek. Lembaga Academic & Research Institute.

Peterson, C. (2003). Bringing ADDIE to life: Instructional design at its best. Journal of
Educational Multimedia and Hypermedia, 12(3), 227-241.

Branch, R. M. (2009). Instructional design: The ADDIE approach (Vol. 722). New York:
Springer.

Molenda, M. & Pershing, J.A. (2010). Improving performance. In A: Januszewshi & M.


Molenda (Eds.). Educational technology: A definition with commentary (pp 49-80).
Routledge.

Yu, S. J., Hsueh, Y. L., Sun, J. C. Y., & Liu, H. Z. (2021). Developing an intelligent virtual
reality interactive system based on the ADDIE model for learning pour-over coffee
brewing. Computers and Education: Artificial Intelligence, 2, 100030.
https://doi.org/10.1016/j.caeai.2021.100030

35

Anda mungkin juga menyukai