PGSD
2019/2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur penulis sembahkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul
“Model-Model Desain Pembelajaran”. Dan tidak lupa sholawat beriring salam penulis kepada
nabi Muhammad SAW. Sebagai pembawa syari’at islam, keluarga dan sahabat, serta para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurnaan
di sebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulisan. Oleh sebab itu, penulis mohon
maaf atas segala atas segala kesalahan dan kekurangan. Penulis mengharap kritik dan saran yang
yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan penulisan makalah berikut.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Hormat Kami
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
Kesimpulan .................................................................................................................... 17
Saran ............................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada banyak Model desain instruksional yang berkembang dalam dunia pendidikan
dewasa ini, misalnya SAFE (System Approach For Education), Michigan State University
Instructional Systems Development Model, Project MINERVA Instructional System Design,
Teaching Research System, Banathy Instructional Development System, , Dick & Carey
model, Kemp model , Three Phase Design Model, The 4CID Model, ARCS Model, dan
banyak lagi model instruksional lainnya. Perkembangannya juga beragam sesuai dengan
kondisi dan tujuan desain instruksional tersebut diperuntukkan, yang jelas bahwa setiap
model dimaksudkan untuk menghasilkan suatu system instruksional yang efektif dan efisien
dalam memfasilitasi pencapaian tujuan instruksional. Pada dasarnya model instruksional
yang ditawarkan memiliki prosedur yang hamper samaantara satu dengan yang lain, atau
bahkan mengkombinasikan dari berbagai model yang sudah ada untuk kemudian
diaplikasikan kedalam lingkungan pembelajaran yang kita hadapi.
Prosedur atau proses yang ditempuh oleh para pengembang sistem instruksional bisa
meliputi dua cara:
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan model desain pembelajaran?
C. Manfaat Penulisan
3. Mahasiswa dapat memahami apa saja macam macam model desain pembelajaran
PEMBAHASAN
Atwi Suparman (2012) mengemukakan analisis hasil perbandingan dari beberapa model
instruksional terdiri dari tiga tahap yakni: tahap definisi, tahap analisis dan pengembangan
system, dan tahap evaluasi. Lebih lanjut dikemukakan bahwa perbedaan antara model yang
satu dengan model yang lain antara lain terletak pada: sasaran/tingkat penggunaanya
(Institusi atau mata pelajaran), Penggunaan istilah pada setiap tahapan, Jumlah tahapan atau
langkahnya, kelengkapan konsep dan prinsip yang digunakan. Berdasarkan analisis di atas
Atwi Suparman mengembangkan Model Pengembangan Desain Instruksional (MPI).
Desain instruksional masa depan yang dikembangkan oleh Atwi Suparman diharapkan
dapat mengatasi kendala-kendala pembelajaran dan dapat digunakan baik untuk
pembelajaran tatap muka maupun pendidikan jarak jauh. Dengan berlandaskan teori belajar
dan pembelajaran (aliran psikologi: humanisme, behaviorisme, kignitivisme,
konstruktivisme, dan cybernetisme), prinsip-prinsip pembelajaran, dan pendekatan system.
(Prof.Dor.M. Atwi Suparman, M.Sc, Desain Intruksional Modern Penerbit : Airlangga Edisi
Keempat)
1. Tahap definisi
3. Evaluasi.
(Ina Magdalena, M.pd & Sunaryo, M.Pds /Desain Pembealajaran Sekolah Dasar/Jakarta/Fkip
Umt Press ,2007 Hal 57-60 )
Perbedaan antara model yang satu dengan yg lainnya, ada 4 faktor antara lain :
(Prof.Dor.M. Atwi Suparman, M.Sc, Desain Intruksional Modern Penerbit : Airlangga Edisi
Keempat Hal 125)
Desain dan pengembangan memiliki keterkaitan karena dalam tubuh desain itu ada
pengembangan. Desain pembelajaran memiliki 5 aspek penting yaitu: pengembangan paket
pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar.
Adapun pengembangan itu merupakan proses menentukan, menciptakan situasi dan kondisi.
Pengembangan pembelajaran menghasilkan sumber-sumber pembelajaran yang siap pakai,
diktat dan rencana pembelajaran.
Tujuan instruksional khusus adalah rumusan yang jelas tentang kemampuan atau
tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa sesudah mengikuti suatu program
pembelajaran tertentu. Kemampuan atau tingkah laku tersebut harus dirumuskan
secara spesifik dan operasional sehingga dapat diamati atau diukur.
Pada langkah ketiga ini, sesudah kegiatan-kegiatan belajar siswa ditetapkan, perlu
dirumuskan pokok - pokok materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa
sesuai dengan jenis - jenis kegiatan belajar yang telah ditetapkan. Apabila
dipandang perlu, setiap materi pelajaran tersebut dilengkapi dengan uraian singkat
agar memudahkan guru menyampaikan materi tersebut kepada siswa.
Tes yang diberikan kepada siswa adalah tes yang telah disusun dalam langkah
ke-2. Fungsi tes awal ini adalah untuk memperoleh informasi tentang
kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam tujuan instruksional, sebelum
mereka mengikuti pembelajaran yang telah disiapkan. Apabila siswa telah
menguasai kemampuan yang tercantum dalam tujuan instruksional yang ingin
dicapai maka hal itu tidak perlu diberikan lagi oleh pengajar dalam program
pembelajaran yang akan diberikan.
Kalau tes awal diberikan sebelum siswa mengikuti pelajaran maka tes akhir
diberikan setelah selesai mengikuti pembelajaran. Tes yang diberikan dalam tes
akhir ini identik dengan yang diberikan pada tes awal. Bedanya terletak pada
waktu dan fungsinya. Tes awal berfungsi untuk menilai kemampuan siswa
mengenai materi pelajaran sebelum pembelajaran diberikan, sedangkan tes akhir
berfungsi untuk menilai kemampuan siswa mengenai materi pelajaran sesudah
pembelajaran diberikan. Dengan demikian dapat diketahui seberapa jauh
keberhasilan pembelajaran yang diberikan dapat dicapai. Langkah - langkah yang
dilakukan dalam model PPSI tersebut, digambarkan dalam bagan berikut
1) Merumuskan tujuan
5) Analisis (a) sumber-sumber yang diperlukan (b) sumber-sumber yang tersedia (c)
kendala-kendala.
Mayalink.wordpress.com/2015/11/13/modelpembelajaranmodel-pembelajaran/
Dalam memilih sebuah model harus memperhatikan pertimbangan apakah model tersebut
sesuai dengan materi dan media yang akan dipaka, Oleh karena begitu banyaknya model
biasanya kita lalu dihadapkan pada pertanyaan mau pakai model yang mana? Dalam hal
memilih model ini setidaknya ada 5 kriteria yang dapat dipakai sebagai pedoman dalam
memilih model pengembangan desain pembelajaran. Model yang baik adalah model yang:
3. Mungkin diterapkan: artinya model yang dipilih hendaklah dapat diterima dan dapat
diterapkan (applicable), sesuai dengan situasi dan kondisi setempat
4. Luas: jangkauan model tersebut hendaklah cukup luas, tidak saja berlaku untuk pola
belajar mengajar yang konvensional, tetapi juga proses belajar mengajar yang lebih
luas, baik yang menghendaki kehadiran guru secara fisik maupun yang tidak
5. Teruji: model yang bersangkutan telah dipakai secara luas dan teruji/terbukti dapat
memberikan hasil yang baik.
Setiap model memiliki tujuan untuk menghasilkan suatu sistem intruksional yang
efektif dan efesien dalam memfasilitasi pencapaian tujuan intruksional. Benny A. (2018)
menyatakan bahwa “penerapan desain sistem pembelajaran bertujuan untuk memciptakan
pembelajaran yang sukses, yaitu pembelajaran yang mampu membantu siswa dalam
mencapai kompetensi yang diinginkan. (Ina Magdalena, M.pd & Sunaryo, M.Pds /
Desain Pembealajaran Sekolah Dasar / Jakarta/ Fkip Umt Press ,2007 Hal 60)
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Atwi Suparman (2012) mengemukakan analisis hasil perbandingan dari beberapa model instruksional
terdiri dari tiga tahap yakni: tahap definisi, tahap analisis dan pengembangan system, dan tahap evaluasi.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa perbedaan antara model yang satu dengan model yang lain antara lain
terletak pada: sasaran/tingkat penggunaanya (Institusi atau mata pelajaran), Penggunaan istilah pada
setiap tahapan, Jumlah tahapan atau langkahnya, kelengkapan konsep dan prinsip yang digunakan.
Berdasarkan analisis di atas Atwi Suparman mengembangkan Model Pengembangan Desain Instruksional
(MPI).
Desain instruksional masa depan yang dikembangkan oleh Atwi Suparman diharapkan dapat
mengatasi kendala-kendala pembelajaran dan dapat digunakan baik untuk pembelajaran tatap muka
maupun pendidikan jarak jauh. Dengan berlandaskan teori belajar dan pembelajaran (aliran psikologi:
humanisme, behaviorisme, kignitivisme, konstruktivisme, dan cybernetisme), prinsip-prinsip
pembelajaran, dan pendekatan system.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan
bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
1. Tahap definisi
2. Tahap analisis
Perbedaan antara model yang satu dengan yg lainnya, ada 4 faktor antara lain :
Sebagai mahasiswa yang tidak terlepas dari segala sesuatu yang berkaitan dengan
pendidikan dan bidang keilmuan. Kita seharusnya dapat mempelajari Ilmu Manajemen dengan
baik. Hal ini bertujuan supaya kita dapat mengatur, mengorganisasikan, mengarahkan dan
mengendalikan segala sesuatu yang kita pimpin.
DAFTAR PUSTAKA
Magdalena, Ina., Sunaryo. (2007). Desain Pembelajaran Sekolah Dasar.Jakarta:Fkip Umt Press
Prof.Dor.M. Atwi Suparman, M.Sc. Desain Intruksional Modern Penerbit : Airlangga Edisi Keempat
Mayalink.wordpress.com/2015/11/13/model-pembelajaran-7-model-pembelajaran