PENDAHULUAN
1
kurikulum yang akomodatif dengan berbagai kepentingan, teori dan praktik, bisa
diwujudkan.
Penjelasan diatas merupakan kerangka dasar dari model pengembangan
kurikulum, untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Sehubungan apa yang penulis kemukakan dalam latar belakang diatas, melalui
chapter report ini penulis Ingin membahas beberapa permasalahan yang erat
hubungannya dengan permasalahan penulis, yaitu:
1. Bagaimana bentuk model pengembangan Kurikulum?
2. Bagaimanakah fungsi pengembangan kurikulum bagi guru?
3. Apa saja model-model pengembangan kurikulum?
C. Identitas Buku
Untuk menjawab permasalhan di atas, penulis menggunakan buku model
pembelajaan, yang mana identitas buku tersebut sebagai berikut:
1. Penulis : John P. Miller
2. Judul Buku : Curriculum perspectives and Practice
3. Judul chapter : Curriculum Development Models
4. Penerbit : Wayne seller
5. Tempat terbit : United States of America
6. Tahun terbit : 1943
7. Edisi :1
8. Halaman : 204-231
9.
D. Tujuan penulisan
Chapter Report yang disusun ini diharapkan dapat menjawab permasalahan
yang dikemukakan pada bagian pendahuluan dan kemudian menjadikannya sebagai
suatu yang dapat memperkaya ilmu pengetahuan penulis dan pembaca dalam kegiatan
belajar mengajar.
Disamping itu, tujuan penulisan Chapter Report ini untuk memenuhi tugas
Ujian Tengah Semester pada semester 5 tahun akademik 2018/2019 dalam mata
kuliah Pengembangan Kurikulum Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol
Padang yang dibimbing oleh Prof. Dr. H. Syafruddin Nurdin, M.Pd.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Sebagai pedoman bgai guru untuk memilih modle pengembangan yang sesuai
dengan pelaksanaan pengembangan kurikulum di lapangan
2. Sebagai bahan pengetahuan untuk melihat lahirnya bagaimana sebuah
kurikulum tercipta dari mulai perencanaan sampai pelaksanaan di lapangan,
yang mungkin selama ini guru hanya mengetahui bahwa kurikulum itu sebagai
sesuatu yang siap saji, padahal melalui proses yang panjang sesuai dengan
model yang mana yang dipilih oleh pengembang kurikulum atau pengambil
kebijaksanaan.
3. Sebagai bahan untuk menyusun kurikulum yang sesuai dengan visi, misi,
karakteristik, dan sesuai dengan pengalaman belajar yang diharapkan atau
dibutuhkan oleh siswa.
4. Sebagai bahan untuk mengadakan penelitian yang merupakan bagian tugas
professional guru yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan
kinerjanya sebagai guru.
5. Sebagai bahan untuk melihat perbandingan dan keberhasilan tentang model
pengembangan kurikulum yang digunakan suatu sekolah, yang nantinya
diharapkan untuk memperbaiki kurikulum yang dilaksanakan.
4
dekat dengan ilmu pendidikan daripada pendekatan lain dalam desain
pengajaran". Menurut Gagne, keuntungan utama dari pendekatan semacam itu
adalah memberikan dasar bagi sistem akuntabilitas. Model Gagne meliputi 12
langkah:
1) Analisis kebutuhan. Langkah pertama adalah mengidentifikasi kebutuhan
untuk pengembangan kursus. Menurut Gagne, kebutuhan yang dirasakan
biasanya terbagi dalam tiga jenis: "(1) kebutuhan untuk melakukan
pengajaran secara lebih efektif dan efisien (2) kebutuhan untuk
merevitalisasi konten dan metode untuk beberapa kursus yang ada, atau (3)
kebutuhan untuk mengembangkan kursus baru.
2) Analisis Tujuan. Langkah selanjutnya dalam proses ini adalah untuk
menggambarkan tujuan dan sasaran untuk sistem pengajaran, bekerja dari
tujuan umum ke tujuan tertentu.
3) Analisis Cara Alternatif untuk Memenuhi Kebutuhan. Langkah ini berkaitan
dengan apa yang diajarkan dan bagaimana mengajarkannya.
4) Merancang Komponen Pengajaran. Keputusan pada titik ini dalam urutan
melibatkan prosedur berikut:
a. Merencanakan sifat bahan untuk studi
b. Menentukan metode mempelajari bahan
c. Memutuskan antara mondar-mandir sendiri dan kelompok-mondar-
mandir bahan untuk presentasi.
d. Mengidentifikasi sifat dari kegiatan pelajar untuk terlibat dalam
sehubungan dengan materi, atau sehubungan dengan tujuan.
e. Merencanakan bagaimana melacak kemajuan siswa dan bagaimana
mengarahkan kemajuan tersebut.
f. Menjelaskan peran guru sehubungan dengan materi dan perkembangan
murid.
g. Menjadwalkan kegiatan kelompok dan metode pengajaran yang akan
digunakan.
h. Memutuskan batas waktu untuk belajar mandiri, atau "penjadwalan
terbuka," jika penguasaan daripada waktu adalah batasan penjadwalan.
i. Penilaian kinerja siswa.
j. Merancang prosedur "pedoman", di mana opsi dalam tujuan ditawarkan,
atau di mana "rute ke tujuan" yang berbeda disediakan.
5
5) Analisis Sumber Daya dan Kendala. Pada langkah ini, setiap komponen
diperiksa sehubungan dengan sumber daya dan kendala yang tersedia.
misalnya, jika kurikulum meminta siswa untuk pergi ke luar sekolah, guru
harus berurusan dengan kendala hukum dan administrasi terkait kegiatan di
luar sekolah .
6) Tindakan Penghapusan Kendala. Gagne mengklaim bahwa kendala yang
timbul dari kebutuhan efektivitas biaya mungkin sangat sulit untuk
dihilangkan; oleh karena itu, ia berpendapat, harga "kegagalan" (mis., putus
sekolah, kenakalan, lulusan yang tidak kompeten) harus dipertimbangkan
dalam setiap analisis efektivitas biaya program pendidikan.
7) Memilih atau Mengembangk an Bahan. Pada langkah ini, perencana
memeriksa materi yang relevan. Ini mungkin melibatkan pembelian bahan
ajar dan pendesainan ulang bahan yang saat ini digunakan.
8) Merancang Asesmen Kinerja-Siswa. Perancang sekarang beralih ke
pengembangan alat penilaian. Tes semacam itu memungkinkan guru untuk
menemukan apa yang telah dikuasai siswa dan apakah siswa siap untuk
melanjutkan ke tujuan berikutnya.
9) Pengujian Lapangan dan Evaluasi Formatif. Gagne menyarankan bahwa
sistem baru pertama-tama harus dicoba dengan kelompok-kelompok kecil
siswa atau dengan beberapa peserta didik individu dalam situasi satu-ke-
satu. Setelah uji coba awal ini, sistem baru dapat digunakan di ruang kelas
berukuran normal.
10) Penyesuaian, Revisi, dan Evaluasi Lebih Lanjut. Setelah program baru
sepenuhnya dilaksanakan, penyempurnaan lebih lanjut dapat dilakukan.
Sebagai contoh, setelah sistem telah digunakan selama beberapa tahun,
umpan balik lebih lanjut dari guru dapat diminta.
11) Evaluasi Summatif Sistem. Evaluasi sumatif dilakukan setelah kurikulum
baru telah sepenuhnya diterapkan, modifikasi awal telah dilakukan melalui
evaluasi formatif, dan sistem telah ada untuk periode yang diperpanjang
dalam kondisi normal.
12) Instalisasai operasional. Setelah sistem pengajaran dasar terbukti efektif
melalui evaluasi sumatif, kurikulum baru seakarang siap digunakan secara
luas. Tentu saja, penyesuaian harus dilakukan untuk setiap local tertentu.
6
2. Model Pengembangan Kurikulum Tyler
Dalam bukunya yang berjudul Basic Principles Curriculum and
Intruction (1949), Tyler mengatakan bahwa Curriculum development needed to be
treated logically and systematically. Ia berupaya menejlaskan tentang pentingnya
pendapat secara rasional, menganalisis, menginterprestasikan kurikulum dan
program pengajaran dari suatu lembaga pendidikan.
Tyler mengungkapkan bahwa untuk mengenbangkan suatu kurikulum,
perlu menempatkan empat pertanyaan berikut:
1) Tujuan pendidikan apa yang harus dicapai oleh sekolah?
2) Pengalam-pengalaman pendidikan apakah yang semstinya diberikan untuk
mencapai tujuan pendidikan?
3) Bagaimanakah pegelaman-pengalaman pendidikan sebaiknya di
organisasasikan/
4) Bagaimanakah menentukan bahwa tujuan telah dicapai?
7
Bahan yang harus dipelajari peserta didik dan pengalaman belajar apa yang
harus dilakukan itu, di organisasikan sedemikian rupa sehingga dapat
memudahkan dalam pencapaian tujuan.
4) Menentukan evaluasi pembelajaran
Evaluasi memegang peranan yang cukup penting, sebab dengan evaluasi
dapat ditentukan apakah kurikulum yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai oleh sekolah atau belum. Ada dua aspek yang perlu
diperhatikan sehubungan dengan evaluasi. Pertama, evaluasi harus menilai
apakah telah terjadi perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah dirumuskan. Kedua, evaluasi sebaiknya menggunakan
lebih dari satu alat penilaian dalam suatu waktu tertentu. Dengan demikian,
penilaian suatu program tidak mungkin hanya dapat mengandalkan hasil tes
siswa setelah akhir proses pembelajaran
8
e. Pemilihan pengalaman belajar. Untuk pemilihan pengalaman-pengalaman
belajar Taba menjelaskan bahwa pengalaman belajar harus merefleksikan
berbagai pengalaman belajar termasuk membaca, menulis, mengamati,
melakukan penelitian, menganalisis, mendiskusikan, melukis,
membangun, dan mendramatisir.
f. Penentuan evaluasi. Pada langkah ini, Taba menyarankan pada ketentuan
apakah tujuan telah dicapai, diagnosis perencanaan kurikulum dan
penilaian dari beberapa perubahan dalam tingkah laku peserta didik.
9
ke dalam praktik pembelajaran atau aktivitas-aktivitas baru, sehingga
terjadi perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan berubah”.
e. Evaluasi
Menurut model Miller-seller ini prosedur-prosedur evaluasi dalam
pengembagan kurikulum hendaknya merefleksikan orientasi seseorang.
Prosedur evaluasi yang dibakukan pada umumnya tidak sesuai dengan
kurikulum transformasi.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dalam
chapter repot ini dapat disimpulkan beberapa hal:
1. Pengertian model pengembangan kurikulum, yaitu menurut Menurut Good dan
Travers model adalah abstraksi dunia maya atau representasi peristiwa kompleks
atau sistem, dalam bentuk naratif, matematis, grafis, serta lambang-lambang
lainnya. Dengan demikian, model pada dasarnya berkaitan dengan rancangan
yang dapat digunakan untuk menerjemahkan sesuatu dalam realitas, yang sifatnya
lebih praktis.
2. Fungsi pengembangan kurikulum bagi guru yaitu:
a. Sebagai pedoman bagi guru untuk memilih model pengembangan yang
sesuai dengan pelaksanaan pengembangan kurikulum di lapangan
b. Sebagai bahan pengetahuan untuk melihat bagaimana sebuah kurikulum
tercipta dari mulai perencanaan sampai pelaksanaan di lapangan,
c. Sebagai bahan untuk menyusun kurikulum yang sesuai dengan visi, misi,
karakteristik, dan sesuai dengan pengalaman belajar yang dibutuhkan
siswa.
d. Sebagai bahan untuk mengadakan penelitian yang merupakan bagian tugas
professional guru yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan
kinerjanya sebagai guru.
e. Sebagai bahan untuk melihat perbandingan dan keberhasilan tentang
model pengembangan kurikulum yang digunakan suatu sekolah, yang
nantinya diharapkan untuk memperbaiki kurikulum yang dilaksanakan.
3. Jenis-jenis model pengembangan kurikulum
a. Model Trasmisi Gagne dan Briggs yang menggambarkan model
pengembangan kurikulum berdasarkan pada teknologi pendidikan. Dengan 12
langkah yaitu:
a. Menganalisis tujuan
b. Analisis tujuan
11
c. Analisis Cara Alternatif untuk Memenuhi Kebutuhan
d. Merancang Komponen Pengajaran
e. analisis Sumber daya dan kendala
f. Tindakan penghapusan kendala
g. Memilih atau Mengembangkan Bahan
h. merancang asesmen kinerja siswa
i. pengujian lapangan dan evaluasi formatif
j. Penyesuaian, Revisi, dan Evaluasi Lebih Lanjut
k. evaluasi summative sistem
l. Instalisasai operasional
b. Model pengembangan kurikulum Tyler yaitu lebih bersifat bagaimana
merancang suatu kurikulum sesuai dengan tujuan dan misi suatu institusi
pendidikan dan mengembangkan kurikulum dalam 4 tahap yaitu:
a. Menentukan tujuan pendidikan.
b. Menentukan pengalaman belajar
c. Menentukan organisasi pengalaman belajar.
d. Menentukan evaluasi pembelajaran
12
B. Saran
Demikian penulisan Chapter report ini, telah diketahui bahwa model
pengembangan kurikulum merupakan salah satu model yang harus diterapkan dalam
suatu pendidikan. Sehingga bagi seorang mahasiswa yang akan menjadi calon guru
nantinya agar dapat mengembangan kurikulum dengan baik dan memahami berbagai
model pengembangan kurikulum agar kurikulum yang dihasilkan bisa efektif.
13