Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGEMBANGAN MEDIA, BAHAN AJAR, LKPD SAINS SD DAN


PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PEMBELAJARAN
SAINS/TEMATIK SD MENGGUNAKAN MODEL ADDIE
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Pengembangan Pembelajaran Sains
Yang diampu oleh Bapak Drs. Sunu Widodo, M.Pd.

Oleh

DISTIAN FISTI RAMDINI (1986206017)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP PGRI TRENGGALEK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
NOVEMBER 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat
iman dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Sholawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan kepada Nabi Muhammadd
SAW yang kita nantikan syafaatnya di hari akhir nanti. Tidak lupa kami
sampaikan terimakasih kepada Drs. Bapak Sunu Widodo, M.Pd, selaku dosen
Pengembangan Pembelajaran Sains.
Kami juga berharap semoga makalah ini mampu berguna serta bermanfaat
dalam mengingkatkan pengetahuan sekaligus wawasan selain itu kami sadar
bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta
jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan
saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya,
sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa disertai saran yang membangun.
Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Trenggalek, 20 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ ii


Daftar Isi ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2
D. Manfaat ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Model ADDIE ........................................................... 3
B. Pengembangan Media ................................................................ 3
C. Pengembangan Bahan Ajar ........................................................ 5
D. Pengembangan LKPD sains SD .................................................. 8
E. Pengembangan Instrument Assenmen Sains/ Tematik SD ........ 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Model Analysis – Design – Development – Implementation -
Evaluation (ADDIE). Muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan
oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi
pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program
pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu
sendiri.
Model ini dipilih karena model ADDIE sering digunakan untuk
menggambarkan pendekatan sistematis untuk pengembangan
instruksional. Selain itu, model ADDIE merupakan model pembelajaran
yang bersifat umum dan sesuai digunakan untuk penelitian
pengembangan. Istilah ini hampir identik dengan pengembangan sistem
instruksional. Ketika digunakan dalam pengembangan, proses ini dianggap
berurutan tetapi juga interaktif, di mana hasil evaluasi setiap tahap dapat
membawa pengembangan pembelajaran ke tahap sebelumnya. Hasil akhir
dari suatu tahap merupakan produk awal bagi tahap selanjutnya.
Model ADDIE dalam mendesain sistem instruksional menggunakan
pendekatan sistem. Esensi dari pendekatan sistem adalah membagi proses
perencanaan pembelajaran ke beberapa langkah, untuk mengatur langkah-
langkah ke dalam urutan-urutan logis, kemudian menggunakan output dari
setiap langkah sebagai input pada Langkah berikutnya (Cahyadi, Rahmat
Arofah Hari 2019:36). Model intruksional ADDIE merupakan proses
instruksional yang terdiri dari lima fase, yaitu analisis, desain,
pengembangan, implementasi dan evaluasi yang dinamis.Tahapan dari
Kerangka Addie adalah proses siklus yang berkembang dari waktu
ke waktu dan kontinyu dari seluruh perencanaan instruksional dan proses
implementasi. Lima tahapan terdiri kerangka kerja, masing-masing dengan

1
tujuan sendiri yang berbeda dan fungsi dalam perkembangan desain
instruksional.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Pengetian Model ADDIE ?
2. Bagaimana Pengembangan Media Menggunakan Model ADDIE ?
3. Bagaimana Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan Model ADDIE
?
4. Bagaimana Pemgembangan LKPD Sains SD Menggunakan Model
ADDIE ?
5. Bagaimana Pengembangan Instrument Assessmen Pembelajaran Sanis
SD Menggunakan Model ADDIE ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana Pengertian Model ADDIE
2. Untuk mengetahui Pengembangan Media menggunakan Model
ADDIE
3. Untuk mengetahui pengembangan Bahan Ajar menggunakan Model
ADDIE
4. Untuk mengetahui pengembangan LKPD Sains SD Menggunakan
Model ADDIE
5. Untuk mengetahui pengembangan instrument assessmen
pembelajaran sains SD menggunakan model ADDIE

D. MANFAAT
1. Dapat mengetahui Pengertian Model ADDIE.
2. Dapat mengetahui pengembangan media, bahan ajar, LKPD sains SD
dan pengembangan instrumen asesmen pembelajaran sains/tematik sd
menggunakan model ADDIE.

2
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model ADDIE


Model ADDIE ini merupakan model perancangan pembelajaran generik
yang menyediakan sebuah proses terorganisasi dalam pembangunan bahan-
bahan pelajaran yang dapat digunakan baik untuk pembelajaran tatap muka
maupun pembelajaran online. Dapat disimpulkan bahwa model ADDIE adalah
kerangka kerja sederhana yang berguna untuk merancang pembelajaran di
mana prosesnya dapat diterapkan dalam berbagai pengaturan karena
strukturnya yang umum. Model ADDIE dapat menggunakan pendekatan
produk dengan langkah-langkah sistematis dan interaktif.
Model ADDIE dapat digunakan utnuk pengembangan bahan
pembelajaran pada ranah verbal, keterampilan intelektual, psikomotor, dan
sikap sehingga sangat sesuai untuk pengembangan media blog untuk mata
pelajaran TIK.
Model ADDIE memberikan kesempatan kepada pengembang desain
pembelajaran untuk bekerja sama dengan para ahli isi, media, dan desain
pembelajaran sehingga menghasilkan produk berkualitas baik.
Model intruksional ADDIE merupakan proses instruksional yang
terdiri dari lima fase, yaitu analisis, desain, pengembangan, implementasi dan
evaluasi yang dinamis

B. Pengembangan Media
Pengembangan media menggunakan model ADDIE memiliki tahapan
sebagai berikut :
1) Analisis
Analisis materi berkenaan dengan fakta, konsep, prinsip dan prosedur
merupakan bentuk identifikasi terhadap materi agar relevan dengan

3
pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran. Dalam tahap ini,
analisis dilakukan dengan metode studi pustaka. Tujuan dari analisis
fakta, konsep, prinsip dan prosedur materi pembelajaran adalah untuk
mengidentifikasi bagian-bagian utama materi yang akan diajarkan dan
disusun secara sistematik. Analisis ini dapat dijadikan dasar untuk
menyusuk rumusan tujuan pembelajaran.
2) Perancangan/ Desain
Tahap perencanaan dimulai dari perancangan flowchart, perancangan
storyboard, penyusunan materi, penyusunan instrumen penilaian dan
pengumpulan bahan pendukung.
3) Pengembangan dimana pada tahap ini peneliti membuat media
pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat
sebelumnya. Pada proses pengembangan, peneliti menggunakan Ms.
Power Point dan VBA dalam pembuatan aplikasi. Aplikasi tersebut
berisi materi, video pebelajaran dan beberapa soal. Setelah aplikasi
rampung, selanjutnya ialah melakukan validasi oleh ahli media dan
ahli materi. Validasi ahli media mencakup aspek bahasa, aspek
rekayasa perangkat dan aspek komunikasi visual. Hasil perolehan
penilaian kelayakan oleh ahli media ialah 63 yang termasuk kategori
“Sangat Layak” dengan presentase kelayakan 90%. Sedangkan validasi
ahli materi mencakup aspek relevensi materi, aspek evaluasi, aspek
efek untuk strategi pembelajaran den dan aspek bahasa. Hasil
perolehan penilaian kelayakan oleh ahli materi ialah 91 yang termasuk
kategori “Sangat Layak” dengan presentase kelayaan 91%.
4) Implementasi.
Pada tahap ini aplikasi yang telah diperbaiki sesuai saran ahli media
dan ahli materi sebelum di uji cobakan pada peserta didik. Ada dua
tahap uji coba, yaitu uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan.
Uji coba terhadap peserta didik mencakup aspek motivasi belajar,
aspek kemudahan pemakaian, aspek kemenarikan tampilan dan aspek
kebermanfaatan aplikasi. Hasil perolehan penilaian kelayakan pada uji
coba kelompok kecil ialah 39,6 yang termasuk kategori “Layak”. Hasil

4
penilaian kelayakan pada uji coba lapangan ialah 41 yang termasuk
kategori “Layak”.
5) Evaluasi.
Pada tahap ini dilakukan pengelolaan terhadap hasil penilaian dan
penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil perolehan angket dari ahli
media, ahli materi dan siswa, maka dapat disumpulkan bahwa media
pembelajaran berbasis desktop pada pokok bahasan operasi hitung
aljabar ini dinyatakan layak untuk di gunakan.

C. Pengembangan Bahan Ajar


1. Analisis
Dalam tahapan ini, kegiatan utama adalah menganalisis perlunya
pengembangan bahan ajar dalam tujuan pembelajaran, beberapa
analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Analisis kinerja
Dalam tahapan ini, mulai dimunculkan masalah dasar yang
dihadapi dalam pembelajaran
b) Analisis siswa
Analisis siswa merupakan telaah karakteristik siswa
berdasarkan pengetahuan, keterampilan dan perkembangannya.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan
siswa yang beragam. Hasil analisis siswa berkenaan dengan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif dapat dijadikan
gambaran dalam mengembangkan bahan ajar dalam
pembelajaran. Beberapa poin yang perlu didapatkan dalam
tahapan ini diantaranya:
• Karakteristik siswa berkenaan dengan pembelajaran
• Pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiliki siswa
berkenaan dengan pembelajaran
• Kemampuan berpikir atau kompetensi yang perlu
dimiliki siswa dalam pembelajaran

5
• Bentuk pengembangan bahan ajar yang diperlukan
siswa agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir
dan kompetensi yang dimiliki
c) Analisis fakta, konsep, prinsip dan prosedur materi
pembelajaran
Analisis materi berkenaan dengan fakta, konsep, prinsip dan
prosedur merupakan bentuk identifikasi terhadap materi agar
relevan dengan pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran.
Dalam tahap ini, analisis dilakukan dengan metode studi
pustaka. Tujuan dari analisis fakta, konsep, prinsip dan
prosedur materi pembelajaran adalah untuk mengidentifikasi
bagian-bagian utama materi yang akan diajarkan dan disusun
secara sistematik. Analisis ini dapat dijadikan dasar untuk
menyusuk rumusan tujuan pembelajaran.
d) Analisis tujuan pembelajaran
Analisis tujuan pembejaran merupakan langkah yang
diperlukan untuk menentukan kemampuan atau kompetensi
yang perlu dimiliki oleh siswa. Pada tahap ini, ada berapa poin
yang perlu didapatkan diantaranya:
• Tujuan pembelajaran yang telah ditentukan
• Ketercapaian tujuan pembelajaran
Dengan demikian, tahapan ini dapat dijadikan acuan untuk
mengembangkan bahan ajar dalam pembelajaran.
2. Desain
Tahapan desain meliputi beberapa perencanaan pengembangan bahan
ajar diantaranya meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut:
• Penyusunan bahan ajar dalam pembelajaran kontektual dengan
mengkaji kompetensi inti dan kompetensi dasar untuk
menentukan materi pembelajaran berdasarkan fakta, konsep,
prinsip dan prosedur, alokasi waktu pembelajaran, indikator
dan instrumen penilaian siswa.

6
• Merancang skenario pembelajaran atau kegiatan belajar
mengajar dengan pendekatan pembelajaran
• Pemilihan kompetensi bahan ajar
• Perencanaan awal perangkat pembelajaran yang didasarkan
pada kompetensi mata pelajaran.
• Merancang materi pembelajaran dan alat evaluasi belajar
dengan pendekatan pembelajaran.
3. Pengembangan
Beberapa poin yang perlu didapatkan dalam tahapan ini diantaranya :
• Bentuk bahan ajar yang perlu dibuat dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
• Bentuk bahan ajar yang perlu dibuat dan dimodifikasi sehingga
dapat memenuhi tujuan pembelajaran.
4. Implementasi
Pada tahapan implementasi dalam penelitian ini merupakan tahapan
untuk mengimplementasikan rancangan bahan ajar yang telah
dikembangkan pada situasi yang nyata dikelas. Selama implementasi,
rancangan bahan ajar yang telah dikembangkan diterapkan pada
kondisi yang sebenarnya. Materi bahan ajar yang telah dikembangkan
disampaikan sesuai dengan pembelajaran. Seteleh diterapkan dalam
bentuk kegiatan pembelajaran kemudian dilakukan evalusai awal
untuk memberikan umpan balik pada penerapan pengembangan bahan
ajar berikutnya.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain sistem
pembelajaran ADDIE untuk memberikan nilai terhadap pengembangan
bahan ajar dalam pembelajaran. Evalusi dilakukan dalam dua bentuk
yaitu evalusi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif
dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka (mingguan) sedangkan
evalusi sumatif dilakukan setelah kegiatan berakhir secara keseluruhan
(semester). Evalusi sumatif mengukur kompetensi akhir atau tujuan
pembejaran yang ingin dicapai. Hasil evalusi digunakan untuk

7
memberikan umpan balik terhadap pengembangan bahan ajar.
Kemudian revisi dibuat sesuai dengan hasil evalusi atau kebutuhan
yang belum dapat dipenuhi oleh tujuan pengembangan bahan ajar.

D. Pemgembangan LKPD Sains SD


LKPD adalah sarana untuk membantu dan mempermudah kegiatan
pembelajaran sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara peserta
didik dengan pendidik, sehingga dapat meningkatkan aktifitas peserta didik
dalam peningkatan prestasi belajar. LKPD merupakan panduan peserta
didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan
masalah. LKPD dapat berupa panduan untuk latihanpengembangan aspek
kognitif maupun panduan untuk semua aspek pembelajaran dalam bentuk
panduan eksperimen atau demonstrasi.
Langkah – Langkah pengembangan LKPD menggunakan model ADDIE :
1. Tahap pertama memperkenalkan tujuan LKPD kepada peserta didik,
mengujicobakan LKPD serta memberi angket kepada peserta didik.
Penilaian respon angket peserta didik bertujuan untuk mengetahui
kualitas LKPD berbasis pendekatan saintifik yang dilihat dari sisi
peserta didik.
2. Tahap kedua adalah Design (rancangan). Desain LKPD ini diawali
dengan rancangan konsep LKPD, yaitu memilih pendekatan
pembelajaran yang digunakan dalam LKPD. Setelah merancang
konsep, peneliti mempersiapkan referensi pendukung pembuatan
LKPD. Referensi terdiri dari buku-buku IPA, jurnal, kemudian
menentukan indikator dari KI dan KD yang sesuai dengan kurikulum
2013
3. Tahap selanjutnya adalah Development (pengembangan), sebagai
tindak lanjut terhadap rancangan yang telah dilakukan pada tahap
desain. mengembangkan LKPD berbasis pendekatan saintifik agar
pada proses pembelajaran peserta didik secara aktif mengkontruktur
konsep, hukum dan prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati,
menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, sehingga

8
bisa meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi dan membentuk kemampuan peserta didik
dalam menyelesaikan masalah secara sistematik.
4. Tahap selanjutnya adalah implementation (penerapan). Tahap
implementasi adalah tahap untuk memulai menggunakan LKPD yang
telah dikembangkan dalam pembelajaran atau lingkungan nyata,
sehingga dapat dikatakan tahap implementasi merupakan penerapan
LKPD yang telah dikembangkan. Implementasi dilakukan dengan
menguji cobakan LKPD kepada peserta didik.
5. Tahap akhir adalah Evaluation (evaluasi). Tahap evaluasi merupakan
tahap untuk mengukur ketercapaian pengembangan LKPD. Peneliti
menilai kelayakan LKPD yang dikembangkan berdasarkan hasil
validasi LKPD yang diukur dari hasil validasi isi, desain, dan bahasa.
Dan juga berdasarkan hasil respon pesreta didik, sehingga dapat
disimpulkan apakah LKPD yang telah dikembangkan layak atau tidak
digunakan.

E. Pengembangan Instrument Assesment Pembelajaran SAINS


Tahap evaluasi adalah tahap akhir dalam model pengembangan ADDIE.
Pada tahap ini dilakukan berdasarkan validasi ahli, reliabbilitas, tingkat
kesukaran soal, dan daya beda soal untuk menganalisis produk Tes Diagnostik
yang digunakan apakah masih ada kekurangan dan kelemahan. Apabila tidak
ada perbaikan, maka Tes Diagnostik layak digunakan, jika masih ada
kekurangan dan kelemahan maka perlu diadakannya perbaikan dan
penyempurnaan.
Menurut Mudanta dkk (2020) untuk mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan kemampuan dan juga minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran diperlukan sebuah pendukung untuk mendatanya, yaitu
menggunakan instrumen. Penilaian merupakan salah satu bagian penting
dalam proses pembelajaran, maka perlu digunakan instrumen penilaian yang
mampu menilai aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk mendapatkan

9
hasil penilaian yang menyeluruh Pasaribu (2016). Hasil penelitian Yuniarto
(2017) menujukan, adanya instrumen penilaian motivasi memberikan
pengaruh positif terhadap peningkatan nilai kognitif mahasiswa. Instrumen
yang akan digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa berupa
kuesioner. Talitha & Chendra (2018) menyatakan kuesioner merupakan suatu
metode pengumpulan data yang dapat digunakan untuk mengukur motivasi
belajar siswa, yaitu berupa daftar pertanyaan yang harus diisi atau dijawab
oleh responden atau orang yang akan diukur. Dengan ini guru bisa melakukan
penilaian pada aspek afektif peserta didik, karena sebagai seorang guru tidak
cukup hanya mengukur pada aspek kognitif peserta didik, guru juga perlu
mengukur aspek afektif seperti motivasi belajar siswa. Hal senada juga
disampaikan Candra dkk (2018), yaitu penilaian yang dilakukan seorang guru
tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif siswa, tetapi mencakup dua
ranah lainnya yaitu ranah afektif (sikap) dan juga psychomotor (keterampilan).
Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri untuk melakukan suatu hal agar
tercapainya tujuan yang diinginkan. Motivasi menjadi peran yang sangat
penting dalam proses pembelajaran, karena motivasi dapat menumbuhkan
semangat dalam diri, tumbuhnya rasa ingin tahu dan aktif dalam
pembelajaran, sehingga dengan adanya motivasi maka peserta didik dapat
terdorong untuk belajar lebih serius.
Widiana (2016) menyatakan bahwa ADDIE merupakan desain model
pembelajaran yang berdasarkan pada pendekatan sistem efektif dan efisien
serta hasil evaluasi dalam setiap fase bersifat interaktif dan dapat membawa
pengembangan pembelajaran ke fase selanjutnya. Jadi, model ADDIE
merupakan model sederhana dan dapat digunakan untuk mengembangkan
berbagai macam produk. Model ADDIE dapat di jadinya desain model
pembelajaran pada pendekatan sistem yang efektif dan efisien. Maka dari itu,
prosedur pada penelitian ini mengacu pada model ADDIE yang tahapannya
dibagi menjadi lima yaitu menganalisis (analyze), merancang (design),
mengembangkan (development), mengimplementasikan (implementation),
mengevaluasi (evaluation).

10
Pengumpulan data pada penelitian pengembangan ini menggunakan
metode kuesioner. Metode Kuisoner dilakukan dengan memberikan
pernyataan atau pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh responden. Instrumen
yang disusun disesuaikan dengan indikator berdasarkan teori Uno (2010).
Adapun indikator-indikator yang akan digunakan, yaitu adanya Hasrat dan
keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya
harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya
kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan yang kondusif.
Instrumen Penilaian Motivasi belajar layak untuk dikembangkan karena
instrumen penilaian merupakan suatu instrumen yang harus ada dalam proses
pembelajaran. Dan instrumen penilaian motivasi belajar juga sebagai alat
bantu yang digunakan untuk memperoleh segala informasi untuk mengetahui
tingkatan siswa secara objektif. Instrumen penilaian motivasi belajar juga
sebagai alat bantu yang digunakan untuk memperoleh segala informasi untuk
mengetahui tingkatan siswa secara objektif. Gronlund (dalam Abdullah, 2015)
menyatakan penilaian merupakan suatu hal yang dilakukan secara bertahap
yang terdiri dari tahap pengumpulan, menganalisis, dan menerjemahkan
informasi untuk mengetahui tingkatan pemahaman atau keterampilan dan
motivasi yang dimiliki oleh siswa.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model ADDIE adalah kerangka kerja sederhana yang berguna
untuk merancang pembelajaran di mana prosesnya dapat diterapkan dalam
berbagai pengaturan karena strukturnya yang umum. Model ADDIE dapat
menggunakan pendekatan produk dengan langkah-langkah sistematis dan
interaktif.
Adapun Prosedur Penelitian pada model ADDIE sebagai berikut:
1. Tahap Analysis (Analisis)
Tahapan yang pertama adalah tahap Analysis (Analisis). Tahapan
ini dilakukan dengan metode observasi dan wawancara.
2. Tahap Design (Desain)
Tahap ini dikenal dengan membuat rancangan produk (blueprint).
3. Tahap Development (Pengembangan)
Tahap dimana rancangan yang sudah dibuat diwujudkan dalam
bentuk nyata.
4. Tahap Implementation (Implementasi)
Tahapan yang keempat merupakan implementasi. Tahap ini
melakukan uji coba produk yang telah dibuat dari segi tampilan
atau fungsionalnya produk.
5. Tahap Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi adalah proses dimana produk yang dikembangkan
berhasil dan sesuai dengan yang diharapkan berdasarkan
kebutuhan yang ada. Jika terdapat hal yang perlu diperbaiki maka
perlu diidentifikasi dan kemudian disempurnakan. Tujuannya agar
menghasilkan produk yang berkualitas.

12
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat menjadi
tambahan ilmu pengetahuan tentang instrumen evaluasi yang meliputi tes
dan bentuk-bentuknya. Kami sarankan agar pembaca mencari referensi
lain untuk menambah wawasan Anda. Kami mohon maaf apabila dalam
makalah kami terdapat kesalahan baik dalam segi tulisan, tanda baca,
maupun kesalahan lainnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Rosdiana. (2016). Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis ICT, 4(1), 73–88.


Retrieved from

http://ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/khwarizmi

Dr. Benny A. Priadi, M.A, Media Dan Teknologi Dalam Pembelajaran, ed. by
Jefri, 1st edn (Jakarta: KENCANA, 2017)

Rahmi, Rifdatur, Sri Hartini, and Mustika Wati, ‘Pengembangan Lembar Kerja
Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Terbimbing Dan Multimedia Pembelajaran IPA
SMP’, Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 2 (2014).

<https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej/article/view/4265>

14

Anda mungkin juga menyukai