Skor Nilai:
OKTOBER 2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat Nya sehingga makalah
ini dapat tersususun dengan tepat waktu yaitu tentang “Critical Jurnal Review” mata kuliah
“MEDIA PENDIDIKAN FISIKA”. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca,untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
lagi kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
a. Kesimpulan ............................................................................................................. 15
b. Saran ....................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. TUJUAN
C. MANFAAT
• Menumbuhkan kekreatifan berfikir dan menelaah jurnal
• Lebih mudah memahami materi dengan cepat.
• Dapat mengingat materi lebih mudah sehingga tidak
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
diperoleh persentase rata-rata penilaian sebesar 85,25% dengan
kategori valid. Berdasarkan hasil peneltian dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa aplikasi media pembelajaran mobile learning
berbasis android sudah valid untuk digunakan dalam pembelajaran
fisika.
Pendahuluan Peserta didik dapat dikatakan mampu berpikir kritis ketika dapat
berbicara mengunakan alasan yang tepat, baik secara nalar dan
sistematis untuk memecahkan suatu masalah. Berpikir kritis menurut
Richard Paul merupakan suatu disiplin berpikir mandiri yang
mencontohkan kesempurnaan berpikir sesuai dengan mode tertentu
atau ranah berpikir . Kurikulum 2013 yang dipakai sekarang mengacu
dalam Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti
(KI) SMA mencakup sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan. Dengan adanya kompetensi inti, peserta didik dituntut
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya sehingga tercapai
kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan. Beberapa faktor yang
menyebabkan kemampuan berpikir kritis peserta didik di SMA Negeri
5 Purworejo masih rendah adalah pembelajaran masih didominasi
dengan metode ceramah dengan batuan papan tulis di depan kelas,
yang mana membuat peserta didik mudah bosan dan mengantuk
karena didominasi dengan memperhatikan, mencatat, dan menyalin.
Metode Jenis penelitian yang digunakan adalah pengembangan mengunakan
model ADDIE . Subyek uji coba dalam penelitian ini adalah peserta
didik SMA Negeri 5 Purworejo kelas X MIPA 2 semester genap tahun
ajaran 2017/2018 yang berjumlah 29 peserta didik. Pengumpulan data
yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan lembar validasi,
metode tes, metode observasi, dan metode angket. Lembar validasi
digunakan untuk melihat seberapa layak media yang dikembangkan
dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Metode tes digunakan
untuk memperoleh gambaran awal kemampuan berpikir kritis peserta
didik dan gambaran akhir kemampuan berpikir kritis setelah
menggunakan media yang dikembangkan. Metode observasi
digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran di kelas
3
menggunakan media yang telah dikembangkan. Metode angket
dilakukan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap media
pembelajaran yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis peserta didik, dimana efektifitas dapat dilihat dari
keterlakasanaan pembelajaran dan respon peserta didik. Teknik
analisis data untuk kelayakan lembar validasi media pembelajaran
berbasis mobile learning dan soal tes hasil belajar dilakukan dengan
menghitung data validasi.
Hasil dan Produk yang dihasilkan dari penelitian pengembangan ini adalah
Pembahasan berupa aplikasi media pembelajaran berbasis android. Produk media
pembelajaran ini dibuat dan dirancang sendiri oleh peneliti, dengan
tujuan dapat digunakan sebagai alat bantu guru dalam menyampaikan
materi dan juga sebagai sumber belajar mandiri yang sewaktu- waktu
dapat digunakan oleh siswa di luar sekolah. Pengembangan media
pembelajaran ini menggunakan model perancangan media
pembelajaran model ADDIE. Model ADDIE memiliki 5 tahapan
antara lain Analysis (Analisis), Design (Desain), Development
(Pengembangan), Implementation (Implementasi) dan Evaluation
(Evaluasi). Penelitian pengembangan model ADDIE yang dilakukan
hanya sampai tahap Development (Pengembangan), karena tujuan
penelitian ini hanya sebatas mengembangkan dan menghasilkan suatu
media pembelajaran yang valid untuk diimplementasikan berdasarkan
penilaian validator. Tahap-tahap penelitian pengembangan tersebut
dijelaskan seperti dibawah ini: 1. Analysis (Analisis), tahap analisis
terhadap pengembangan produk yang dilakukan terdiri dari analisis
materi dan analis media pembelajaran. Dari analisis tersebut
dihasilkan materi yang membutuhkan bantuan media sebagai alat
bantu guru dalam menyampaikan materi dan siswa untuk belajar
mandiri yang dipilih adalah materi tekanan, karena pokok bahasan
tersebut membutuhan hal-hal yang konkret untuk memudahkan siswa
memahami materi tersebut. Dengan menggunakan aplikasi media
pembelajaran android, guru dapat memberikan penjelasan secara
konkret dari materi yang bersifat abstrak tersebut. 2. Design (Desain),
4
pada tahap desain yang dilakukan antara lain yaitu: 1) mendesain
aplikasi media pembelajaran berbasis android; 2) Materi, gambar dan
video yang sesuai dan tepat dengan materi tekanan), 3) Lembar
validasi ahli media dan ahli materi. 3. Development (Pengembangan),
hasil dari tahap pengembangan yaitu: 1) Aplikasi media pembelajaran
berbasis android, aplikasi ini terdiri dari kompetensi siswa, materi ajar,
gambar, video, contoh soal, dan soal evaluasi interaktif; 2) Skor
validasi media
Kelemahan
Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa, media pembelajaran fisika mobile learning berbasis android
telah berhasil dibuat. Media ini termasuk dalam kategori baik sebagai
media pembelajaran. Berdasarkan pengumpulan data validasi yang
telah dilakukan oleh penilaian validator diperoleh persentase rata-rata
sebesar 85,25% dengan kategori valid, maka aplikasi media
5
pembelajaran fisika mobile learning berbasis android sudah valid
untuk digunakan dalam pembelajaran fisika
6
Pendahuluan M-Learning merupakan salah satu media pembelajaran yang
memungkinkan pendidik menyampaikan bahan ajar kepada peserta
didik menggunakan media berbasis handphone. M-Learning
memungkinkan peserta didik dapat melakukan kegiatan berupa materi
pembelajaran, arahan dan informasi pembelajaran di mana pun dan
kapan pun tidak terbatas ruang dan waktu. M-Learning juga mampu
mengatasi keterbatasan alokasi waktu untuk materi tertentu. M-
Learning juga mampu melatih peserta didik untuk belajar mandiri dari
berbagai sumber yang disediakan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Yuniati (2011: 94) yang menyatakan bahwa peningkatkan perhatian
siswa pada materi pembelajaran. Ilmu sains merupakan ilmu alam
yang salah satunya ilmu fisika. Fisika selalu berkaitan dengan
fenomena-fenomena yang terjadi di alam sekitar. Pembelajaran fisika
selalu berkaitan dengan praktikum yang berkaitan dengan fenomena
tersebut. Salah satu materi yang banyak dilakukan praktikum yaitu
Usaha dan Energi. Praktikum merupakan kegiatan untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih banyak dengan melakukan pengalaman
langsung oleh siswa. Kegiatan praktikum tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan sarana komputer atau pun handphone.
Metode Metode penelitian pengembangan ini yaitu research and development
atau penelitian dan pengembangan. Penelitian pengembangan yang 66
dilakukan adalah pembuatan media pembelajaran m-Learning
berbasis android sebagai suplemen pembelajaran fisika pada materi
Usaha dan Energi. Produk pengembangan ini dilakukan uji coba pada
siswa kelas X IPA SMA Paramarta 1 Seputih Banyak. Penelitian
pengembangan ini mengacu pada prosedur penelitian pengembangan
menurut Suyanto dan Sartinem (2009), yang memiliki tahap-tahapan
penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan media
pembelajaran m-Learning.Tahapan pengembangan produk dan uji
produk yang dilakukan yaitu: 1) Analisis kebutuhan, 2) Identifikasi
sumber daya, 3) Identifikasi spesifikasi produk, 4) Pengembangan
produk, 5) Uji internal: uji kelayakan produk, 6) Uji eksternal: uji
kemanfaatan produk oleh pengguna, 7) Produksi. Uji internal terdiri
7
dari uji ahli desain dan uji ahli materi. Uji internal dilakukan dengan
menggunakan instrumen angket. Instrumen angket diisi oleh ahli
desain dan ahli materi yang berkompeten dibidangnya. Uji eksternal
terdiri dari uji satu lawan satu dan uji kelompok kecil. Data
kemenarikan, kemudahan dan kemanfaatan produk diperoleh dari
siswa sebagai pengguna melalui angket. Angket respons terhadap
penggunaan produk memiliki empat pilihan jawaban sesuai konten
pertanyaan, misalnya “sangat menarik”, “menarik”, “kurang
menarik”, dan “tidak menarik”.
Hasil dan Hasil utama penelitian ini adalah media pembelajaran m-Learning
Pembahasan berbasis android sebagai suplemen pembelajaran pada materi Usaha
dan Energi. Media pembelajaran tersebut digunakan sebagai
tambahan dalam pembelajaran konsep usaha dan energi.
Hasil Identifikasi
Hasil Identifikasi
Hasil Pengembangan
8
Produk Pengembangan produk yang dilakukan adalah pengembangan
media pembelajaran m-Learning berbasis android sebagai suplemen
pembelajaran fisika pada materi Usaha dan Energi.
Berdasarkan instrumen uji ahli materi yang diisi oleh ahli materi
dalam bentuk angket, diperoleh saran perbaikan, yaitu menambah
materi pada bagian usaha karena materinya masih terlalu minim,
memperbaiki kesalahan tulisan, dan mengganti gambar dari
kehidupan sehari-hari.
2) Hasil uji desain, uji materi, dan uji satu lawan satu terhadap produk
sehingga produk dinyatakan layak dan dapat digunakan sebagai
suplemen 73 pembelajaran fisika
9
3) Media pembelajaran m-Learning berbasis android sebagai
suplemen pembelajaran fisika memiliki kualitas kemenarikan baik
dengan skor 3,25, kualitas kemudahan sangat baik dengan rerata skor
3,28, kualitas kebermanfaatan sangat baik dengan rerata skor 3,32;
Daftar Pustaka Purnama, R. B., Sesunan, F., & Ertikanto, C. (2017). Pengembangan
media pembelajaran mobile learning berbasis android sebagai
suplemen pembelajaran fisika SMA pada materi usaha dan energi.
Jurnal Pembelajaran Fisika, 5(4).
10
KOMPONEN HASIL REVIEW
11
sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Dengan adanya
kompetensi inti, peserta didik dituntut untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritisnya sehingga tercapai kompetensi lulusan
pada jenjang pendidikan.
Kemampuan berpikir kritis pada peserta didik sendiri dapat dilatih
dengan menggunakan media pembelajaran yang mampu menstimulus
peserta didik dalam beradu argumen atau sekedar menjawab
pertanyaan . Media yang dirasa mampu membantu peserta didik dan
guru dalam proses pembelajaran fisika adalah media pembelajaran
berbasis mobile learning.
Metode Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah media
pembelajaran berbasis mobile learning untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik. Jenis penelitian yang
digunakan adalah pengembangan mengunakan model ADDIE.
Subyek uji coba dalam penelitian ini adalah peserta didik SMA Negeri
5 Purworejo kelas X MIPA 2 semester genap tahun ajaran 2017/2018
yang berjumlah 29 peserta didik. Pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini menggunakan lembar validasi, metode tes,
metode observasi, dan metode angket. Lembar validasi digunakan
untuk melihat seberapa layak media yang dikembangkan dapat
digunakan dalam proses pembelajaran. Metode tes digunakan untuk
memperoleh gambaran awal kemampuan berpikir kritis peserta didik
dan gambaran akhir kemampuan berpikir kritis setelah menggunakan
media yang dikembangkan. Metode observasi digunakan untuk
mengetahui keterlaksanaan pembelajaran di kelas menggunakan
media yang telah dikembangkan. Metode angket dilakukan untuk
mengetahui respon peserta didik terhadap media pembelajaran yang
dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
peserta didik, dimana efektifitas dapat dilihat dari keterlakasanaan
pembelajaran dan respon peserta didik. Teknik analisis data untuk
kelayakan lembar validasi media pembelajaran berbasis mobile
learning dan soal tes hasil belajar dilakukan dengan menghitung data
validasi
12
Hasil dan Hasil Kelayakan Media pembelajaran
Pembahasan Produk yang dikembangkan yaitu media pembelajaran berbasis
mobile learning pada perangkat android dengan App Inventor sebagai
bantuan untuk pembuatannya pada pokok bahasan momentum dan
impuls yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran dikelas.
Tahap penerapan hasil nilai pre-test reratanya 28,28 dan nilai post-test
menunjukkan rerata 72,07 memperoleh kriteria gain 0,61 dengan
kriteria sedang karena nilai gain termasuk dalam kriteria normalized
gain 0,3 ≥ g > 0,7
13
5. Terdapat beberapa teori-teori atau konsep yang
mengembangkan serta menambah wawasan dalam
pembentukan karakter.
6. Abstraknya sudah mencakup secara keseluruhan materi
ataupun topik-topik penting.Dengan kata lain tanpa pembaca
memabaca isi secara keseluruhan jurnal dalam abstrak dapat
kita lihat hal-hal yang penting dari jurnal tersebut
Kelemahan:
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Untuk para pendidik dan calon pendidik sangat diharapkan mampu menerapkan model
pembelajaran berbasis Mobile Learning Berbasis Android karena untuk menghasilkan media
pembelajaran mobile learning berbasis android sebagai suplemen pembelajaran fisika yang
tervalidasi dan mendeskripsikan kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan, serta
keefektifannya.
Dan penulis berharap agar pembaca memanfaatkan CJR ini bukan hanya sebagai
Refrensi ataupun pedoman,Namun untuk ditindaklanjuti serta adanya kritikan dan saran yang
membangun.
15
DAFTAR PUSTAKA
16