NIM : 4182121011
PENDIDIKAN FISIKA
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini.
Adapun yang menjadi judul tugas saya adalah “Mini Riset”. Tujuan saya menulis
makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing saya “Bapak Sabani,
S.Pd., M.Pd.”dalam mata kuliah “PengukurandanAssesmentPembelajaranFisika” dan
diharapkan pembaca dapat memahami dan mengerti tentang teknik samping serta dapat
memahami faktor dan hal-hal yang berhubungan dengan buku ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa didalam Mini Riset ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu saya berharap adanya saran dan usulan demi
perbaikan Mini Riset yang telah saya buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
FRANSISKUS MANDALAHI
4182121011
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar.....................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Permasalahan.................................................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1Kajian teori.....................................................................................................................2
2.2Hipotesis.........................................................................................................................4
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian..........................................................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian..............................................................................................................6
4.2 Pembahasan...................................................................................................................10
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................12
5.2 Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
KAJIAN TEORI
BERPIKIR KREATIF
Berpikir kreatif oleh Munandar (Ibrahim, 2011: 126) disebut juga berpikir divergen,
yaitu berpikir untuk memberikan macam-macam kemungkinan jawaban benar ataupun cara
terhadap suatu masalah berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada
keragaman jumlah dan kesesuaian. Guilford dalam Ibrahim (2011: 126) menyatakan ada lima
ciri kemampuan berpikir kreatif, yaitu kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian
(originality), penguraian (elaboration), dan perumusan kembali (redefinition).
2
mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi seseorang, maka diperlukan suatu penilaian.
Untuk melaksanakan penilaian, guru memerlukan instrumen penilaian dalam bentuk soal-
soal, baik untuk menguji aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Instrumen
penilaian yang digunakan guru untuk menguji hasil belajar peserta didik pada aspek
pengetahuan biasanya diambil dari berbagai buku atau kumpulan soal-soal ujian. Soal dapat
berupa uraian, pilihan ganda, isian singkat dan lainlain.
Bentuk tes atau soal yang digunakan dalam tes sumatif ini biasanya berupa tes tertulis,
yaitu soal bentuk objektif (objective test). Soal objektif adalah soal atau tes di mana informasi
atau jawaban yang dibutuhkan untuk menjawab soal telah tersedia. Soal bentuk objektif
terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah tes pilihan ganda. Pilihan ganda adalah salah
satu soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa jawaban yang telah disediakan.
Kelebihan dari soal pilihan ganda yaitu mempunyai cakupan materi yang lebih luas pada soal
yang akan diujikan, mempunyai tingkat validitas dan reliabilitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan soal uraian atau essay, pada bagian pengerjaannya pun cenderung lebih
mudah, guru dapat mengukur berbagai ranah kognitif, untuk penilaian dapat lebih mudah dan
cepat serta bersifat objektif. Selain dari kelebihan, terdapat juga beberapa kelemahan dari soal
pilihan ganda. Kelemahan dari soal pilihan ganda yaitu cara membuat soal pilihan ganda ini
memerlukan waktu yang banyak, jawaban siswa belum tentu menunjukkan hasil yang
sebenarnya karena peluang siswa dalam menebak jawaban masih cukup besar, sulit untuk
mengukur kemampuan berpikir siswa, dan mempunyai kesulitan dalam menentukan jawaban
yang logis serta homogen.
Azwar (2009: 5) memaparkan bahwa validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas
yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya sesuai dengan
maksuddilakukannya pengukuran tersebut. (2) Reliabilitas. Masidjo (1995: 208) memaparkan
bahwa reliabilitas adalah taraf kemampuan tes dalam menunjukkan konsistensi hasil
pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. (3) Daya
Pembeda. Masidjo (1995: 196) menyatakan bahwa daya pembeda adalah taraf jumlah
jawaban benar siswa yang tergolong kelompok (pandai = upper group) berbeda dari siswa
yang tergolong kelompok bawah (kurang pandai = lower group) untuk suatu item. (4)
Tingkat kesukaran. Sulistyorini (2009: 176) menjelaskan bahwa tingkat kesulitan merupakan
kemampuan siswa untuk menjawab soal dengan kriteria soal mudah, sedang, dan sukar.
Widoyoko (2014: 165) mengungkapkan bahwa tingkat kesukaran yang baik pada suatu tes
adalah 25% mudah, 50% sedang, dan 25% sukar. (5) Analisis Pengecoh. Purwanto (2009: 75)
memaparkan bahwa pengecoh (distractor) adalah pilihan yang bukan merupakan kunci
jawaban.Arikunto (2012: 234) memaparkan bahwa pengecoh dapat berfungsi dengan baik
apabila pengecoh tersebut mempunyai daya tarik bagi peserta tes yang kurang memahami
materi.
2.2 Hipotesis
3
Ennis (dalam Devi, 2011) menyatakan bahwa “indikator tersebut antara lain
memfokuskan pada pertanyaan, menganalisis argumen, mempertimbangkan yang dapat
dipercaya, mempetimbangkan laporan observasi, membandingkan kesimpulan, menentukan
kesimpulan, mempertimbangkan kemampuan induksi, menilai, mendefinisikan konsep,
mendefinisikan asumsi, dan mendeskripsikan”.
4
BAB III
METODE PENELITIAN
5
BAB IV
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menyajikan tentang instrumen tes hasil pengembangan, yaitu
karakteristik instrumen yang telah dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. Proses
pembelajaran dengan model Inkuiri Terbimbing akan melatih kemampuan berpikir tingkat
tinggi peserta didik peserta didik. Pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam
menemukan permasalahan dan menyusun hipotesis, langkah ini akan melatih peserta didik
dalam hal menganalisis, mengevaluasi dan berkreasi untuk merumuskan masalah.
Menentukan teknik observasi, melakukan observasi, menyimpulkan hasil observasi dan
melaporkan, juga mengembangkan daya nalar peserta didik untuk menganalisis data,
mengevaluasi dan menyimpulkan hasil eksperimennya.
SOAL HOT
1. 1 1 1 1 3+2+1 6
= + + = = =1
Rp 2 3 6 6 6
1
=1 , Rp=1 Ω
Rp
Kuat Arus total (i) :
v 12
I = = =12 A
Berdasarkan gambar di atas, jika besar R 1
tegangan listrik adalah 12 V, maka urutan nilai Perbandingan Kuat arus:
kuat arus yang tepat dari kecil ke besar adalah I ₁ : I ₂ : I ₃= 1 : 1 : 1 = 1 : 1 : 1
R₁ R₂ R₃ 2 3 6
I₁:I₂:I₃ = 3:2:1
3
I ₁= ( 12 )=6 A
2
2
I ₂= ( 12 )=4 A
6
1
I ₃= ( 12 )=2 A
6
Maka,urutan kuat arus yang tepat adalah
I3,I2 kemudian I1.
2. Dua buah baterai dengan ggl dan hambatan ε : Σε : 4+2Σε :4+2
dalam berbeda dihubungkan secara seri satu -2=3
sama lain. Selanjutnya keduanya dihubungkan ε 1 ε 2=Σε ∆ ε=4+ 2−2=4
secara seri pula dengan suatu hambatan luar
sehingga besar arus listrik dalam rangkaian
tersebut adalah 4 ampere. Kalau sekarang
polaritas salah satu baterai dibalik, maka besar
arus listrik dalam rangkaian berkurang menjadi
2 ampere. Dengan demikian besar
perbandingan ggl kedua baterai tadi adalah
6
3. Sebuah amperemeter mempunyai hambatan
dalam 0,9Ω dan batas ukur maksimum 100
mA. Agar amperemeter dapat digunakan untuk
mengukur arus 1 A maka pada amperemeter
perlu dipasang resistor ....
Soal HOTS
1. 8 buah muatan listrik 4 diantaranya
sebesar + 5 C dan 4 lainnya adalah − 5 C
tersusun hingga membentuk suatu kubus
yang memiliki sisi sepanjang r.
2. Tiga buah muatan membentuk segitiga Nilai masing-masing gaya harus dicari terlebih
sama sisi seperti gambar berikut. Jarak dahulu.
antar ketiga muatan masing-masing
adalah 10 cm.
Jika Q1 = + 1 C, Q2= Q3 = − 2 C dan k =
9 x 109 N m2 C− 2 maka besar resultan Angka 18 x 1011 N namakan saja X untuk
7
gaya Coulomb pada muatan Q1 ! mempermudah perhitungan selanjutnya.
3. Sebuah partikel bermassa m dan Jika ditinjau gaya-gaya yang bekerja pada partikel
bermuatan negatif diam melayang
maka ada gaya gravitasi/ gaya berat yang arahnya ke
diantara dua keping sejajar yang
berlawanan muatan. bawah. Karena partikel melayang yang berarti terjadi
keseimbangan gaya-gaya, maka pastilah arah gaya
listriknya ke atas untuk mengimbangi gaya berat.
Jika g adalah percepatan gravitasi bumi Muatan negatif berarti arah medan listrik E
dan Q adalah muatan partikel tentukan berlawanan dengan arah gaya listrik F sehingga arah
nilai kuat medan listrik E antara kedua
keping dan jenis muatan pada keping Q ! E adalah ke bawah dan keping P adalah positif (E
"keluar dari positif, masuk ke negatif"), keping Q
negatif.
Untuk mencari besar E :
F listrik = W
qE = mg
E = (mg)/q
8
X namakan Qz
4.2 Pembahasan
9
Kemudian setelah dianalisis kesesuaiannya dengan kriteria pengembangan soal HOT
(High Order Thinking) dan HOTS (High Order Thinking Skills), langkah selanjutnya yang
dilakukan adalah menilai tingkat kesesuaiannya. Dari keseluruhan butir soal yang sudah
dianalisis tadi dengan menggunakan pedoman analisis berbentuk kriteria pengembangan soal
HOT dan HOTS, dapat diketahui soal mana saja yang dinilai baik, cukup baik, kurang baik,
atau tidak baik. Berikut adalah tabel hasil analisis soal secara keseluruhan.
10
(analyze), C5 mengevaluasi (evaluate), dan C6 (create) untuk memperoleh prestasi yang lebih
tinggi.
Dari hasil analisis 10 butir soal, 5 butir soal HOT dan 5 Butir soal HOTS terdapat 3
soal yang masuk pada kriteria memfokuskan pada pertanyaan, yakni soal nomor 1 dan soal
nomor 5 dan soal nomor 6. Kemudian terdapat 1 soal yang masuk pada kriteria menganalisis
argumen, yakni soal nomor 8. Terdapat 1 soal yang masuk pada kriteria membandingkan
kesimpulan, yaitu pada soal nomor 2. Dari 10 butir soal, ditemukan 2 soal yang masuk pada
kriteria menentukan Menilai, yaitu pada soal nomor 4 dan nomor 9. Dari keseluruhan jumlah
soal, ditemukan 2 soal yang termasuk ke dalam kriteria mendefinisikan konsep, yakni pada
soal nomor 4, dan soal nomor 10.
Dari keseluruhan hasil analisis yang dilakukan terhadap 10 butir soal diperoleh 6
butir soal yang dinyatakan masuk pada kriteria penilaian baik, 4 butir soal yang dinyatakan
masuk pada kriteria penilaian cukup baik. Jumlah total dari hasil penilaian adalah sebesar 72,
dengan rata-rata nilai sebesar 7,2. Rata-rata nilai ini jika dilihat dari kriteria penilaian.
Analisis Validitas
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut benar-benar mengukur apa yang
dimaksudkan untuk diukur. Pengertian validitas ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu (1) bila
dalam penyususunan suatu tes, penyusun berusaha memilih soal-soal yang secara logis
diperkirakan mengukur apa yang mau diukur baik menurut pertimbangan sendiri maupun
setelah bertukar pikiran dengan orang-orang lain atua bahkan ahli-ahli di bidang pengetahuan
yang bersangkutan, (2) bila suatu tes dipergunakan, maka validitasnya bisa diukur dengan
memperbandingkan hasil-hasil pengukurannya dengan hasil pengukuranpengukuan lainnya.
(Joni, 1984: 35). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi biserial.
Korelasi biserial digunakan untuk menghitung validitas setiap item. (Arikunto, 1986: 70).
Analisis Reliabilitas
Reliabilitas adalah salah satu hal yang penting dalam menganalisis setiap bulir.
Reliabilitas setiap bulir suatu model tes adalah derajat tingkat kemantapan dan keterandalan
tes itu secara keseluruhan. Tes yang reliabel selalu memberikan hasil yang sama bila
dicobakan kepada kelompok yang sama dalam waktu yang berbeda. (Kartawidjaja, 1987:
125). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode belah dua atau split-half method.
Pembelahan dilakukan dengan cara membagi dua sama banyakbutir soal berdasar nomor soal
genap dan ganjil yang selanjutnya disebut belahan ganjil-genap.
HOTS atau HOT dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu membuat keputusan,
pemecahan masalah, berpikir kreatif, dan berpikir kritis. Dalam berpikir kritis terdapat
beberapa keterampilan yang dapat dikembangkan dan dapat digunakan sebagai acuan dalam
membuat soal yang mengujikan siswa pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu memfokuskan
pada pertanyaan, menganalisis argumen, membandingkan kesimpulan, menilai,
mendefinisikan konsep.
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap soal objektif tes, berupa soal HOT
pilihan ganda diperoleh 3 butir soal yang memenuhi kriteria pengembangan soal HOT (High
Order Thinking ) dan 2 butir soal yang kurang memenuhi kriteria HOT (High Order Thinking
). Dari ke 5 butir soal HOT yang memenuhi kriteria pengembangan soal (High Order
Thinking ) tersebut, terdapat 3 butir soal yang termasuk pada kriteria penilaian baik, dua butir
soal yang termasuk pada kriteria penilaian cukup baik,Dan analisis pada soal HOTS dalam
bentuk Essay diperoleh 3 butir soal juga yang memenuhi kriteria HOTS, dan 2 butir soal yang
kurang memenuhi kriteria HOTS. Secara keseluruhan setelah dilakukan analisis dengan
menggunakan pedoman analisis soal berbentuk kriteria pengembangan HOT (High Order
Thinking ) dan menentukan kriteria penilaian terhadap masing-masing soal, maka diperoleh
jumlah nilai sebesar 72. Setelah dihitung rata-rata nilainya, diperoleh rata-rata nilai sebesar
7,2.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjuk bahwa perlu adanya
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan HOTS peserta didik. Selain itu peneliti
selanjutnya diharapkan dapat
12
Daftar Pustaka
13