OLEH:
YUSRIANA SOEJANA
210016301013
Dosen Pengampu :
Alhamdulillah segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas tentang Desain
Pembelajaran Kimia.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Hj. Army Auliah, M.Si. selaku dosen
pengampu mata kuliah Desain Pembelajaran Kimia yang telah memberikan arahan
mengenai tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari, tugas
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penulis nantikan demi kesempurnaan tugas ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi pada abad 21 memberikan dampak yang sangat besar pada
kehidupan manusia, salah satunya pada bidang pendidikan. Pendidikan pada abad 21 ini
merupakan Pendidikan yang mengintegrasikan antara kecakapan pengetahuan, keterampilan,
sikap serta penguasaan terhadap penggunaan teknologi. Kecakapan tersebut dapat
dikembangkan melalui berbagai proses pembelajaran berbasis aktivitas yang sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan materi pembelajaran. Tuntutan ini tidak hanya ditujukan kepada
peserta didik, tetapi juga ditekankan kepada para pendidik.
Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan telah banyak menghasilkan inovasi-
inovasi baru untuk menunjang proses pembelajaran. Seperti jenis model pembelajaran yang
beragam, serta pengunaan berbagai jenis media pembelajaran yang mengikuti perkembangan
teknologi saat ini. Seorang pendidik harus mampu melaksanakan pembelajaran yang
disesuaikan dengan kemampuan peserta didik dalam menerima pelajaran. Salah satu masalah
yang umum dihadapi oleh seorang pendidik dalam pembelajaran yaitu peserta didik kurang
berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran, serta kurangnya motivasi dan perhatian
terhadap pelajaran. Pendidik dapat mengatasi masalah tersebut dengan mendesain suatu
proses pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik yang akan dihadapi.
Menurut Sagala (2005), desain pembelajaran adalah pengembangan pengajaran secara
sistematik yang menerapkan secara khusus teori-teori pembelajaran unuk menjamin kualitas
pembelajaran. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan
pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang berlaku dalam
kurikulum yang digunakan. Tetapi tetap mempertimbangakan penggunaan teknologi
informasi sesuai yang perkembangan abad 21 ini. Perkembangan teknologi abad 21 sangat
berperan penting dalam merancang desain pembelajaran, karena peserta didik yang akan
dihadapi saat ini merupakan generasi era digital. Peserta didik pada zaman ini lebih tertarik
terhadap perkembangan teknologi. Selain itu proses pembelajaran saat ini juga dikembangkan
agar berpusat pada siswa atau student center yang melibatkan keaktifan siswa dan
mengarahkan siswa untuk menggali potensi yang ada dalam dirinya. Sehingga dengan
pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran, dapat meningkatkan perhatian peserta
didik.
1
Desain pembelajaran yang memadukan Pendidikan abad 21 dengan perkembangan
teknologi saat ini, dirancang dengan mengacu pada desain pembelajaran model ADDIE.
Menurut Pribadi (2009), terdapat salah satu model desain pembelajaran yang sifatnya lebih
umum yaitu model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). Model desain
ADDIE merupakan pedoman dalam merancang sebuah prosedur umum berdasarkan desain
instruksional. Dalam desain pembelajaran yang dirancang melibatkan beberapa komponen-
komponen penting yang dapat mendukung berlangsungnya sebuah proses pembelajaran. Oleh
karena itu, penulis mendesain sebuah proses pembelajaran yang berdasarkan desain
pembelajaran model ADDIE.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana mendesain pembelajaran kimia yang dirancang berdasarkan model ADDIE ?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
5. Evaluation
Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluation
formatif dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka (mingguan) sedangkan evaluasi sumatif
dilakukan setelah kegiatan berakhir secara keseluruhan (semester). Evaluasi sumatif
mengukur kompetensi akhir dari mata pelajaran atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Hasil evaluasi digunakan untuk memberi umpan balik kepada pihak pengguna model/metode.
Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh
model/metode baru tersebut.
Setelah melakukan analisis kinerja dan analisis kebutuhan, penulis juga perlu
menganalisis kelayakan dari rancangan desain pembelajaran yang akan dikembangkan.
5
a. Desain pembelajaran yang dirancang harus mampu mengatasi masalah-masalah
pembelajaran yang dihadapi pendidik. apakah model/metode baru mampu mengatasi
masalah pembelajaran yang dihadapi
b. Model dan metode pembelajaran yang diterapkan dapat dilaksanakan dengan baik
oleh pendidik.
c. Media pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan fasilitas yang ada di
lingkungan sekolah.
2. Design
Tahap ini merupakan proses sistematik yang dimulai dari menetapkan rancangan
desain yang akan dibuat, rancangan ini masih bersifat konseptual dan akan mendasari proses
pengembangan berikutnya (Sari, 2017).
a. Menentukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik selama proses
pembelajaran.
b. Menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
c. Selama proses pembelajaran peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok kecil secara
heterogen. Setiap peserta didik dalam kelompok dituntut untuk bekerja sama dalam
menyelesaikan suatu masalah yang telah diberikan.
d. Peserta didik dalam kelompok belajar harus berpartisipasi aktif selama proses
pembelajaran, agar dapat meningkatkan kemampuan bekerja sama. Dengan melakukan
diskusi kelompok kecil, peserta didik dapat meningkatkan interaksi sosialnya dengan
peserta didik lain.
e. Membuat media pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dalam menyelesaikan
masalah yang telah diberikan
f. Pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi pada peserta didik untuk mengukur
kemampuan peserta didik terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari, serta untuk
mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang ditentukan sebelumnya telah tercapai oleh
peserta didik. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa tes tertulis, ataupun tes lainnya.
3. Development
Pada tahap ini merupakan kegiatan realisasi rancangan produk. Dalam tahap
pengembangan, kerangka yang telah dibuat pada tahap desain yang masih konseptual
direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan.
Berdasarkan kerangka desain pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya,
pengembangannya berupa:
6
a. Model Pembelajaran
Berdasarkan masalah-masalah yang dihadapi pendidik dalam proses pembelajaran,
pendidik dapat menerapkan model pembelajaran Discovery Learning. Model pembelajaran
Discovery Learning mendorong pesera didik untuk belajar sendiri melalui partisipasi aktif
dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, sedangkan pendidik mendorong peserta didik
untuk mempunyai pengalaman dan melakukan pengamatan dengan meningkatkan
kemampuan mereka menemukan pengetahuan sendiri (Mulyasa, 2016).
b. Metode Pembelajaran
Pembelajaran secara mandiri juga harus diimbangi dengan pemberian metode
pembelajaran yang mendukung, yaitu metode Scaffolding. Penerapan Scaffolding merupakan
suatu bentuk proses pemberian kerangka belajar dari pendidik kepada peserta didik
yang dapat mendorong peserta didik untuk mengembangkan inisiatif, motivasi dan sumber
daya mereka (Kurniasih, 2012).
c. Media Pembelajaran
Media memiliki pengaruh penting dalam proses pembelajaran sebagai penyalur pesan
agar efektif dan efisien, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai (Ristanto, 2014). Salah
satu jenis media yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran adalah modul
pembelajaran. Modul pembelajaran yang akan digunakan dalam desain pembelajaran ini
berupa e-modul atau modul dalam bentuk elektronik berbasis flipbook. E-modul memiliki
banyak kelebihan dibandingkan dengan modul cetak.
E-modul adalah bagian dari electronic based e-learning yang pembelajarannya
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, terutama perangkat berupa elektronik. E-
modul ini berbasis flipbook ini tersedia dalam bentuk software, dengan perkembangan
teknologi saat ini, maka peserta didik dapat dengan mudah mengaksesnya dimanapun mereka
berada.
d. Evaluasi Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui sampai dimana
pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari. Pemberian evaluasi untuk
kemampuan koginitif berupa soal essay. Sedangkan untuk penilaian afektif dan psikomotorik
menggunakan lembar observasi yang dibuat oleh pendidik.
4. Implementation
Pada tahap implementasi ini merupakan tahapan untuk mengimplementasikan desain
pembelajaran yang telah dirancang pada situasi yang nyata dikelas. Selama implementasi,
7
desain pembelajaran yang telah dirancang diterapkan pada kondisi yang sebenarnya. Seteleh
diterapkan dalam bentuk kegiatan pembelajaran kemudian dilakukan evalusi awal untuk
memberikan umpan balik pada penerapan desain pembelajaran berikutnya.
5. Evaluation
Tahap evaluasi merupakan tehap terakhir dari model ADDIE. Evaluasi adalah sebuah
proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap desain pembelajaran yang telah
dirancang. Evalusi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evalusi formatif dan evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka (mingguan) sedangkan evalusi
sumatif dilakukan setelah kegiata berakhir secara keseluruhan (semester). Hasil evalusi
digunakan untuk memberikan umpan balik terhadap rancangan desain pembelajaran.
Kemudian revisi dibuat sesuai dengan hasil evalusi atau kebutuhan yang belum dapat
dipenuhi oleh tujuan rancangan desain pembelajaran. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui
beberapa hal, yaitu:
a. Partisipasi peserta didik selama proses pembelajaran secara keseluruhan.
b. Motivasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran
c. Peningkatan kemampuan peserta didik merupakan dampak dari proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
8
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan uraian tulisan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam menrancang
desain pembelajaran kimia dapat menggunakan desain model ADDIE. Model ADDIE dapat
membantu pendidik dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan masalah yang dihadapi
dalam proses pembelajaran.
9
DAFTAR PUSTAKA
Branch, Robert Maribe. 2009. Instructional Design: The ADDIE Approach. New York:
Springer.
Cahyadi, Rahmat Arofah. 2019. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ADDIE Model.
Halaqa: Islamic Education Journal. ISSN 2503-504.
Kurniasih, A.W. 2012. Scaffolding sebagai Alternatif Upaya Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematika. Jurnal Kreano, Vol.3, No.2, 118.
Mulyasa, E. Iskandar, D dan Aryani,W.D. 2016. Revolusi dan Inovasi Pembelajaran.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya offset.
Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Dian Rakyat.
Ristanto, R. D. 2014. Pengembangan Modul Elektronik Adobe Photoshop Untuk Kelas X
SMK. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Penerbit Alfabeta.
Sari, Bintari Kartika. 2017. Desain Pembelajaran Model ADDIE dan Implementasinya
dengan Teknik Jigsaw. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan. ISBN 978-602-
70216-2-4.
10