Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KIMIA ANALITIK I

“TITRASI KOMPLEKSOMETRI”

Dosen Pembina mata kuliah


Maryono, S.Si. Apt.,M.M.,M.Si.
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kimia Analitik I
DISUSUN OLEH :

Miftahul Rizky (1813040002)


Riya Rahayu Safitri (1813040004)
Nurul Muthmainna (1813040006)
Ainul Ahmadsyah Hanafi (1813040008)
Hikmawati (1813040010)
Andi Nurhidayah (1813040012)
Annisa Ikasyah Leying (1813040014)
Nursan Hasan (1813040016)
Khaerunnisa (1813040018)

KELAS PENDIDIKAN KIMIA B

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas


berkat limpahan Rahmat dan Izin-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Pengantar Pendidikan dengan judul “Memahami Landasan dan Asas-asas
Pendidikan serta Penerapannya”. Salam menyertai shalawat tak lupa kami
hantarkan kepada baginda Rasulullah SAW Sang Revolusioner sejati di tengah
zaman kebodohan yang membelenggu peradaban manusia di masa lalu dan
patutnya dijadikan teladan bagi kita semua khususnya dalam segi akhlak beliau
yang sungguh luar biasa.
Suatu kesyukuran bagi selaku penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
meskipun masih terdapat kekurangan di dalamnya, olehnya itu keberadaan
makalah ini bukan saja sebagai bahan bacaan semata melainkan dibutuhkan
masukan atau saran-saran yang bersifat konstruktif dari pembaca khususnya bapak
dosen demi kelengkapan isi daripada materi yang mana merupakan sebagai bahan
pembelajaran.
Tentunya keberadaan makalah ini tak lepas dari sumbangsi materil
maupun moril dari beberapa pihak. Segala daya dan upaya bahkan kerja keras
mereka sebagai kekuatan terbesar kami dalam makalah ini meskipun hambatan
seringkali datang menghadang.
Akhirnya penyusun mengucapkan Alhamdulillah rabbil a’lamin sebagai
penutup prakata kami. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, 20 September 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bagi orang awam, mendengar zat kimia saja, mereka sudah beranggapan
bahwa itu adalah zat yang berbahaya, tetapi tanpa di sadarinya, di dalam
kehidupan sehari-hari kita bergelut dengan zat-zat kimia apakah itu kebutuhan
sehari-hari seperti makanan, minuman, pernafasan, pakaian, obat-obatan, sabun,
pasta gigi bahkan proses dalam tubuh kita sendiri juga berupa proses kimia, jadi
dengan kata lain kita tidak bisa lari dari zat kimia. Kenyataannya memang zat
kimia itu ada yang berfaedah buat kehidupan kita manusia tetapi juga berbahaya
bagi kehidupan kita manusia pada khususnya dan makhluk hidup pada umumnya.
Kompleksometri adalah suatu cara untuk penetapan kadar zat – zat
(kation) yang dapat membentuk senyawa kompleks dengan suatu komplekson.
Prinsipnya adalah pembentukan senyawa kompleks antara ion logam dengan
EDTA. Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa
kompleks antara kation dengan zat pembentuk kompleks. Salah satu zat
pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri
adalah garam dinatrium etilendiamina tetraasetat (dinatrium EDTA).
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi–reaksi pembentukan
kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga
banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas
tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada salah satu
tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik melibatkan
pembentukan (formasi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit
terdisosiasi. Kompleks yang dimaksud di sini adalah kompleks yang dibentuk
melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau molekul netral.
Titrasi kompleksometri atau kelatometri yaitu titrasi berdasarkan
pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion). Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi–reaksi pembentukan
kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga
banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas
tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi.
Titrasi kompleksometri ini digunakan untuk penetapan kation bervalensi
banyak dalam air. Di dalam dunia farmasi, metode ini banyak digunakan dalam
penetapan kadar suatu senyawa obat yang mengandung ion logam, misalnya
penentuan kadar MgSO4 yang digunakan sebagai laksativum atau ZnO yang
digunakan sebagai antiseptic. Sehingga kadar logam-logam yang ada dalam suatu
produk farmasi sehingga tepat kadar (sesuai standar) dan tidak menjadi toksik
serta membahayakan konsumen.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah teori analisis kompleksometri ?
2. Apa yang dimaksud dengan ligan dalam analisis kompleksometri ?
3. Bagaimana pengaruh ph dalam analisis kompleksometri ?
4. Apa sajakah jenis titrasi dalam analisis kompleksometri ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui teori analisis kompleksometri.
2. Untuk memahami ligan dalam analisis kompleksometri.
3. Untuk mengetahui pengaruh ph dalam analisis kompleksometri. 
4. Untuk mengetahui jenis titrasi dalam analisis kompleksometri.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KOMPLEKSOMETRI
Kompleksometri adalah jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks, jadi membentuk hasil berupa kompleks. Kompleks-kompleks
yang akan dibahas dibentuk oleh reaksi suatu ion logam suatu kation, dengan
suatu anion atau molekul netral. Ion logam dalam kompleks itu disebut atom
pusat, dan gugus yang terikat pada atom pusat disebut ligan. Banyaknya ikatan
yang dibentuk oleh atom pusat disebut bilangan koordinasi logam itu.
Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi
pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang
terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian
adalah tingkat kelarutan tinggi.
Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana
reaksi antara bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu kompleks
senyawa. Kompleks senyawa ini dsebut kelat dan terjadi akibat titran dan titrat
yang saling mengkompleks. Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua
komonen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang
hendak diamati. Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komponen
yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati.
Dalam larutan dengan pH tertentu sebagaian besar kation atau logam dapat
bereaksi dengan KOMPLEKSON yang kemudian membentuk ion kompleks.
Contoh :
Ag+ → [Ag(CN)2]¯
Cu2+ → [Cu(NH₃)₄]²⁺
Jika diperhatikan contoh-contoh kompleks, terlihat bahwa suatu kompleks
selalu terjadi dari sebuah ion logam yang dinamakan ion negatif atau molekul.
Sedangkan yang dinamakan Ligand (dari kata latin ligare = mengikat) . Jumlah
ligand ini berbeda-beda dari dua sampai delapan. Jumlah ikatan dengan ligand itu
disebut bilangan koordinasi yang biasanya merupkan bilangan genap terutama
bernilai 4 atau 6. Ion logam univalen biasanya mempunyai bilangan koordinasi
dua.
Muatan sebuah kompleks dapat positif (+), negatif (-) atau nol (0). Muatan
tersebut merupakan jumlah muatan inti dan semua ligand yang diikatnya. Ligand
yang mempunyai satu atom donor pasangan elektron (missal I¯ dan CN¯)
monodentat atau unidentat, sedang Ligand yang mempunyai atom donor lebih dari
satu disebut poli- atau muktidentat, bidentat kalau punya dua donor, terdentat bila
3, kuadridentat, pentedentat, heksadentat, dst.

B. SENYAWA KOMPLEKS
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion
logam pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan
elektron bebasnya kepada ion logam pusat. Donasi pasangan elektron ligan
kepada ion logam pusat menghasilkan ikatan kovalen koordinasi sehingga
senyawa kompleks juga disebut senyawa koordinasi. Jadi semua senyawa
kompleks atau senyawa koordinasi adalah senyawa yang terjadi karena adanya
ikatan kovalen koordinasi antara logam transisi dengan satu atau lebih ligan.
Senyawa kompleks sangat berhubungan dengan asam dan basa lewis dimana asam
lewis adalah senyawa yang dapat bertindak sebagai penerima pasangan bebas
sedangkan basa lewis adalah senyawa yang bertindak sebagai penyumbang
pasangan elektron.
Senyawa kompleks dapat diuraikan menjadi ion kompleks. Ion kompleks
adalah kompleks yang bermuatan positif atau bermuatan negative yang terdiri atas
sebuah logam atom pusat dan jumlah ligan yang mengelilingi logam atom pusat.
Logam atom pusat memiliki bilangan oksida nol, positif sedangkanligan bisa
bermuatan netral atau anion pada umumnya. Beberapa contoh senyawa kompleks
yaitu : 
- [Co3+,(NH3)6]3+                     [Fe2+,(CN)6]4-
- [Ni0(CN)4]4-                           [Co+,(CO)4]3
Senyawa kompleks atau senyawa koordinasi telah berkembang pesat
karena senyawa ini memegang peranan penting dalam kehidupan manusia
terutama karena aplikasinya dalam berbagai bidang seperti dalam bidang
kesehatan, farmasi, industri dan lingkungan.
Senyawa kompleks dalam industri sangat dibutuhkan terutama dalam
katalis. Dalam industri petrokimia kebutuhan katalissemakin meningkat karena
setiap produk petrokimia diubah menjadi senyawa kimia lainnya selalu
dibutuhkan katalis, misalnya pada reaksi hidrogenasi, karbonilasi, hidroformilasi.
Kompleks logam transisi dapat mengkatalis berbagai reaksi kimia seperti
kompleks [PdCl2DFFM] yang telah lama dipakai sebagi katalis untuk oksidasi
stirena yaitu dalam pembentukan senyawa olefin.

C. LIGAN
Ligan (dari kata latin ligare = mengikat). Jumlah ligan ini berbeda-beda
dari dua sampai delapan. Jumlah ikatan dengan ligan itu disebut bilangan
koordinasi yang biasanya merupakan bilangan genap terutama bernilai 4 atau 6.
Ion logam univalen biasanya mempunyai bilangan koordinasi dua.
Muatan sebuah kompleks dapat positif (+), negatif (-) atau nol (0). Muatan
tersebut merupakan jumlah muatan inti dan semua ligan yang diikatnya. Ligan
yang mempunyai satu atom donor pasangan elektron (misal I¯ dan CN¯)
monodentat atau unidentat, sedang Ligan yang mempunyai atom donor lebih dari
satu disebut poli- atau muktidentat, bidentat kalau punya dua donor, terdentat bila
3, kuadridentat, pentedentat, heksadentat dan seterusnya. Bila mislanya ion
Zn²⁺ berkompleks dengan ligan etilendiamin (dua molekul ligan perion Zn karena
bilangan koordinasi Zn mencapai 4), maka terbentuk ikatan-ikatan yang
mempunyai bentuk cincin atau lingkaran (ring).
Lingkaran demikian lingkaran kelat (chelat ring) dari kata yunani chele
yang berarti cakar. Jenis Ligan :

1) Monodentat, Ligan yang terkoordinasi ke atom logam melalui satu atom saja
disebut ligan monodentat, misalnya F-, Cl-, H2O dan CO. Kebanyakan ligan adalah
anion atau molekul netral yang merupakan donor elektron. Beberapa ligan
monodentat yang umum adalah F-, Cl-, Br-, CN-, NH3, H2O, CH3OH, dan OH-.

2) Bidentat, yaitu Jika ligan tersebut terkoordinasi pada logam melalui dua atom
disebut ligan bidentat. Ligan ini terkenal diantara ligan polidentat. Ligan bidentat
yang netral termasuk diantaranya anion diamin, difosfin, dieter.

3) Polidentat, Ligan yang mengandung dua atau lebih atom, yang masing masing
serempak membentuk ikatan dua donor elektron kepada ion logam yang sama.
Ligan ini sering disebut ligan kelat karena ligan ini tampak nya mencengkeram
kation di antara dua atau lebih atom donor. Contohnya adalah bis-difenilfosfina-
etana(I).
Ligan dapat berupa sebuah molekul netral atau sebuah ion bermuatan,
dengan penggantian molekul-molekul air berturut-turut, sampai terbentuk
kompleks MLn. n adalah bilangan koordinasi dari ion logam, dan menyatakan
jumlah maksimum ligan monodentat yang dapat terikat padanya. Ligan dapat
dengan baik diklasifikasikan asat dasar banyaknya titik lekat kepada ion logam.
Begitulah, ligan-ligan sederhana seperti ion-ion halide atau molekul-molekul H 2O
atau NH3 adalah monodentat, yaitu ligan itu terikat pada ion logam hanya pada
satu titik oleh penyumbangan satu pasangan-pasangan electron menyendiri kepada
logam.
Bila molekul atau iom ligan itu mempunyai dua atom, yang masing-
masing mempunyai pasangan satu pasangan elektron menyendiri,maka molekul
itu mempunyai dua atom penyumbangan, dan memungkinkan untuk membentuk
dua ikatan koordinasi dengan ion logam yang sama, ligan seperti ini disebut ligan
bidentat.
Ligan multidentat mengandung lebih dari dua atom koordinasi per
molekul. Sebelum ini, telah kita anggap bahwa sepsis-spesisi yang kompleks itu
tidak mengandung lebih dari stu ion logam, tetapi pada kondisi-kondisi yang
sesuai, suatu kompleks binuklir, yaitu kompleks yang mengandung dua ion
logam, atau bahkan satu komplekpolinuklir yang mengandung lebih dari dua ion
logam, dapat terbentuk.
Aturan tata nama :

1.    Ion positif diikuti ion negatif.

Contoh: [Ag(NH3)2]Cl : diaminperak(I) klorida

2.    Nama ligan diikuti nama ion logam.

Contoh: [Cu(NH3)4]SO4, tetraamintembaga(II) sulfat

3.    Nama ligan diawali dengan prefixes yang menyatakan jumlahnya di (bis); tri
(tris); tetra (tetrakis); penta; heksa; dst. Contoh:
diklorobis(etilendiamin)kobal(III), [Co(en)Cl2] +

4.    Ligan dituliskan sesuai urutan alpabet

Contoh: [Co(NH3)4Cl2]+: tetraamindiklorokobal(III)

5.    Ligan dengan muatan negatif diberi akhiran-o, nama ligan netral tidak
berubah. Kecuali air, aqua. Contoh: kloro, bromo, sulfato, dll

[Pt(NH3)BrCl(CH3NH2)] : aminbromoklorometilaminplatina(II)

6.    Untuk ion kompleks dengan muatan negatif, nama logamnya diakhiri dengan-
ate. contoh: [Pt(NH3)4]2+: tetraaminplatina(II)  [PtCl4]2—:
tetrakloroplatinate(II)

7.    Awalancis-atautrans- dituliskan didepan nama kompleks yang

memiliki isomer geometri. contoh: [Pt(NH3)2Cl2] : cis-diamindikloroplatina

D. PENGARUH PH
pH sangatlah berpengaruh pada analisa komplexiometri. pH adalah ukuran
konsentrasi ion hidrogen dari larutan. Pengukuran pH (potensial Hidrogen) akan
mengungkapkan jika larutan bersifat asam atau alkali (atau basa). Jika larutan
tersebut memiliki jumlah molekul asam dan basa yang sama, pH dianggap netral.
Berikut keterangan tentang suasana pH dalam analisa komplexiometri :
1. Suasana terlalu asam
Proton yang dibebaskan pada reaksi yang terjadi dapat mempengaruhi pH,
dimana jika H+ yang dilepaskan terlalu tinggi, maka hal tersebut dapat terdisosiasi
sehingga kesetimbangan pembentukkan kompleks dapat bergeser ke kiri, karena
terganggu oleh suasana system titrasi yang terlalu asam. Pencegahan : sistem
titrasi perlu didapar untuk mempertahankan pH yang diinginkan.
2. Suasana terlalu basa
Bila pH system titrasi terlalu basa, maka kemungkinan akan terbentuk
endapan hidroksida dari logam yang bereaksi. Jika pH terlalu basa, maka reaksi
kesetimbangan akan bergeser ke kanan, sehingga pada suasana basa yang banyak
akan terbentuk endapan.
Berdasarkan selalu terbentuknya H+ pada pembentukan ion kompleks dan
melihat harga Pk maka pembentukan kompleks akan lebih baik dan lebih stabil
dalam larutan alkalis. Pada umumnya kompleks EDTA dengan kation valensi 2
stabil dalam larutan  yang sedikit asam atau alkalis. kompleks EDTA dengan
logam valensi 3 dan 4 stabil dalam larutan dengan pH =1-3. Logam – logam
bervalensi 2 misalnya Cu, Pb, atau Ni dapat stabil pada pH = 3 sehingga dapat
dititrasi secara selektif walaupun tercampur dengan logam – logam alkali tanah.
Co⁺⁺stabil dalam larutan HCl pekat.
Kesimpulan : pada titrasi kompleksometri diperlukan penambahan bufer pada
pH dimana kompleks itu stabil, dan perubahan warnanya jelas. Stabilitas dari
kompleks di tentukan oleh harga Ks = konstante stability.
Yang menyebabkan perubahan harga Ks :
a.    Kenaikan suhu, karena menyebabkan kenaikan ionisasi kompleks.
b.    Ion yang tidak memberi ion sejenis dengan kompleks.

E. TITRASI KOMPLEKSOMETRI
Macam-macam titrasi yang sering digunakan dalam kompleksometri,
antara lain:
1.    Titrasi langsung yaitu titrasi yang biasa digunakan untuk ion-ion
yang        tidak mengendappada pH titrasi, reaksi pembentukan
kompleksnya  berjalan cepat. Contoh : penentuannya ialahuntuk ion-ion Mg,
Ca, dan Fe.
2.    Titrasi kembali yaitu titrasi yang digunakan untuk ion-ion logam
yang    mengendap pada pH titrasi,reaksi pembentukan kompleksnya berjalan
lambat. Contoh : penentuannya ialah untukpenentuan ion Ni.

3.    Titrasi penggantian atau titrasi substitusi adalah titrasi yang ini digunakan
untuk ion-ion logam yang tidak bereaksi sempurna dengan indikator logam
yang membentuk kompleks EDTA yang lebih stabil daripada kompleks ion-
ion logam lainnya. Contoh : penentuannya ialah untuk ion-ion Ca dan Mg.
4.    Titrasi tidak langsung
Titrasi ini dilakukan dengan cara, yaitu :
a.    Titrasi kelebihan kation pengendap (misalnya penetapan ion sulfat, dan
fosfat).
b.    Titrasi kelebihan kation pembentuk senyawa kompleks. misalnya
penetapan ion sianida).
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi–reaksi
pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan
penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu
pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama
akan diterapkan pada titrasi.
2. Ligan (dari kata latin ligare = mengikat). Jumlah ikatan dengan ligan itu
disebut bilangan koordinasi yang biasanya merupakan bilangan genap terutama
bernilai 4 atau 6.
3. Pengaruh pH jika terlalu asam maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan
dan  menyebabkan terbentuknya senyawa kompleks, jika suasana terlalu basa
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri dan membentuk endapan.
4. Jenis titrasi kompleksometri antara lain titrasi langsung, titrasi tidak langsung,
titrasi kembali dan titrasi penggantian.
B. Saran
Disarankan agar pembaca tidak hanya mengambil informasi melalui
makalah ini saja, karna masih banyak informasi tentang Kompleksometri di
tempat yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press: Jakarta.

Khopkar, S. M. 1999. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.

Vogel, A.I. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik Edisi 4. EGC. Jakarta.

http:///D:/Chemical%20Engginering/Vadhielajam%20%20Contoh%20Makalah
%20Kompleksometri.html
file:///D:/Chemical%20Engginering/KOMPLEKSOMETRI%20_
%20Annisanfushie's%20Weblog.htm

Anda mungkin juga menyukai